DALAM KEPERAWATAN
DI SUSUN
OLEH :
YAZID FIRZATULLAH
ULFA RAHMI
ULFA PUTRI NAZIRA
ZAHARA SYIFA KHAIRINA
YANDA MULIA
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul konsep dan teori kepemimpinan dalam
keperawatan telah terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini sebagai proses pembelajaran tetang konsep, teori dan
prinsip kepemimpinan dalam keperawatan yang dilahirkan menurut beberapa ahli
keperawatan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, ini
akan terus berubah seirama dengan berubahnya masyarakat yang terus-
menerus berkembang dan mengalami perubahan, demikian pula dengan
keperawatan. Keperawatan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain
keperawatan sebagai bentuk asuhan profesional kepada masyarakat,
keperawatan sebagai iptek, serta keperawatan sebagai kelompok
masyarakat ilmuwan dan kelompok masyarakat profesional. Dengan
terjadinya perubahan atau pergeseran dari berbagai faktor yang
memengaruhi keperawatan, maka akan berdampak pada perubahan dalam
pelayanan/asuhan keperawatan, perkembangan iptekkep, maupun
perubahan dalam masyarakat keperawatan, baik sebagai masyarakat
ilmuwan maupun sebagai masyarakat profesional.
B. Tujuan
Untuk mendeskripsikan, memberikan gambaran, dan
membandingkan antara konsep, teori dan prinsip kepemimpinan dalam
keperawatan yang dilahirkan menurut beberapa ahli keperawatan
C. Manfaat
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh
dan bimbingan yang ditujukan kepada semua staf keperawatan untuk
menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul
kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama
secara efektif dan efisien
BAB II.
PEMBAHASAN
Konsep Dan Teori Kepemimpinan dalam Keperawatan
A. Pengertian Kepemimpinan
Harold Koontz and Cyril O’Donnell, state that leadership is influencing people to
follow in the achivement of a common goal. Handbook of Leadership, memberikan definisi
kepemimpinan sebagai“suatu interaksi antar anggota suatau kelompok.
PROSES KEPERAWATAN
Pengumpulan
Perencanaan Pengelolaan Kepegawaian Kepemimpinan Pengawasan
data
C. Teori Kepemimpinan
3. Teori Kontingensi dan situasional: menekankan bahwa manajer yang efektif adalah
manajer yang melaksanakan tugasnya dengan mengkombinasikan faktor bawaan,
perilaku dan situasi
4. Teori Kontemporer: menekankan pada empat kompoen penting dalam pengelolaan
yaitu, manajer/pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan, serta lingkungan yang didukung
oleh teori motivasi, interaksi, dan teori transformasi.
5. Teori Motivasi:
Perbandingan beberapa teori motivasi berdasarkan isinya :
Teori Penjelasan
1. Hierarki kebutuhan (Maslow) Fisiologi = gaji pokok
Aman = perencanaan yang
regular (gaji)
Kasih sayang = kerja sama
secara tim
Harga diri = pencapaian
posisi
Aktualisasi = tantangan alam
bekerja
2. Teori ERG (Clayton Alderfer) E = Existence (fisiologis)
R = Relatedness ( kasih
sayang)
G = Growth (tantangan dalam
bekerja)
3. Teori Dua Faktor (Frederich Herzberg) Motivators = kepuasan kerja
Hyiene = lingkungan yang
kondusif
4. Teori Belajar (Mc Clelleand) Affiliation = bersahabat
Power = memerintah orang
lain
Achievement = suka
tantangan, kompetisi dan
menyelesaikan masalah
secara detail
Teori Penjelasan
1. Teori keadilan (Adams) Berdasarkan nilai-nilai dan
kadilan terhadap karyawan
2. Teori Harapan (Georgopoulos Moheny, M = Job Outcomes x
Jones dan Vroom) Valences x Expectancy x
Intrumentality
3. Teori Penguatan (B.F.Skinner) Stimulus-Respons-
Konsekuensi
4. Teori Belajar (Mc Clelleand) Tujuan yang harus dicapai
suatu organisasi
6. Teori Z
Teori Z dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan pengembangan teori
Y dari Mc. Gregor (1460) dan mendukung gaya kepemimpinan demokratis.
Komponen teori Z meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan
pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang
lambat, dan pendekatan yang holistik terhadap staf.
7. Teori Interaktif
Teori ini dikemukakan oleh Schein, menekankan bhawa staf atau pegawai adalah
manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan
berkembang secara dinamis.
Hollande menekankan bahwa antara peran pemimpin dan staf dipengaruhi oleh
peran lainnya. Pemimpin yang efektif memerlukan kemampuan unutk menggunakan
proses penyelesaian masalah, memepertahankan kelompok secara efektif, mempunyai
kemampuan komunikasi yang baik, kejujuran dalam memimpin, kompeten, kreatif,
dan kemampuan mengembangkan indentifikasi kelompok.
8. Teori Situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi (situasional theory). Teori
ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan keturunan
pemimpin, ternyata dapat pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan
tersebut menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah karena
adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk
muncul sebagai pemimpin.
9. Teori Ekologi
Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah kepemimpinan
banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan
adanya seorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi pemimpin, ternyata tidak
memiliki kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan
teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk
menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat-
bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang di peroleh dari alam.
D. Hubungan Antar Manusia Ada Dua Jenis :
1. Human Relations
Adalah hubungan antar manusia intern dalam organisasi guna membina lancarnya tim
kerja.
2. Public Relations
Adalah hubungan antar manusia ekstern keluar organisasi.
A. KESIMPULAN
Oleh karena menjadi pemimpin yang efektif membutuhkan proses, maka sebuah
organisasi dapat menggunakan strategi berikut untuk meningkatkan keefektifan, yaitu:
leadership substitues, ledaership enhancers, dan leadership neutralizers. Kepemimpinan
yang efektif juga memerlukan model untuk mendiagnosa perilaku organisasi. Model yang
bisa digunakan adalah “A Congruence Model for Diagnosing Organizational Behavior”.
Dengan model tersebut segala permasalahan perilaku organisasi dapat diketahui dan
ditemukan strategi pemecahannya.
A. Saran
Alternatif strategi pemimpin organisasi perawat Indonesia dalam menghadapi asuhan
keperawatan di masa mendatang adalah “the nurse should do no harm to your self”
(Nightingale). Pernyataan ini berarti semua tindakan keperawatan harus dapat memenuhi
kebutuhan pasien tanpa adanya risiko negatif yang ditimbulkan. Strategi yang harus
ditempuh meliputi: (1) Peningkatan pendidikan bagi perawat practicioners, (2)
Pengembangan Ilmu Keperawatan, (3) Pelaksanaan riset yang berorientasi pada masalah
di klinik/komunitas, dan (4) Identifikasi peran manajer perawat profesional di masa
depan, dan (5) Menerapkan model dan metode asuhan keperawatan profesional terbaru
(MAKP).
DAFYTRA PUSTAKA