Anda di halaman 1dari 26

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KELUARGA BERENCANA DAN PELAYANAN KONTRASEPSI


Disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan
Pada Stase 8 Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes Medistra Indonesia

Disusun Oleh
Anggi Sri Budiarti 2115. 6051.1004
Chusni Supritiningsih 2115. 6051.1005
Dyah Puspita 2115. 6051.1008
Karlina Yunani 2115. 6051.1016
Kristina Klara Pradila 2115. 6051.1018
Shifa Rahmania 2115. 6051.1026
Siti Ayu Gustina 2115. 6051.1031
Sri Nurhidayati 2115. 6051.1032
Vivi Violita Imansari 2115. 6051.1036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES MEDISTRA INDONESIA
TA. 2021/2022
HALAMAN PERSETUJUAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KELUARGA BERENCANA DAN PELAYANAN KONTRASEPSI
Disusun Oleh
Anggi Sri Budiarti 2115. 6051.1004
Chusni Supritiningsih 2115. 6051.1005
Dyah Puspita 2115. 6051.1008
Karlina Yunani 2115. 6051.1016
Kristina Klara Pradila 2115. 6051.1018
Shifa Rahmania 2115. 6051.1026
Siti Ayu Gustina 2115. 6051.1031
Sri Nurhidayati 2115. 6051.1032
Vivi Violita Imansari 2115. 6051.1036

Disetujui untuk diseminarkan pada tanggal : Maret 2022

Dosen pembimbing klinik

Tangggal. : 28 Maret 2022 (Dr Lenny Irmawaty SST M,Kes)


NIDN.

Preseptor Klinik

Tanggal. : 28 Maret 2022 (Dr Lenny Irmawaty SST M,Kes)


NIDN.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbinganNya kami dapat menyelesaikan satuan acara penyuluhan. Satuan acara penyuluhan

ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Stase 8 pada

Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia. Selama

Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk

itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan

terima kasih kepada:

1. Usman Ompusunggu, SE selaku Pembina Yayasan Medistra Indonesia

2. Saver Mangandar Ompusunggu, SE., selaku Ketua Yayasan Medistra Indonesia

3. Linda K Telaumbanua, S, SST., M.Keb selaku Ketua STIKes Medistra Indonesia

4. Vermona marbum, MKM. Sealaku BPH STIKes Medistra Indonesia

5. Dr. Lenny Irmawaty SST., M.Kes selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKes

Medistra Indonesia.

6. Farida Banjarnahor, SH selaku Wakil ketua II Bidang Administrasi dan Kepegawaian

STIKes Medistra Indonesia.

7. Hainun Nisa, SST., M.Kes selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIKes

Medistra Indonesia.

8. Puri Kresna Wati, SST., M.KM selaku Kaprodi Program Studi (S1) dan Pedidikan

Profesi Bidan

9. Farida Simanjuntak, SST., M.Kes selaku sekertaris Program Studi (S1) dan Pedidikan

Profesi Bidan

10. Friska Junita SST., M.KM selaku dosn pembimbing Klinik Stase 7.

11. Dosen dan staff STIKes Medistra Indonesia


12. Serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan laporan ini.

Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat.

Atas segala bantuannya, penulis hanya bisa memohon semoga bantuan yang telah

diberikan dicatat oleh Allah SWT sebagai amal baik dan dibalas dengan pahala

yang setimpal. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan yang

dimiliki sehingga satuan acara penyuluhan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan membantu dalam penyempurnaan

Laporan ini. Akhir kata semoga SAP ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,

tenaga kesehatan pada umumnya dan tenaga kebidanan khususnya.

Aamiin ya Robal alamiin.

