Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan. Organisasi pelayanan keperawatan
mengemban misi mengatur sumber daya manusia yang terbesar jumlahnya
dirumah sakit. Administrasi perawatan memerlukan perhatian khusus karena
menyangkut pekerjaan dan kegiatan rumah sakit yang langsung berkaitan
dengan pasien. Pelayanan keperawatan mempunyai tujuan yang ingin dicapai
dengan mendayagunakan seluruh staf perawatan, dan kegiatan itu harus
dibimbing serta diawasi.
Praktik keperawatan profesional memiliki standar yang disusun
berdasarkan wewenang, kebiasaan, atau kesepakatan mengenai apa yang
memadai dan sesuai, dapat diterima dan layak (Nursalam, 2011). Untuk
mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang optimal dibutuhkan pula
seorang pemimpin yang dapat mendayagunakan seluruh staf perawatan yang
bisa bekerja secara profesional. Seorang manajer keperawatan dalam
melaksanakan praktik keperawatan profesional harus memiliki kemampuan
untuk melatih, mendukung, melakukan supervisi, mendelegasikan dan
mengarahkan staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Perawat manajer harus dapat mengontrol staf dan waktu yang digunakan oleh
staf dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Sering ditemukan terlalu
banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seseorang dengan waktu yang
hanya sedikit. Pada situasi tersebut pendelegasian dan pembagian pekerjaan
diperlukan. Pendelegasian dalam praktik keperawatan profesional sering
ditemukan mengalami masalah dimana proses pendelegasian tidak
dilaksanakan secara efektif. Kesalahan yang sering dilakukan oleh manajer
dalam mendelegasikan tugas antara lain yaitu kurangnya pendelegasian sering
terjadi karena kurangnya kepercayaan manajer kepada pegawai, terlalu banyak
mendelegasikan bisa membebani pegawai, dan melakukan delegasi yang tidak
tepat antara lain mendelegasikan pada saat yang salah, kepada orang yang
salah atau untuk alasan yang salah, hal ini juga termasuk mendelegasikan
tugas yang melebihi kemampuan orang yang didelegasikan. Pegawai yang
tidak didelegasikan tanggung jawab yang sesuai dapat menjadi bosan, tidak
produktif dan tidak efektif (Arwani dan Heru, 2005). Oleh karena itu
pendelegasian sangat perlu diperhatikan dalam suatu organisasi.
Perawat manajer merupakan orang yang dapat mengubah lingkungan
kerja. Perawat manajer yang profesional memiliki kualifikasi tinggi dalam hal
pengetahuan dan keterampilan serta pembuat keputusan dalam proses
keperawatan. Pendelegasian yang tepat oleh seorang manajer dalam suatu
organisasi akan lebih mudah untuk menggerakkan sumber daya manusia
dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Proses menggerakkan sumber daya
manusia dapat dilakukan melalui kegiatan supervisi pimpinan/manajer kepada
pelaksana dibawahnya. Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk
menyelesaikan tugas-tugas keperawatan (Swarli, 2009). Supervisi dalam
keperawatan ditujukan untuk mengarahkan perawat pada kegiatan,
mengorientasikan staf dan pelaksanaan keperawatan, memberikan arahan
dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran dan
mengerti akan peran dan fungsi sebagai staf dan difokuskan pada kemampuan
staf dan pelaksanaan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Kegiatan supervisi adalah kegiatan yang terencana seorang manajer melalui
aktifitas bimbingan, pengarahan,motivasi, dan evaluasi pada stafnya dalam
melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari (Arwani, 2006). Supervisor
yang baik harus memiliki kompetensi dalam menjalankan kegiatan
supervisi tersebut, supervisor harus bisa menentukan apa yang perlu
disupervisi, kapan dilakukan, dan bantuan apa yang dapat diberikan
(Nursalam, 2011). Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas konsep
pendelegasian dan supervisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian dan tujuan pendelegasian?
2. Bagaimana konsep dasar pendelegasian yang efektif?
3. Apa saja syarat-syarat pendelegasian?
4. Apa saja hambatan dalam pendelegasian?
5. Apa yang dimaksud dengan pengertian supervisi (klinis) dalam
keperawatan?
6. Apa tujuan dan manfaat supervisi?
7. Bagaimana tingkatan supervisi?
8. Apa saja ruang lingkup kegiatan supervisor?
9. Sebutkan kompetensi supervisor klinik?
10. Bagaimana teknik supervisi?
11. Sebutkan tahap-tahap pelaksanaan supervisi klinis?
12. Bagaimana membuat laporan supervisi dan tindak lanjut?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan pengertian dan tujuan
pendelegasian.
2. Menjelaskan konsep dasar pendelegasian yang efektif.
3. Menjelaskan syarat-syarat pendelegasian.
4. Menjelaskan hambatan dalam pendelegasian.
5. Menjelaskan pengertian supervisi (klinis) dalam keperawatan.
6. Menjelaskan tujuan dan manfaat supervisi.
7. Menjelaskan tingkatan supervisi keperawatan.
8. Menjelaskan ruang lingkup kegiatan supervisor.
9. Menjelaskan kompetensi supervisor klinik.
10. Menjelaskan teknik supervisi.
11. Menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan supervisi klinis.
12. Menjelaskan membuat laporan supervisi dan tindak lanjut.

