1. Ravika Kurniati_F0G022045
2. Cuhada Pubel Sipa_F0G022047
3. Melia Rahman_F0G022048
4. Devi Anggraini_F0G022060
5. Lala Piana Pitaloka_F0G022062
6. Ines Sintiya_F0G022070
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok kami dengan
baik. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Komunikasi dalam
Praktik Kebidanan” dengan bahan kajian “Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan”.
Tidak lupa kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kami sangat menerima kritik dan saran dari pembaca.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Pengertian Konseling dalam Asuhan Kebidanan..............................................................5
B. Konseling dalam Asuhan Kebidanan Bayi/Balita.............................................................5
C. Konseling pada Remaja.....................................................................................................6
D. Konseling pada Calon Orang Tua.....................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat
dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan baik,
baik sesamA rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.Upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan
untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik dengan
klien.Karna melalui komunikasi yang efektif setra konseling yang berhasil,
kelangsungan dan berkesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan
perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai.
B. Rumusan Masalah
Apa saja yang akan dibahas pada makalah serta apa tujuan dari makalah tersebut?
C. Tujuan
Makalah ini akan membahas tentang Komunikasi dan Konseling Kebidanan, semoga
dapat memberikan sedikit gambaran dan tambahan pengetahuan bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta,
harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi
saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat
konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu sesuai
dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga dapat
menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang.( SCA.C STEERING
COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara
yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara
konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat
berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/
sikap dalam ruang lingkup pelayanankebidanan”.
Tujuan Konseling Kebidanan
Tujuan konseling adalah :
1. Pemecahan masalah,meningkatkan efektifitas individu dalam pengambilan
keputusan secara tepat.
2. Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/ mengganggu.
3. Perubahan sikap dan tingkah laku.
Proses Konseling Kebidanan
Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu :
4. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal
pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :
1. Memberi salam pada awal setiap pertemuan.
2. Memperkenalkan diri
3. Menciptakan suasana nyaman dan aman.
4. Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER).
S : Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/
mengganggukkan kepala.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata- kata baik secara
lisan maupun tertulis. Bahasa verbal merupakan sarana untuk menyampaikan perasaan,
pikiran dan maksud tujuan. Menurut Larry.
b. Tingkah laku non verbal
Komunikasi non verbal adalah pesan yang di sampaikan dalam komunikasi di kemas
dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata.
2. Pengamatan dan penafsiran
Pengamatan objektif adalah berbagai tingkah laku yang biasa di lihat dan di dengar.
Sedangkan penafsiran atau interprestasi adalah kesan yang di berikan pada apa yang kita
lihat dan dengar. Tahap-tahap interprestasi meliputi:
Refleksi perasaan: konselor tidak jauh dari apa yang di katakan klien
Klarifikasi: menjelaskan apa yang tersirat dalam perkataan klien
Refleksi: penilaian konselor terhadap apa yang di ungkapkan klien
Konfrontasi: konselor membawa kepada perhatian dan perasaan klien tanpa
disadari
Interprestasi: konselor memperkenalkan konsep-konsep hubungan yang berakar
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta,
harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi
8
saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat
konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu sesuai
dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga dapat
menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang.( SCA.C STEERING
COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara
yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara
konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat
berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/
sikap dalam ruang lingkup pelayanankebidanan”.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan
baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara
professional(sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan
masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.
Tujuan konseling diarahkan sebagai layanan yang membantu masalah yang
dihadapi klien.Oleh karna itu, bidan sebagai konselor harus berusaha mengambangkan
potensi yang ada agar dapat digunakan klien secara efektif, bidan juga harus memiliki
keterampilan-keterampilan dasar agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Bidan dalam melakukan keterampilan konseling harus PD karena seorang bidan
yang merasa cemas dan tampak di wajahnya ketika memberi konseling kepada klien
maka kliennya juga merasa tidak nyaman dan cemas pula, yang akan mempengaruhi
interaksi secara keseluruhan.
Bidan juga harus dapat di percaya oleh kliennya karena apabila seorang bidan
tidak dapat dipercaya klien akan merasa terancam akan hal-hal pribadi yang akan
diungkapkan kepada konselor, sehingga proses konseling tidak akan berjalan dengan
baik dan maksimal.
B. Saran
1. Diharapkan mahasiswa dapat menggali ilmu lebih dalam lagi dalam memahami
teori sehingga dapat diterapkan di lahan praktek.
2. Sebagai seorang bidan, seharusnya mampu membuat klien merasa nyaman, untuk
itu haruslah mempelajari lebih dalam keterampilan dasar konseling.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12