Anda di halaman 1dari 46

DELEGASI DAN SUPERVISI

By Romiko

PSIK Reguler B SMT VI


STIKes Muhammadiyah Palembang
DELEGASI
DEFINISI DELEGASI
Encarta Dictionary
“Giving of responsibility to somebody else or condition of
being given responsibility”
Oxford Dictionary
“entrust (a task or responsibility) to another person”
Webster Dictionary
“The act of investing with authority to act for another”
Marquis & Huston
“Getting work done through others or directing the
performance of one or more people to accomplish
organizational goals.”
DELEGASI
Penyelesaian pekerjaan melalui orang lain
atau pelimpahan suatu tugas kepada
seseorang atau kelompok dalam
menyelesaikan tujuan organisasi.
( Marquis dan Haston, 1998)
KONSEP DELEGASI
1. Tanggung jawab ( Responsibility)
2. Kemampuan (Accountability)
3. Wewenang (Authority)
Konsep Delegasi (Vestal, 1994:91)

TANGGUNG
JAWAB KEMAMPUAN

OTORITAS
KONSEP DELEGASI
1. Tanggung jawab: suatu rasa tanggung
jawab terhadap penerimaan tugas.
2. Akuntabilitas: Kemampuan seseorang
dalam melaksanakan tugas limpah.
3. Wewenang: Pemberian hak dan
kekuasaan penerima tugas limpah u/
mengambil suatu keputusan terhadap
tugas yg dilimpahkan.
KONSEP DELEGASI
KONSEP DASAR DELEGASI YG EFEKTIF
Delegasi bukan suatu sistem u/ mengurangi tanggung
jawab, tetapi cara membuat tanggung jawab tersebut
menjadi bermakna. Misal: Dalam MPKP, perawat primer
memberikan tanggung jawab penuh kepada perawat
pelaksana dalam merawat klien.
Tanggung jawab & otoritas harus didelegasi secara
seimbang. Misal: Perawat primer menetapkan tujuan
asuhan kepada pasien, tanggung jawab untuk
melaksanakan tujuan tersebut dilimpahkan kepada staf.
Kemudian perawat primer memberikan wewenang
kepada staf untuk mengambil semua keputusan
menyangkut keadaan klien dalam mencapai tujuan.
KONSEP DASAR DELEGASI YG EFEKTIF

– Pengkajian kebutuhan klien


– Identifikasi tugas yg dapat dilaksanakan dg bantuan
orang lain
– Mendidik & memberikan pelatihan supaya tugas dpt
dilaksanakan dg aman & kompeten
– Proses menentukan kompetensi dlm membantu
seseorang
– Ketersediaan supervisi yg cukup oleh RN/PP
– Proses evaluasi terus menerus
– Proses komunikasi ttg keadaan klien antara Ners &
penerima limpah
KONSEP DASAR DELEGASI YG
EFEKTIF
Proses pelimpahan membuat seseorang
melaksanakan tanggung jawabnya,
mengembangkan wewenang dan kemampuan
dalam mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan
delegasi ditentukan oleh:
– Intervensi keperawatan yg diperlukan
– Siapa yg siap & sesuai dalam melaksanakan
tugas
– Bantuan apa yg diperlukan
– Hasil apa yg diharapkan.
KONSEP DASAR DELEGASI YG
EFEKTIF
Konsep ttg dukungan perlu diberikan kepada
semua staf. Dukungan yg penting 
menciptakan suasana yg asertif dg “trust”.
Melibatkan empowering yg meliputi pemberian
wewenang seseorang u/ melakukan tugas
secara kritis, otonomi, menciptakan kemudahan
dlm melaksanakan tugas, & membangun rasa
kebersamaan & hubungan yg serasi.
Penerima tugas limpah harus aktif dg
menganalisis otonomi yg dilimpahkan melalui
keterbukaan manajer-staf.
PEDOMAN PELIMPAHAN WEWENANG YG EFEKTIF

1. Tujuan spesifik
2. Target waktu
3. Identifikasi & petunjuk mengenai asuhan yg
tepat bagi klien  tahap pengkajian & decision
making harus didiskusikan sebelum
memberikan asuhan.
MISAL:
Pelaksanaan tugas  Kebersihan jalan napas
setiap 30 menit (informasi yg minimal
diperlukan dalam melaksanakan tugas)
PEDOMAN PELIMPAHAN WEWENANG YG
EFEKTIF
Berikan rasional/alasan  suara napas tambahan tidak
jelas, perlu terus diobservasi sampai 2 jam (Informasi
tambahan diperlukan u/ memberikan alasan thd tugas yg
dilimpahkan)
Jelaskan hasil yg diharapkan  Hari ke-3 asuhan, klien
harus dapat bernapas normal sebelum hari ke-5
(Informasi diperlukan u/ delegasi tanggung jawab &
menciptakan kompetensi dlm mencapai tujuan)
Delegasi penuh  Sewaktu suara napas klien normal,
lakukan latihan napas dalam & batuk (PP telah
melimpahkan wewenang kepada PA)
PRINSIP PENDELEGASIAN
1. Seleksi & susun tugas
a. Susun daftar tugas yg akan dilimpahkan secara
rasional
b. Siapkan laporan
c. Menjawab pertanyaan
d. Menyiapkan jadwal
e. Memesan alat
f. Presentasi pada komisi yg bertanggung jawab
g. Melaksanakan asuhan & tugas teknis lain
KRITERIA DAFTAR YG DISUSUN: Waktu & pentingnya
bagi institusi. TENTUKAN TUGAS LIMPAH &
WEWENANG SCR BERTAHAP u/ MENGHINDARI
PENYELEWENGAN.
PRINSIP PENDELEGASIAN
2. Seleksi orang yg tepat berdasarkan
kompetensi & persyaratan pendukung. Tepat
tidaknya memilih staf bergantung pada
kemampuan manajer menganalisis kinerja
staf, kelebihan & kelemahan, & perilaku staf.
3. Berikan arahan & motivasi staf.
4. Lakukan supervisi yg tepat
• Overcontrol  staf tidak akan memikul tanggung
jawab & hanya berfokus pada tugas yg tidak
didelegasikan
• Undercontrol  staf tidak produktif, pemborosan
waktu & anggaran
KAPAN & DIMANA PENDELEGASIAN?

Tugas rutin
Tugas yg tidak cukup waktu
Penyelesaian masalah  menjadi tantangan staf.
Diperlukan perhatian & bimbingan khusus kepada
penerima limpah
Peningkatan kemampuan  proses pembelajaran
Kapan tidak perlu didelegasikan
– Disiplin dlm pemberian wewenang (mis. Deadline)
– Bertanggung jawab thd pembinaan moral staf
– Kontrol
– Hindari kesalahan dlm penyampaian pendelegasian
KEGAGALAN DELEGASI & RESISTENSI STAF
(W. Umiker dikutip oleh Rowland & Rowland, 1997)

GAGAL?
– Manajer perfeksionis
– Ketakutan: delegasi gagal, akan lebih baik
bila dilakukan sendiri, penumpukan kerja
– Tidak senang thd pendelegasian itu
– Tidak berpikir bhw stafnya
siap/mengharapkan pendelegasian
– Pengalaman buruk dg pendelegasian
– Tidak tahu cara pendelegasian
KEGAGALAN DELEGASI & RESISTENSI STAF

