OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena berkat rahmat-Nya serta usaha keras penulis Makalah Pengarahan : Konsep Dasar Dan
Tujuan Keperawatan, Kegiatan Manajer Keperawatan Dalam Fungsi Pengarahan, Indikator
Pengarahan Yang Baik, Langkah Supervisi Ruang Rawat, Praktik Pengarahan Kepala Ruang
Sesuia Standar Akreditasi, Konsep Pendelegasian ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................................
Bab I Pendahuluan........................................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................................
Bab II Pembahasan.......................................................................................................
Bab III Penutup...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
Daftar Pustaka.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber daya manusia menjadi modal utama dalam terselenggaranya roda organisasi pelayanan
kesehatan. Seorang manajer keperawatan harus dapat mengelola SDM agar dapat bekerja efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui fungsi penggerakan.
Henry Fayol dalam Siagian (2007) menyebut penggerakan sebagai commanding atau directing,
sedangkan George R Terry (1993) menggunakan istilah actuating yaitu sebagai upaya atasan
untuk menggerakkan bawahan. Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan
yang mengikat. Para bawahan digerakkan supaya mereka bersedia menyumbangkan tenaganya
untuk secara bersama-sama mencapai tujuan suatu organisasi. Pengarahan dalam organisasi
bersifat sangat komplek karena menyangkut manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang
berbeda-beda (Muninjaya, 1999).
Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan 1 H), yaitu :
1. (What)
Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat / perawat pelaksana.
2. (Who)
Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan.
3. (When)
Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk sampai jam pulang)
4. (How)
Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frekuensi seharusnya dikerjakan.
5. (Why)
Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan.
6. (Where)
Dimana ? Tentunya di ruang atau tempat masing-masing.
Pengarahan yang dilakukan pimpinan keperawatan dapat dikatakan efektif bila bawahan atau staf
atau perawat pelaksana dapat melaksanakan semua pekerjaan yang ditunjukkan atau diberikan
kepadanya secara konsistensi dengan kebijakan unit dan dapat melaksanakan kegiatan dengan
aman dan nyaman.
Pengarahan atau disebut juga penggerakan merupakan upaya mempengaruhi staf agar melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, agar dapat mengarahkan dan menggerakan
bawahan maka ada beberapa unsur yang perlu dipahami dan diperhatikan oleh manajer
keperawatan. Unsur-unsur tersebut adalah:
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak
ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman dalam Gillies, 1996). Kepemimpinan
merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan
sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan & Decleur,
1989). Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota
kelompok bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster &
Lancoster, 1989). Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan
pada perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996). Sedangkan
menurut Ngalim Purwanto (1993: 26). “Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi,
suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui ‘human relations’
dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan
membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan
organisasi”.
Motivasi
Motivasi menjadi unsur penting fungsi pengarahan dalam keperawatan, karena kita tahu
bahwa pelayanan keperawatan memiliki kontribusi yang besar terhadap mutu layanan
kesehatan. Rendahnya kinerja perawatan akan mempengaruhi mutu pelayanan
keperawatan, sebaliknya bila kinerja perawat baik maka akan dapat meningkatkan mutu
layanan. Kinerja perawat baik, bukan hanya karena perawat bersedia melakukan dan
menyelesaikan tindakan keperawatan secara rutin saja, tetapi yang terpenting adalah
perawat melakukan tindakan didasari dorongan atau motivasi diri. Motivasi internal yang
kuat akan memberikan dampak yang langgeng bagi seorang perawat dalam melaksanakan
kegiatan secara efektif dan efisien. Hal ini didukung oleh Hasibuan (2005) yang
menyatakan bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil
yang optimal. Lebih lanjut Wlodkowski (1985) menyatakan bahwa motivasi merupakan
kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tertentu. Seorang manajer perawat harus
mengenali motivasi dan kebutuhan staf supaya dapat memicu kinerja perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang efisien dan efektif.
Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan atau mengarahkan bawahan.
Penerapan komunikasi yang baik antara manajer dan pelaksana keperawatan dapat
menghindari persepsi salah (uperviseon). Komunikasi bisa dilakukan secara upervis
(atas–bawah) maupun upervise (samping). Komunikasi yang baik adalah komunikasi
yang dilakukan secara terbuka antar dua orang atau lebih untuk menyampaikan dan
meneruskan pesan yang berharga dari dan keluar organisasi. Komunikasi bisa dilakukan
secara verbal maupun non verbal. Seorang manajer perawat diharapkan dapat mengikuti
perkembangan teknologi informasi dengan menggunakan berbagai media modern sebagai
sarana mendapatkan informasi dan melakukan komunikasi secara efektif, walaupun pada
saat pimpinan tidak berada di tempat. Implementasi komunikasi di dalam ruang rawat
inap dilakukan melalui kegiatan operan/timbang terima, conference (pre, middle, post),
diskusi kasus, ronde keperawatan, rapat-rapat dan aktivitas lainnya.
2.5 Kegiatan Mananger Keperawatan Pada Fungsi Pengarahan
Berikut di bawah ini akan diuraikan 10 rambu-rambu kegiatan pengarahan yang penting diketahu
menurut Douglas,yaitu :
1. Coordination
Kordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu
komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.
2.Motivasi
Motivasi adalah uperv yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.
Dengan demikian motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya
suatu tindakan dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan,
memberi kepuasaan ataupun mengurangi ketidakseimbangan Memberi motivasi kepada
karyawan merupakan elemen penting dalam manajemen keperawatan, dengan memberikan
fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja karyawan akan optimal. Manajer
memegang peranan penting dalam memotivasi staf untuk untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk itu manajer harus mempertimbangkan karakteristik stafnya dan berusaha memberi tugas
sebagai usaha untuk memotivasi staf. Kegiatan yang harus dilakukan manajer dalam memotivasi
staf yaitu:
3.Komunikasi
Komunikasi menurut Tappen (1995) adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat
dan pemberian nasihat antara dua orang atau lebih yang bekerja sama. Sehingga komunikasi
merupakan proses kompleks yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Menurut Potter dan Perry (1993) komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal,
interpersonal dan uperv sedangkan menurut jenisnya komunikasi dibedakan menjadi komunikasi
verbal, non-verbal dan komunikasi tertulis yang dapat dimanifestasikan secara terapeutik.
Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan.
Dengan menjalin komunikasi yang baik akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif dalam
suatu lingkungan organisasi yang akan menumbuhkan kerjasama yang baik dalam berbagai
kegiatan.
2.7 Langkah Supervisi Ruang Rawat
1. Pra supervise
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Supervise
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument atau alat ukur yang telah
disiapkan
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan
c. Supervisor memanggil PP dan PA mengadakan pembinaan dan klarifikasi masalah
d. Pelaksanaan upervise dengan inspeksi ,wawancaramdan menvalidasi data sekunder.
- Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada
- Supervisor melakukan Tanya jawab ke pada PP dan PA
3. Pasca Supervisi 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervise (F-Fair )
b. Supervise memberikan feed back dan klarifikasi
c. Supervise memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.
2.8 Praktek Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Akreditasi
1 Memberikan pengarahan tentang penguasaan kepada ketua TIM
2 Memberikan pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik
3 Memberikan motifasi dalam peningkatan pengetahuan ,ketrampilan dan sikap
4 Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
ASKEP pasien.
5 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
7 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
8 Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Manajemen-dan-
Kepemimpinan-dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf
https://www.scribd.com/document/422589161/Pengarahan-dan-Pengendalian-dalam-Manajemen-
Keperawatan-docx
https://www.scribd.com/document/403303337/Kegiatan-Manajer-Dalam-Fungsi-Pengarahan
https://www.scribd.com/document/391371743/Indikator-Pengarahan-Yang-Baik
https://www.scribd.com/document/456396114/Manajemen-Keperawatan-langkah-supervisi-ruang-
rawat-dan-praktik-pengarahan-kepala-ruangan-sesuai-akreditas
https://www.academia.edu/11313617/DELEGASI_KEPERAWATAN