Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2020 M/ 1440 H
Kata Pengantar
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah swt karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “Korelasi Antara Kepemimpinan dan
Kualitas Mut” dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Total Quality Management. Kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT.
2. Shobah Sofariyani selaku dosen pengampu mata kuliah Total Quality
Management.
3. Teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna masih banyak kekurangan
dan kesalahan karena keterbatasan pengetahuan kami. Maka dari itu, saran dan kritik
yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan informasi maupun maanfaat bagi mahasiswa maupun
yang membacanya.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................................iii
BAB 1.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah............................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................8
A. Kesimpulan........................................................................................................................8
Daftar Pustaka..............................................................................................................................9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran pemimpin dalam meningkatkan kualitas mutu?
2. Apakah yang dimaksud dengan Khalifah?
3. Bagaimana ciri-ciri pemimpin yang amanah dan adil?
4. Bagaimana peran kerjasama tim dalam upaya peningkatan mutu?
B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bagaimana peran pemimpin dalam meingkatkan
kualitas mutu khususnya mutu pendidikan.
1
Dr. Nurul Hidayah, M.Ag, Kepemimpinan VISIONER Kepala Sekolah, (Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2016), Hal. 29
2
http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/viewFile/455/409
1
2. Mengetahui dan memahami apa itu arti Khalifah secara baik dan benar
3. Dapat mengetahui dan membedakan ciri-ciri pemimpin yang amanah dan adil
dalam upaya peningkatan kualitas mutu
4. Memahami bagaimana peran kerjasama tim dalam upaya peningkatan mutu
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Pemimpin
Kepemimpinan merupakan kunci bagi penerapan manajemen mutu
terpadu pendidikan yang perlu dibangun dalam basis yang kuat. Dalam
manajemen mutu terpadu, semua manajer organisasi harus menjadi pemimpin dan
teladan dalam proses mutu. Mereka perlu mengkomunikasikan misi dan
sumbernya kepada seluruh unsur SDM dalam organisasi. Untuk mewujudkan
perbaikan mutu yang berkelanjutan, maka yang diperlukan adalah pimpinan yang
tidak hanya berhasil (success) tetapi juga efektif (effective).3 Pimpinan yang
efektif dalam organsisasi pendidikan adalah mereka yang memberikan
pengaruhnya dan orang lain bergerak ke arah tujuan secara sukarela dan senang
tanpa merasa terpaksa. Pengaruh ini berkelanjutan untuk mewujudkan pendidikan
sehingga kinerja sekolah dapat dirasakan para pelanggan pendidikan dari lulusan
yang bermutu. Kepemimpinan mutu merupakan kepemimpinan efektif yang
berimplikasi terhadap produktivitas sekolah. Kinerja guru dan pegawai menjadi
indikator dari kepemimpinan efektif tersebut.4
Kepemimpinan begitu kuat memengaruhi kinerja organisasi sehingga
sangat rasional jika keterpurukan pendidikan salah satunya disebabkan oleh
kinerja kepemimpinan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan
juga tidak memiliki perencanaan strategi pendidikan yang adaptif terhadap
perubahan.5
Pemimpin pendidikan harus mampu membuat keputusan yang bermutu.
Keputusan yang bermutu diraih dari keterlibatan semua pihak (keputusan
partisipatori). Hal ini dikarenakan adanya sejumlah pemikiran orang yang dibawa
3
Bunyamin, Total Quality Management: Konsep dan Implementasi dalam Pendidikan yang Diperkaya
dengan Perspektif Islam (Depok: Rajawali Pers, 2019), Hal. 81.
4
Deden Makbuloh, Manajemen Mutu Pendidikan Islam: Model Pengembangan Teori dan Aplikasi
Sistem Penjaminan Mutu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Hal. 36.
5
Nurul Hidayah, M.Ag, Kepemimpinan VISIONER Kepala Sekolah, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2016), Hal. 61.
3
dalam menyelesaikan masalah. Bagaimanapun, bila orang dilibatkan dalam
membuat keputusan, mereka lebih suka untuk melaksanakan keputusan itu secara
efektif.
B. Tentang Khalifah
Arti yang tepat dalam bahasa kita terhadap kata khalifah ini hanya dapat
kita ungkapkan setelah kita kaji apa tugas khalifah. Ketika Rasulullah Saw., telah
wafat, sahabat-sahabat Rasulullah Saw., sependapat mesti ada yang menggantikan
beliau mengatur masyarakat, mengepalai mereka, yang akan menjalankan hukum,
membela yang lemah, menentukan perang atau damai, dan memimpin mereka
semuanya. Sebab dengan wafatnya Rasulullah, kosonglah jabatan pimpinan itu.
Maka sepakatlah mereka mengangkat Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a.
menjadi pemimpin mereka. Dan mereka gelari mereka “Khalifah Rasulullah”.
Dalam surah An-Naml: 62 dijelaskan bahwasannya seluruh manusia
adalah Khalifah di muka bumi ini.
Artinya: Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila
ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu
(manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?
Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).
4
ُ اس َأنْ َتحْ ُكمُوا ِب ْال َع ْد ِل ۚ ِإنَّ هَّللا َ ِن ِعمَّا َيع
َ ِظ ُك ْم ِب ِه ۗ ِإنَّ هَّللا ِ ِإنَّ هَّللا َ َيْأ ُم ُر ُك ْم َأنْ ُتَؤ دُّوا اَأْل َما َنا
ِ ت ِإلَ ٰى َأهْ لِ َها َوِإ َذا َح َكمْ ُت ْم َبي َْن ال َّن
ان َسمِيعً ا بَصِ يرً ا َ َك
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.
Sebab turunnya ayat ini ialah ketika Nabi Muhammad Saw., mengambil kuci
Ka’bah dari Utsman bin Thalhah. Ayat ini mencakup semua amanat. Ibnu Abbas dan
lainnya berkata, “Ayat ini diturunkan berkenaan dengan para pemimpin dan hendaknya
mereka menunaikan amanat yang diamanatkan oleh Allah, yaitu urusan rakyat.
Perintah bagi para penguasa untuk bersikap lemah lembut, member nasihat, dan
kasih sayang terhadap rakyatnya. Juga larangan bagi para penguasa untuk berkhianat,
bersikap kasar, serta mengabaikan kemaslahatan dan melalaikan kebutuhan mereka.
Allah memerintahkan untuk berlaku adil, berbuat kebaikan kepada orang lain,
menyambung hubungan kekerabatan, melarang perbuatan yang keji baik berupa
perkataan maupun perbuatan, melarang perbuatan munkar yang diingkari oleh syariat,
serta melarang memusuhi orang lain.
Dalam Islam, bersikap adil merupakan hal yang diwajibkan, terutama kepada
para pemimpin. Sebagaimana Allah Swt berfirman:
ُ ان َوِإي َتا ِء ذِي ْالقُرْ َب ٰى َو َي ْن َه ٰى َع ِن ْال َفحْ َشا ِ@ء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي ۚ َيع ْأ
َ ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر
ُون ِ ِ ِ ِإنَّ هَّللا َ َي ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواِإْلحْ َس
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. (Q.S.An-Nahl 16/90).
1. Pemimpin pendidikan
6
Bunyamin, Total Quality Management: Konsep dan Implementasi dalam Pendidikan yang Diperkaya
dengan Perspektif Islam (Depok: Rajawali Pers, 2019),
5
Walking About) yang menekankan pada pentingnya kehadiran pemimpin
dan pemahaman atau pandangan mereka terhadap karyawan dan proses
institusi. Menurut Peters dan Austin pentingnya pendidikan membutuhkan
perspektif berikut ini:
1) Mengkomunikasikan visi dan symbol
2) Gaya kepemimpinan MBWA
3) Memiliki focus yang jelas terhadap pelanggan pendidikan
4) Menciptakan rasa kekeluargaan
5) Ketulusan, kesabaran, semangat, intensitas dan antusiasme
2. Mengkomunikasikan Visi
6
untuk meningkatkan pembelajaran. Stanley Spanbauer berpendapat bahwa
dalam pendekatan berbasis mutu, kepemimpinan di sekolah bergantung
pada pemberdayaan para guru dan staf lain yang terlibat dalam proses
belajar mengajar.
Pada dasarnya arahan Spanbauer sangat berkaitan dengan
pentingnya kepemimpinan bagi pemberdayaan. Arahan tersebut setiap
pemimpin harus:
1) Melibatkan guru dan staf dalam penyelesaian masalah
2) Meminta pendapat mereka tentang berbagai hal
3) Menyampaikan informasi manajemen untuk
mengembangkan dan meningkatkan komitmen
4) Menanyakan pendapat staf tentang kendala pada system
informasi
5) Memahami pendekatan yang baik untuk meningkatkan
mutu para guru
6) Memindahkan tanggung jawab dan control pengembangan
tenaga professional langsung kepada guru dan pekerja
teknis
7) Implementasi komunikasi yang sistematis dan kontinu
8) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
9) Memiliki sikap membantu
10) Menyediakan media pembelajaran konsep mutu
11) Memberi teladan yang baik
12) Belajar sebagai pelatih dan bukan sebagai pelatih.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
Daftar Pustaka