Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

GAYA KEPEMIMPINAN MENURUT TEORI X DAN Y


DAN PENERAPANNYA
Disusun sebagai tugas mata kuliah manajemen keperawatan

Disusun oleh kelompok II :


Ade Hasanudin ( 312017006 )
Dani Sukandar ( 312017011 )
Acep Maskur ( 312017004 )
Sopiyandi ( 312017033 )
Etty Pangestuti ( 312017015 )

PROGRAM S1 KEPERAWATAN STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG


TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Alhamdulillah, puji syukur selalu kami panjatkan kepada Allah SWT
karena dengan rahmat dan karunianya kelompok kami mampu menyelesaikan
makalah manajemen keperawtan ini, tentang teori kepemimpinan x dan y.
Makalah yang kami susun ini merupakan hasil diskusi kelompok dan
merupakan hasil dari berbagai pemikiran dan sumber yang kami dapatkan. Tetapi
sangat mungkin apa yang kami diskusikan dan kami telaah masih jauh dari
kesempurnaan.
Untuk itu, untuk perbaikan makalah ini kami membuka kritik dan saran
dari pembaca untuk dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat dan
menjadi inspirasi bagi pembacanya.

Bandung, 14 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 2
B. TUJUAN ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. PENGERTIAN GAYA KEPEMIMPINAN ................................................ 3
B. TEORI KEPEMIMPINAN X DAN TEORI KEPEMIMPINAN Y ............ 4
C. PERBANDINGAN TEORI X DAN Y ........................................................ 5
D. APLIKASI TEORI Y (GAYA KEPEIMPINAN DEMOKRATIS) ............ 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 9
B. SARAN ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia.
Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan,
pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan
ketrampilan tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta
pekerja keperawatan non profesional.
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu
secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu
lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku
orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut.
Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk diperlakukan
adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak.
Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan
perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada
akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.
Tergantung dari sifat dan perilaku yang dihadapi dalam suatu organisasi dan
atau yang dimiliki oleh pemimpin, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan
oleh seorang pemimpin dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dalam
makalah ini penulis akan membahas berbagai macam gaya kepemimpinan yang
ada digunakan dalam keperawatan.

B. TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mengenal dan memahami
semua bentuk gaya kepemimpinan yang ada. Selain itu mahasiswa juga
diharapkan mengerti semua tujuan dari gaya keperawatan yang ada dan digunakan
dalam keperawatan.
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GAYA KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan adalah salah satu fungsi manajemen untuk mempengaruhi,
mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-
tugas yang telah direncanakan sehingga mencapai sasaran dan tujuan
organisasinya. Kemampuan kepemimpinan atau Leadership seorang Manajer akan
sangat mempengaruhi kinerja organisasi terutama dalam hal pencapaian tujuan
organisasinya.
Kepemimpinan menurut Gareth Jones and Jennifer George (2003:440).
Menurutnya, kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu mempunyai
pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi semangat, memotivasi
dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna membantu tercapai tujuan
kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke
arah tercapainya tujuan.Sedangkan definisi kepemimpinan menurut Richard L.
Daft (2003:50) adalah Kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada
pencapaian tujuan. Dari beberapa definisi tersebut, sangat jelas dikatakan bahwa
kepemimpinan adalah fungsi manajemen yang erat keterkaitannya dengan
pencapaian tujuan organisasi.
Orang yang melakukan fungsi kepemimpinan ini biasanya disebut dengan
“pemimpin” atau dalam bahasa Inggris disebut dengan “Leader”. Berdasarkan
definisi dari Ricky W. Griffin (2003:68), Pemimpin adalah individu yang mampu
mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan;
pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.
Dalam keperawatan, fungsi manajemen dan kepemimpinan ini berarti sangat
luas. Berlaku sebagai kepala ruangan, ka tim, ka shift dan perawat pelaksana (
penanggungjawab ) tentang bagimana mengelola dan memimpin orang lain dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai perawat
profesional,perawat tidak hanya harus mengelola orang tetapi juga mengelola
proses secara keseluruhan yang memungkinkan setiap orang dalam tugasnya

3
4

mampu menyelesaikan tugas memberikan asuhan keperawatan serta


meningkatkan kesehatan pasien menuju ke arah kesembuhan ( Nursalam, 2012).
Berbagai teori kepemimpinan dan manajemen bisa diterapkan dalam
pengelolaan manajemen keperawatan, baik pada ruangan rawat inap, ruang
intensive, kamar bedah, poliklinik atau rawat jalan, ruanga gawat darurat, dan
bahkan di layanan puskesmas.
Salah satu teori kepemimpinan yang ada adalah teori X dan Y menurut Douglas
McGregor (1960).