Karawang, Maret 2022

Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA DAN PELAYANAN KONTRASEPSI

Pokok Bahasan : Konseling Efek Samping macam-macam alat Kontrasepsi


Sasaran : Pasangan Usia Subur
Hari/Tanggal : Kamis, 31 Maret 2022
Waktu : 14.00 sd 16.00
Tempat : ZOOM

I. Tujuan Penyuluhan
1. Secara Umum
Konseling Efek Samping macam-macam alat Kontrasepsi yang dapat digunakan pasangan
usia subur serta cara penangananya
2. Secara Khusus
a. Ibu mengetahui pengertian konseling
b. Ibu mengetahui pengertian kontrasepsi
c. Ibu mengetahui macam-macam alat kontrasepsi
d. Ibu mengetahui efeksamping alat kontrasepsi
e. Ibu mengetahui penanganan efeksamping alat kontrasepsi

II. Metode Penyuluhan


1. Penyuluhan , konseling
2. Diskusi/Tanya Jawab

III. Media Penyuluhan


1. Power Point
2. Reaflet
IV. Materi
Terlampir
V. EVALUASI
Prosedur : Lisan

Pretest dan posttest : terlampir

VI. LAMPIRAN

1. Materi penyuluhan
2. Pretest dan posttest
3. Power point
4. Kegiatan penyuluhan
5. Leaflet
Lampiran Materi

KONSELING EFEK SAMPING MACAM-MACAM ALAT KONTRASEPSI

A. Konseling
merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara
sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan
pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat
ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi
masalah tersebut.
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta,
harapan, kebutuhan, dan perasaan-perasaan klien. Proses melalui satu orang membantu
orang lain dengan komunikasi dalam kondisi saling pengertian bertujuan untuk
membangun hubungan. Orang yang mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran
dan perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru,
mamandang kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu
cemas dan tegang Jadi, konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam
bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam, dan
usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan
konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun
perubahan tingkah laku/sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan
Tujuan konseling Meningkatkan penerimaan Informasi Informasi yang benar,
diskusi bebas dengan cara mendengarkan, berbicara dan komunikasi nonverbal
meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien Menjamin pilihan yang
cocok Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan
kesehatan dan kondisi klien, Menjamin penggunaan yg efektif Konseling efektif
diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar dan
mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut, Menjamin kelangsungan yang
lebih lama Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara
tersebut, mengetahui cara kerjanya, dan mengatasi efek sampingnya. (Priyanti &
Syalfina, 2017)

B. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan, Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma
tersebut

C. Cara Kerja Kontrasepsi


Umumnya alat kontrasepsi mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Mengusahakan agar tidak terjadi evolusi
Menekan Ovulasi Kandungan hormon dalam kontrasepsi hormonal akan
menggantikan produksi normal estrogen progesterone oleh ovarium dengan menekan
hormon ovarium selama siklus haid yang normal sehingga juga menekan releasing
faktor di otak dan FSH dan LH di hipofisis anterior. Dengan tekanan produksi FSH
dan LH ini maka tidak akan terjadi pematangan sel telur dalam ovarium atau tidak
ada ovulasi. Maka apbila tidak ada telur yang masak hamper dipastikan tidak akan
terjadi konsepsi atau pertemuan sel telur dengan sperma, bila tidak terjadi konsepsi
maka dipastikan tidak akan tejadi kehamilan.
2. Melumpuhkan sperma
Di dalam tuba fallopi terjadi pengurangan kontraktilitas atau motilitas lapisan otot
tuba dan perlambatan transportasi ovum. Apabila selama menggunakan kontrasepsi
hormonal tetapi tetap tejadi ovulasi maka ovum tersebut akan mengalami gangguan
pada waktu melewati tuba fallopi untuk dapat bertemu dengan sel sperma, sehingga
tidak terjadi konsepsi yang pada akhirnya tidak terjadi kehamilan. Hal ini bias terjadi
kemungkinan disebabkan oleh semakin lama sperma untuk dapat melalui tuba
fallopi, maka akan semakin lemah sperma tersebut dan tidak mampu melakukan
konsepsi. Karena untuk dapat terjadi konsepsi dibutuhkan motilitas dan sperma yang
kuat untuk menembus ovum. Maka apabila sperma sudah lemah, kekuatannya untuk
membuahi juga berkurang
3. Menghalangi pertumbuhan sel telur
Apabila ada sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma, maka akan mengalami
gangguan dalam implantasi di endometrium karena endometrium menjadi tipis dan
tidak siap untuk digunakan sebagai tempat tumbuhnya hasil konsepsi. Endometrium
yang bagus untuk tumbuhnya hasil konsepsi yaitu apabila endometrium tebal dan
banyak mengandung pembuluh darah serta glikogen yang digunakan sebagai sumber
nutrisi bagi hasil konsepsi. Pada kontrasepsi hormonal ini, endometrium tipis bahkan
bisa terjadi atrofi sehingga tidak cukup bagus sebagai tempat yang dibutuhkan dalam
pertumbuhan hasil konsepsi. Meskipun ada konsepsi tetapi bila tidak cukup
mendapat makanan yang baik, hasil konsepsi pun akan lemah dan akhirnya akan
dikeluarkan.
4. Mengentalkan Lendir Serviks
Dengan mengentalnya lendir serviks ini maka akan menghambat perjalanan sperma
masuk ke dalam rahim, sehingga sperma tidak mampu menembus ovum. Karena
sperma tidak mampu menembus ovum maka tidak akan terjadi konsepsi. Manfaat lain
dari mengentalnya lendir serviks ini juga mencegah bakteri penyebab Penyakit
Radang Panggul (endometritis dan pelvioperitonitis). (Winarsih, 2017)

