DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Khairuni Ramadani (1901061012)
2. Rita Wani (1901061025)
3. Syahrizal Nugraha (1901061026)
4. Tri Rohima Marpaung (1901061029)
DOSEN PENGAMPU :
Ns. Agus Surya Bakti,. M.Kep
Menyetujui
Dosen Pembimbing
i
LEMBAR PERNYATAAN ANGGOTA KELOMPOK
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen Luka Tekan
(Pressure Ulcer)” ini dengan tidak ada halangan yang berarti.
Makalah ini kami susun dengan tujuan agar dapat dijadikan sebagai
referensi bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai Manajemen
Luka Tekan (Pressure Ulcer).
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap tegur sapa dan kritik yang
membangun dari para pembaca guna perbaikan dan peningkatan untuk karya
selanjutnya.
Demikian kiranya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan pembaca pada khususnya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
2.2 Etiologi................................................................................................................ 3
2.3 Patofisiologi......................................................................................................... 5
2.4 Komplikasi........................................................................................................... 5
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 14
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kerusakan integritas kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan
pembedahan, namun juga dapat disebabkan karena tertekannya kulit dalam waktu
yang lama yang menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan
atau dekubitus (Mukti, 2005).
1
2
Luka tekan telah lama dikenal di kalangan perawatan kesehatan dan ini
merupakan masalah cukup sulit diatasi bagi para praktisi perawatan karena
memang banyak faktor yang terkait dengan upaya penyembuhan luka tekan
(Fatmawati, 2007).
TINJAUAN TEORITIS
2.2 Etiologi
1. Faktor intrinsik:
3
penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, Keadaan hidrasi/cairan
tubuh.
3
4
2. Faktor Ekstrinsik:
Kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau
peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu,
duduk yang buruk, posisi yang tidak tepat, perubahan posisi yang kurang. Di
bawah ini adalah penjelasan dari masing masing faktor diatas :
j. Merokok
5
k. Temperatur Kulit
2.3 Patofiologi
3. Toleransi jaringan.
2.4 Komplikasi
Komplikasi sering terjadi pada luka dekubitus derajat III dan IV,
walaupun dapat terjadi pada luka yang superfisial. Menurut subandar
(2008) komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
3. Septicemia
4. Anemia
5. Hipoalbumin
6. Hiperalbumin
7. Kematian
a. Stadium 1 : Ulserasi terbatas pada epidermis dan dermis dengan eritema pada
kulit. Penderita dengan sensibilitas baik akan mengeluh nyeri, stadium ini
biasanya reversible dan dapat sembuh dalam 5-10 hari.
b. Stadium 2 : Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan
adiposa terlihat eritema dan indurasi serta kerusakan kulit partial (epidermis
dan sebagiandermis) ditandai dengan adanya lecet dan lepuh . Stadium ini
dapat sembuh dalam 15 hari.
6
c. Stadium 3 : Ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkulit dan otot sudah
mulai terganggu dengan adanya edema dan inflamasi, infeksi akan hilang
struktur fibril. Kerusakan seluruh lapisan kulit sampai subkutis, tidak melewati
fascia. Biasanya sembuh dalam 3-8 minggu.
d. Stadium 4 : Ulserasi dan nekrosis meluas mengenai fasia,otot serta sendi.
Dapat sembuh dalam 3-6 bulan.
a. Stadium 1 :
dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah satu tanda sebagai berikut:
- Pada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai kemerahan yang
menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai warna
merah yang menetap, biru atau ungu.
b. Stadium 2 :
c. Stadium 3 :
d. Stadium 4 :
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
- Keluhan utama : Nyeri atau ketidakmampuan merasakan didaerah sekitar luka.
