Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP KONSELING DALAM ASUHAN KEBIDANAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan

Dosen Pengampu: Novianti, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Ravika Kurniati_F0G022045
2. Cuhada Pubel Sipa_F0G022047
3. Melia Rahman_F0G022048
4. Devi Anggraini_F0G022060
5. Lala Piana Pitaloka_F0G022062
6. Ines Sintiya_F0G022070

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS MATEAMTIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami dengan
baik. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Komunikasi dalam
Praktik Kebidanan” dengan bahan kajian “Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan”.
Tidak lupa kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kami sangat menerima kritik dan saran dari pembaca.

Bengkulu, 29 Maret 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Pengertian Konseling dalam Asuhan Kebidanan..............................................................5
B. Konseling dalam Asuhan Kebidanan Bayi/Balita.............................................................5
C. Konseling pada Remaja.....................................................................................................6
D. Konseling pada Calon Orang Tua.....................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat
dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan baik,
baik sesamA rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.Upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan
untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik dengan
klien.Karna melalui komunikasi yang efektif setra konseling yang berhasil,
kelangsungan dan berkesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan
perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai.

B. Rumusan Masalah
Apa saja yang akan dibahas pada makalah serta apa tujuan dari makalah tersebut?

C. Tujuan
Makalah ini akan membahas tentang Komunikasi dan Konseling Kebidanan, semoga
dapat memberikan sedikit gambaran dan tambahan pengetahuan bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling dalam Asuhan kebidanan


Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau
upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).

Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta,
harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi
saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat
konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu sesuai
dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga dapat
menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang.( SCA.C STEERING
COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara
yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara
konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat
berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/
sikap dalam ruang lingkup pelayanankebidanan”.
Tujuan Konseling Kebidanan
Tujuan konseling adalah :
1. Pemecahan masalah,meningkatkan efektifitas individu dalam pengambilan
keputusan secara tepat.
2. Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/ mengganggu.
3. Perubahan sikap dan tingkah laku.
Proses Konseling Kebidanan
Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu :
4. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal
pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :
1. Memberi salam pada awal setiap pertemuan.
2. Memperkenalkan diri
3. Menciptakan suasana nyaman dan aman.
4. Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER).
S : Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/
mengganggukkan kepala.

O : Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan


sikap terbuka dan tidak menilai).
L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).
E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata sesuia
dengan cara yang diterima budaya setempat).
R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).
5. Bersabar.

6. Tidak memotong pembicaraan klien

Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaanSetelah mendapatkan


dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor
membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah
(1) fisik, (2) emosional, (3) rasional, (4) praktikal, (5) interpesonal, (6) struktural.

7. Menindaklanjuti pertemuan : Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat


rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/ merujuk klien.
B. Konseling dalam Asuhan Kebidanan Bayi/Balita
Pengertian observasi dapat di rumuskan sebagai berikut: “Observasi ialah metode
atau cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”.
Cara atau metode tersebut dapat juga dikatakan dengan menggunakan teknik dan alat
alat khusus seprti blangko-blangko, checklist, atau daftar isian yang telah di persiapkan
sebelumnya. Dengan demikian, secara garis besar teknik observasi dapat di bagi
menjadi dua, yaitu:
a. Structured or controlled observation(observasi yang di rencanakan,terkontrol)
b. Unstructure or informal observation(observasi informasi atau tidak terencanakan
lebih dahulu).
Pada structured observation, biasanya pengamat menggunakan blangko- blangko
daftar isian yang tersusun.dan di dalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-
gejala apa saja yang perlu di perhatikan pada, yaitu waktu pengamatan itu di lakukan.
Adapun pada unstructured observasion, pada umumnya pengamat belum atau tidak
mengetahui sebelumnya apa yang sebenarnya harus di catat dalam pengamatan itu.
Hal yang perlu kita observasi adalah:
1. Tingkah Laku Verbal dan Non Verbal

a. Tingkah laku verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata- kata baik secara
lisan maupun tertulis. Bahasa verbal merupakan sarana untuk menyampaikan perasaan,
pikiran dan maksud tujuan. Menurut Larry.
b. Tingkah laku non verbal

Komunikasi non verbal adalah pesan yang di sampaikan dalam komunikasi di kemas
dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata.
2. Pengamatan dan penafsiran

Pengamatan objektif adalah berbagai tingkah laku yang biasa di lihat dan di dengar.
Sedangkan penafsiran atau interprestasi adalah kesan yang di berikan pada apa yang kita
lihat dan dengar. Tahap-tahap interprestasi meliputi:
 Refleksi perasaan: konselor tidak jauh dari apa yang di katakan klien
 Klarifikasi: menjelaskan apa yang tersirat dalam perkataan klien
 Refleksi: penilaian konselor terhadap apa yang di ungkapkan klien
 Konfrontasi: konselor membawa kepada perhatian dan perasaan klien tanpa
disadari
 Interprestasi: konselor memperkenalkan konsep-konsep hubungan yang berakar

C. Konseling dalam Asuhan Kebidanan pada Remaja


a. Definisi Konseling dalam Kebidanan\
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau
upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).

Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta,
harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi
8
saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat
konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu sesuai
dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga dapat
menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang.( SCA.C STEERING
COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara
yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara
konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat
berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/
sikap dalam ruang lingkup pelayanankebidanan”.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan
baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara
professional(sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan
masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.
Tujuan konseling diarahkan sebagai layanan yang membantu masalah yang
dihadapi klien.Oleh karna itu, bidan sebagai konselor harus berusaha mengambangkan
potensi yang ada agar dapat digunakan klien secara efektif, bidan juga harus memiliki
keterampilan-keterampilan dasar agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Bidan dalam melakukan keterampilan konseling harus PD karena seorang bidan
yang merasa cemas dan tampak di wajahnya ketika memberi konseling kepada klien
maka kliennya juga merasa tidak nyaman dan cemas pula, yang akan mempengaruhi
interaksi secara keseluruhan.
Bidan juga harus dapat di percaya oleh kliennya karena apabila seorang bidan
tidak dapat dipercaya klien akan merasa terancam akan hal-hal pribadi yang akan
diungkapkan kepada konselor, sehingga proses konseling tidak akan berjalan dengan
baik dan maksimal.

B. Saran
1. Diharapkan mahasiswa dapat menggali ilmu lebih dalam lagi dalam memahami
teori sehingga dapat diterapkan di lahan praktek.
2. Sebagai seorang bidan, seharusnya mampu membuat klien merasa nyaman, untuk
itu haruslah mempelajari lebih dalam keterampilan dasar konseling.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fitriasari.2009. Konseling (Komunikasi Interpersonal. akbidypsdmi.net. 29 Maret


2023. 05:08 PM.
Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya.
Uripni. 2003. KomunikasiKebidanan. Jakarta: EGC.
mustikanurse.blogspot.com/2023/03/komunikasi-dalam-pelayanan-
keperawatan_12.html. Maret 29, 2023. Komunikasi Dalam Pelayanan
Keperawatan II Oleh : Mustikasar
Wulandari diah.2009.Komunikasi dan konseling dalam praktik
kebidanan.Jogyakarta:Nuha medika
Febrina, 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling), dipost
29 Maret : 19.41 WIB.
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan,
Yogyakarta: Fitramaya.
Uripni, Sujianto, Indrawati, 2003. Komunikasi Kebidanan, Jakarta:
EGC. https://www.lusa.web.id/macam-macam-klien-dalam-asuhan-kebidanan/

11
12

Anda mungkin juga menyukai