D. Metode Kontrasepsi
Pada umumnya metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi :
1. Metode efektif jangka panjang
a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
b. Implant/susuk KB
c. Metode Operasi Wanita (MOW / Tubektomi)
d. Metode operasi Pria (MOP / Vasektomi)
2. Metode Efektif
a. Pil KB
b. Suntik KB
3. Metode Sederhana
b. Dengan Obat
c. Kondom
d. Diafragma
e. Krim, Jelli dan cairan berbusa
f. Tablet berbusa (Vaginal tablet)
g. Intravag (Tissue KB)
4. Tanpa Alat / Obat
a. Metode alami (metode kalender masa subur)
b. Senggama terputus

E. Kontrasepsi Metode efektif jangka panjang


1. Metode efektif jangka panjang Kontrasepsi Implant
Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau Implanon,
Nyaman, dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi, pemasangan dan
pencabutan perlu pelatihan, Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut Aman
dipakai pada masa laktasi
Efek samping Kerugian dari penggunaan implant adalah keluhan nyeri kepala,
peningkatan atau penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing atau
sakit kepala, perubahan perasaan atau kegelisahan, membutuhkan tindak
pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan, tidak memberikan efek protektif
terhadap IMS termasuk AIDS, akseptor tidak dapat menghentikan atau mancabut
sendiri pemakaian implant, efektivitas menurun apabila menggunakan obat-obat
TBC atau epilepsy. (Eva Safitriana, Hasbiah Hasbiah, 2022)

2. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


Keuntungan menggunakan alat kontrasepsi AKDR adalah efektifitasnya tinggi,
dapat efektif segera setelah selesai pemasangan, merupakan metode jangka panjang,
sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat, tidak memengaruhi hubungan
seksual, meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil,
tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR, tidak memengaruhi kualitas dan
volume ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi), dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid
terakhir), tidak ada interaksi dengan obatobat, serta membantuh mencegah kehamilan
ektopik.
Efek samping pada penggunaan AKDR yang umum terjadi adalah sebagai berikut
perubahan dari siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar menstruasi, saat haid
lebih sakit, merasa sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan, preforasi
dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar), tidak mencegah IMS
termasuk HIV/AIDS, peserta KB tidak dapat melepas AKDR sendiri, perempuan
harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
AKDR dapat digunakan oleh wanita pada usia produktif, menginginkan untuk
menggunakan kontrasepsi jangka panjang, sedang menyusui, gemuk ataupun kurus,
penderita tumor jinak payudara, tekanan darah tinggi, pernah menderita stroke,
resiko rendah dari IMS, penderita diabetes dan penderita penyakit hati atau empedu.
AKDR tidak diperkenankan untuk digunakan oleh wanita yang sedang hamil,
memiliki penyakit kelamin, perdarahan dari vagina yang tidak diketahui
penyebabnya, kelainan bawaan rahim, belum pernah melahirkan, dan ukuran rongga
rahim kurang dari 5 cm. (Sipayung, 2020)

3. Metode Operasi Wanita (MOW) atau Tubektomi


Menurut BKKBN, Metode Operasi Wanita (MOW) atau Tubektomi atau dapat
juga disebut dengan sterilisasi. MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua
saluran telur kanan dan kiri yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati saluran
telur sehingga sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma sehingga tidak terjadi
kehamilan. MOW atau sterilisasi pada wanita adalah suatu cara kontrasepsi
permanen yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan dengan cara mengikat
dan atau memotong pada kedua saluran telur sehingga menghalangi pertemuan sel
telur (ovum) dengan sperma.
Beberapa kerugian dalam penggunaan MOW, yakni pasangan harus
mempertimbangkan sifat permanen dari metode kontrasepsi ini pasien dapat
menyesal dikemudian hari, resiko komplikasi kecil (meningkat apabia digunakan
anastesi umum), rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan, tidak melindungi diri dari IMS dan HIV/AIDS.
Efek samping Infeksi luka, Demam pasca operasi (> 380 C), Luka pada kandung
kemih, intestinal (jarang terjadi), Hematoma (subkutan).
4. Metode Operasi Pria (MOP) atau Vasektomi
prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa defrensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan ovum dengan sperma) tidak terjadi. MOP atau
Vasektomi adalah salah satu cara KB yang permanen bagi pria yang sudah
memutuskan tidak ingin mempunyai anak lagi. Calon akseptor harus
mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan untuk
menggunakan alat kontrasepsi ini.
Beberapa keuntungan dari MOP atau Vasektomi antara lain sebagai
berikut : sangat efektif, aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas,
sederhana dan cepat. Hanya memerlukan waktu 5-10 menit, efektif setelah 20
ejakulasi atau 3 bulan, hanya memerlukan anestesi lokal dan biaya rendah.
Beberapa kerugian dari MOP atau Vasektomi, yaitu Diperlukan tindakan
operatif. Kadang-kadang terjadi komplikasi seperti perdarahan atau infeksi. Tidak
langsung memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah
ada didalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusivas defrensia dikeluarkan.
Problem psikologis yang berhubungan dengan prilaku seksual mungkin bertambah
setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduktif.
Efek samping Infeksi kulit pada daerah operasi, Infeksi sistemik yang
sangat mengganggu kesehatan klien, Hematoma atau membengkaknya kantung biji
zakar karena pendarahan.(Rochmah, 2018)

F. Metode efektif
1. Suntik Kombinasi 1 Bulan
a. Pengertian
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang pemberiannya tiap
bulan dengan jalan penyuntikan secara intramuscular sebagai usaha pencegahan
kehamilan berupa hormon progesteron dan esterogen pada wanita usia subur.
Penggunaan kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis yaitu
menurunkan kadar FSH dan LH sehingga perkemabangan dan kematangan
folikel de graaf tidak terjadi.
b. Jenis KB Suntik 1 Bulan
Suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroxy Progesterone Acetate dan 5
mg Estradiol Sipionat yang diberikan melalui injeksi IM (intramuscular) sebulan
sekali (Cyclofem) dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat
yang diberikan melalui injeksi IM sebulan sekali
c. Cara kerja KB Suntik 1 Bulan
- Menekan ovulasi.
- Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga sulit ditembus
spermatozoa.
- Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi.
- Menghambat transport ovum dalam tuba fallopi

Efektifitas KB Suntik 1 Bulan KB suntik 1 bulan sangat efektif (0,1-0,4


kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.

d. Keuntungan KB Suntik 1 Bulan


- Risiko terhadap kesehatan kecil.
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
- Jangka panjang.
- Efek samping sangat kecil.
- Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik.
- Pemberian aman, efektif dan relatif mudah.
e. Efek samping KB Suntik 1 Bulan
- Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak atau
spooting, perdarahan sampai sepuluh hari.
- Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga.
- Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan
terasa mengganggu (keputihan).
- Ketergantungan pasien terhadap pelayanan kesehatan, karena pasien harus
kembali setiap 30 hari untuk kunjungan ulang.
- Efektifitas suntik 1 bulan berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-
obatan epilepsi (feniton dan barbiturat) atau obat tuberkolosis (rifampisin).
- Dapat terjadi perubahan berat badan.
- Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya tumor hati.
- Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual
(IMS), hepatitis B virus atau infeksi virus HIV.
- Pemulihan kesuburan kemungkinan terlambat setelah penghentian
pemakaian KB suntik 1 bulan.
f. Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai bagi Pengguna KB Suntik 1 Bulan
- Nyeri dada yang hebat atau nafas pendek. Kemungkinan adanya bekuan
darah di paru atau serangan jantung.
- Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke,
hipertensi atau migrain.
- Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah
pada tungkai.
- Jika tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan
berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.
g. Indikasi pemakaian KB Suntik 1 Bulan
- Usia reproduksi.
- Telah memiliki anak atau pun belum memiliki anak.
- Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
- Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan.
- Pescapersalinan dan tidak menyusui.
- Anemia.
- Nyeri haid hebat.
- Haid teratur.
- Riwayat kehamilan ektopik.
- Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
h. Kontraindikasi pemakaian KB Suntik 1 Bulan
- Hamil atau di duga hamil.
- Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan.
- Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. Penyakit hati akut
(virus hepatitis).
- Umur > 35 tahun yang merokok.
- Ibu mempunyai riwayat kelainan tromoboemboli atau dengan kencing manis
> 20 tahun.
- Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala ringan atau
migrain.
- Keganasan pada payudara. (Musyayadah et al., 2022)
2. Suntik Progestin (3 Bulan)
a. Pengertian Suntik 3 bulan merupakan metode kontrasepsi yang diberikan
secara intra muscular setiap tiga bulan. Keluarga berencana suntik merupakan
metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya
mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi
serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan alat
kontrasepsi sederhana.
b. Jenis KB Suntik 3 Bulan DMPA (Depo medroxy progesterone acetate) atau
Depo Provera yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 mg yang
disuntik secara IM dan Depo Noristerat diberikan setiap 2 bulan dengan dosis
200 mg Nore-tindron Enantat.
c. Cara kerja KB Suntik 3 Bulan
Menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing
factor dan hipotalamus. Leher serviks bertambah kental, sehingga menghambat
penetrasi sperma melalui serviks uteri. Menghambat implantasi ovum dalam
endometrium.

