Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

PENGARAHAN : KONSEP DASAR DAN TUJUAN KEPERAWATAN, KEGIATAN


MANAJER KEPERAWATAN DALAM FUNGSI PENGARAHAN, INDIKATOR
PENGARAHAN YANG BAIK, LANGKAH SUPERVISI RUANG RAWAT, PRAKTIK
PENGARAHAN KEPALA RUANG SESUIA STANDAR AKREDITASI, KONSEP
PENDELEGASIAN

OLEH :

Tingkat 3.B S.Tr. Keperawatan

1. AYU MADE DALEM GALANG CANANGJAYA (P07120219065)

2. NI PUTU DYAH ADITYA PRADNYANI (P07120219080)

3. KADEK CINDY SILVIANA AMARTHA PUTRI (P07120219086)

4. NI MADE DITHA SUKMARIASIH (P07120219087)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena berkat rahmat-Nya serta usaha keras penulis Makalah Pengarahan : Konsep Dasar Dan
Tujuan Keperawatan, Kegiatan Manajer Keperawatan Dalam Fungsi Pengarahan, Indikator
Pengarahan Yang Baik, Langkah Supervisi Ruang Rawat, Praktik Pengarahan Kepala Ruang
Sesuia Standar Akreditasi, Konsep Pendelegasian ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Terselesaikannya Makalah Pengarahan : Konsep Dasar Dan Tujuan Keperawatan, Kegiatan


Manajer Keperawatan Dalam Fungsi Pengarahan, Indikator Pengarahan Yang Baik, Langkah
Supervisi Ruang Rawat, Praktik Pengarahan Kepala Ruang Sesuia Standar Akreditasi, Konsep
Pendelegasian ini dapat selesai tepat pada waktunya ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada:

1. Dra. I D.A Ketut Surinati.,S.Kep.,Ns.M.Kes selaku Pembimbing Mata Kuliah


Manajemen Kepemimpinan yang telah mengijinkan dan memberikan motivasi
dalam penyelesaian makalah ini.
2. Teman – teman mahasiswa / i sejawat, yang telah ikut mendukung pelaksanaan
makalah manajemen kepemimpinan ini, sehingga selesai.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini, jauh dari sempurna, karena itu penulis sangat
mengharapkan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan dalam laporan
berikutnya, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semoga bantuan dan budi baik yang diberikan kepada penulis mendapat pahala
yang sepantasnya dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah
ini.

Denpasar, 15 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................................
Bab I Pendahuluan........................................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................................
Bab II Pembahasan.......................................................................................................
Bab III Penutup...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
Daftar Pustaka.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengarahan Dalam Manajemen Keperawatan

Sumber daya manusia menjadi modal utama dalam terselenggaranya roda organisasi pelayanan
kesehatan. Seorang manajer keperawatan harus dapat mengelola SDM agar dapat bekerja efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui fungsi penggerakan.

Henry Fayol dalam Siagian (2007) menyebut penggerakan sebagai commanding atau directing,
sedangkan George R Terry (1993) menggunakan istilah actuating yaitu sebagai upaya atasan
untuk menggerakkan bawahan. Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan
yang mengikat. Para bawahan digerakkan supaya mereka bersedia menyumbangkan tenaganya
untuk secara bersama-sama mencapai tujuan suatu organisasi. Pengarahan dalam organisasi
bersifat sangat komplek karena menyangkut manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang
berbeda-beda (Muninjaya, 1999).

2.2 Makna Pengarahan

Makna pengarahan dalam manajemen keperawatan sebagai berikut.

Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan 1 H), yaitu :

1. (What)
Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat / perawat pelaksana.
2. (Who)
Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan.
3. (When)
Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk sampai jam pulang)
4. (How)
Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frekuensi seharusnya dikerjakan.
5. (Why)
Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan.
6. (Where)
Dimana ? Tentunya di ruang atau tempat masing-masing.
Pengarahan yang dilakukan pimpinan keperawatan dapat dikatakan efektif bila bawahan atau staf
atau perawat pelaksana dapat melaksanakan semua pekerjaan yang ditunjukkan atau diberikan
kepadanya secara konsistensi dengan kebijakan unit dan dapat melaksanakan kegiatan dengan
aman dan nyaman.

2.3 Tujuan Pengarahan Dalam Manajemen Keperawatan

Muninjaya (1999) menyebut tujuan fungsi pengarahan ada lima yaitu :

1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien


Komunikasi antara atasan dan bawahan berpotensi menjadi lebih baik, efisiensi kerja
dapat tercapai dengan kontribusi kepala ruang dalam menggerakkan bawahannya,
misalnya melalui upervise tindakan keperawatan yang dilakukan kepala ruang berdampak
pada minimalnya kesalahan tindakan yang pada akhirnya dapat menghemat bahan, alat
dan waktu dibandingkan jika terjadi kesalahan akibat dari tidak dilakukan upervise
tindakan keperawatan oleh kepala ruang.
2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
Supervisi, pendelegasian merupakan sebagian kegiatan terkait dengan fungsi pengarahan.
Kegiatan tersebut memberikan peluang bagi bawahan untuk mengerjakan tugas sesuai
dengan tanggung jawabnya secara mandiri
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
Pengarahan yang dilakukan kepala ruang ketika perawat melakukan kesalahan, memberi
motivasi saat motivasi menurun, memberi apresiasi saat kinerja baik akan dapat
meningkatkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
kerja staf.
Pemimpin yang baik adalah yang mampu menciptakan suasana lingkungan yang kondusif
dan menciptakan hubungan interpersonal yang harmonis, kepemimpinan yang adil
merupakan kunci sukses dalam memberikan motivasi kerja dan meningkatkan prestasi
kerja perawat pelaksana
5. Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih dinamis
Pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruang akan menjadikan hal yang bermanfaat bagi
semua perawat sehingga akan mempermudah semua perawat untuk mengembangkan diri
yang pada gilirannya akan membuat organisasi berkembang lebih dinamis.
2.4 Unsur-Unsur Pengarahanr-Unsur Pengarahan

Pengarahan atau disebut juga penggerakan merupakan upaya mempengaruhi staf agar melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, agar dapat mengarahkan dan menggerakan
bawahan maka ada beberapa unsur yang perlu dipahami dan diperhatikan oleh manajer
keperawatan. Unsur-unsur tersebut adalah:

 Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak
ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman dalam Gillies, 1996). Kepemimpinan
merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan
sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan & Decleur,
1989). Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota
kelompok bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster &
Lancoster, 1989). Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan
pada perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996). Sedangkan
menurut Ngalim Purwanto (1993: 26). “Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi,
suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui ‘human relations’
dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan
membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan
organisasi”.
 Motivasi
Motivasi menjadi unsur penting fungsi pengarahan dalam keperawatan, karena kita tahu
bahwa pelayanan keperawatan memiliki kontribusi yang besar terhadap mutu layanan
kesehatan. Rendahnya kinerja perawatan akan mempengaruhi mutu pelayanan
keperawatan, sebaliknya bila kinerja perawat baik maka akan dapat meningkatkan mutu
layanan. Kinerja perawat baik, bukan hanya karena perawat bersedia melakukan dan
menyelesaikan tindakan keperawatan secara rutin saja, tetapi yang terpenting adalah
perawat melakukan tindakan didasari dorongan atau motivasi diri. Motivasi internal yang
kuat akan memberikan dampak yang langgeng bagi seorang perawat dalam melaksanakan
kegiatan secara efektif dan efisien. Hal ini didukung oleh Hasibuan (2005) yang
menyatakan bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil
yang optimal. Lebih lanjut Wlodkowski (1985) menyatakan bahwa motivasi merupakan
kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tertentu. Seorang manajer perawat harus
mengenali motivasi dan kebutuhan staf supaya dapat memicu kinerja perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang efisien dan efektif.
 Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan atau mengarahkan bawahan.
Penerapan komunikasi yang baik antara manajer dan pelaksana keperawatan dapat
menghindari persepsi salah (uperviseon). Komunikasi bisa dilakukan secara upervis
(atas–bawah) maupun upervise (samping). Komunikasi yang baik adalah komunikasi
yang dilakukan secara terbuka antar dua orang atau lebih untuk menyampaikan dan
meneruskan pesan yang berharga dari dan keluar organisasi. Komunikasi bisa dilakukan
secara verbal maupun non verbal. Seorang manajer perawat diharapkan dapat mengikuti
perkembangan teknologi informasi dengan menggunakan berbagai media modern sebagai
sarana mendapatkan informasi dan melakukan komunikasi secara efektif, walaupun pada
saat pimpinan tidak berada di tempat. Implementasi komunikasi di dalam ruang rawat
inap dilakukan melalui kegiatan operan/timbang terima, conference (pre, middle, post),
diskusi kasus, ronde keperawatan, rapat-rapat dan aktivitas lainnya.
2.5 Kegiatan Mananger Keperawatan Pada Fungsi Pengarahan

Berikut di bawah ini akan diuraikan 10 rambu-rambu kegiatan pengarahan yang penting diketahu
menurut Douglas,yaitu :

1. Tentukan tujuan pengerahan yang realistis


2. Berikan prioritas pertama kepada yang penting dan urgen
3. Lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain.
4. Identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semau staf bekerja dengan
benar dan adil
5. Ciptakan budaya kerja yang aman dan suasan upervise berkelanjutan agar
selalu bekerja dengan keilmuan yang kokoh dan mutakhir.
6. Timbulkan rasa percaya diri anggota yang tinggi,dengan memberikan reward
and punishment yang jelas dan tegas.
7. Terjemahkan standar oprasional prosedur yang mudah dibaca dan di mengerti
agar memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan staf
8. Jelaskan prosedur keadaan gawat/force major baik terhadap pasien maupun
situasi gawat lainnya
9. Berikan pengarahan yang sifatnya jelas,singkat dan padat
10. Gunakan manajemen upervi yang baik untuk mengkaji kualitas layanan secara
teratur dan rutin.

2.6 Indikator Pengarahan Yang Baik

1. Coordination

Kordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu
komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.

2.Motivasi

Motivasi adalah uperv yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.
Dengan demikian motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya
suatu tindakan dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan,
memberi kepuasaan ataupun mengurangi ketidakseimbangan Memberi motivasi kepada
karyawan merupakan elemen penting dalam manajemen keperawatan, dengan memberikan
fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja karyawan akan optimal. Manajer
memegang peranan penting dalam memotivasi staf untuk untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk itu manajer harus mempertimbangkan karakteristik stafnya dan berusaha memberi tugas
sebagai usaha untuk memotivasi staf. Kegiatan yang harus dilakukan manajer dalam memotivasi
staf yaitu:

- Mempunyai harapan yang jelas terhadap stafnya dan mengomunikasikan harapan


tersebut pada staf
- Harus adil dan konsisten terhadap semua staf
- Pengambilan keputusan harus tepat dan sesuai
- Mengembangkan konsep kerja tim
- Mengakomodasikan kebutuhan dan keinginan staf terhadap tujuan organisasi
- Menunjukkan kepada staf bahwa manajer mengerti perbedaan dan keunikan setiap
staf
- Meminta tanggapan dan masukan kepada staf terhadap keputusan yang akan dibuat
organisasi
- Menciptakan situasi saling percaya
- Menjadi role model bagi staf
- Memberikan dukungan yang positif

3.Komunikasi

Komunikasi menurut Tappen (1995) adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat
dan pemberian nasihat antara dua orang atau lebih yang bekerja sama. Sehingga komunikasi
merupakan proses kompleks yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Menurut Potter dan Perry (1993) komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal,
interpersonal dan uperv sedangkan menurut jenisnya komunikasi dibedakan menjadi komunikasi
verbal, non-verbal dan komunikasi tertulis yang dapat dimanifestasikan secara terapeutik.
Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan.
Dengan menjalin komunikasi yang baik akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif dalam
suatu lingkungan organisasi yang akan menumbuhkan kerjasama yang baik dalam berbagai
kegiatan.
2.7 Langkah Supervisi Ruang Rawat
1. Pra supervise
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Supervise
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument atau alat ukur yang telah
disiapkan
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan
c. Supervisor memanggil PP dan PA mengadakan pembinaan dan klarifikasi masalah
d. Pelaksanaan upervise dengan inspeksi ,wawancaramdan menvalidasi data sekunder.
- Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada
- Supervisor melakukan Tanya jawab ke pada PP dan PA
3. Pasca Supervisi 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervise (F-Fair )
b. Supervise memberikan feed back dan klarifikasi
c. Supervise memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.
2.8 Praktek Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Akreditasi
1 Memberikan pengarahan tentang penguasaan kepada ketua TIM
2 Memberikan pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik
3 Memberikan motifasi dalam peningkatan pengetahuan ,ketrampilan dan sikap
4 Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
ASKEP pasien.
5 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
7 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
8 Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal.

2.9 Konsep pendelegasian


Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung
jawab,kemampuan dan wewenang.Tanggung jawab ( responsibility ) adalah kemapuan seseorang
dalam melaksanakan tugas limpah.wewenang ( authorirty ) adalah pemberian hak dan kekuasaan
penerimaan tugas limpah untuk mengambil keputusan terhadap tugas yng di limpah.

 Konsep dasar pendelegasian yang efektif


Lima konsep yang mendasari efektifitas dalam pendelegasian.Lima konsep
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung jawab,tetapi
suatu cara untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna.Manajer
Keperawatan sering mendelegasikan tanggung jawabnya kepada staf dalam
melaksanakan asuhan terhadap pasien.
2. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang.
3. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung
jawabnya.mengembankan wewenangnya yang dilimpahkan dan
mengembangkan kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi.Keberhasilan
pelimpahan ditentukan oleh :
a. Intervensi keperawatan yang diperlukan
b. Siapa yang siap dan sesuai melaksanakan tugas tersebut
c. Bantuan apa yang diperlukan
d. Hasil apa yang diharapkan
4. Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada anggota.dukungan yang
penting adalah menciptakan sesuatu yang asertif.Empowerting meliputi
pemberian wewenang seseorang untuk melaksanakan tugas secara kritis
otonomi,menciptkan kemudahan dalam melaksanakan tugas,serta membangun
rasa kebersamaan dan hubungan yang serasi
5. Seorang delegasi harus terlibat aktif,ia harus dapat menganalisa otonomi yang
dilimpahkan untuk dapat terlibat aktif.Keterbukaan akan mempermudah
komunikasi antara PP dan PA
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Manajemen-dan-
Kepemimpinan-dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf

https://www.scribd.com/document/422589161/Pengarahan-dan-Pengendalian-dalam-Manajemen-
Keperawatan-docx

https://www.scribd.com/document/403303337/Kegiatan-Manajer-Dalam-Fungsi-Pengarahan

https://www.scribd.com/document/391371743/Indikator-Pengarahan-Yang-Baik

https://www.scribd.com/document/456396114/Manajemen-Keperawatan-langkah-supervisi-ruang-
rawat-dan-praktik-pengarahan-kepala-ruangan-sesuai-akreditas

https://www.academia.edu/11313617/DELEGASI_KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai