Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL BIDANG


KESEHATAN

Dosen pengampu: Renny Listiawaty, SKM, M.K.M.

Disusun oleh:

Elvita Dwi Nirwana (2113201008)

Sara Julieta (2113201002)

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES HARAPAN IBU JAMBI

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
Kepemimpinan dan berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam proses penulisan makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas dari Ibu Renny Listiawaty, SKM, M.K.M. selaku dosen pengampu
pada mata kuliah terkait. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai kepemimpinan
transformasional bidang kesehatan, serta untuk lebih meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan penulis mengenai materi terkait.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa


makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian
demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Jambi, 7 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan penulisan makalah ............................................................................ 2

PENDEKATAN TRANSFORMASIONAL ........................................................... 3

PENGUKURAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL ............................ 4

PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL ................................. 7

DAMPAK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA ORGANISASI .. 8

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 11

A. Kesimpulan ............................................................................................... 11

B. Saran ......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Gaya kepemimpinan dianggap sebagai salah satu faktor penentu yang


paling penting dari kepuasan kerja karyawan yang secara ekstensif mempengaruhi
motivasi dan dedikasi karyawan. Menurut Supardi & Anwar (2011:76) efektivitas
gaya kepemimpinan menjadi hal yang penting bagi tercapainya tujuan perusahaan,
karena gaya kepemimpinan yang efektif dapat memberikan pengarahan dengan
baik terhadap semua pekerjaan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya
kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya.

Kepemimpinan yang efektif bertujuan untuk mencapai tujuan sesuai


dengan sumberdaya, waktu dan rencana yang telah ditentukan sebelumnya untuk
dicapai oleh manajemen. Manajemen membutuhkan untuk menerapkan
kepemimpin transaksional dalam pencapaian tujuan sebuah perusahaan. Terdapat
banyak gaya kepemimpinan, salah satunya adalah kepemimpinan
transformasional.

Kepemimpinan transformasional menunjukkan seorang pemimpin yang


mampu mengubah nilai, kebutuhan, aspirasi, prioritas pengikut dan juga
memotivasi pengikut mereka untuk melebihi harapan. Lebih jelasnya gaya
kepemimpinan transformasional adalah kemampuan yang dimiliki oleh para
pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya untuk meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya hasil kerja, memprioritaskan pentingnya kelompok, dan untuk
meningkatkan kebutuhan bawahan mereka ke tingkat yang lebih tinggi untuk
mencapai kualitas hidup yang lebih baik (Yukl, 2010:292). Gaya kepemimpinan
transformasional bisa membawa perubahan signifikan yang membawa pengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan (Thamrin, 2012:566).

Kepemimpinan di rumah sakit merupakan kemampuan seorang tenaga


kesehatan baik dokter /perawat sebagai pemimpin tim dalam meningkatkan
kualitas pelayanan di rumah sakit secara inovasi dan kreatif. Kemampuan
kepemimpinan klinis yang belum optimal menjadi masalah manajemen rumah
sakit dan berpengaruh terhadap rendahnya kualitas pelayanan. Pelaksanaan

1
kepemimpinan klinis di rumah sakit sudah diterapkan namun belum optimal
dalam pengaplikasiannya.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah nya adalah:

1. Bagaimana pengertian dan konsep pendekatan transformasional?


2. Bagaimana pengukuran kepemimpinan transformasional?
3. Bagaimana perilaku kepemimpinan transformasional?
4. Bagaimana dampak kepemimpinan transformasional pada organisasi?

C. Tujuan penulisan makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian dan konsep pendekatan transformasional


2. Untuk mengetahui pengukuran kepemimpinan transformasional
3. Untuk mengetahui perilaku kepemimpinan transformasional
4. Untuk mengetahui dampak kepemimpinan transformasional pada
organisasi

2
PENDEKATAN TRANSFORMASIONAL

Salah satu pendekatan kepemimpinan saat ini yang sering menjadi fokus
penelitian sejak awal tahun 1980-an adalah pendekatan transformasional.
Pendekatan ini merupakan bagian dari paradigma “Kepemimpinan Baru”
(Bryman, 1992:1). Seperti namanya, pendekatan transformasional adalah sebuah
proses yang mengubah dan mentransformasikan individu. Pendekatan ini
berhubungan dengan nilai-nilai, etika, standar, dan tujuan-tujuan jangka panjang.
Kepemimpinan transformasional meliputi: menilai motif para pengikutnya,
memuaskan kebutuhan mereka dan memperlakukan mereka sebagai manusia
seutuhnya. Pendekatan ini merupakan sebuah proses yang menggolongkan
kepemimpinan berkarisma dan bervisi. Kepemimpinan transformasional
merupakan pendekatan rumit yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan
banyak hal tentang kepemimpinan, mulai dari usaha yang sangat spesifik untuk
mempengaruhi para pengikutnya pada tingkat satu-satu, sampai pada usaha yang
sangat luas untuk mempengaruhi seluruh organisasi dan bahkan seluruh budaya.
Meskipun pemimpin transformational mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mempercepat perubahan, para pengikut dan para pemimpin sangat terikat
sehingga tidak mungkin dapat lepas dalam proses transformasi.
(Northouse,1997:130).

Bukti penting yang muncul bahwa kepemimpinan transformasional


merupakan suatu peramal yang lebih kuat dari keyakinan dan praktek daripada
kepemimpinan transaksional (contohnya, Koh, Steers, & Terborg, 1995).
Walaupun sering kali diukur sebagai suatu ciri global, kepemimpinan
transformasional merupakan bentuk multi dimensi yang melibatkan tiga kelompok
: karisma (mengenali dan menyokong suatu visi organisasi), dorongan intelektual
anggota, dan pertimbangan individu (Bass dan Avolio, 1994:4). Kepemimpinan
transformasional merupakan perluasan dari kepemimpinan transaksional.
Kepemimpinan transaksional menekankan pada transaksi atau pertukaran yang
terjadi di antara para pemimpin, kolega, dan pengikut. Pertukaran ini didasarkan
pada diskusi pemimpin dengan orang lain terkait dengan apa yang diperlukan dan
mengkhususkan kondisi serta penghargaan yang akan diterima orang lain jika

3
mereka memenuhi persyaratannya. Para pemimpin transformasional berhubungan
lebih banyak dengan para kolega dan pengikut mereka ketimbang menata
pertukaran atau kesepakatan sederhana. Mereka bersikap dengan caracara yang
memungkinkan untuk mencapai hasil superior dengan memakai satu atau lebih
dari pendekatan “Four I’s” (Bass & Avolio, 1994:3).

Kepemimpinan merupakan elemen vital dalam organisasi pelayanan


kesehatan dan upaya mencari solusi masalah kesehatan masyarakat. (Palutturi,
2021)

Northouse (2013) mengartikan kepemimpinan transformasional sebagai


gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan yang
dibutuhkan, menciptakan visi untuk memandu perubahan melalui inspirasi, dan
menjalankan perubahan dengan komitmen dari anggota kelompok. Menurut Ross,
Fitzpatrick, Click, Krouse, and Clavelle (2014) kepemimpinan transformasional
adalah suatu keadaan ketika para pengikut dari seorang pemimpin
transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat
terhadap pemimpin tersebut yang pada akhirnya mereka termotivasi untuk
melakukan lebih dari pada yang diharapkan pemimpin. Pemimpin yang dapat
menjadi sumber inspirasi dan memberikan pengaruh luar biasa sehingga
pengikutnya menyampingkan kepentingan pribadi demi kebaikan organisasi
disebut juga sebagai pemimpin transformasional (Robbins & Judge, 2008).

Pengertian diatas disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional


adalah kemampuan seorang pemimpin yang visioner dalam meyakinkan orang
lain untuk melakukan perubahan, memprioritaskan kepentingan bersama dan
menggerakan orang lain atau kelompok dalam mencapai tujuan.

PENGUKURAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Pendapat Bass (1990) tentang kepemimpinan transformasional ternyata


lebih populer dibandingkan dengan pendapat Burns (1978). Salah satu kekuatan
Bass adalah alat ukur yang dikembangkannya dan telah teruji secara empiris yaitu
MLQ (Multifactor Leadership Questionnaire). Untuk mendukung argumentasinya
bahwa kepemimpinan transformasional bukanlah kebalikan dari kepemimpinan

4
transaksional, melainkan “kelanjutan”nya, Bass bersama rekan-rekannya
Waldman dan Einstein (Waldman dkk, 1987) melakukan analisis regresi hierarkis.
Hasilnya menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki efek
yang melebihi dan di atas (over and above) kepemimpinan transaksional.

MLQ memiliki 8 faktor kepemimpinan yang terdiri dari 4 faktor


kepemimpinan transformasional, 3 faktor kepemimpinan transaksional dan satu
faktor kepemimpinan “Laissez-faire” (Den Hartog dkk, 1997). Seperti tersebut di
atas, 4 faktor kepemimpinan transformasional adalah karisma, inspirasi, perhatian
individual (individual consideration), dan stimulasi intelektual (intellectual
stimulation). Kepemimpinan transaksional dibagi dalam tiga faktor, yaitu,
reinforcement yang sesuai (contingent reinforcement), manajemen seperlunya
(management-by-exception) aktif dan manajemen seperlunya pasif. Sedangkan
faktor ke delapan adalah kepemimpinan serba boleh (Laissez-faire).

Karisma ditandai dengan kekuatan visi dan penghayatan akan misi,


memunculkan kebanggaan, menimbulkan hormat dan kepercayaan, dan
peningkatan optimisme. Pemimpin yang karismatik membuat anah buah
bersemangat, terangsang dan terinspirasi (Bass & Avolio, 1989; Bass, 1985;
Yammarino & Bass, 1990).

Dimensi inspirasi mencakup kapasitas seorang pemimpin untuk bertindak


sebagai model atau panutan bagi pengikutnya. Tindakan itu dapat juga berupa
cara mengkomunikasikan visi dan penggunaan simbol-simbol sehingga anak buah
dapat bekerja dan berusaha secara terfokus.

Perhatian individual dapat berupa aktivitas pembimbingan dan mentoring,


yang merupakan proses pemberian feedback yang berkelanjutan dan pengkaitan
misi organisasi dengan kebutuhan individual sang anak buah. Dengan demikian
anak buah akan merasakan pentingnya berusaha dan bekerja semaksimal mungkin
karena itu terkait langsung dengan kebutuhannya sendiri.

Dimensi stimulasi intelektual ditandai oleh kemampuan pemimpin untuk


mencetuskan ide-ide segar yang merangsang pemikiran dan memberikan
tantangan untuk pemecahan permasalahan yang berbeda dengan cara-cara yang

5
lazim. Stimulasi intelektual ini merangsang kesadaran akan permasalahan,
kesadaran akan cara berpikirnya selama ini dan merangsang imajinasi. Oleh
karena itu stimulasi intelektual ini meningkatkan penghargaan anak buah terhadap
keyakinan dan nilai-nilai sang pemimpin. Adanya pengaruh stimulasi intelektual
ini dapat dilihat dari kemampuan anak buah dalam hal konseptualisasi,
pemahaman komprehensif, dan analisis permasalahan, serta pemecahan masalah
yang mereka lakukan.

Dimensi reinforcement yang sesuai mengukur apakah imbalan yang


diberikan oleh sang pemimpin sudah sesuai dengan usaha yang diberikan dan
prestasi yang dicapai. Kesesuaian imbalan dengan usaha dan prestasi ini akan
mempengaruhi prestasi selanjutnya dan kepuasan kerja anak buah (Bass, 1990).

Dimensi manajemen seperlunya adalah sikap pemimpin yang sekedar


mempertahankan cara kerja yang sudah ada asal berjalan baik. Pimpinan hanya
bertindak jika ada penyimpangan atau ada masalah. Dimensi ini dibagi dua, yang
aktif dan pasif. Disebut aktif jika pemimpin secara aktif mencari apakah ada
penyimpangan prosedur atau kesalahan-kesalahan, dan jika ditemukan akan
mengambil tindakan seperlunya. Disebut pasif jika pemimpin hanya bertindak jika
ada laporan penyimpangan atau kesalahan, sehingga tanpa adanya informasi yang
diberikan padanya sang pemimpin tidak mengambil tindakan apa-apa.

Dimensi serba boleh adalah dimensi yang paling pasif, sehingga sering
juga disebut sebagai kondisi yang sama dengan tidak ada kepemimpinan sama
sekali. Segalanya serba boleh, karena pemimpin tidak berani mengambil
keputusan.

Pembagian menjadi 8 faktor (dimensi) ini dikritik oleh Den Hartog dkk,
(1997) terutama pembedaan manajemen seperlunya yang pasif dengan serba
boleh. Hasil uji ulang mereka menunjukkan bahwa pembagian dua faktor itu tidak
begitu berarti dan sebaiknya digabungkan saja menjadi satu faktor, yaitu
kepemimpinan pasif. Namun demikian studi mereka semakin memperkuat
signifikansi faktor-faktor yang lain sebagai alat ukur yang handal untuk
kepemimpinan transformasional.

6
PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Kepemimpinan transformasional dapat diimplementasikan pada semua


level organisasi mulai dari level tim, level departemen, level divisi dan akhirnya
organisasi secara keseluruhan (Renjith, Renu, & George, 2015). Terdapa empat
dimensi yang menyusun kepemimpinan transformasional yaitu stimulasi
intelektual, pertimbangan individual, motivasi inspirasional, dan pengaruh ideal
(B. Bass & R. Riggio, 2006).

Dimensi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Motivasi Inspirasional
Inspirasi dan motivasi adalah dua komponen utama kepemimpinan
transformasional. Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan
transformasional harus memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan dan
sasaran organisasi sambil mengilhami mereka untuk mencapai tujuan
mereka sendiri. Menyelaraskan kebutuhan individu dengan kebutuhan
organisasi adalah strategi penting dari motivasi inspirasional.

b. Stimulasi Intelektual
Pemimpin mendorong & menghargai berbagai ide inovatif & kreatif
dari anggotanya. Anggota tidak boleh disalahkan atau dikritik secara
terbuka atas kesalahan yang dilakukannya. Melalui stimulasi intelektual,
seorang pemimpin transformasional merangsang pemikiran kritis,
meningkatkan pemecahan masalah dan memberdayakan para pengikut
(Thompson, 2011). Seorang pemimpin transformasional mendorong
karyawan untuk berpikir out of the box dan mendorong imajinasi
karyawan. Dalam konsep klinik, seorang manajer keperawatan secara
intelektual merangsang para pengikut untuk berpikir rasional dan
bertindak secara ilmiah untuk meningkatkan praktik berbasis bukti.
Mereka digerakkan untuk mencari cara yang lebih baik untuk melakukan
sesuatu.

c. Pertimbangan Individual

7
Pertimbangan individual mengacu pada atribut seorang pemimpin
yang welas asih. Pemimpin bertindak sebagai mentor bagi pengikut
mereka, menghargai kreativitas dan inovasi mereka. Seorang pemimpin
transformasional adalah master yang terampil berkomunikasi dan
menunjukkan keterampilan interpersonal yang sangat baik. Pemimpin
transformasional menunjukkan perhatian dan kasih sayang yang tulus
terhadap pengikutnya.

d. Pengaruh idealis/kharismatik
Pengaruh idealis, mempunyai makna bahwa seorang pemimpin
transformasional harus memiliki kharisma yang mampu “menyihir”
bawahan untuk bereaksi mengikuti pimpinan. Dalam bentuk konkrit,
kharisma ini ditunjukan melalui perilaku pemahaman terhadap visi dan
misi organisasi, mempunyai pendirian yang kokoh, komitmen dan
konsisten terhadap setiap keputusan yang telah diambil, dan menghargai
bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional menjadi role
model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh bawahannya. Pemimpin
transformasional bertindak sebagai mentor dan panutan bagi bawahan.

Kepemimpinan transformasional merupakan aktivitas mempengaruhi


orang-orang agar mereka mau berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok,
dengan kata lain bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu strategi atau
kemampuan dalam mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.

DAMPAK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PADA


ORGANISASI

Kepemimpinan yang baik merupakan tindakan dari pemimpin yang


mampu memberi dampak baik dan tujuan dari organisasi tersebut tercapai sesuai
yang dicita-citakan. Dalam arti seorang pemimpin mampu memberikan efek
kinerja yang baik bagi bawahan atau karyawannya.

“Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas


kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama” (Rauch & Behling).

8
Martinis Yamin dan Maisah (2010) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
suatu proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola
anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan
merupakan bentuk strategi atau teori memimpin yang tentunya dilakukan oleh
orang yang biasa kita sebut sebagai pemimpin.

Para pemimpin transformasional yang sesungguhnya yakni ketika mereka


memberikan kesadaran tentang apa itu benar, baik, indah, ketika mereka
membantu meninggikan kebutuhan dari para bawahan dalam mencapai apa yang
diinginkan dan dalam mencapai aktualisasi, para pemimpin membantu dalam
mencapai tingkat kedewasaan moral yang lebih tinggi, dan ketika para pemimpin
itu mampu menggerakkan para bawahannya untuk melepaskan kepentingan diri
mereka sendiri untuk kebaikan group, organisasi, maupun masyarakat (Sopiah,
2008). Rivai dan Mulyadi (2012) mengemukakan bahwa pemimpin
transformasional memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dengan apa yang
sesungguhnya diharapkan bawahan itu dengan meningkatkan nilai tugas, dengan
mendorong bawahan mengorbankan kepentingan diri sendiri demi kepentingan
organisasi yang dibarengi dengan menaikkan tingkat kebutuhan bawahan ke
tingkat yang lebih baik.

Menurut Robbins & Judge (2008), pemimpin transformasional adalah


pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk mengenyampingkan
kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mereka mampu
memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya. Mereka menaruh
perhatian terhadap kebutuhan pengembangan diri para pengikutnya, mengubah
kesadaran para pengikut atas isu-isu yang ada dengan cara membantu orang lain
memandang masalah lama dengan cara yang baru, serta mampu menyenangkan
hati dan menginspirasi para pengikutnya untuk bekerja keras guna mencapai
tujuan-tujuan bersama.

Di bidang kesehatan khususnya, efek kepemimpinan transformasional


dapat dilihat pada kinerja perawat di suatu rumah sakit. Aktivitas perawat dalam
menerapkan suatu wewenang, tugas dan tanggung jawab dalam rangka
pencapaian fungsi utama profesi dan organisasi merupakan gambaran dari kinerja.

9
Kinerja perawat mempunyai arti seperti prestasi kerja di suatu perusahaan.
Pengukuran kinerja perawat dilakukan berdasarkan fakta, terbuka dan dapat
dikomunikasikan. Kepemimpinan transformasional kepala ruangan berpengaruh
terhadap kinerja perawat pelaksana. Dimensi kepemimpinan transformasional
seperti pertimbangan individu, stimulasi intelektual dan inspirasi mempunyai
pengaruh positif terhadap perawat pelaksana. Gaya kepemimpinan
transformasional yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat
di Rumah Sakit itu artinya gaya kepemimpinan transformasional dalam
mengarahkan, membina berpartisipasi, dan mendukung bawahan dalam bekerja
mampu meningkatkan kinerja perawat yang lebih baik dalam mencapai tujuan
yaitu memberikan pelayanan keperawatan, gaya kepemimpinan transformasional
berperan penting dalam memberikan petunjuk kepada karyawan secara langsung
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya (Gani, 2020).

Apabila seorang pemimpin mampu menerapkan konsep kepemimpinan


transformasional dalam mengelola suatu organisasi, selain kinerja bawahannya
menjadi baik banyak dampak positif lainnya terhadap bawahannya tersebut.
Dampak positif kepemimpinan transformasional antara lain kepuasan kerja,
budaya organisasi, kerja sama, loyalitas, pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin
yang menerapkan model kepemimpinan transformasional secara tidak langsung
sedang mempersiapkan generasi-generasi pemimpin yang lebih baik dimasa
mendatang.

10
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kepemimpinan transformasional salah satu gaya kepemimpinan yang


modern yang mampu mengubah dari visi misi menjadi aksi dan dilakukan dengan
membuat visi yang jelas, memotivasi staf untuk menjadi kreatif, inovatif,
membangun budaya belajar, serta membangun komunikasi yang efektif.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam
menentukan baik buruknya organisasi. Dari berbagai riset dibuktikan bahwa
pengembangan organisasi yang sangat penting adalah karakter dari orang yang
menjadi pemimpin. Terkadang, kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan pada
karakter. Selanjutnya, keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh kualitas
kepemimpinan. Karena dengan kepemimpinan yang berkualitas sebuah organisasi
akan dapat meningkatkan kinerja, pengetahuan dan bahkan kompetensi, motivasi,
dan pada gilirannya kepuasan kerja.

B. Saran

Makalah ini disajikan dengan pembahasan untuk menambah pemahaman


mahasiswa mengenai kepemimpinan transformasional bidang kesehatan. Dalam
penyajian makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan, sehingga diharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi terciptanya makalah
yang lebih baik lagi di masa mendatang.

11
DAFTAR PUSTAKA

KOLOMBOY, F. (2021). PENGEMBANGAN MODEL KEPEMIMPINAN


TRANSFORMASIONAL BERBASIS SPIRITUAL TERHADAP BUDAYA
ORGANISASI DAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KOTA PALU (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Negara, I. G. N. A., & Adnyani, I. G. A. D. (2021). PENGARUH GAYA


KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA ORGANISASI,
PROGAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP
KEPUASAN KERJA KARYAWAN. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 10(1).

Riyono, B. (2015). KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Kebangkitan


Kembali Studi Tentang Kepemimpinan. Buletin Psikologi, 7(1).

SEPTIANINGSIH, D. (2021). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN


TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA PETUGAS AVIATION SECURITY DI BANDAR UDARA SULTAN
MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA (Doctoral dissertation, STTKD Sekolah
Tinggi Teknologi KeDirgantaraan).

Solehudin, S., Hadi, M., Sulaeman, S., Kurniati, T., & Nursalam, N. (2022). Efek
Kepemimpinan Transformasional Pada Kinerja Perawat. Jurnal Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan, 5(1), 1-7.

Tri Ismu Pujiyanto, T. I. P., & Edy Wuryanto, E. W. STRATEGI GAYA


KEPEMIMPINAN DI PELAYANAN KEPERAWATAN.

12

Anda mungkin juga menyukai