d. Efektifitas KB Suntik 3 Bulan


Efektifitas keluarga berencana suntuk 3 bulan sangat tinggi, angka kegagalan
kurang dari 1%. World Health Organization (WHO) telah melakukan
penelitian pada DMPA (Depo medroxy progesterone acetate) dengan dosis
standart dengan angka kegagalan 0,7%, asal penyuntikannya dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang ditentukan.
e. Keuntungan KB Suntik 3 Bulan
- Efiktifitas tinggi.
- Sederhana pemakaiannya.
- Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam setahun).
- Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak.
- Tidak berdampak serius terhadap penyakit gangguan pembekuan darah
dan jantung karena tidak mengandung hormon estrogen.
- Dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik, serta beberapa
penyebab penyakit akibat radang panggul.
f. Kekurangan KB Suntik 3 Bulan
- Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang haid pada
setiap bulan selama menjadi akseptor keluarga berencana suntik 3 bulan
berturut-turut. Spotting yaitu bercak-bercak perdarahan di luar haid yang
terjadi selama akseptor mengikuti keluarga berencana suntik. Metroragia
yaitu perdarahan yang berlebihan di luar masa haid. Menoragia yaitu
datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya.
- Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai infeksi atau tidak
bila digunakan dalam jangka panjang.
- Berat badan yang bertambah 2,3 kg pada tahun pertama dan meningkat 7,5
kg selama enam tahun.
- Pusing dan sakit kepala.
- Bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
perdarahan bawah kulit.
- Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan
terasa mengganggu (keputihan)
g. Indikasi KB Suntik 3 Bulan
- Ibu usia reproduksi ( 20-35 tahun ).
- Ibu pasca persalinan.
- Ibu pasca keguguran.
- Ibu yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
- Nulipara dan yang telah mempunyai anak banyak serta belum bersedia untuk
KB tubektomi.
- Ibu yang sering lupa menggunakan KB pil.
- Anemia defisiensi besi.
- Ibu yang tidak memiliki riwayat darah tinggi.
- Ibu yang sedang menyusui.
3. Kontrasepsi Pil
a. Pengertian Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan
progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus
haid yang normal, sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan akhirnya
mencegah ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah ovulasi,
tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu)
seperti mual, muntah, payudara membesar, dan terasa nyeri.
b. Jenis KB Pil menurut Sulistyawati yaitu:
- Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung hormon
aktif estrogen atau progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
- Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon
aktif, dosis hormon bervariasi.
- Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa
hormon aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.
c. Keuntungan KB Pil yaitu
- Tidak mengganggu hubungan seksual
- Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
- Dapat digunakam sebagai metode jangka Panjang
- Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopause
- Mudah dihentikan setiap saat
- Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
- Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, acne, disminorhea.
d. Efek Samping KB Pil yaitu: Amenorhea, Perdarahan haid yang berat, Perdarahan
diantara siklus haid, Depresi, Kenaikan berat badan, Mual dan muntah, Perubahan
libido Hipertensi, Jerawat, Nyeri tekan payudara, Pusing, Sakit kepala, Kesemutan
dan baal bilateral ringan, Pelumasan yang tidak mencukupi, Perubahan lemak,
Disminorea, Kerusakan toleransi glukosa, Perubahan visual, Infeksi pernafasan.
G. Tanpa Alat / Obat
1. Metode Kalender
a. Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi
b. Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut.
- Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
- Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
- Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
- Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
- Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari
resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
- Tidak memerlukan biaya.
- Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
c. Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini
juga memiliki keterbatasan, antara lain.
- Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
- Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
- Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
- Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
- Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
- Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
- Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

2. Suhu tubuh basal


a. Pengertian
suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan
istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah
bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan pencatatan suhu
basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh
diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat
digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada
lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36
derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik
menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat
Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu
tubuh ini akan terjadi sekitar 3- 4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2
derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal
ini terjadi karena produksi progesteron menurun. Apabila grafik (hasil catatan
suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa
subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi
dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu
sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum
berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon
progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
b. Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut.
- Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
- Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
- Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok,
alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
- Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
- Tidak mendeteksi awal masa subur.
- Membutuhkan masa pantang yang lama.
3. Coitus imperetus
a. Pengertian
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional/alamiah, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum mencapai ejakulasi.
b. Cara Kerja Alat kelamin (penis)
dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina,
maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum sehingga kehamilan dapat
dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani
mencapai rahim.
c. Efektifitas
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan
konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman, dan
kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.
d. Keterbatasan Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan.
Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan
sperma selama senggama. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual
(orgasme). Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat, dan
setelah interupsi coitus. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.