- Riwayat Penyakit : Menderita penyakit yang mengharuskan klien untuk tirah
baring dalam kurun waktu lama seperti stroke, kelumpuhan, dll.
c. Pengkajian Fisik
- Keadaan umum
- Kesadaran
- TTV
d. Pemeriksaan diagnostik
e. Pengkajian Fokus
Karakteristik luka : Lokasi, Ukuran, Warna, Kulit sekitar luka, Drainase,
Temperatur, nyeri, penutupan luka,
Karakteristik Keterangan
3..Diagnosa Keperawatan
Kerusakan interitas kulit b.d tindakan invasi thd struktur tubuh, gang. Permukaan kulit,
gang. Jaringan kulit : dpt berhubungan dengan faktor2 :
b) Perawatan luka yang terinfeksi Kebanyakan luka terbuka kronis didiami oleh
mikroorganisme yang sangat banyak yang tampaknya tidak memperlambat proses
penyembuhan.
d) Perawatan luka dalam yang bersih dengan sedikit eksudat Bila jumlah eksudat
sudah berkurang, maka silastic foam merupakan suatu cara pembalutan yang
sangat bermanfaat khususnya pada luka dalam yang bersih dan berbentuk cawan,
atau dekubitus luas di daerah sakrum.
e) Perawatan luka superfisial yang bersih dengan sedikit eksudat Banyak balutan
yang sesuai untuk menangani luka superficial yang bersih. Memberikan
lingkungan yang lembab dengan terus menerus akan dapat mendorong
epitelialisasi yang cepat dan mengurangi rasa nyeri serta melindungi permukaan
luka dari kerusakan mekanis lebih lanjut dan kontaminasi. Balutan yang ideal
adalah balutan yang dapat dibiarkan tidak terganggu selama beberapa hari.
10
Ada dua metode dasar untuk pembersihan luka secara mekanik : irigasi
dan menyikat langsung dengan bola kapas atau kasa. Kesulitan dari irigasi adalah
bagaimana caranya untuk memakai larutan pembersih dengan tekanan yang cukup
sehingga dapat meluruhkan debris tanpa merusak jaringan yang ada di bawahnya.
Untuk luka yang yang tidak terlalu terkontaminasi, air steril atau larutan 0,9%
adalah agens pembersih pilihan.
6.Pemberian balutan
Jika ada kulit yang rusak maka biasanya diperlukan balutan untuk
melindungi jaringan yang berada di bawahnya dari sebuah kerusakan yang lebih
lanjut dan untuk menggantikan sementara beberapa fungsi kulit yang utuh.
c) Sebagai penyekat suhu, non toksik dan non alergenik, nyaman dan mudah
disesuaikan, awet
d) Mampu melindungi luka dari trauma lebih lanjut dan tidak perlu sering
mengganti balutan serta murah harganya.
Judul :
Reposisi dan Massage Menurunkan Derajat Dekubitus pada Pasien Immobilisasi
dengan Gangguan Neurologis : Case Report
Penulis :
1. Najihah
2. Ita Sulistiani
3. Ferly Yacoline Pailungan
4. Musdalifah
5. I Kade Wijaya
6. Abdul Thalib
7. Alfian Mas’ud
8. Takdir Tahir
9. Titi Iswanty Afelya
Jurnal :
Pendekatan studi kasus yang melihat perubahan pada luka decubitus yang terjadi
setiap hari.
Sampel :
Hasil Penelitian :
12
13
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Luka tekan juga disebut luka dekubitus atau pressure ulcer adalah suatu
keadaan kerusakan jaringan setempat yang disebabkan oleh iskemia pada kulit
(kutis dan sub-kutis) akibat tekanan dari luar yang berlebihan. Umumnya terjadi
pada penderita dengan penyakit kronik yang berbaring lama. Ulkus dekubitus
sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.
Ada dua hal utama yang berhubungan dengan resiko terjadinya luka tekan,
yaitu faktor tekanan dan toleransi jaringan.
4.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/26162/2/04_BAB_I.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/131/jtptunimus-gdl-nanangsuli-6515-3-
babii.pdf
http://jurnal.fkm.umi.ac.id/index.php/won/article/view/18/55
15