13.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Tujuan Delegasi


1. Pengertian Delegasi
Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
Pendelegasian adalah pelimpahan kekuasaan, wewenang dan tanggung
jawab kepada orang lain. Pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya rutinitas
sebaiknya didelegasikan ke orang lain agar seorang manajer dapat
menggunakan waktunya itu untuk melakukan tugasnya sebagai seorang
manajer.
Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan
stafnya/ bawahannya untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang
bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepeda
staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas
tugas itu sebaik baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal hal
yang didelegasikan kepadanya ( Swarli, 2009).
Delegasi wewenang adalah proses yang paling fundamental dalam
organisasi, sebab pimpinan tak kan sanggup melakukan segala sesuatu dan
membuat setiap keputusan. Pendelegasian (pelimpahan wewenang)
merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai
manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar
menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer
mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
2. Tujuan Pendelegasian
Berdasarkan pengertian diatas maka tujuan pendelegasian adalah :
a. Memberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada staf/bawahan
secar proporsional
b. Memberi kesempatan kepada staf/bawahan untuk mengembangkan diri
c. Meningkatkan mekanisme kerja organisasi
d. Mendorong staf untuk berorientasi pada target dan sekaligus kualitas

B. Konsep Dasar Pendelegasian Yang Efektif


1. Kegiatan delegasi wewenang
Beberapa kegiatan dalam delegasi wewenang adalah :
a. Manager menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada
orang yang diberi pelimpahan.
b. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
c. Karyawan/bawahan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun
implisit menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab.
d. Manajer menerima pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas hasil yang
telah dicapai.
2. Alasan pentingnya pendelegasian
Ada alasan delegasi itu diperlukan, diantaranya adalah :
a. Memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka
menangani setiap tugas sendiri.
b. Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
c. Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih
diprioritaskan.
d. Karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam
pembuatan keputusan.
e. Pendelegasian memungkinkan manajer mencapai hasil yang lebih baik
dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
f. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
g. Pendelegasian memungkinkan manajer dapat memusatkan perhatian
terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
h. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk
belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
3. Jenis pendelegasian
Dalam bukunya yang berjudul The 7 Habits of Highly Effective People,
Stephen R. Covey menyatakan bahwa ada 2 jenis pendelegasian, yaitu :
a. Pendelegasian Suruhan (Gofer Delegation)
Pendelegasian suruhan berarti : "kejar ini, kejar itu, kerjakan ini,
kerjakan itu, dan beritahu saya ketika sudah selesai."
Pendelegasian suruhan berprinsip pada metode, yaitu semua didikte
secara rinci dan spesifik step by step cara melakukannya. Pendelegasian
dengan cara ini banyak digunakan oleh manager karena mereka berpikir
metode yang dilakukan pasti tidak akan keluar dari jalur, minim
kesalahan dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Tapi kelemahannya
adalah bahwa mereka tidak melatih creative thinking anak buah mereka
dan bila terjadi kesalahan si anak buah akan merasa tidak bertanggung
jawab kepada hasil yang didapat.
b. Pendelegasian pengurusan (Stewardship Delegation)
Pendelegasian pengurusan berfokus pada hasil dan bukan pada metode,
memberikan secara rinci hasil yang diinginkan, bukan memberikan
secara rinci apa yang harus dilakukan. Pendelegasian ini memberi
pilihan metode kepada anak buah dan membuat mereka bertanggung
jawab atas hasil. Pendelegasian metode pengurusan memberi
kepercayaan penuh kepada anak buah dan kepercayaan ini adalah
bentuk tertinggi dari motivasi manusia. Kepercayaan menghasilkan
yang terbaik dari diri manusia. Tetapi dibutuhkan waktu dan kesabaran,
dan tanpa mengesampingkan kebutuhan untuk melatih dan
mengembangkan orang sehingga kecakapan mereka dapat meningkat ke
tingkat kepercayaan itu. Bila pendelegasian pengurusan dilakukan
dengan benar, kedua pihak akan mendapatkan keuntungan dan akhirnya
jauh lebih banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu yang
jauh lebih singkat. Prinsip yang terlibat dalam pendelegasian
pengurusan selalu benar dan dapat berlaku pada orang atau situasi jenis
apapun.
4. Prinsip Delegasi
Dibawah ini adalah prinsip-prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk
delegasi yang efektif :
a. Prinsip skalar
Proses skalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang
menghasilkan pertambahan tingkat-tingkat pada struktur organisasi.
Proses skalar dicapai melalui pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab.
b. Prinsip kesatuan perintah
Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan
prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan
dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang
datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak
jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.
c. Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas.
5. Teknik Pendelegasian
Manajer pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat
didelegasikan. Delegasi mencakup kewenangan untuk persetujuan,
rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu
kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
6. Cara melakukan delegasi
Cara manajer dalam melakukan delegasi antara lain :
a. Membuat perencanaan kedepan dan mencegah masalah
b. Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
c. Menyetujui standar kerja
d. Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan bawahan
e. Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas
dan wewenang baik secara tertulis maupun lisan.
f. Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan bawahan dengan
mengukur pencapaian tujuan berdasarkan standar serta memberikan
umpan balik prestasi yang dicapai.
g. Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan - keluhannya.
h. Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan memberikan ide-
ide baru yang bermanfaat.
i. Memberikan reward atas hasil yang dicapai.
j. Jangan mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan.
7. Langkah Pendelagasian yang Efektif
a. Tentukan staf yang tepat untuk menerima delegasi yaitu seorang yang :
1) Punya minat dan kemampuan
2) Senang menghadapi tantangan
3) Merasa terpacu ubtu naju dengan tugas yang diberikan
4) Belum mendapat kesempatan
5) Sedang dipersiapkan untuk promosi
6) Cukup punya waktu
b. Siapkan staf yang akan menerima delegasi melalui :
1) Motivasi
2) memberi kepercayaan yang penuh
3) Siap memberi bantuan
c. Tentukan tugas yang akan didelegasikan :
1) Deskripsi tugas
2) Hasil dan standar yang diharapkan
3) keputusan yang sering dibuat
4) tugas yang tidak bisa ditangani
5) fungsi yang tidak disenagi tetapi dapat dikaukan secara bebas
6) tugas yang memberi pengalaman pada staf.
7) tugas yang memberi variasi kerja rutin
8) kegiatan yang kan membuat suatu jabatan lebih lengkap
9) tugas yang akan menambah jumlah orang yang dapat mengerjakan
tugas yang sulit
10) peluang untuk menggunakan dan mengukuhkan bakat ktratif
d. Buat persetujuan :
1) Tentukan kesepakan wewenang yang akan dimiliki
2) Tentikan sumber daya termasuk anggaran yang tersedia dan
dibutuhkan
3) Umumkan kepada staf yang relevan tentang siapa betanggung jawab
terhadap tugas yang telah didelegasikan.
e. Lakukan pengawasan agar :
1) Tugas dilakukan menurut standar
2) Penyelesaian tugas pada waktunya
3) Hasil kerja memenuhi standar
8. Penyebab Gagalnya Delegasi
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan gagalnya delegasi, diantaranya
adalah :
a. Atasan merasa lebih jika mereka tetap mempertahankan hak pembuatan
keputusan.
b. Atasan tidak ingin ambil resiko kalau saja bawahannya salah ataupun
gagal dalam menjalankan wewenangnya.
c. Atasannya kurang atau tidak percaya kepada bawahannya.
d. Atasan takut apabila seorang bawahannya melakukan tugas dengan
sangat baik dan efektif, sehingga dapat mengancam posisinya sebagai
atasan.
e. Bawahan tidak menerima dengan alasan dapat menambah tanggung
jawab yang sudah diterima.
f. Bawahan takut tidak dapat menjalankan tugas-tugas dengan benar dan
dikatakan gagal.
g. Bawahan merasa tertekan apabila dilimpahkan tanggung jawab yang
lebih besar.
9. Metode-Metode Pendelegasian
Dalam hal pendelegasian, ada beberapa metode yang dapat dilakukan yaitu:
a. Spesifikasi tanggung jawab secara jelas
Menjelaskan hasil yang di harapkan dari sebuah tugas yang di
delegasikan atau dari suatu penugasan,jernihkan sasaran dan
prioritas.dan beritahukan kepadanya mengenai batas waktu apa saja yang
harus di penuhi.
b. Berikan kekuasaan yang cukup dan princi batas-batas kebijaksanaanya.
c. Bila memberi tanggung jawab yang baru, tentukan jumlah kekuasaan
yang sesuai yang di butuhkan oleh bawahan tersebut agar dapat
melaksanakanya.
d. Perinci persyaratan pelaporan
Penting seorang bawahan memahami jenis-jenis informasi yang harus di
laporkan, beberapa sering laporan harus di harapkan, dan bagaimana
kemajuan akan dipantau (misalnya : laporan tertulis, pertemuan-
pertemuan tinjauan)
e. Mengenai kemajuan, presentasi dalam pertemuan-pertemuan departemen
evaluasi kerja yang formal
f. Pastikan penerimaan tanggung jawab dari bawahan
Agar pendelegasian itu berhasil, maka bawahan tersebut harus menerima
penugasan yang baru tersebut dan mengikat diri untuk melaksanakannya.
Karena penugasan tersebut menarik dan penting bagi kemajuan karier
bawahan tersebut.
g. Teruskan informasi kepada mereka yang harus mengetahui
Orang yang diberikan wewenang (pendelegasian), ia harus melakukan
tugas oleh yang didelegasikan harus diberitahukan tentang tanggung
jawab kekuasaan baru dari bawahan kepada rekannya.
10. Wewenang Yang Didelegasikan
a. Delegasikan tugas oleh yang dapat dilakukan dengan lebih baik oleh
bawahan
b. Delegasikan oleh yang mendesak namun bukan yang mempunyai
prioritas tinggi
c. Delegasikan tugas oleh yang relevan bagi karier seorang bawahan
d. Delegasikan tugas tugas dengan kesukaran yang sesuai
e. Delegasikan tugas yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan
f. Delegasikan tugas oleh yang tidak sentral bagi peran manejer
11. Delegasi Yang Efektif
Delegasi yang efektif dapat dilakukan dengan cara berikut :
a. Memutuskan pekerjaan yang mana yang akan didelegasikan
b. Keputusan siapa yang akan ditugaskan
c. Dukungan sumber daya
d. Tugas didelegasikan (informasi)
e. Perlunya campur tangan (meluruskan)
f. Melakukan feedback (laporan)
James F. Stoner berpendapat tiga prasyarat yang harus dipenuhi agar proses
pendelegasian dapat berjalan dengan efektif.
1. Kesediaan manager memberikan kebebasan kepada karyawan yang
didelegasi
2. Komunikasi terbuka antara karyawan dan manager
3. Kemampuan manager untuk menganalisis faktor-faktor seperti sasaran
organisasi, persyaratan tugas dan kemampuan karyawan.

C. Syarat-Syarat Pendelegasian
Pendelegasian wewenang dapat berhasil dengan baik, sesuai dengan tujuan,
maka harus dilakukan dengan tepat atau baik pula. Adapun syarat-syaratnya
seperti yang dikemukakan oleh Drs. Sutrisno :
1. Adanya kesediaan atau keikhlasan atasan untuk memberikan pelimpahan.
Tiap-tiap bawahan yang mendapat pelimpahan harus mempertimbangkan
kemampuannya.
2. Tugas dan wewenang yang diserahkan harus jelas, bawahan mengerti
keinginan atasan dengan adanya pelimpahan itu.
3. Pelimpahan yang telah diberikan tidak boleh diperlemah oleh atasan, yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Tidak semua
tugas dan wewenang didelegasikan oleh pimpinan kepada bawahan, maka
untuk itu pimpinan perlu mempertimbangkan mana yang layak dan pantas
untuk didelegasikan.
Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan
pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah,
segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna
mengatasinya.
Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang
kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja, dan
jumlah sumber sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan
tugas. Agar supervisi sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka supervisi
hanya dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang mampu
dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya
dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana.
dengan supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan keluaran seperti yang
diinginkan.
B. Saran
Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis
mengharapkan kepeda dosen dan pembaca untuk memberikan kritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

Arwani dan Heru Supriyatno. (2005), Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta:


EGC.
Azwar, Azrul. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta:
Binarupa Aksara .
Bantu Tampubolon, 2004. Analisis Pendelegasian Tugas dan Wewenang.
Universitas HKBP Nommensen Medan.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Mediaka.
Suarli, S. & Bahtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan
Praktik. Jakarta: Erlangga
Sutanto, (2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di
Rumah Sakit. Jokjakarta:Mitra Cendikia Press

Anda mungkin juga menyukai