H. Metode Sederhana
1. Kondom
a. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS dan HIV
AIDS. Efektif jika dipakai dengan benar
b. Cara Kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang di penis sehingga
sperma tersebut tidak curah ke dalam saluran reproduksi perempuan. Mencegah
penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan yang lain. Efektifitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan
seksual.
c. Manfaat
- Efektif jika digunakan secara benar
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Tidak mengganggu kesehatan klien
- Murah dan dapat dibeli secara umum
d. Keterbatasan
Efektifitas tidak terlalu tinggi, Cara penggunaanya sangat mempengaruhi
keberhasilan kontrasepsi, Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan, Agak
mengganggu hubungan seksual, Beberapa klien malu untuk membeli kondom di
tempat umum.
e. Efek samping
Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan), Kondom bocor
atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan, Dicurigai adanya reaksi
alergi (spermisida), Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
I. Penanganan efek samping sesuai keluhan bagi akseptor KB
1. Kondom
a. Dicurigai kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)
Penanganan: Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung
kondom.
b. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida) Penanganan: berikan kondom alami
(produk hewani : lamb skin atau gut)
c. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual Penanganan: Jika penurunan kepekaan
tidak bisa ditolelir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian
metode lain
2. Pil
a. Amenorea (tidak terjadi perdarahan/spotting) Penanganan: Periksa dalam atau tes
kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar. Tidak datang haid
kemungkinan besar karena kurang adekuat efek estrogen terhadap endometrium
tidak ada pengobatan khusus.
b. Mual, pusing, muntah Penanganan: Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik,
bila tidak hamil sarankan minum pil. Sarankan minum pil saat makan malam atau
sebelum tidur.
c. penambahan berat badan Penanganan: Informasikan bahwa kenaikan/penurunan
berat badan sebanyak 1–2kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila
perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan hentikan
suntikan dan anjurkan metode lain.
3. Suntik
a. Amenorea Penanganan: tidak diperlukan pengobatan apapun
b. Meningkatkan/menurunkan berat badan Penanganan: informasikan bahwa
kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1–2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan
diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok, bila berat badan
berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
c. Pendarahan Penanganan: Informasikan bahwa pendarahan ringan sering dijumpai
tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.
4. AKDR
a. Amenorea Penanganan: pastikan hamil atau tidak, bila klien tidak hamil, AKDR
tidak perlu dicabut, cukup konseling saja. Jika klien tetap saja menganggap
amenorea yang terjadi sebagai masalah maka rujuk klien, jika terjadi kehamilan
kurang dari 13 minggu dan benang AKDR terlihat cabut AKDR.
Catatan: jangan mencabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilan >13
minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut
AKDRnya, jelaskan kepadanya tentang meningkatnya resiko keguguran,
kehamilan prematur, infeksi.
b. Kram Penanganan: jika kram terjadi cukup analgesik saja. Jika kram berat cabut
AKDR kemudian diganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi yang
lain.
c. Pendarahan dan tidak teratur Penanganan: sering ditemukan terutama pada 3–6
bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau kehamilan ekstopik, rujuk klien
bila dianggap perlu, bila tidak ditemukan kelainan patologik dan pendarahan
masih terjadi dapat diberikan ibuprofen 3x800mg untuk satu minggu atau pil
kombinasi satu siklus saja, bila perdarahan banyak gizi 2 tablet pil kombinasi
untuk 3–7 hari saja, atau boleh diberi 1,25mg estrogen equin konyugasi selama 4–
21 hari. Bila perdarahan berlanjut sampai klien anemia cabut AKDR dan bantu
klien memilih metode lain.
d. Benang hilang Penanganannya: apakah klien hamil, bila tidak hamil dan AKDR
masih di tempat tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR
masih berada di dalam rahim dan klien tidak hamil maka klien dirujuk untuk
USG/rontgen. Bila tidak ditemukan pasang kembali AKDR sewaktu datang haid.
e. Dugaan penyakit radang panggul Penanganannya: bila penyebab, kuman
gonokokus dan klamidia cabut AKDR dan berikan pengobatan yang sesuai.
Penyakit radang panggul yang lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut,
bila tidak ingin memakai AKDR lagi beri antibiotika selama 2 hari kemudian
AKDR dicabut dan bantu klien untuk memilih metode kontrasepsi lain.
5. Implant Penanganan
a. Amenorea
Pastikan hamil atau tidak dan bila tidak hamil, tidak memerlukan penanganan
khusus, Bila tidak menerima angkat implant, Bila terjadi kehamilan dan ingin
melanjutkan kehamilan, cabut implant karena progestin tidak berbahaya bagi
janin. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik klien dirujuk.
b. Perdarahan ringan : bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil tidak diperlukan
tindakan apapun, bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin
melanjutkan pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi 1 siklus/ibu profent
3x800mg selama 5 hari. Jelaskan kepada klien akan terjadi pendarahan setelah pil
kombinasi habis. Apabila terjadi pendarahan lebih banyak dari biasa berikan 2
tablet pil kombinasi 3–7 hari dan dilanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi
dilanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi atau dapat juga diberikan 50mg
esinilestradion atau 1,25mg estrogen equin konsusasi untuk 14–21 hari.
c. Ekspulsi: cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah terdapat tanda-tanda infeksi
darah inersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya,
pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi
cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain.
d. Injeksi pada daerah insersi: bila infeksi tanpa nanah bersihkan dengan sabun, air,
antiseptik. Berikan antibiotik selama 7 hari implant jangan dilepas dan minta
kepada klien untuk kembali setelah 7 hari apabila tidak membaik cabut implant.
e. Berat badan naik atau turun Penanganan: informasikan kepada klien bahwa
perubahan BB 1–2kg adalah normal. Kasi ulang diet klien apabila terjadi
perubahan BB lebih dari 2kg.
6. Tubektomi Penanganan
a. Infeksi luka: apabila terlihat infeksi luka, obati dengan antibiotik, bila terdapat
abses lakukan drainase dan obati seperti yang terindikasi
b. Demam pasca (> 380 C): obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan
c. Luka pada kandung: mengacu ke tingkat asuhan yang tepat, apabila kandung
kemih, intestinal, atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi
primer, apabila ditemukan pascaoperasi, dirujuk ke rumah sakit.
d. Hematoma: gunakan packs yang hangat dan lembab di tempat tersebut, biasanya
akan berhenti dengan berjalannya waktu dan dapat membutuhkan drainase bila
ekstensif
7. Vasektomi Penanganan
a. Infeksi pada kulit Cukup dengan mengobati menurut prinsip pengobatan luka
kulit. Apabila dengan kompres (dengan zat yang tidak merangsang, apabila kering
salep antibiotik, apabila terjadi infiltrat di dalam kulit skrotum vasektomi biasanya
di rujuk ke rumah sakit.
b. Infeksi sistemik Tidak ditemukan efek kontrap pria terhadap timbulnya penyakit
jantung, kasinoma, paru syaraf, dan endokrin.
c. Hematoma Penanggulangannya dilakukan dengan tindakan medis yaitu
memberikan kompres hangat beri penyanggaan skrotum. (Saleh, 2020)
DAFTAR PUSTAKA