RESISTEN?
– Tidak punya kemampuan u/ mengerjakan
– Upaya pertama pernah gagal
– Aktivitasnya takut tidak disetujui manajer
– Tidak punya waktu
– Tidak senang thd apa yg didelegasikan
– Tidak punya otonomi
– Kurang confidence/pesimis supervisor akan
mendukungnya
– Berpikir akan dimanipulasi/dikerjai oleh atasan
KEBERHASILAN DELEGASI
1. Komunikasi yg jelas & lengkap
2. Ketersediaan sumber & sarana
3. Monitoring  PP menjadi konsultan &
problem solver
4. Pelaporan kemajuan tugas limpah serta
melakukan tindak lanjut/memberi
masukan thd laporan itu.
STUDI KASUS
Saudara sebagai perawat primer melimpahkan tugas
tentang pemberian asuhan keperawatan 4 pasien
(dengan tingkat ketergantungan 2 parsial dan 2 total)
kepada perawat associate/pelaksana (D3 dan SPK).
Pada waktu saudara tidak ada, ada pasien baru heart
attack yang datang dengan kondisi kritis.
Q: Buat suatu pengelolaan pendelegasian yg tepat
berdasarkan skenario dg memerhatikan prinsip
responsibilty, accountability, & authority).
Lalu presentasikan dg pendekatan konsep manajemen
(pengumpulan data, identifikasi masalah – SWOT
analysis, rencana strategik)
SUPERVISI
Fungsi Actuating (fungsi Pelaksanaan)
Pengerakan merupakan upaya menggerakan
semua kegaitan program untuk mencapai
tujuan organisasi (Muninjaya, 2004; Wijoyo,
1997).

Supervisi
Penanganan Konflik
Berkomunikasi Efektif, Asertif
Memotivasi
Mendorong upaya perubahan
Kepemimpinan
DEFINISI
 "supervise" means to oversee, superintend
execution or performance of (thing), or
movements of work (person). While "clinical"
means at the sick bed especially of lectures and
teaching.
 Farrington (1995 A) clinical supervision is being
misinterpreted as being part of a management
role or "within the context of mentorship,
assessor or preceptor scheme" (Farrington
1995A:874)
DEFINISI
 Suatu Praktek yang difokuskan pada
hubungan profesional yang memungkinkan
seseorang memperoleh gambaran tentang
prakteknya melalui dukungan kemampuan
seorang supervisor

 Melalui supervisi seseorang dapat


meningkatkan skill,pengetahuan dan
meningkatkan pemahaman tentang praktek
keperawatan (nursing & Midwifery Counsil
2003)
Tujuan Umum Supervisi
Support
 Kepuasan kerja,
 Kompetensi
 Skill dan Etik
Aspek Etik dalam Supervisi
 Responsibility
 Dignity (Kesungguhan)
 Caring
 Virtue (Kebaikan)
Efek dari Supervisi
 Mencegah Burnout
 Mencegah stress psikologis
Signifikansi Supervisor dalam
Pengambilan keputusan etis
 Keselamatan
 Integrasi teori dan Praktek
 Demontrasi substansi keperawatan
 Sharing bagi perawat yang disupervisi
 Tantangan
 Refleksi
 Menumbuhkan keadilan dan respek
terhadap integritas
Sasaran
Pelaksaan tugas keperawatan
Penggunaan Alat secara efektif dan
efisien
Penggunaan Sistem dan prosedur
Pebagian tugas dan wewenang
Penyelewengan kekuasaan: Posisi/
Keuangan
Supervisor kEPERAWATAN
Karu
Pengawas Keperawatan
Ka Bid Keperawatan
Seorang supervisor harus memiliki
kemampuan dalam :
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk
yang jelas, sehingga dapat dimengerti
oleh staf dan pelaksana keperawatan.
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan
kepada staf/pelaksana keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan
semangat kerja staf dan pelaskanaan
keperawatan
4. Proses kelompok (dinamika kelompok)
5. Memberikan latihan dan bimbingan yang
diperlukan oleh staf dan pelaksanaan
keperawatan
6. Melakukan penilaian terhadap
penampilan kinerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar asuhan
keperawatan lebih baik.
Fungsi
 Mengatur dan mengorganisir proses pemberian
pelayanan keperawatan dn pelaksanaan SAK
 Menilai dan memperbaiki faktor-faktor proses
pemberian pelayanan keperawatan
 Fungsi utama dalam supervisi keperawatan:
Mengkoordinasikan dan mendorong
peningkatan kualia asuhan.
 Membantu atau assistensi dan supporting
dalam kegiatan serring untung peningkatan
kualitas.
PRINSIP
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
1. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
2. Kegiatan yang direncanakan secara matang
3. Bersifat edukatif, supporting dan informal
4. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan
keperawatan
5. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara
supervisor dan staf dan pelaksana keperawatan.
6. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
7. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat
mengembangkan kelebihan masing-masing.
8. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri
disesuaikan dengan kebutuhan.
9. Meningkatan Kinerja bawahan – Kualitas Askep
KARAKTERISTIK
Dalam keperawatan, supervisi yang baik
apabila memiliki karekteristik :
1. Mencerminkan kegiatan asuhan
keprawatan yang sesungguhnya
2. Mencerminkan pola organisasi/struktur
organisasi keperawatan yang ada
3. Kegiatan yang berkesinambungan yang
teratur atau berkala
4. Dilaksanakan oleh atasan langsung
(Kepala unit/Kepala Ruangan atau
penanggung jawab yang ditunjuk).

5. Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan


dan peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
CARA SUPERVISI

Langsung
Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :
• Pengarahan harus lengkap
• Mudah dipahami
• Menggunakan kata-kata yang tepat
• Berbicara dengan jelas dan lambat
• Berikan arahan yang logis
• Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
• Pastikan bahwa arahan dipahami
• Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik
tertulis maupun lisan. Supervisor tidak
melihat langsung kejadian di lapangan,
sehingga mungkin terjadi kesenjangan
fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis.
KEGIATAN RUTIN SUPERVISOR

Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh


supervisor setiap harinya adalah sebagai
berikut:
 Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
1. Mengecek kecukupan
fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
2. Mengecek jadwal kerja
 Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
1. Mengecek personil yang ada
2. Menganalisa keseimbangan personil dan
pekerjaan
3. Mengatur pekerjaan
4. Mengidentifikasi kendala yang muncul
5. Mencari jalan supaya pekerjaan dapat
diselesaikan.
 Sepanjang hari dinas (6-7 jam):
1. Mengecek pekerjaan setiap personil,
dapat mengarahkan, instruksi,
mengoreksi atau memberikan latihan
sesuai kebutuhannya.
2. Mengecek kemajuan pekerjaan dari
personil sehingga dapat segera
membantu apabila diperlukan
3. Mengecek pekerjaan rumah tangga
4. Mengecek kembali pekerjaan personil
dan kenyamanan kerja, terutama untuk
personil baru.
5. Berjaga-jaga di tempat apabila ada
pertanyaan, permintaan bantuan atau
hal-hal yang terkait.
6. Mengatur jam istirahat personil
7. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak
kemudian melaporkannya
8. Mengecek adanya kejadian kecelakaan
kerja
9. Menyiapkan dan melaporkan secara rutin
mengenai pekerjaan.
10.Mendeteksi dan mencatat problem yang
muncul pada saat itu dan mencari cara
memudahkannya.
11.Mengecek kembali kecukupan
alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi opra.
12.Sekali dalam sehari (15-30 menit)
13.Mengobservasi satu personil atau area
kerja secara kontinu untuk 15 menit.
14.Melihat dengan seksama hal-hal yang
mungkin terjadi seperti : Keterlambatan
pekerjaan, lamanya mengambil barang,
kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
 Sebelum pulang
1. Membuat daftar masalah yang belum
terselesaikan dan berusaha untuk
memecahkan persoalan tersebut keesokan
harinya.
2. Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan
sepanjang hari dengan mengecek hasilnya,
kecukupan material dan peralatannya.
3. Lengkapi laporan harian sebelum pulang
4. Membuat daftar pekerjaan untuk harinya,
membawa pulang memperlajari di rumah
sebelum pergi bekerja kembali.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai