Disusun Oleh :
KELOMPOK II
A. Latar Belakang
Keperawatan pada saat ini tengah mengalami beberapa perubahan
mendasar baik sebagai sebuah profesi maupun sebagai pemberi pelayanan kepada
masyarakat dimana tuntutan masyarakat pada keperawatan agar berkontribusi secara
berkualitas, semakin tinggi. Oleh karena itu, pada saat ini diperlukan kepemimpinan
yang mampu mengarahkan profesi keperawatan dalam menyesuaikan dirinya
ditengah-tengah perubahan dan pembaharuan sistem pelayanan kesehatan.
Kepemimpinan ini seyogyanya yang fleksibel, accessible, dan dirasakan
kehadirannya, serta bersifat kontemporer.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa teoti-teori
baru dalam kepemimpinan perawat yang berasal dari jurnal kepeimpinan
kepereawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mengeksplorasi teori-teori baru dalam kepemimpinan
b. Memberikan gambaran perkembangan kepemimpinan keperawatan di negara
lain, sehingga dapat memberikan perbandingan terhadap perkembangan
kepemimpinan keperawatan di Indonesia.
c. Mengidentifikasi masalah-masalah kepemimpinan keperawatan di Indonesia .
d. Melakukan analisa dan sintesa mengenai perkembangan kepemimpinan
keperawatan di Indonesia saat ini berdasarkan konsep literatur.
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun dari empat bab yang terdiri dari:
Bab I Pendahuluan.
Bab IV Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN JURNAL
C. RENCANA IMPLEMENTASI
Sebagai anggota dan pekerja dari profesi keperawatan yang sudah terlebih
dahulu bekerja sebagai perawat, wajib berperan / bertanggungjawab dalam mencetak
generasi perawat yang unggul dimasa mendatang. Kualitas dan kondisi perawat
dimasa mendatang sangat tergantung dari para perawat senior dalam mempersiapkan
para perawat yang baru masuk dalam lingkungan bekerja.
Pada kenyataannya ternyata tanda disadari, para perawat senior tidak begitu
menghiraukan proses bimbingan yang berkualitas, baik terhadap para mahasiswa
yang sedang berpraktik maupun perawat muda. Seakan fokusnya“hanyalah”
mengurus pekerjaan sehari-hari alias rutinitas saja.
Masih banyak anggapan dari para perawat bahwa urusan pembelajaran dan
urusan bimbingan kepada mahasiswa dan perawat muda seharusnya merupakan
urusan institusi pendidikan saja. Sehingga perawat yang di bangsal akan merasa
“setengah-setengah” dalam melakukan bimbingan dan yang banyak dirasakan oleh
mahasiswa praktek dan perawat muda adalah kesan “menyuruh” melakukan sesuatu
pekerjaan.
Selain itu ada anggapan juga bahwa proses bimbingan yang terbaik itu adalah
yang dilakukan oleh pembimbing dari institusi pendidikan. Dalam kenyataannya
terkadang pembimbing dari institusi pendidikan frekwensi kehadirannya di rumah
sakit bisa dikatakan jarang atau bahkan tidak kelihatan.
Atau perawat yang ada di bangsal banyak disibukan dengan pekerjaannya
masing-masing sehingga tidak sempat melakukan bimbingan dalam artian secara
khusu memberikan suatu proses bimbingan kepada mahasiswa praktek keperawatan.
Sehingga muncul pertanyaan bagaimana caranya seorang perawat menyikapi
hal ini agar bisa melakukan tugasnya merawat pasien dengan baik demikian juga
dapat melakukan proses bimbingan kepada mahasiswa praktek keperawatan dan pada
perawat muda dengan optimal pada saat melakukan tugasnya sehari-hari ? Metode
mentoring dapat menjawab hal tersebut diatas
Beberapa konsep yang harus dipelajari antar lain sebagai berikut:
a. MENTORSHIP
1. Definisi Mentoring
Proses dimana orang berpengalaman, high regarded, empati (mentor) membimbing
individu lain (mentee) dalam pengembangan dan penilaian kembali dari ide mereka
sendiri, belajar dari pengembangan personal dan profesional. Mentor seringnya;
meskipun tidak mesti; bekerja dalam organisasi yang sama atau sebagai lahan bagi
mentee, dilakukan dengan mendengar dan berbicara dengan mentee.
Sumber :(SCOPME / Standing Committee on Post Graduate Medical and Dental
Education)
Mentoring may be an informal process that occurs between an expert nurse and a
novice nurse, but it also be an assigned role
This one-one relationship focuses on professional aspects and its mutually benefial.
(Patricia Kelly; Essentials of Nursing Leadership and Management,2010)
Kegiatan Mentoring adalah :
- Support (dukungan)
- Encouragement (memberi semangat)
- Listening (mendengar)
- Facilitation of Self-Reliance (memfasilitasi ke arah kemandirian)
- Namun , Mentoring bukan “Evaluation”.
3. PERAN MENTOR
Seorang mentor harus mempunyai pengetahuan yang bagus dalam lingkungan
kerja dari mentee untuk lebih banyak memberikan advis dan saran tetapi mereka
juga butuh “ekstra skill-set” seputar proses mentorship untuk memastikan mentee
mendapatkan keuntungan yang maksimum dari hubungan tersebut.
