Anda di halaman 1dari 15

NAMA DOSEN : Abdul Latief, S Kep., Ns.

, M kep

MATA KULIAH : MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKALAH
MENGAPLIKASIKAN KEGIATAN MANAJER RUANG RAWAT PADA FUNGSI PENGARAHAN

Disusun Oleh :

MUHAMMAD RAFLI

A.1.18.1125

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARENDENG MAJENE

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunianya
kepada kita semua sehingga saya bias menyelesaikan makalah ini shalawat beserta salam selalu
tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW beserta keluarganya sahabat-sahabatnya dan kita
selaku umatnya hingga akhir zaman.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini karena kemampuan
dan pengalaman saya yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk itu, saya mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam makalah ini yang akan dating.
Semogah makalah ini bermanfaat sebagai subangsih penulis demi penambah pengetahuan
terutama bagi pembaca umunya dan bagi penulis khususnya.
Akhir kata saya sampaikan terimakasih semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita aamiin

Majene,17 April 2022

Muhammad Rafli
DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….

A. Latar Belakang……………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………

A. Pengertian konsep dasar tujuan pengarahan…………………………………….


B. Kegiatan manajer keperaatan pada fungsi
pengarahan……………………………………
C. Indicator pengarahan yang baik…………………………………………………
D. Langkah supervise ruang inaap……………………………………………………
E. Pengarahan kepala ruangan sesuai standar akreditas
praktif……………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..

A. Kesimpulan………………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sumber daya manusia menjadi modal utama dalam terselenggaranya roda organisasi
pelayanan kesehatan. Seorang manajer keperawatan harus dapat mengelola SDM agar dapat
bekerja efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui fungsi
penggerakan. Pengarahan yang dilakukan pimpinan keperawatan dapat dikatakan efektif bila
bawahan atau staf atau perawat pelaksana dapat melaksanakan semua pekerjaan yang
ditunjukkan atau diberikan kepadanya secara konsistensi dengan kebijakan unit dan dapat
melaksanakan kegiatan dengan aman dan nyaman.

Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan keperawatan di


ruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat untuk melaksanakan mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Kepala ruangan dalam melakukan kegiatan pengarahan melalui: saling
memberi motivasi, membantu pemecahan masalah, melakukan pendelegasian, menggunakan
komunikasi yang efektif, melakukan kolaborasi dan koordinasi (Swanburg, 2000).

Kepala ruangan haruslah menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan bekerja yang


harmonis, bersikap objektif dalam menghadapai persoalan dalam pelayanan keperawatan melalui
pengamatan, dan objektif juga dalam menghadapi tingkah laku stafnya. Kepala ruangan harus
peka akan kodrat manusia yang punya kelebihan dan kekurangan, memerlukan bantuan orang
lain, dan mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial (Muninjaya, 2004).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang manajemen
keperawatan
2. Tujuan khusu
Makalah disusun bertujuan untuk :
Mahasiswa mengetahui dan membedakan berbagai teori konsep dasar dan tujuan
pengarahan.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dibuat dalam asuhan
keperaatan adalah bagaimana membangun dan merancang sebuah tujuan pengarahan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN PENGARAHAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Sumber daya manusia menjadi modal utama dalam terselenggaranya roda


organisasi pelayanan kesehatan. Seorang manajer keperawatan harus dapat mengelola
SDM agar dapat bekerja efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
melalui fungsi penggerakan. Henry Fayol dalam Siagian (2007) menyebut penggerakan
sebagai commanding atau directing, sedangkan George R Terry (1993) menggunakan
istilah actuating yaitu sebagai upaya atasan untuk menggerakkan bawahan. Pengarahan
merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat. Para bawahan
digerakkan supaya mereka bersedia menyumbangkan tenaganya untuk secara bersama-
sama mencapai tujuan suatu organisasi. Pengarahan dalam organisasi bersifat sangat
komplek karena menyangkut manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-
beda (Muninjaya, 1999).

