Anda di halaman 1dari 17

BAB II

KONSEP TEORI

2.1. Pengertian Mutu


Pengertian mutu berbeda diantara tiap orang, ada yang berarti bagus,
luxurious, ataupun paling bagus. Tetapi ada beberapa pengertian mutu menurut
para ahli, sebagai berikut:

Mutu merupakan gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan
yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan
kepuasan.(American society for quality control). Mutu adalah “fitness for use”
atau kemampuan kecocokan penggunaan.(J.M. Juran, 1989).

Azwar (1996) menjelaskan bahwa mutu adalah tingkat kesempurnaan dari


penampilan sesuatu yang sedang diamati dan juga merupakan kepatuhan terhadap
standar yang telah ditetapkan, sedangkan Tappen (1995) menjelaskan bahwa mutu
adalah penyesuaian terhadap keinginan pelanggan dan sesuai dengan standar yang
berlaku serta tercapainya tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka mutu dapat dikatakan sebagai kondisi dimana
hasil dari produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan, standar yang berlaku dan
tercapainya tujuan. Mutu tidak hanya terbatas pada produk yang menghasilkan
barang tetapi juga untuk produk yang menghasilkan jasa atau pelayanan termasuk
pelayanan keperawatan.

2.2. Pengertian Mutu Pelayanan Keperawatan

Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang ilakukan oleh
profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam mempertahankan
keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pasien (Suarli dan
Bahtiar, 2012).

Mutu pelayanan keperawatan adalah asuhan keperawatanprofessional yang


mengacu pada 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu, (reability, tangibles, assurance,
responsiveness, dan empathy) (Bauk et al, 2013).

1
Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara
efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan
teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan
kesehatan/keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.

Mutu pelayanan keperawatan merupakan suatu pelayanan yang


menggambarkan produk dari pelayanan keperawatan itu sendiri yang meliputi
secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada individu sakit maupun yang
sehat dan dilakukan sesuai standar keperawatan (Asmuji, 2012). Berdasarkan
pernyataan ketiga teori diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan keperawatan
merupakan kegiatan atau upaya pelayanan yang dapat dilakukan secara mandiri
atau bersama-sama dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara
holistik.

2.3. Dimensi Mutu Asuhan Keperawatan

Secara sederhana proses kendali mutu ( Quality Control ) dimulai dari


menyusun strandar – standar mutu, selanjutnya mengukur kinerja dengan
membandingkan kinerja yang ada dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila
tidak sesuai, dilakukakn tindakan koreksi. Bila diinginkan peningkatan kinerja
perlu menyusun standar baru yang lebih tinggi dan seterusnya.Windy (2009)
menyatakan bahwa dimensi mutu dalam pelayanan keperawatan terbagi kedalam :

1. Tangible (bukti langsung)


Merupakan hal-hal yang dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh
pasien yang meliputi ‘fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan staf
keperawatan’. Sehingga dalam pelayanan keperawatan, bukti langsung
dapat dijabarkan melalui : kebersihan, kerapian, dan kenyamanan ruang
perawatan;penataaan ruang perawatan; kelengkapan, kesiapan dan
kebersihan peralatan perawatan yang digunakan; dan kerapian serta
kebersihan penampilan perawat.

2
2. Reliability (keandalan)
Keandalan dalam pelayanan keperawatan merupakan kemampuan
untuk memberikan ‘pelayanan keperawatan yang tepat dan dapat
dipercaya’, dimana ‘dapat dipercaya’ dalam hal ini didefinisikan sebagai
pelayanan keperawatan yang ‘konsisten’. Oleh karena itu, penjabaran
keandalan dalam pelayanan keperawatan adalah : prosedur penerimaan
pasien yang cepat dan tepat; pemberian perawatan yang cepat dan tepat;
jadwal pelayanan perawatan dijalankan dengan tepat dan konsisten
(pemberian makan, obat, istirahat, dan lain-lain); dan prosedur perawatan
tidak berbelit
3. Responsiveness (ketanggapan)
Perawat yang tanggap adalah yang ‘bersedia atau mau membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat/tanggap. Ketanggapan
juga didasarkan pada persepsi pasien sehingga faktor komunikasi dan
situasi fisik disekitar pasien merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan.
4. Assurance (jaminan kepastian)

Jaminan kepastian dimaksudkan bagaimana perawat dapat menjamin


pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien berkualitas sehingga
pasien menjadi yakin akan pelayanan keperawatan yang diterimanya. Untuk
mencapai jaminan kepastian dalam pelayanan keperawatan ditentukan oleh
komponen : kompetensi, yang berkaitan dengan pengetahuan dan
keterampilan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan; keramahan,
yang juga diartikan kesopanan perawat sebagai aspek dari sikap perawat; dan
keamanan, yaitu jaminan pelayanan yang menyeluruh sampai tuntas sehingga
tidak menimbulkan dampak yang negatif pada pasien dan menjamin
pelayanan yang diberikan kepada pasien aman. Dimensi kepastian atau
jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi :

1. Kompetensi (Competence), artinya keterampilan dan pengetahuan yang


dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan

3
2. Kesopanan (Courtesy), yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap
para karyawan
3. Kredibilitas (Credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan
sebagainya.5 macam, diantaranya:
4. Empati (empathy), berkaitan dengan memberikan perhatian penuh kepada
konsumen yang meliputi perhatian kepada konsumen, perhatian staf
secara pribadi kepada konsumen, pemahaman akan kebutuhan konsumen,
perhatian terhadap kepentingan, kesesuaian waktu pelayanan dengan
kebutuhan konsumen. Dimensi empati ini merupakan penggabungan dari
dimensi :
1. Akses (Acces), meliputi kemudahan untuk memafaatkan jasa yang
ditawarkan
2. Komunikasi (Communication), merupakan kemapuan melaukan
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau
memperoleh masukan dari pelanggan
3. Pemahaman kepada pelanggan (Understanding the Customer),
meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami
kebutuhan dan keinginan pelanggan
2.4. Ciri Mutu Asuhan Keperawatan
1. Memenuhi standarprofesi yang diterapkan
2. Sumber daya untuk pelayanan askep di manfaatkan secara wajar,efisien
&efektif
3. Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa
pelayanan
4. Memuaskan bagi pasien & tenaga keperawatan serta
5. Aspek sosial, ekonnomi, budaya, agama, etika & tata nilai masyarakat
diperhatikdan dihormat
2.5. Pengertian Standar

Standar manajemen adalah struktur tugas, prosedur kerja, sistem


manajemen dan standar kerja dalam bidang kelembagaan, usaha serta

4
keuangan. Namun pengertian standar manajemen akan lebih spesifik jika
menjadi standar manajemen mutu, untuk mendukung standarisasi pada
setiap mutu produk yang di hasilkan perusahan maka hadirlah Organisasi
Internasional untuk Standarisasi yaitu Internasional Organization for
Standardization (ISO) berperan sebagai badan penetap standar
internasional yang terdiri dari wakil-wakil badan standarisasi nasional
setiap negara.

Standar asuhan keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja


yang diingikan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai.
Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan
dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhdapa pasien atau
klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling
terkait erat, karena melalui standar dapat di kuantifikasi sebagai pelayanan
meningkat dan memburuk (wilkinson,2006).
Sumber standar dalam asuhan keperawatan berupa standar yang
dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Departemen
Kesehatan RI, rumah sakit, Undang-Undang, Keppres, peraturan
pemerintah. Tujuan standar keperawatan adalah meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan, mengurangi biaya asuhan keperawatan, melindungi
perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien
dari tindakan yang tidak terapeutik. Tujuan dan manfaat standar asuhan
keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan
efektivitas manajemen organisasi. Dalam pengembangan standar
menggunakan pendekatan dan kerangka kerangka kerja yang lazim
sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan
standar bagaimana proses pengembangan tersebut. Standar asuhan
berfokus pada hasil pasien standar praktik berorientasi pada kinerja
perawat profesional untuk memberdayakan proses keperawatan. Standar
finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan
sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi
pelayanan (kawonal,2000). Setiap hari perawat bekerja sesuai standar

5
standar yang ada seperti merancang kebutuhan dan jumlah tenaga
berdasarkan volume kerja, standar pemerataan dan distribusi pasien dalam
unit khusus, standar pendidikan bagi perawat professional sebagai
persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam tatanan pelayanan
keperwatan profesional (supardi,2005).
Dalam penilian kualitas pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien
digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan telah dijabarkan oleh
PPNI (2000) yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang
meliputi pengkajian keperawatan diagnosis keperawatan, perencanaan
implementasi dan evaluasi.
2.6.Tujuan SAK (Standar Asuhan Keperawatan) : SK Dirjen
Yanmed.YM.00.03.2.6.7637/1993)
Standar praktek keperawatan telah disahkan oleh MENKES RI dalam
Surat Keputusan Nomor : 660/Menkes/SK/IX/1987. Kemudian
diperbaruhi dan disahkan berdasarkan SK DIRJEN YANMED RI No :
OO.03.2.6.7637, tanggal 18 Agustus 1993. Kemudian pada tahun 1996,
DPP PPNI menyusun standar profesi keperawatan SK No :
03/DPP/SK/I/1996 yang terdiri dari standar pelayanan keperawatan,
praktek keperawatan, standar pendidikan keperawatan dan standar
pendidikan keperawatan berkelanjutan. Tujuan standar keperawatan
menurut Gillies (1989) adalah :
1. Meningkatkan asuhan keperawatan.
2. Mengurangi biaya asuhan keperawatan
3. Melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanaka tugas dan
melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik.
2.7.Komponen SAK (Standar I-VI)

Standar Asuhan Keperawatan secara resmi telah diberlakukan untuk


diterapkan di seluruh rumah sakit melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan
Medik No. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan
terdiri dari :

6
1. Standar I : Pengkajian keperawatan
2. Standar II : Diagnosa keperawatan.
3. Standar III : Perencanaan keperawatan
4. Standar IV : Intervensi keperawatan
5. Standar V : Evaluasi keperawatan
6. Standar VI : Catatan asuhan keperawatan
1. Standar I
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menentukan
kebutuhan asuhan keperawatan. Data kesehatan harus bermanfaat bagi
semua anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian keperawatan
meliputi
a. Pengumpulan data dengan kriteria : menggunakan format yang baku,
sistematis, diisi sesuai item yang tersedia, aktual (baru), absah (valid).
b. Pengelompokan data dengan kriteria : data biologis, data psikologis,
data sosial, data spiritual.
c. Perumusan masalah dengan kriteria : kesenjangan antara status
kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan, perumusan
masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan.
2. Standar II
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan
pasien dengan kriteria : diagnosa keperawatan dihubungkan dengan
penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai
dengan wewenang perawat, komponennya terdiri dari masalah,
penyebab/gejala (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE),
bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi,
bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar
akan terjadi, dapat ditanggulangi oleh perawatan

7
3. Standar III
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan .
Komponen perencanaan keperawatan meliputi :
a. Prioritas masalah dengan kriteria : masalah-masalah yang mengancam
kehidupan merupakan prioritas pertama., masalah-masalah yang
mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas kedua, masalah-
masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.
b. Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria : spesifik, bisa diukur, bisa
dicapai, realistik, ada batas waktu.
c. Rencana tindakan dengan kriteria : disusun berdasarkan tujuan asuhan
keperawatan, melibatkan pasien/keluarga, mempertimbangkan latar
belakang budaya pasien/keluarga, menentukan alternative tindakan
yang tepat, mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang
berlaku, lingkungan, sumberdaya dan fasilitas yang ada, menjamin
rasa aman dan nyaman bagi pasien, kalimat instruksi, ringkas, tegas
dengan bahasanya mudah dimengerti
4. Standar IV.
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang diten
tukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal
yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta
pemulihan kesehatan dengan mengikut sertakan pasien dan keluarganya
dengan kriteria :
a. Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan.
b. Menyangkut keadaan bio, psiko, social, spiritual pasien.
c. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada
pasien/keluarga
d. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
e. Menggunakan sumber daya yang ada.
f. Menerapkan prinsip aseptic dan antiseptic.
g. Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy, dan
mengutamakan keselamatan pasien.

8
h. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien.
i. Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam
keselamatan pasien.
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan.
k. Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan.
l. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis
yang telah ditentukan.
Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan
dasar meliputi:
1) Memenuhi kebutuhan oksigen.
2) Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit.
3) Memenuhi kebutuhan eliminasi.
4) Memenuhi kebutuhan keamanan.
5) Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik.
6) Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.
7) Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani.
8) Memenuhi kebutuhan spiritual.
9) Memenuhi kebutuhan emosional.
10) Memenuhi kebutuhan komunikasi
11) Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis.
12) Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
penyembuhan.
13) Memenuhi kebutuhan penyuluhan.
14) Memenuhi kebutuhan rehabilitasi.
5. Standar V.
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistimatis dan berencana,
untuk menilai perkembangan pasien dengan kriteria : setiap tindakan
keperawatan dilakukan evaluasi terhadap indikator yang ada pada rumusan
tujuan, selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan,
evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, evaluasi
dilakukan sesuai standar.

9
6. Standar VI
Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria :
dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan, dapat digunakan
sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan, dilakukan segera
setelah tindakan dilaksanakan, penulisannya harus jelas dan ringkas serta
menggunakan istilah yang baku, sesuai pelaksanaan proses keperawatan,
setiap pencatatan harus mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang
melaksanakan tindakan dan waktunya, menggunakan formulir yang baku
dan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku
2.8. Pelaksanaan Evaluasi Penerapan SAK ; instrument A,B, dan C
1. Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
(Instrumen A). meliputi :
Petunjuk penggunaan instrument A terdiri :
1. Aspek yang dinilai dalam instrument ini adalah :
a. Pengkajian Keperawatan.
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan Keperawatan.
d. Tindakan Keperawatan.
e. Evaluasi Keperawatan
f. Catatan Asuhan Keperawatan.
2. Pengisian instrument dilakukan oleh perawat dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Perawat terpilih dari ruangan tempat dilakukan evaluasi.
b. Perawat yang telah menguasai / memahami proses perawatan.
c. Telah mengikuti pelatihan penerapan standar asuhan keperawatan
di Rumah Sakit.

3. Rekam medik pasien yang dinilai harus memenuhi kriteria sebagai


berikut :

10
a. Rekam medik pasien yang telah pulang dan telah dirawat minimal
3 (tiga) hari diruangan yang bersangkutan.
b. Data dikumpulkan sebelum berkas rekam medik pasien
dikembalikan pada bagian Medical Recort Rumah Sakit.
c. Khusus untuk kamar operasi dan UGD penilaian dilakukan setelah
pasien dipindahkan ke ruang lain / pulang.
d. Rekam medik pasien yang memenuhi kriteria selama periode
evaluasi berjumlah 20 untuk setiap ruangan.
4. Bentuk instrument A terdiri dari :
a. Kolom 1 : No urut yang dinilai.
b. Kolom 2 : Aspek yang dinilai.
c. Kolom 3 : No kode rekam medik yang dinilai.
d. Kolom 4 : Keterangan.
5. Cara pengisian instrument A
a. Perawat penilai mengisi kolom 3 dan 4.
b. Kolom 3 terdiri dari 10 sub kolom yang diisi denagn kode berkas
pasien (1, 2, 3, …… dst), sesuai dengan urutan waktu pulang, pada
periode evaluasi
c. Tiap sub kolom hanya digunakan untuk penilaian terhadap satu
rekam medik pasien
Contoh : Sub kolom 01 digunakan untuk mengisi hasil penilaian
rekam medik dengan kode berkas 01 Rekam medik yang telah
digunakan untuk penilaian harus diberi tanda dengan kode berkas
agar tidak dinilai ulang.
d. Pada tiap sub kolom diisi dengan tanda “ V “ bila aspek yang
dinilai ditemukan dan tanda “ O “ bila aspek yang dinilai tidak
ditemukan pada rekam medik pasien yang bersangkutan.
e. Kolom keterangan diisi bila penilai menganggap perlu
mencantumkan penjelasan atau bila ada keraguan penilaian.
f. Sub total diisi sesuai dengan hasil penjumlahan jawaban nilai “ V “
yang ditemukan pada masing-masing kolom.

11
g. Total diisi dengan hasil penjumlahan sub total, 01 + 02 + 03 ……
dan seterusnya.
h. Tiap variable dihitung prosentasenya dengan cara :

Total

Prosentase = ============================= x 100 %

Jumlah berkas x jumlah aspek yang dinilai.

2. Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan.


Aspek yang dinilai :
1. Pengkajian.
a. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.
b. Data dikelompokkan (bio, psiko, sosial, spiritual).
c. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang.
d. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi kehidupan.
2. Diagnosa.
a. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.
b. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE / PES.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial.

3. Perencanaan.
a. Berdasarkan diagnosa keperawatan.
b. Disusun menurut urutan prioritas.
c. umusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek, perubahan,
perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria.
d. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah,
terinci dan jelas atau melibatkan pasien/keluarga.
e. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.

12
f. Rencana tindakan menggambarkan kerja sama dengan tim kesehatan
lain.
4. Tindakan
a. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana perawatan.
b. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan.
c. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi.
d. Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas.
5. Evaluasi.
a. Evaluasi mengacu pada tujuan.
b. Hasil evaluasi dicatat.
6. Catatan Asuhan Keperawatan.
a. Menulis pada format yang baku.
b. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.
c. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar.
d. Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat mencantumkan
paraf/nama jelas, dan tanggal jam dilakukannya tindakan.
e. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Instrument Evaluasi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit ( Instrumen B ) meliputi :
a. Petunjuk penggunakan instrumen B.
b. Instrumen evaluasi persepsi pasien terhadap asuhan keperawatan di
Rumah Sakit.
3. Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan di Rumah Sakit
(Instrumen C) meliputi :
a. Petunjuk penggunaan instrumen C.
b. nstrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang
medical surgical atau ruang penyakit dalam / ruang bedah.
c. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang
kebidanan.

13
d. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di kamar
operasi.
e. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di instalasi
gawat darurat.
f. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang
perawatan intensif.
g. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang
perinatologi.

14
BAB III
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
Manajemen Mutu dalam Pelayanan Keperawatan merupakan suatu
pelayanan keperawatan yang komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-
spiritual yang diberikan oleh perawat profesional kepada pasien (individu,
keluarga maupun masyarakat) baik sakit maupun sehat, dimana perawatan
yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien dan standar pelayanan.
Secara sederhana proses kendali mutu ( Quality Control ) dimulai dari
menyusun strandar – standar mutu.
Penilaian Mutu Pelayanan Keperawatan berupa Audit Struktur
(Input, Proses (Process), Hasil (Outcome). Dalam Manajemen Mutu
dalam Pelayanan Keperawatan terdapat Strategi Mutu Pelayanan
Keperawatan, diantaranya Quality Assurance (Jaminan Mutu), Total
quality manajemen (TQM). Peran sebagai seorang pemimpin dalam
pelayanan kesehatan adalah menjadi model kepemimpinan yang berpusat
pada prinsip (principle centered leadership).
2.9. Saran
Adapun saran yang diharapkan penulis kepada pembaca agar
pembaca dapat mulai menerapkan manajemen mutu di kehidupan sehari-
hari. Mulai meningkatkan manajemen mutu dan dapat menjaga kualitas
mutu dengan sebaik mungkin. Terutama manajemen mutu dalam
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien maupun pasien
sehingga dapat menjadi perawat yang professional.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.scribd.com/document/322717521/Pedoman-Instrumen-
Evaluasi-Penerapan-Standar-Asuhan-Keperawatan diakses pada hari
Rabu 10 Oktober 2018 pada pukul 21.00 WIB
2. http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/1/jhptump-a-wilisdwipa-9-1-
konsepd-n.pdf diakses pada hari Rabu 10 Oktober 2018 pada pukul
21.30 WIB
3. http://sakinahkreatif.blogspot.com/2016/05/konsep-mutu-pelayanan-
keperawatan.html diakses pada hari Rabu 13 Oktober 2018 pada pukul
15.00 WIB
4. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4 Dr. Nursalam, M.Nur (Hons).
5. https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2016/12/makalah-
manajemen-mutu-dalam-pelayanan.html diakses pada hari Rabu 13
Oktober 2018 pada pukul 15.00 WIB
6. http://santiningsih44.blogspot.com/2013/11/manajemen-standar-
pelayanan-keperawatan.html diakses pada hari Rabu 14 Oktober 2018
pada pukul 15.00 WIB
7. https://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/07/09/konsep-dasar-
asuhan-keperawatan/ diakses pada hari Rabu 14 Oktober 2018 pada
pukul 18.00 WIB
8. http://andilindanirmalasari.blogspot.com/2018/02/mutu-pelayanan-
keperawatan_16.html diakses pada hari Rabu 15 Oktober 2018 pada
pukul 12.00 WIB
9. https://id.scribd.com/doc/213934116/MUTU-PELAYANAN-
KEPERAWATAN diakses pada hari Rabu 15 Oktober 2018 pada pukul
14.00 WIB
10. http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15621/6.%20
BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y diakses pada hari Rabu 15
Oktober 2018 pada pukul 21.00 WIB

16
17

Anda mungkin juga menyukai