B. TEORI KEPEMIMPINAN X DAN TEORI KEPEMIMPINAN Y


Douglas McGregor (1960) menekankan tentang pendapat Mayo (1930) tentang
manajemen perilaku terhadap pegawai yang berhubungan dengan kepuasan
pegawai yang lebih dikenal dengan teori X dan Y. Teori X ini menyatakan bahwa
pada dasarnya karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan secara alami tidak
termotivasi dan tidak suka bekerja. Dengan asumsi dan anggapan demikian, maka
manajemen akan cenderung menggunakan gaya otoriter dalam mengoperasikan
perusahaannya. Menurut Teori X ini, manajemen harus secara tegas melakukan
intervensi untuk menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan. Gaya Manajemen
ini menyimpulkan bahwa pekerja pada dasarnya :
1. Tidak suka bekerja.
2. Perlu diawasi, dipaksa, diperingatkan untuk mengerjakan pekerjaannya.
3. Membutuhkan pengarahan dalam melaksanakan tugasnya.
4. Tidak menginginkan adanya tanggung jawab.
5. Tugas yang diberikan harus diawasi setiap langkah pengerjaannya.
6. Termotivasi oleh hukuman dan hadiah
7. Menghindari pekerjaan bila ada kesempatan
Menurut pengamatan Douglas McGregor, karyawan yang bertipe X ini
sebenarnya hanya minoritas, namun untuk mengendalikan sebuah perusahaan
yang memiliki jumlah karyawan yang banyak atau perusahaan manufaktur yang
berskala besar, manajemen teori X ini mungkin diperlukan.
5

Teori Y ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada suatu
perusahaan menyenangi pekerjaannya, termotivasi, kreatif, bangga terhadap hasil
kerjanya yang baik, bekerja penuh dengan tanggung jawab dan senang untuk
menerima tantangan. Dengan asumsi dan anggapan demikian, maka manajemen
akan cenderang menggunakan gaya manajemen partisipatif. Teori Y ini
beranggapan bahwa karyawannya :
1. Senang bekerja
2. Mandiri
3. Memerlukan supervisi seperlunya
4. Bertanggung jawab penuh atas semua pekerjaannya dan memiliki motivasi
yang kuat untuk mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan kepadanya.
5. Hanya memerlukan sedikit bimbingan atau bahkan tidak memerlukan
bimbingan dalam menyelesaikan tugasnya.
6. Beranggapan bahwa pekerjaan adalah bagian dari hidupnya.
7. Dapat menyelesaikan tugas dan masalah dengan kreatif dan imajinatif.
8. Menggunakan pendekatan ilmiah
Dalam organisasi atau perusahaan yang mengadopsi gaya manajemen berdasarkan
Teori Y ini, semua karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan memiliki
lebih banyak tanggung jawab.

C. PERBANDINGAN TEORI X DAN Y


Dibawah ini adalah beberapa perbandingan dan perbedaan antara Teori X dan
Teori Y dalam suatu manajemen perusahaan atau kelompok kerja.
Motivasi
Teori X menganggap karyawannya tidak suka terhadap pekerjaan, mereka
bahkan berusaha untuk menghindari pekerjaan dan tidak ingin adanya tanggung
jawab. Sebaliknya, Teori Y beranggapan semua karyawannya bekerja dengan
motivasi dari dirinya sendiri dan bersedia untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
yang dilakukannya.
6

Gaya Manajemen dan Pengendalian


Gaya Manajemen pada organisasi yang bertipe X adalah gaya manajemen
otoriter dan menggunakan sistem pengendalian terpusat. Sedangkan organisasi
yang bertipe Y mengadopsi gaya manajemen yang partisipatif, karyawan atau
anggota tim terlibat dalam pengambilan keputusan.
Pengorganisasian Kerja
Manajemen yang menganggap karyawannya adalah bertipe X akan
menggunakan prinsip spesialisasi kerja untuk karyawannya dengan siklus kerja
yang sama dan terus menerus (mengerjakan pekerjaan yang sama secara rutin).
Sedangkan di Teori Y, Karyawan diberikan kebebasan yang lebih luas dalam
mengembangkan keahliannya dan diberikan kesempatan untuk memberikan saran
dan perbaikan.
Penilaian dan Penghargaan
Dalam memotivasi karyawan yang bertipe Teori X, Manajemen akan
menggunakan pendekatan “Kelinci dan Wortel” yaitu memberikan penghargaan
kepada karyawan yang berprestasi baik dan menghukum mereka yang berprestasi
buruk. Sedangkan bagi karyawan yang bertipe Teori Y, Manajemen akan
memberikan motivasi dengan cara melakukan promosi jabatan dan pengembangan
karir yang lebih baik bagi karyawannya.
Dalam kehidupan lembaga pendidikan, gaya kepemimpinan seorang
pemimpin adalah hal yang penting diperhatikan. Kepemimpinan dalam sebuah
lembaga pendidikan dituntut untuk bisa membuat individu-individu dalam
lembaga yang dipimpinnya bisa berperilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh
pemimpin untuk mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan.
Perilaku individu berbeda satu dengan yang lainnya. Maka dari itu seorang
pemimpin haruslah bisa memahami perilaku tiap-tiap individu di dalam lembaga
yang dipimpinnya untuk bisa menemukan gaya kepemimpinan yang tepat bagi
lembaga. Hal ini tergantung dari hal-hal yang bisa memotivasi individu tersebut
untuk berperilaku dan juga bagaimana individu tersebut mengelola dan
menindaklanjuti motivasi tersebut. Perbedaan inilah yang memunculkan adanya
perilaku yang bersifat positif dan negative.
7

