Disusun Oleh
Anggi Sri Budiarti 2115. 6051.1004
Chusni Supritiningsih 2115. 6051.1005
Dyah Puspita 2115. 6051.1008
Karlina Yunani 2115. 6051.1016
Kristina Klara Pradila 2115. 6051.1018
Shifa Rahmania 2115. 6051.1026
Siti Ayu Gustina 2115. 6051.1031
Sri Nurhidayati 2115. 6051.1032
Vivi Violita Imansari 2115. 6051.1036
Preseptor Klinik
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNya kami dapat menyelesaikan satuan acara penyuluhan. Satuan acara penyuluhan
ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Stase 8 pada
Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia. Selama
Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk
itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan dan
5. Dr. Lenny Irmawaty SST., M.Kes selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKes
Medistra Indonesia.
7. Hainun Nisa, SST., M.Kes selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIKes
Medistra Indonesia.
8. Puri Kresna Wati, SST., M.KM selaku Kaprodi Program Studi (S1) dan Pedidikan
Profesi Bidan
9. Farida Simanjuntak, SST., M.Kes selaku sekertaris Program Studi (S1) dan Pedidikan
Profesi Bidan
10. Friska Junita SST., M.KM selaku dosn pembimbing Klinik Stase 7.
Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat.
Atas segala bantuannya, penulis hanya bisa memohon semoga bantuan yang telah
diberikan dicatat oleh Allah SWT sebagai amal baik dan dibalas dengan pahala
yang setimpal. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan yang
dimiliki sehingga satuan acara penyuluhan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan membantu dalam penyempurnaan
Laporan ini. Akhir kata semoga SAP ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA DAN PELAYANAN KONTRASEPSI
I. Tujuan Penyuluhan
1. Secara Umum
Konseling Efek Samping macam-macam alat Kontrasepsi yang dapat digunakan pasangan
usia subur serta cara penangananya
2. Secara Khusus
a. Ibu mengetahui pengertian konseling
b. Ibu mengetahui pengertian kontrasepsi
c. Ibu mengetahui macam-macam alat kontrasepsi
d. Ibu mengetahui efeksamping alat kontrasepsi
e. Ibu mengetahui penanganan efeksamping alat kontrasepsi
VI. LAMPIRAN
1. Materi penyuluhan
2. Pretest dan posttest
3. Power point
4. Kegiatan penyuluhan
5. Leaflet
Lampiran Materi
A. Konseling
merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara
sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan
pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat
ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi
masalah tersebut.
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta,
harapan, kebutuhan, dan perasaan-perasaan klien. Proses melalui satu orang membantu
orang lain dengan komunikasi dalam kondisi saling pengertian bertujuan untuk
membangun hubungan. Orang yang mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran
dan perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru,
mamandang kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu
cemas dan tegang Jadi, konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam
bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam, dan
usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan
konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun
perubahan tingkah laku/sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan
Tujuan konseling Meningkatkan penerimaan Informasi Informasi yang benar,
diskusi bebas dengan cara mendengarkan, berbicara dan komunikasi nonverbal
meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien Menjamin pilihan yang
cocok Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan
kesehatan dan kondisi klien, Menjamin penggunaan yg efektif Konseling efektif
diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar dan
mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut, Menjamin kelangsungan yang
lebih lama Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara
tersebut, mengetahui cara kerjanya, dan mengatasi efek sampingnya. (Priyanti &
Syalfina, 2017)
B. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang
mengakibatkan kehamilan, Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma
tersebut
D. Metode Kontrasepsi
Pada umumnya metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi :
1. Metode efektif jangka panjang
a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
b. Implant/susuk KB
c. Metode Operasi Wanita (MOW / Tubektomi)
d. Metode operasi Pria (MOP / Vasektomi)
2. Metode Efektif
a. Pil KB
b. Suntik KB
3. Metode Sederhana
b. Dengan Obat
c. Kondom
d. Diafragma
e. Krim, Jelli dan cairan berbusa
f. Tablet berbusa (Vaginal tablet)
g. Intravag (Tissue KB)
4. Tanpa Alat / Obat
a. Metode alami (metode kalender masa subur)
b. Senggama terputus
F. Metode efektif
1. Suntik Kombinasi 1 Bulan
a. Pengertian
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang pemberiannya tiap
bulan dengan jalan penyuntikan secara intramuscular sebagai usaha pencegahan
kehamilan berupa hormon progesteron dan esterogen pada wanita usia subur.
Penggunaan kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis yaitu
menurunkan kadar FSH dan LH sehingga perkemabangan dan kematangan
folikel de graaf tidak terjadi.
b. Jenis KB Suntik 1 Bulan
Suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroxy Progesterone Acetate dan 5
mg Estradiol Sipionat yang diberikan melalui injeksi IM (intramuscular) sebulan
sekali (Cyclofem) dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat
yang diberikan melalui injeksi IM sebulan sekali
c. Cara kerja KB Suntik 1 Bulan
- Menekan ovulasi.
- Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga sulit ditembus
spermatozoa.
- Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi.
- Menghambat transport ovum dalam tuba fallopi
H. Metode Sederhana
1. Kondom
a. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS dan HIV
AIDS. Efektif jika dipakai dengan benar
b. Cara Kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang di penis sehingga
sperma tersebut tidak curah ke dalam saluran reproduksi perempuan. Mencegah
penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan yang lain. Efektifitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan
seksual.
c. Manfaat
- Efektif jika digunakan secara benar
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Tidak mengganggu kesehatan klien
- Murah dan dapat dibeli secara umum
d. Keterbatasan
Efektifitas tidak terlalu tinggi, Cara penggunaanya sangat mempengaruhi
keberhasilan kontrasepsi, Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan, Agak
mengganggu hubungan seksual, Beberapa klien malu untuk membeli kondom di
tempat umum.
e. Efek samping
Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan), Kondom bocor
atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan, Dicurigai adanya reaksi
alergi (spermisida), Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
I. Penanganan efek samping sesuai keluhan bagi akseptor KB
1. Kondom
a. Dicurigai kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)
Penanganan: Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung
kondom.
b. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida) Penanganan: berikan kondom alami
(produk hewani : lamb skin atau gut)
c. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual Penanganan: Jika penurunan kepekaan
tidak bisa ditolelir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian
metode lain
2. Pil
a. Amenorea (tidak terjadi perdarahan/spotting) Penanganan: Periksa dalam atau tes
kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar. Tidak datang haid
kemungkinan besar karena kurang adekuat efek estrogen terhadap endometrium
tidak ada pengobatan khusus.
b. Mual, pusing, muntah Penanganan: Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik,
bila tidak hamil sarankan minum pil. Sarankan minum pil saat makan malam atau
sebelum tidur.
c. penambahan berat badan Penanganan: Informasikan bahwa kenaikan/penurunan
berat badan sebanyak 1–2kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila
perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan hentikan
suntikan dan anjurkan metode lain.
3. Suntik
a. Amenorea Penanganan: tidak diperlukan pengobatan apapun
b. Meningkatkan/menurunkan berat badan Penanganan: informasikan bahwa
kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1–2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan
diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok, bila berat badan
berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
c. Pendarahan Penanganan: Informasikan bahwa pendarahan ringan sering dijumpai
tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.
4. AKDR
a. Amenorea Penanganan: pastikan hamil atau tidak, bila klien tidak hamil, AKDR
tidak perlu dicabut, cukup konseling saja. Jika klien tetap saja menganggap
amenorea yang terjadi sebagai masalah maka rujuk klien, jika terjadi kehamilan
kurang dari 13 minggu dan benang AKDR terlihat cabut AKDR.
Catatan: jangan mencabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilan >13
minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut
AKDRnya, jelaskan kepadanya tentang meningkatnya resiko keguguran,
kehamilan prematur, infeksi.
b. Kram Penanganan: jika kram terjadi cukup analgesik saja. Jika kram berat cabut
AKDR kemudian diganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi yang
lain.
c. Pendarahan dan tidak teratur Penanganan: sering ditemukan terutama pada 3–6
bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau kehamilan ekstopik, rujuk klien
bila dianggap perlu, bila tidak ditemukan kelainan patologik dan pendarahan
masih terjadi dapat diberikan ibuprofen 3x800mg untuk satu minggu atau pil
kombinasi satu siklus saja, bila perdarahan banyak gizi 2 tablet pil kombinasi
untuk 3–7 hari saja, atau boleh diberi 1,25mg estrogen equin konyugasi selama 4–
21 hari. Bila perdarahan berlanjut sampai klien anemia cabut AKDR dan bantu
klien memilih metode lain.
d. Benang hilang Penanganannya: apakah klien hamil, bila tidak hamil dan AKDR
masih di tempat tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR
masih berada di dalam rahim dan klien tidak hamil maka klien dirujuk untuk
USG/rontgen. Bila tidak ditemukan pasang kembali AKDR sewaktu datang haid.
e. Dugaan penyakit radang panggul Penanganannya: bila penyebab, kuman
gonokokus dan klamidia cabut AKDR dan berikan pengobatan yang sesuai.
Penyakit radang panggul yang lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut,
bila tidak ingin memakai AKDR lagi beri antibiotika selama 2 hari kemudian
AKDR dicabut dan bantu klien untuk memilih metode kontrasepsi lain.
5. Implant Penanganan
a. Amenorea
Pastikan hamil atau tidak dan bila tidak hamil, tidak memerlukan penanganan
khusus, Bila tidak menerima angkat implant, Bila terjadi kehamilan dan ingin
melanjutkan kehamilan, cabut implant karena progestin tidak berbahaya bagi
janin. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik klien dirujuk.
b. Perdarahan ringan : bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil tidak diperlukan
tindakan apapun, bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin
melanjutkan pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi 1 siklus/ibu profent
3x800mg selama 5 hari. Jelaskan kepada klien akan terjadi pendarahan setelah pil
kombinasi habis. Apabila terjadi pendarahan lebih banyak dari biasa berikan 2
tablet pil kombinasi 3–7 hari dan dilanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi
dilanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi atau dapat juga diberikan 50mg
esinilestradion atau 1,25mg estrogen equin konsusasi untuk 14–21 hari.
c. Ekspulsi: cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah terdapat tanda-tanda infeksi
darah inersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya,
pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi
cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain.
d. Injeksi pada daerah insersi: bila infeksi tanpa nanah bersihkan dengan sabun, air,
antiseptik. Berikan antibiotik selama 7 hari implant jangan dilepas dan minta
kepada klien untuk kembali setelah 7 hari apabila tidak membaik cabut implant.
e. Berat badan naik atau turun Penanganan: informasikan kepada klien bahwa
perubahan BB 1–2kg adalah normal. Kasi ulang diet klien apabila terjadi
perubahan BB lebih dari 2kg.
6. Tubektomi Penanganan
a. Infeksi luka: apabila terlihat infeksi luka, obati dengan antibiotik, bila terdapat
abses lakukan drainase dan obati seperti yang terindikasi
b. Demam pasca (> 380 C): obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan
c. Luka pada kandung: mengacu ke tingkat asuhan yang tepat, apabila kandung
kemih, intestinal, atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi
primer, apabila ditemukan pascaoperasi, dirujuk ke rumah sakit.
d. Hematoma: gunakan packs yang hangat dan lembab di tempat tersebut, biasanya
akan berhenti dengan berjalannya waktu dan dapat membutuhkan drainase bila
ekstensif
7. Vasektomi Penanganan
a. Infeksi pada kulit Cukup dengan mengobati menurut prinsip pengobatan luka
kulit. Apabila dengan kompres (dengan zat yang tidak merangsang, apabila kering
salep antibiotik, apabila terjadi infiltrat di dalam kulit skrotum vasektomi biasanya
di rujuk ke rumah sakit.
b. Infeksi sistemik Tidak ditemukan efek kontrap pria terhadap timbulnya penyakit
jantung, kasinoma, paru syaraf, dan endokrin.
c. Hematoma Penanggulangannya dilakukan dengan tindakan medis yaitu
memberikan kompres hangat beri penyanggaan skrotum. (Saleh, 2020)
DAFTAR PUSTAKA
Eva Safitriana, Hasbiah Hasbiah, R. A. (2022). Hubungan Pengetahuan Sikap Ibu dan
Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Implan. 22(1), 364–369.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i1.1818
Musyayadah, Z., Hidayati, I. R., & Atmadani, R. N. (2022). Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Wanita Usia Subur terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi Hormonal Suntik di
Puskesmas Kecamatan Lowokwaru, Malang. Muhammadiyah Journal of Midwifery,
2(2), 58. https://doi.org/10.24853/myjm.2.2.58-68
Priyanti, S., & Syalfina, A. D. (2017). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga
Berencana.
Rochmah, S. (2018). Penggunaan vasektomi dan tubektomi perspektif medis dan maqasid
al-shari’ah.
http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/26239%0Ahttp://digilib.uinsby.ac.id/26239/7/Siti
Rochmah_F12916332.pdf
Saleh, S. N. H. (2020). Manfaat Dan Efek Samping Alat Kontrasepsi Di Desa Muntoi
Induk Dusun V Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow.
Community Engagement and Emergence Journal (CEEJ), Vol.1 No.2, 6.