Anda di halaman 1dari 12

KORELASI ANTARA KEPEMIMPINAN DAN KUALITAS MUTU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah TQM

Dosen Pengampu :

Shobah Sofariyani M.Pd

Disusun Oleh :

Ade Naufal Azzam

Muhammad Zainul Hasan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2020 M/ 1440 H
Kata Pengantar

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah swt karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “Korelasi Antara Kepemimpinan dan
Kualitas Mut” dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Total Quality Management. Kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT.
2. Shobah Sofariyani selaku dosen pengampu mata kuliah Total Quality
Management.
3. Teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna masih banyak kekurangan
dan kesalahan karena keterbatasan pengetahuan kami. Maka dari itu, saran dan kritik
yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan informasi maupun maanfaat bagi mahasiswa maupun
yang membacanya.

Jakarta, 13 April 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................................iii
BAB 1.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah............................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................8
A. Kesimpulan........................................................................................................................8
Daftar Pustaka..............................................................................................................................9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bermunculannya teori-teori tentang kepemimpinan mengindikasikan


bahwa kepemimpinan memegang peranan penting dalam kemajuan lembaga.
Demikian pula adanya praktik-praktik terkini tentang kepemimpinan dalam
organisasi menunjukkan adanya perhatian besar terhadapnya. Perhatian ini sejalan
dengan era yang ditandai dengan perubahan-perubahan dramatis dalam berbagai
bidang kehidupan. Di era perubahan ini, kepemimpinan sangat penting dalam
memandu peningkatan prestasi dan pengembangan sekolah1.
Kepemimpinan itu adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan seseorang
atau kelompok dalam situasi tertentu untuk tujuan bersama. Artinya terjadi proses
interaksi antara pemimpin, yang dipimpin, dan situasi. Kepemimpinan seyogianya
melekat pada diri pemimpin dalam wujud kepribadian (personality), kemampuan
(ability), dan kesanggupan (capability) guna mewujudkan kepemimpinan bermutu
atau Total Quality Management(TQM). Secara umum dapat dinyatakan bahwa
kunci mutu pendidikan nasional terletak pada mutu pendidikan (sekolah) dan
kunci mutu sekolah terletak pada mutu kegiatan belajar mengajar di kelas. Mutu
kegiatan belajar mengajar pada akhirnya diukur dari mutu hasil belajar yang
dicapai siswa. Peningkatan kualitas belajar siswa merupakan sebuah upaya
kolektif dan tanggung jawab bersama dari semua komponen yang ada di sekolah
dimana dalam pencapaiannya diperlukan kemampuan, kemauan, dan komitmen
yang tinggi2.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran pemimpin dalam meningkatkan kualitas mutu?
2. Apakah yang dimaksud dengan Khalifah?
3. Bagaimana ciri-ciri pemimpin yang amanah dan adil?
4. Bagaimana peran kerjasama tim dalam upaya peningkatan mutu?

B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bagaimana peran pemimpin dalam meingkatkan
kualitas mutu khususnya mutu pendidikan.
1
Dr. Nurul Hidayah, M.Ag, Kepemimpinan VISIONER Kepala Sekolah, (Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2016), Hal. 29
2
http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/viewFile/455/409

1
2. Mengetahui dan memahami apa itu arti Khalifah secara baik dan benar
3. Dapat mengetahui dan membedakan ciri-ciri pemimpin yang amanah dan adil
dalam upaya peningkatan kualitas mutu
4. Memahami bagaimana peran kerjasama tim dalam upaya peningkatan mutu

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Pemimpin
Kepemimpinan merupakan kunci bagi penerapan manajemen mutu
terpadu pendidikan yang perlu dibangun dalam basis yang kuat. Dalam
manajemen mutu terpadu, semua manajer organisasi harus menjadi pemimpin dan
teladan dalam proses mutu. Mereka perlu mengkomunikasikan misi dan
sumbernya kepada seluruh unsur SDM dalam organisasi. Untuk mewujudkan
perbaikan mutu yang berkelanjutan, maka yang diperlukan adalah pimpinan yang
tidak hanya berhasil (success) tetapi juga efektif (effective).3 Pimpinan yang
efektif dalam organsisasi pendidikan adalah mereka yang memberikan
pengaruhnya dan orang lain bergerak ke arah tujuan secara sukarela dan senang
tanpa merasa terpaksa. Pengaruh ini berkelanjutan untuk mewujudkan pendidikan
sehingga kinerja sekolah dapat dirasakan para pelanggan pendidikan dari lulusan
yang bermutu. Kepemimpinan mutu merupakan kepemimpinan efektif yang
berimplikasi terhadap produktivitas sekolah. Kinerja guru dan pegawai menjadi
indikator dari kepemimpinan efektif tersebut.4
Kepemimpinan begitu kuat memengaruhi kinerja organisasi sehingga
sangat rasional jika keterpurukan pendidikan salah satunya disebabkan oleh
kinerja kepemimpinan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan
juga tidak memiliki perencanaan strategi pendidikan yang adaptif terhadap
perubahan.5
Pemimpin pendidikan harus mampu membuat keputusan yang bermutu.
Keputusan yang bermutu diraih dari keterlibatan semua pihak (keputusan
partisipatori). Hal ini dikarenakan adanya sejumlah pemikiran orang yang dibawa
3
Bunyamin, Total Quality Management: Konsep dan Implementasi dalam Pendidikan yang Diperkaya
dengan Perspektif Islam (Depok: Rajawali Pers, 2019), Hal. 81.
4
Deden Makbuloh, Manajemen Mutu Pendidikan Islam: Model Pengembangan Teori dan Aplikasi
Sistem Penjaminan Mutu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Hal. 36.
5
Nurul Hidayah, M.Ag, Kepemimpinan VISIONER Kepala Sekolah, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2016), Hal. 61.

3
dalam menyelesaikan masalah. Bagaimanapun, bila orang dilibatkan dalam
membuat keputusan, mereka lebih suka untuk melaksanakan keputusan itu secara
efektif.

B. Tentang Khalifah
Arti yang tepat dalam bahasa kita terhadap kata khalifah ini hanya dapat
kita ungkapkan setelah kita kaji apa tugas khalifah. Ketika Rasulullah Saw., telah
wafat, sahabat-sahabat Rasulullah Saw., sependapat mesti ada yang menggantikan
beliau mengatur masyarakat, mengepalai mereka, yang akan menjalankan hukum,
membela yang lemah, menentukan perang atau damai, dan memimpin mereka
semuanya. Sebab dengan wafatnya Rasulullah, kosonglah jabatan pimpinan itu.
Maka sepakatlah mereka mengangkat Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a.
menjadi pemimpin mereka. Dan mereka gelari mereka “Khalifah Rasulullah”.
Dalam surah An-Naml: 62 dijelaskan bahwasannya seluruh manusia
adalah Khalifah di muka bumi ini.

َ ‫ض ۗ َأِإ ٰلَ ٌه َم َع هَّللا ِ ۚ َقلِياًل َما َت َذ َّكر‬


‫ُون‬ ِ ْ‫َأمَّنْ ُي ِجيبُ ْالمُضْ َطرَّ ِإ َذا دَ َعاهُ َو َي ْكشِ فُ السُّو َء َو َيجْ َعلُ ُك ْم ُخلَ َفا َء اَأْلر‬

Artinya: Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila
ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu
(manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?
Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).

Pada manusia itulah Allah menyatakan hukum-Nya dan peraturan-Nya. Dia


menjadi khalifah untuk mengatur bumi ini, untuk mengeluarkan rahasia yang terpendam
di dalamnya. Dianugerahkan kepadanya akal. Akal itu pun sesuatu yang ajaib dan gaib.
Bentuknya tidak tampak, tetapi bekasnyalah yang menujukkan bahwa akal itu ada.
Manusia yang ketika mulai lahir lemah tadi, kian lama kian diberi persiapan. Kekuatan
yang ada padanya amat luas dan keinginan hendak tahu tidak terbatas.

C. Pemimpin yang Amanah dan Adil

4
ُ ‫اس َأنْ َتحْ ُكمُوا ِب ْال َع ْد ِل ۚ ِإنَّ هَّللا َ ِن ِعمَّا َيع‬
َ ‫ِظ ُك ْم ِب ِه ۗ ِإنَّ هَّللا‬ ِ ‫ِإنَّ هَّللا َ َيْأ ُم ُر ُك ْم َأنْ ُتَؤ دُّوا اَأْل َما َنا‬
ِ ‫ت ِإلَ ٰى َأهْ لِ َها َوِإ َذا َح َكمْ ُت ْم َبي َْن ال َّن‬
‫ان َسمِيعً ا بَصِ يرً ا‬ َ ‫َك‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.
Sebab turunnya ayat ini ialah ketika Nabi Muhammad Saw., mengambil kuci
Ka’bah dari Utsman bin Thalhah. Ayat ini mencakup semua amanat. Ibnu Abbas dan
lainnya berkata, “Ayat ini diturunkan berkenaan dengan para pemimpin dan hendaknya
mereka menunaikan amanat yang diamanatkan oleh Allah, yaitu urusan rakyat.
Perintah bagi para penguasa untuk bersikap lemah lembut, member nasihat, dan
kasih sayang terhadap rakyatnya. Juga larangan bagi para penguasa untuk berkhianat,
bersikap kasar, serta mengabaikan kemaslahatan dan melalaikan kebutuhan mereka.
Allah memerintahkan untuk berlaku adil, berbuat kebaikan kepada orang lain,
menyambung hubungan kekerabatan, melarang perbuatan yang keji baik berupa
perkataan maupun perbuatan, melarang perbuatan munkar yang diingkari oleh syariat,
serta melarang memusuhi orang lain.
Dalam Islam, bersikap adil merupakan hal yang diwajibkan, terutama kepada
para pemimpin. Sebagaimana Allah Swt berfirman:
ُ ‫ان َوِإي َتا ِء ذِي ْالقُرْ َب ٰى َو َي ْن َه ٰى َع ِن ْال َفحْ َشا ِ@ء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي ۚ َيع‬ ‫ْأ‬
َ ‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر‬
‫ُون‬ ِ ِ ِ ‫ِإنَّ هَّللا َ َي ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواِإْلحْ َس‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. (Q.S.An-Nahl 16/90).

D. Peran Kerjasama Tim dalam Peningkatan Mutu.

1. Pemimpin pendidikan

Peters dan Austin mengatakan bahwa mutu dalam sebuah institusi


adalah kepimipinan. 6 Menurut mereka gaya kepemimpinan yang baik
harus menggunakan gaya kepemimpinan MBWA (Management By

6
Bunyamin, Total Quality Management: Konsep dan Implementasi dalam Pendidikan yang Diperkaya
dengan Perspektif Islam (Depok: Rajawali Pers, 2019),

5
Walking About) yang menekankan pada pentingnya kehadiran pemimpin
dan pemahaman atau pandangan mereka terhadap karyawan dan proses
institusi. Menurut Peters dan Austin pentingnya pendidikan membutuhkan
perspektif berikut ini:
1) Mengkomunikasikan visi dan symbol
2) Gaya kepemimpinan MBWA
3) Memiliki focus yang jelas terhadap pelanggan pendidikan
4) Menciptakan rasa kekeluargaan
5) Ketulusan, kesabaran, semangat, intensitas dan antusiasme
2. Mengkomunikasikan Visi

Manajer harus menjadi pemimpin dan pejuang proses mutu.


Mereka harus mengkomunikasikan visi dan menurunkannya keseluruh
orang dalam instansi. Funsi pemimpin mempertinggi mutu dan
mendukung staf yang menjalankan roda mutu tersebut. TQM juga
memberdayakan para guru dan memberikan kesempatan yang luas untuk
berinisiasi maka dari itu institusi TQM harus membutuhkan manajemen
sederhana dengan kepemimpinan yang unggul.
3. Peran pemimpin dalam mengembangkan budaya mutu funsi pemimpin
dalam pengembangan mutu sebagai berikut:
1) Memiliki visi mutu terpadu bagi institusi
2) Memiliki komitmen yang jelas terhadap proses peningkatan
mutu
3) Mengkomunikasikan peran mutu
4) Memastikan kebutuhan pelanggan menjadi pusat kebijakan
dan praktek institusi
5) Mengarahkan perkembangan karyawan
6) Berhati-hati dan tidak menyalahkan orang lain
7) Memimpin inovasi dalam institusi
8) Mampu memastikan bahwa struktur organisasi secara jelas
telah mendefinisikan tanggung jawab dan mampu
mempersiapkan delegasi dengan tepat
9) Memiliki komitmen untuk menghilangkan rintangan baik
yang bersifat organisasional maupun kultural
10) Membangun tim efektif
11) Mengembangkan mekanisme, mengawasi dan
mengevaluasi kesuksesan dengan tepat
4. Memberdayakan para guru
Aspek penting dari peran kepemimpinan dalam pendidikan adalah
memberdayakan para guru dan memberi mereka wewenang yang luas

6
untuk meningkatkan pembelajaran. Stanley Spanbauer berpendapat bahwa
dalam pendekatan berbasis mutu, kepemimpinan di sekolah bergantung
pada pemberdayaan para guru dan staf lain yang terlibat dalam proses
belajar mengajar.
Pada dasarnya arahan Spanbauer sangat berkaitan dengan
pentingnya kepemimpinan bagi pemberdayaan. Arahan tersebut setiap
pemimpin harus:
1) Melibatkan guru dan staf dalam penyelesaian masalah
2) Meminta pendapat mereka tentang berbagai hal
3) Menyampaikan informasi manajemen untuk
mengembangkan dan meningkatkan komitmen
4) Menanyakan pendapat staf tentang kendala pada system
informasi
5) Memahami pendekatan yang baik untuk meningkatkan
mutu para guru
6) Memindahkan tanggung jawab dan control pengembangan
tenaga professional langsung kepada guru dan pekerja
teknis
7) Implementasi komunikasi yang sistematis dan kontinu
8) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
9) Memiliki sikap membantu
10) Menyediakan media pembelajaran konsep mutu
11) Memberi teladan yang baik
12) Belajar sebagai pelatih dan bukan sebagai pelatih.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kepemimpinan begitu kuat memengaruhi kinerja organisasi sehingga


sangat rasional jika keterpurukan pendidikan salah satunya disebabkan oleh
kinerja kepemimpinan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan
juga tidak memiliki perencanaan strategi pendidikan yang adaptif terhadap
perubahan. Pemimpin pendidikan harus mampu membuat keputusan yang
bermutu. Keputusan yang bermutu diraih dari keterlibatan semua pihak
(keputusan partisipatori). Peters dan Austin mengatakan bahwa mutu dalam
sebuah institusi adalah kepimipinan. Menurut Peters dan Austin pentingnya
pendidikan membutuhkan perspektif berikut ini:. Manajer harus menjadi
pemimpin dan pejuang proses mutu. Mereka harus mengkomunikasikan visi dan
menurunkannya keseluruh orang dalam instansi. Aspek penting dari peran
kepemimpinan dalam pendidikan adalah memberdayakan para guru dan memberi
mereka wewenang yang luas

8
Daftar Pustaka

Bunyamin, Total Quality Management: Konsep dan Implementasi dalam


Pendidikan yang Diperkaya dengan Perspektif Islam (Depok:
Rajawali Pers, 2019),
Hidayah, Nurul. Kepemimpinan VISIONER Kepala Sekolah, (Yogyakarta: AR-
RUZZ MEDIA, 2016),
Makbuloh, Deden. Manajemen Mutu Pendidikan Islam: Model Pengembangan
Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011),
http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/viewFile/455/409

Anda mungkin juga menyukai