Eva Safitriana, Hasbiah Hasbiah, R. A. (2022). Hubungan Pengetahuan Sikap Ibu dan
Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Implan. 22(1), 364–369.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i1.1818

Musyayadah, Z., Hidayati, I. R., & Atmadani, R. N. (2022). Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Wanita Usia Subur terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi Hormonal Suntik di
Puskesmas Kecamatan Lowokwaru, Malang. Muhammadiyah Journal of Midwifery,
2(2), 58. https://doi.org/10.24853/myjm.2.2.58-68

Priyanti, S., & Syalfina, A. D. (2017). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga
Berencana.

Rochmah, S. (2018). Penggunaan vasektomi dan tubektomi perspektif medis dan maqasid
al-shari’ah.
http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/26239%0Ahttp://digilib.uinsby.ac.id/26239/7/Siti
Rochmah_F12916332.pdf

Saleh, S. N. H. (2020). Manfaat Dan Efek Samping Alat Kontrasepsi Di Desa Muntoi
Induk Dusun V Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow.
Community Engagement and Emergence Journal (CEEJ), Vol.1 No.2, 6.

Sipayung, R. (2020). KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI PUSKESMAS TAJURHALANG


KABUPATEN BOGOR TAHUN 2020.

Anda mungkin juga menyukai