 MAKNA PENGARAHAN

Apakah makna pengarahan dalam manajemen keperawatan? Pengarahan yang baik akan
terlihat dalam bentuk (5 W dan I H), yaitu:

1) (What) Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat/perawat pelaksana

2) (Who) Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan

3) (When )Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk sampai jam pulang)

4) ( How )Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frequensi seharusnya dikerjakan

5) (Why ) Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan

6) (Where) dimana? Tentunya di ruang atau tempat masing masing

Pengarahan yang dilakukan pimpinan keperawatan dapat dikatakan efektif bila bawahan
atau staf atau perawat pelaksana dapat melaksanakan semua pekerjaan yang ditunjukkan
atau diberikan kepadanya secara konsistensi dengan kebijakan unit dan dapat
melaksanakan kegiatan dengan aman dan nyaman.

 TUJUAN PENGARAHAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Muninjaya (1999) menyebut tujuan fungsi pengarahan ada lima yaitu :

1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien Komunikasi antara atasan dan
bawahan berpotensi menjadi lebih baik, efisiensi kerja dapat tercapai dengan
kontribusi kepala ruang dalam menggerakkan bawahannya, misalnya melalui
supervisi tindakan keperawatan yang dilakukan kepala ruang berdampak pada
minimalnya kesalahan tindakan yang pada akhirnya dapat menghemat bahan,
alat dan waktu dibandingkan jika terjadi kesalahan akibat dari tidak dilakukan
supervisi tindakan keperawatan oleh kepala ruang.

2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf Supervisi, pendelegasian


merupakan sebagian kegiatan terkait dengan fungsi pengarahan. Kegiatan
tersebut memberikan peluang bagi bawahan untuk mengerjakan tugas sesuai
dengan tanggung jawabnya secara mandiri

3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan Pengarahan yang


dilakukan kepala ruang ketika perawat melakukan kesalahan, memberi
motivasi saat motivasi menurun, memberi apresiasi saat kinerja baik akan
dapat meningkatkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi


dan prestasi kerja staf Pemimpin yang baik adalah yang mampu menciptakan
suasana lingkungan yang kondusif dan menciptakan hubungan interpersonal
yang harmonis, kepemimpinan yang adil merupakan kunci sukses dalam
memberikan motivasi kerja dan meningkatkan prestasi kerja perawat
pelaksana
5. Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih dinamis
Pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruang akan menjadikan hal yang
bermanfaat bagi semua perawat sehingga akan mempermudah semua perawat
untuk mengembangkan diri yang pada gilirannya akan membuat organisasi
berkembang lebih dinamis .

D. UNSUR UNSUR PENGARAHAN

Pengarahan atau disebut juga penggerakan merupakan upaya mempengaruhi staf


agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, agar dapat
mengarahkan dan menggerakan bawahan maka ada beberapa unsur yang perlu dipahami
dan diperhatikan oleh manajer keperawatan. Unsur-unsur tersebut adalah:

1. Kepemimpinan (sudah dipelajari dalam Bab 1)

2. Motivasi

3. Komunikasi

Pembahasan tentang kepemimpinan telah anda pelajari dalam Bab 1 topik 2.


Dalam Bab ini secara terperinci akan dijelaskan tentang motivasi dan komunikasi.
Bacalah dengan baik dan pahamilah maksud dan tujuannya

1. Motivasi Motivasi menjadi unsur penting fungsi pengarahan dalam keperawatan, karena
kita tahu bahwa pelayanan keperawatan memiliki kontribusi yang besar terhadap mutu
layanan kesehatan. Rendahnya kinerja perawatan akan mempengaruhi mutu pelayanan
keperawatan, sebaliknya bila kinerja perawat baik maka akan dapat meningkatkan mutu
layanan.

2. Komunikasi Komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan atau


mengarahkan bawahan. Penerapan komunikasi yang baik antara manajer dan pelaksana
keperawatan dapat menghindari persepsi salah (missperception). Komunikasi bisa
dilakukan secara vertikal (atas–bawah) maupun horisontal (samping). Komunikasi yang
baik adalah komunikasi yang dilakukan secara terbuka antar dua orang atau lebih untuk
menyampaikan dan meneruskan pesan yang berharga dari dan keluar organisasi.
Komunikasi bisa dilakukan secara verbal maupun non verbal. Seorang manajer perawat
diharapkan dapat mengikuti perkembangan teknologi informasi dengan menggunakan
berbagai media modern sebagai sarana mendapatkan informasi dan melakukan
komunikasi secara efektif, walaupun pada saat pimpinan tidak berada di tempat.
Implementasi komunikasi di dalam ruang rawat inap dilakukan melalui kegiatan
operan/timbang terima, conference (pre, middle, post), diskusi kasus, ronde keperawatan,
rapat-rapat dan aktivitas lainnya.

3. KEGIATAN MANAJER KEPERAWATAN PADA FUNGSI PENGARAHAN

Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan


keperawatan di ruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat untuk melaksanakan
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala ruangan dalam melakukan kegiatan
pengarahan melalui: saling memberi motivasi, membantu pemecahan masalah,
melakukan pendelegasian, menggunakan komunikasi yang efektif, melakukan kolaborasi
dan koordinasi (Swanburg, 2000). Memotivasi adalah menunjukkan arah tertentu kepada
perawat atau staf dan mengambil langkah yang perlu untuk memastikan mereka sampai
pada tujuan (Soeroso, 2003).

Tahukah Anda, apa sajakah rambu-rambu yang penting dilakukan dalam kegiatan
pengarahan? Berikut di bawah ini akan diuraikan 10 rambu-rambu kegiatan
pengarahan yang penting Anda ketahui menurut Douglas, yaitu:
1. Tentukan tujuan pengarahan yang realistis
2. Berikan prioritas pertama kepada yang penting dan urgen
3. Lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain
4. Identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semua staf bekerja dengan
benar dan adil
5. Ciptakan budaya kerja yang aman dan suasana pendidikan berkelanjutan agar
selalu bekerja dengan keilmuan yang kokoh dan mutakhir
6. Timbulkan rasa percaya diri anggota yang tinggi, dengan memberikan reward
and punishment yang jelas dan tegas
7. Terjemahkan standar operasional prosedur yang mudah dibaca dan dimengerti
agar memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan staf
8. Jelaskan prosedur keadaan gawat/force major baik terhadap pasien maupun
situasi gawat lainnya
9. Berikan pengarahan yang sifatnya jelas, singkat dan tepat
10. Gunakan manajemen kontrol yang baik untuk mengkaji kualitas layanan
secara teratur dan rutin.

4. INDIKATOR PENGARAHAN YANG BAIK


Pengarahan akan mencapai tujuannya jika dikerjakan dengan baik. Dauglas dalam
Swansburg (2000) mengatakan bahwa ada dua belas aktivitas teknis yang
berhubungan dengan pengarahan pada manajemen, yaitu:

a. Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan keperawatan,


pasien dan perawat pelaksana
b. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan dengan
tugastugas perawat pelaksana
c. Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan
d. Mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana
e. Memberikan perawatan yang berkesinambungan
f. Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat pelaksana
g. Memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran, konsultasi,
dan evaluasi
h. Mempercayai anggota
i. Menginterpretasikan protokol
j. Menjelaskan prosedur yang harus diikuti
k. Memberikan laporan ringkas dan jelas
l. Menggunakan proses kontrol manajemen
5. LANGAKAH SUPERVISI RUANG RAWAT
Tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisior setiap harinya (bittel,1987) adalah
sebagai berikut :
1. Sebelum pertukarang sift (15-30 menit)
a. Mengecek sekucupan fasilatas/peralatan/sarana untuk hari itu
b. Mengecek jadwal kerja
2. Pada waktu mulai sift (15-30 menit)
a. Mengecek personil yg ada
b. Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
c. Mengatur pekejaan
d. Mengendetifikasi kendala yg muncul
e. Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan
3. Sepanjang hari dinas (6-7 jam)
a. Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarakan, intruksi, mengoreksi atau
memberikan latihan sesuai kebutuhannya
b. Mengecek kemajuan pekerja dan personil sehingga dapat segera membantu
apabila diperlukan
c. Mengecek pekerjaan rumah tangga
d. Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk
personil baru
e. Berjaga jaga ditempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan, atau hal-hal
yg terkait
f. Mengatur jam istorahat personil
g. Mendeteksi dan mencatat problem yg muncul pada saat itu dan mencari cara
untuk memudahkannya
h. Mengecek kembali kecukupan alat/fasiltas/sarana sesuai kondisi operasional
i. Mencatat fasilitas sarana yg rusak kemudian melaporkannya
j. Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
k. Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit. Melihat
dengan seksama hal-hal yg mungkin terjadi seperti : keterlambtan pekerjaan, lamanya
mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
5. Sebelum pulang
a. Membuat daftar masalah yg belum terselesaikan dan berusaha untuk memecahkan
persoalan tersebut keesoakan harinya
b. Pikirkan pekerjaan yg telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya,
kecukupan material dan peralatan
c. Lengkapi laporan harian sebelum pulang
d. Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang mempelajari dirumah
sebelum pergi bekerja kembali

6. PENGARAHAN KEPALA RUANGAN SESUAI STANDAR AKREDITAS PRAKTIK

Manajer keperawatan harus memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang


baik. Kepala ruangan setiap hari berkomunikasi dengan pasien, staf, dan atasan setiap
hari (Nursalam, 2012). Komunikasi membentuk inti kegiatan manajemen dan melewati
semua proses manajemen (Marquis dan Huston, 2010). Prinsip komunikasi manajer
keperawatan menurut Nursalam (2012), yaitu:

a. Manajer harus mengerti struktur organisasi, siapa yang terkena dampak dari
keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi formal dan informal perlu
dibangun antara manajer dan staf

b. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, tetapi sebagai proses yang tak
terpisahkan dalam organisasi
c. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat.
d. Perawat profesional adalah mampu berkomunikasi dengan secara adekuat,
lengkap dan cepat.
e. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima
f. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen penting dalam komunikasi.

Konflik sering terjadi dalam tatanan asuhan keperawatan. Konflik yang terjadi
antar staf dengan staf, staf dengan pasien, staf dengan keluarga dan pengunjung,
staf dengan dokter (Swanburg, 2000). Manajer memiliki interaksi dengan staf
yang memiliki nilai, keyakinan, latar belakang dan tujuan berdeda yang menjadi
sumber terjadinya konflik (Marquis dan Huston, 2010). Sebagai manajer
keperawatan, kepala ruangan memiliki asumsi bahwa konflik suatu hal yang dapat
dihindari dan jika konflik tidak dikelola dengan baik, maka dapat menghasilkan
penyelesaian yang kreatif dan 24 berkualitas. Kepala ruangan menggunakan
konflik yang konstruktif dalam menciptakan lingkungan yang produktif
(Nursalam, 2012).
Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah
satu nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek
keperawatan profesional. Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi
pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan. Tugas
manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan
mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk
memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis.
kepada pasien. Ada lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir,
memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Kelima fungsi tersebut jika lebih
sederhana diringkas menjadi empat fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian (Planning, Organizing, actuating dan controlling)
atau terkenal dengan singkatan POAC. Fungsi perencanaan meliputi penentuan
sasaran organisasi, penetapan strategi keseluruhan, pengembangan hirarki rencana
menyeluruh dan memadukan dan mengkoordinasikan kegiatankegiatan. Fungsi
pengorganisasian meliputi perancangan struktur organisasi yang dilengkapi
dengan penetapan tugas, siapa melakukan apa bagaimana tugas dikelompokan
siapa melapor kepada siapa dan dimana keputusan harus diambil. Fungsi
pengarahan meliputi proses pengarahan dan koordinasi, penyelesaian konflik
dengan saluran komunikasi efektif. Fungsi pengendalian adalah pemantauan,
perbandingan, pengoreksian untuk menjamin organisasi berjalan sesuai rencana.
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di
pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan kegiatan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai organisasi perencanaan manajerial
dan usaha usaha organisasi, dengan kegiatan mempengaruhi orang lain agar
bekerja sama dalam rangka menyelesaikan tugas, Motivasi adalah aktivitas pokok
dalam manajemen yang mendorng dan menjuruskan semua bawahan agar
berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai tujuan yang telas ditentukan
dengan rencana usaha Organisasi.
B. SARAN
Seorang pemimpin harus mampu menciptakan suasana yang baik, serta aman dan
nyaman untuk anggota kelompoknya dalam menjalankan tugas dalam untuk
mencapai suatu tujuan yang efekstif. Tanggung jawab akan tercipta jika
pemimpinan memberikan wewenang serta pengarahan dan motivasi yang baik
kepada anggota kelompok, sehingga tercipta kerja sama yang saling mendukung
dalam suatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI (2004). Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Depkes:


BUK Dasar
2. Depkes RI (2006). Pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan
masyarakat di Puskesmas. Depkes RI: BUK Dasar
3. Gillies (1998). Nursing management: A system approach. (third edition).
Philadelphia: WB. Saunders. 4. Hariyati, RT (2014). Perencanaan, utilisasi dan
pengembangan tenaga keperawatan. Jakarta: Raja Grafindo

Anda mungkin juga menyukai