4. KRITERIA MENTEE
- Seorang pembelajar
- Orang baru ( new entry) di suatu lingkungan belajar/bekerja
- Open minded bukan defensif
- Mau berubah dan diarahkan
- Siap di koreksi
- Siap menjadi lebih baik
5. PROSES DALAM MELAKUKAN MENTORING
Sikap mentor :
a. Siap untuk mengambil peran
b. Membagi pengetahuan ttg perawatan pasien dan berlaku sebagai positif role
model
c. Familiar dengan programstudy mentee dan melakukan dokumentasi
pengkajian
d. Mengidentifikasi kesempatan belajar sepesifik dan pengalaman belajar
sebagai proses yg terencana
e. Mengobservasi mentee melakukan ketrampilan dalam supervisi sesuai level
yg sesuai
f. Menyediakan waktu untuk refleksi, feedback, monitoring dan dokumentasi
kemajuan mentee
g. Mengkaji kompetensi dan keamanan pasien, menjaga dalam dokumentasi
pengkajian
h. Membeerikan kpd mentee feedback membangun, dengan menyarankan
bagaimana meningkatkan untuk peningkatan kemajuan mentee
i. Melaporkan setiap insiden yg tdk diinginkan atau hal penting kepada
manajer senior anda dan institusi pendidikan
j. Bekerja sama denga dosen dan staf pendidikan klinik bila diperlukan
k. Memelihara pengetahuan profesional termasuk pertemuan “mentorship
updates”
l. Mencatat pengalaman mentoring anda sebagai bukti pengembangan
profesional
m. Ikut dalam supervisi klinik dan merfleksikan hubungan ini ke dalam peran
tersebut
o Intermediate interview
Perlu dilakukan :
- Tanyakan pendapat yang lebih luas dari staff lain
- Dukung mentee untuk mengkaji dirisendiri
- Klarifikasi setiap point yang di buat
- Berikan saran untuk perbaikan
- Catat point yang dibuat oleh mentee
- Lihat kembali perkembangan mentee
- Dorong mentee untuk menjawab pertanyaan
- Pastikan privacy untuk wawancara
- Kontak dengan institusi pendidikan bila ada hal penting
Jangan dilakukan :
- Perubahan tiba-tiba pada mentee
- Hanya menggunakan opini mentor sendiri
o Final interview
Perlu dilakukan :
- Tanyakan mentee untuk mengisi self assesment lagi
- Hubungi institusi pendidikan bila ada hal penting
Jangan dilakukan:
- Takut mengatakan bahwa mentee belum berhasil pada kasus
tersebut
4. EVALUASI
- Mentee harus di evaluasi praktek mereka sebagai bagian dari proses audit
pendidikan
- Mentor seharusnya diundang untuk mengevaluasi pengalaman mereka
dalam memfasilitasi pengalaman pembelajaran dari mentee
- Evaluasi ini harus sesuai dengan monitor kualitas lokal dan pemerintah
MENTOR MENTEE
- Mentor akan belajar dan melakukan refleksi- - Perpindahan fundamental dalam ketrampilan
perspektif yang luas, mengembangkan individu dan kemawasdirian
pandangan baru tentan masalah dan - Pengembangan pendekatan seumur hidup
mengetahui lebih baik dari kebutuhan / untuk belajar mandiri
peralatan lain. Meningkatkan penerimaan untuk kompetensi
- Kesempatan untuk melangkah diluar rutinitas manajerial
normal, menjadi lebih objektiv dan untuk - Mengembangkan jaringan melintasi spektrum
belajar terhadap pertanyaan asumsi sendiri dan yang luas dari penyedia layanan dalam kondisi
mental model normal.
- Puas dalam memberikan kontribusi positif - Meningkatkan kapasitas untuk membuat
untuk pengembangan individu dan organisasi “kemampuan belajar mengaplikasikan” dengan
konteks organisasi .
- Meningkatkan kemampuan sebagai sumber ide
dan praktek dari pandangan organisasi dan di
intergrasikan kedalam dirinya.
- Meningkatkan mawas diri, otonomi dan
percaya diri
KERUGIAN METODA MENTOR -MENTEE
MENTOR MENTEE
Sebuah tugas penting bagi para pemimpin keperawatan saat ini adalah untuk
menciptakan etos kerja keperawatan yang berkelanjutan dalam sistem perawatan
kesehatan yang saat ini sedang mengalami perubahan yang signifikan termasuk hilangnya
perawat berpengalaman yang pensiun, dan lulusan baru yang mengalami kekerasan
horisontal. Mentoring adalah salah satu metode yang dapat meningkatkan kepuasan staf,
dan karena itu, dapat mengurangi perasaan di antara perawat bahwa mereka sedang
tergeser dengan munculnya perawat baru, diskriminasi, dan merasa tidak berdaya diantara
rekan-rekan mereka sendiri.
Bally. Jill M. G. 2007. The Role of Nursing Leadership in Creating a Mentoring Culture in
Acute Care Environment. Jannetti Publications, Inc. Diakses di
http://www.medscape.com/viewarticle/559316
M Murray and M Owen, ‘Beyond the Myths of Mentoring: How to facilitate an Effective
Mentoring Program’, Jossey-Bass, San Francisco 1991)