Teori X mengasumsikan bahwa individu bersifat negative, sedangkan teori


Y mengasumsikan individu bersifat positif. Salah satu asumsi dari teori X adalah
kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat dan seringkali dipaksa untuk
mencapai tujuan organisasi. Sedangkan asumsi teori Y adalah kebanyakan orang
bersifat mandiri dalam pekerjaannya jika motivasi diberikan dengan cara yang
tepat.
Pemimpin dapat memimpin dengan gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan
perilaku teori X dan Y yang dimiliki oleh pendidik/tenaga kependidikan, maupun
dalam pelayanan keperawatan. Penyesuaian ini dibutuhkan agar pemimpin dapat
memimpin dengan baik dan tepat sehingga tidak salah arahan ataupun sasaran.

D. APLIKASI TEORI Y (GAYA KEPEIMPINAN DEMOKRATIS)


Ruangan Darussalam 4 Rumah sakit Al Islam Bandung selalu melakukan briefing
Kepala Tim (KaTim) dan Clinical Instrukture (CI) untuk mengevaluasi kinerja
mingguan dan membuat acuan untuk kegiatan pekan berikutnya sesuai dengan
hasil kesepakatan bersama.

Contoh I :
1. Pengelolaan alat kesehatan oleh petugas alkes. Masalah : masih ada petugas
alkes yang belum disiplin melakukan pengecekan alkes
2. Adanya peminjaman alkes yang masih belum terdokumentasi
Saran Ka Tim I : Konsekuensi bagi yang tidak melakukan pengecekan alkes
denda 10.000,-
Saran Ka Tim II : bagi yang tidak melakukan pengecekan alkes tidak
diberikan izin untuk cuti mendadak
Saran CI : bagi yang tidak melakukan pengecekan alkes akan
dikurangi 10 poin dari Penilaian Kinerja Karyawan (PKK) bulanan di ruangan

Kesimpulan : dari hasil musyawarah tersebut, supervisor memutuskan


bagi yang tidak melakukan pengecekan alkes akan dikenakan 10.000,- atau tidak
diizinkan cuti mendadak atau dikurangi 10 poin dari PKK.
8

Contoh II :
Kasus : ditemukan tempat minuman yang berceceran (tidak pada
tempatnya) di ruang ganti.
Usulan Ka Tim I : dibuat pengumuman di ruang ganti untuk selalu
merapihkan alat dan tempat minuman
Usulan Ka Tim II : alat minum yang berceceran dikumpukan dalam satu
tempat dan bisa diambil langsung ke supervisor (Supervisor memberikan
peringatan untuk menjaga kerapihan ruangan)
Usulan CI : bila masih tidak tertib alat minum akan di amankan di gudang

Kesimpulan kesepakatan : dibuatkan pengumuman / aturan untuk tertib dalam


penyimpanan tempat alat minum, dan bagi yang tidak tertib alat minum akan
dismpan di gudang.
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gaya kepemimpinan menurut teori x dan y mempunyai perbedaan yang
mencolok. Disatu sisi teori x identik dengan gaya kepemimpinan otoriter,
sedangkan gaya kepemimpinan y sangat identik dengan gaya kepemimpinan
demokratis. Tetapi dalam pelaksanaan manajemen kedua teori gaya
kepemimpinan ini bisa digabungkan menjadi satu kesatuan. Disaat harus
menegakkan aturan disiplin yang merupakan kebijakan dalam suatu lembaga tepat
menggunakan gaya kepemimpinan teori x. Disatu sisi saat harus merangkul dan
memberikan kepercayaan dan pelaksanaan sesuai job deskripsi masing – masing
penanggungjawab tepat menggunakan gaya kepemimpinan teori y. Jadi kedua
teori ini dalam pelaksanaan manajemen bisa dikombinasikan .
Dalam manajemen keperawatan pun teori x dan teori y bisa diterapkan secara
bersamaan sesuai dengan kebutuhan dan level manajerialnya itu sendiri. Jadi
dalam pelaksanaannnya pasti akan berbeda apabila diterapkan di level manajerial
atas, direksi, wadir, kepala instalasi, kepala bidang, kepala ruangan sampai
dengan katim dan kashift.

B. SARAN
Penilaian dan penghargaan dalam penerapan gaya kepemimpinan menurut
teori x dan y menjadi alternatif terbaik agar terbangun kerjasama yang solid dalam
sistem manajerial. Karena sifat manusiawi yang ingin dihargai dan juga tetap ada
konsekuensi dari pelanggaran peraturan sehingga manajerial bisa berjalan secara
kondusif dan nyaman untuk kedua belah pihak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Ismaniar, H. (2012). Manajemen Unit Kerja. Yogyakarta : Deepublish

http ://id. Wikipedia.org/wiki/Teori x dan teori y

Rivai, Vethzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi 2. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai