Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DELEGASI TUGAS DALAM

MANAJEMENT KEPERAWATAN

Disusun oleh :
Melia Nur Eliana Putri
Lina Silvia Rahayu
Suci Ardi Mustaqim
Nurul Zakiyah
Liya Andini
Mila Nuraeni
Dani Nugraha

STIKES HORIZON KARAWANG


JL. Pangkal Perjuangan KM 1 By Pass Karawang
41316 TELP. (0267) 412480, FAX : (0267) 410842

Tahun Ajaran 2020 – 2021


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase pengarahan dalam
proses manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh manajer(tingkat
bawah,menengah dan atas) bukan hanya hasil usaha mereka sendiri ,tetapi juga hasil
usaha pegawai. Bagi manajer pendelegasian bukan merupakan pilihan tetapi suatu
keharusan. Ada banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang.Dalam
situasi ini,pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas.
Ada banyak alasan yang tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala
manajer harus mendelegasikan tugas rutin sehingga mereka dapat menangani masalah
yangl ebih kompleks atau yang membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi.
Manajer dapat mendelegasikan tugas jika seseorang telah dipersiapkan dengan lebih baik
atau memiliki keahlian yang tinggi atau lebih cakap tentang cara menyelesaikan masalah.
Pendelgasian juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran atau “pemberian”
kesempatan kepada pegawai. Pegawai yang tidak didelegasikan tanggung jawab yang
sesuai dapat menjadi bosan,tidak produktif dan tidak efektif. (Marquis,Bessie
L,dkk.2010).

B. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Managemen Keperawatan, serta mahasiswa mampu memahami apa itu Pendelegasian
dalam Keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan manajemen
professional dan dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian tanggung jawab
secara struktural (Swanburg,2000).
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting
dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip
delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen
lainnya. (Handoko,1997).
Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya / bawahannya
untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang bersangkutan dan pada waktu
bersamaan memberikan kekuasaan kepeda staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu
dapat melaksanakan tugas tugas itu sebaik baiknya serta dapat mempertanggung
jawabkan hal hal yang didelegasikan kepadanya, ( Manulang,1988)
Pendelegasian merupakan proses penugasan, wewenang dan tanggung jawab
kepada bawahan. ( Sujak, 1990).
Pendelegasian/pelimpahan asuhan keperawatan kepada pasien oleh perawat tidak
mudah dilakukan karena menyangkut pemberian suatu perintah kepada orang lain untuk
menyelesaikan tugas yang diemban.Perawat meyakini bahwa mereka dapat memberikan
pendelegasian dengan baik kepada staf dalam asuhan keperawatan ,tetapi sering tidak
dilaksanakan dengan baik. Hal ini menyebabkan kurangnya rasa percaya kepada orang
yang menerima pendelegasian.

B. Kondisi ketidakefektifan dalam pendelegasian.


Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah,
dimana proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini dikarenakan tiga hal:
1. Under – delegasi (pendelegasian yang terlalu sedikit) yaitu staf diberi wewenang
yang sangat,terbatas dan sering tidak terlalu jelas,sehingga tugas tidak dapat
diselesaikan dengan baik.
2. Over – delegasi (pendelegasian yang berlebihan) yaitu penggunaan waktu yang sia-
sia,yang disebabkan keterbatasan manajer untuk memonitori dsn menghabiskan
waktu yang sia-sia,yang dosebabkan keterbatasan manajer untuk memonitori dan
menghabiskan waktu dalam tugas organisasi.Staf akan merasa terbebani dan dapat
terjadi penyalahgunaan wewenang yang diberikan.
3. Improper delegasi (pendelegasian yang tidak tepat) yaitu kesalahan yang ditemukan
adalah pendelegasian menjadi tidak efektif jika diberikan kepada prang yang tidak
tepat dan alasan selegasi hanya karena faktor senang /tidak senang.Pelimpahan ini
tidak efektif karena kecenderungan pimpinan menilai pekerjaannya berdasarkan
unsur subyektif.
Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung
jawab,kemampuan dan wewenang.Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa
tanggung jawab terhadap penerimaan suatu tugas,kemampuan (accountibility_) adalah
kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas limpah.wewenang 9( authorirty)
adalah pemberian hak dan kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil suatu
keputusan terhadap tugas yang dilimpah.

C. Alasan pendelegasian
Adapun beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan, beberapa diantaranya
adalah :
1. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih
baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
2. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian
terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4. Dengan pendelegasian ,memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang,bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari
kesalahan atau keberhasilan.
Manajer perawat/bidan seharusnya lebih cermat dalam mendelegasikan tugas dan
wewenangnya ,mengingat kegiatan perawat dan bidan berhubungan dengan keselamatan
orang lain (pasien). Oleh karena itu sebelum mendelegasikan tugas/wewenang
hendaknya dipahami benar tingkat kemampuan dari perawat.bidan yang akan diberikan
delegasi.

D. Konsep pendelegasian
Delegasi yang baik tergantung pada kesimbangan antara komponen tanggung
jawab, kemampuan dan wewenang. Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa
tangung jawab terhadap penerimaan suatu tugas,kemampuan (accountability) adalah
kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas limpah. Wewenang (authorirty) adalah
pemberian hak dan kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan
terhadap tugas yang di limpah.
a. Konsep dasar pendelegasian yang efektif
Lima konsep yang mendasari efektifitas dalam pendelegasian .Lima konsep
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1) Pendelegasian bukan suatu system untuk mengurangi tanggung jawab, tetapi
suatu cara untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna. Manajer
keperawatan sering mendelegasikan tanggung jawabnya kepada staf dalam
melaksanakan asuhan terhadap pasien.
2) Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang.
3) Proses pelimpahan membuat seseorang melakukan tanggung jawabnya,
mengembangkan wewenang yang dilimpahkan dan mengembangkan
kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan pelimpahan
ditentukan oleh:
 Intervensi keperawatan yang diperlukan
 Siapa yang siap dan sesuai melaksanakan tugas tersebut
 Bantuan apa yang diperlukan
 Hasil apa yng diharapkan
4) Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada anggota. Dukungan yang
penting adalah menciptakan suasana yang asertif. Empowering meliputi
pemberian wewenang seseorang untuk melaksanakan tugas secrara kritis
otonomi, menciptakan kemudahan dalam melaksankan tugas, serta
membangun rasa kebersamaan dan hubungan yang serasi.
5) Seorang delegasi harus terlibat aktif.
b. Pedoman pelimpahan wewenang yang efektif
Proses pendelegasian harus didahului dengan informasi yang jelas.
Pendelegasian yang jelas harus mengandung informasi mengenai:
1) Tujuan spesifik
Tujuan yang spesifik dan jelas baik secara fisik maupun psikis harus jelas
sebagai parameter kepada siapa pendelegasian itu dibuat.
2) Terget waktu
Seorang PP atau ners harus memberikan target waktu dalam memberikan
pendelegasian kepada PA. Pada perencanaan keperawatan kepada pasien, PP
harus menuliskan target waktu yang jelas sebagai indikator keberhasilan
asuhan keperawatan.
3) Pelaksanaan tindakan keperawatan
Pp harus mengidentifikasikan dan memberikan petunjuk intervensi
keperawatan yang sesuai terhadap kebutuhan pasien. Tahap pengkajian dan
pengambilan keputusan harus didiskusikan sebelum tindakan dilaksanakan.

E. Prinsip delegasi
Dibawah ini adalah prinsip – prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk
delegasi yang efektif :
1. Prinsip scalar.
Proses skalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang
menghasilkan pertambahan tingkat-tingkat pada struktur organisasi. Proses skalar
dicapai melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
2. Prinsip kesatuan perintah.
Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip
kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan
wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada
serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta
pembagian kerja.
3. Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas.

F. Waktu pelaksanaan pendelegasian


1. Tugas rutin: tugas yang dapat didelegasikan kepada staf
2. Tugas yang tidak mencukupi waktunya: staf didelegasikan untuk menyelesaikan
tugas manajer keperawatan.
3. Peningktan kemampuan: pendelegasian bertujuan meningkatkan kemampuan staf
dan tim melalui proses pembelajaran.
4. Delegasi sebaiknya tidak diberikan untuk tugas- tugas yang terlalu teknis
(membutuhkan keahlian tertentu) dan tugas yang berhubungan dengan kepercayaan/
kerahasiaan institusi.

G. Kapan Tidak Dilakukannya Delegasi


Hindari mendelegasikan kekuasaan dan tetap mempertahankan moral dalam
pelaksanaannya.  Kontrol dilakukan khusus pada  pekerjaan yang sangat teknis atau
tugas tugas yang melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang kompleks dalam
manajemen keperawatan, sehingga  memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang
khusus. Manajer perawat yang akan menangani hal tersebut  seharusnya memiliki
kemampuan ilmu manajemen dan  perilaku. Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab
dapat  menyebabkan perawat klinis berasumsi bahwa manajer tidak mampu untuk
menangani tanggung jawab  kepemimpinannya terhadap  manajemen keperawatan

H. Cara melakukan delegasi


Cara manajer dalam melakukan delegasi antara lain :
1. Membuat perencanaan ke depan dan mencegah masalah.
2. Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
3. Menyetujui standar kerja
4. Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan bawahan
5. Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas dan
wewenang baik secara tertulis maupun lisan.
6. Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan bawahan dengan mengukur
pencapaian tujuan berdasarkan standar serta memberikan umpan balik prestasi yang
dicapai.
7. Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan - keluhannya.
8. Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan memberikan ide ide baru
yang bermanfaat.
9. Memberikan ‘reward’ atas hasil yang dicapai.
10. Jangan mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan.

I. Teknik pendelegasian
Manajer perawat/bidan pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang
dapat didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit,
dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup kewenangan untuk
persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban
didelegasikan pada satu waktu.
J. Jenis pendelegasian
Dalam bukunya yang berjudul The 7 Habits of Highly Effective People, Stephen R.
Covey menyatakan bahwa ada 2 jenis pendelegasian, yaitu :
1. Pendelegasian Suruhan (Gofer Delegation)
Pendelegasian suruhan berarti : "kejar ini, kejar itu, kerjakan ini, kerjakan itu,
dan beritahu saya ketika sudah selesai."
Pendelegasian suruhan berprinsip pada metode, yaitu semua didikte secara
rinci dan spesifik step by step cara melakukannya. Pendelegasian dengan cara ini
banyak digunakan oleh manager karena mereka berpikir metode yang dilakukan
pasti tidak akan keluar dari jalur, minim kesalahan dan sesuai dengan apa yang
diinginkan. Tapi kelemahannya adalah bahwa mereka tidak melatih creative thinking
anak buah mereka dan bila terjadi kesalahan si anak buah akan merasa tidak
bertanggung jawab kepada hasil yang didapat.
2. Pendelegasian pengurusan (Stewardship Delegation)
Pendelegasian pengurusan berfokus pada hasil dan bukan pada metode,
memberikan secara rinci hasil yang diinginkan, bukan memberikan secara rinci apa
yang harus dilakukan. Pendelegasian ini memberi pilihan metode kepada anak buah
dan membuat mereka bertanggung jawab atas hasil. Pendelegasian metode
pengurusan memberi kepercayaan penuh kepada anak buah dan kepercayaan ini
adalah bentuk tertinggi dari motivasi manusia. Kepercayaan menghasilkan yang
terbaik dari diri manusia. Tetapi dibutuhkan waktu dan kesabaran, dan tanpa
mengesampingkan kebutuhan untuk melatih dan mengembangkan orang sehingga
kecakapan mereka dapat meningkat ke tingkat kepercayaan itu. Bila pendelegasian
pengurusan dilakukan dengan benar, kedua pihak akan mendapatkan keuntungan
dan akhirnya jauh lebih banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu yang
jauh lebih singkat. Prinsip yang terlibat dalam pendelegasian pengurusan selalu
benar dan dapat berlaku pada orang atau situasi jenis apapun.

K. Fungsi Manajer Dalam Pendelegasian Agar Lebih Efektif


Dalam pendelegasian untuk hasil yang lebih efektif, perawat manajer harus
mengetahui tentang :
1. pendidikan dan pengalaman setiap staf
2. peran dan fungsi perawat yang ditetapakan di RS sakit tersebut
3. mengetahui ruang lingkup tugas manajer keperawatan dan kedudukan dalam
organisasi
4. mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
5. mengetahui hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan tenaga non
keperawatan.

L. Keberhasilan Pendelegasian
Dalam pendelegasian agar dapat behasil perawat manajer harus memeprhatikan
sebagai berikut :
1. Komunikasi yang jelas dan lengkap
2. Ketersediaan sumber dan sarana
3. Perlunya suatu monitoring atau control
4. Adanya pelaporan mengenai perkembangan tugas yang dilimpahkan
5. Disiplin dalam pemberian wewenang
6. Bertanggung jawab dalam pembinaan moral staf
7. Menghindari kesalahan penyampaian dalam pendelegasian

M. Penyebab gagalnya delegasi


1. Atasan merasa lebih jika mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2. Atasan tidak ingin ambil resiko kalau saja bawahannya salah ataupun gagal dalam
menjalankan wewenangnya.
3. Atasannya kurang atau tidak percaya kepada bawahannya.
4. Atasan takut apabila seorang bawahannya melakukan tugas dengan sangat baik dan
efektif, sehingga dapat mengancam posisinya sebagai atasan.
5. Bawahan tidak menerima dengan alasan dapat menambah tanggung jawab yang
sudah diterima.
6. Bawahan takut tidak dapat menjalankan tugas – tugas dengan benar dan dikatakan
gagal.
7. Bawahan merasa tertekan apabila dilimpahkan tanggung jawab yang lebih besar.
N. Hambatan pendelegasian
a. Hambatan hambatan pada delegator
1. Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri
2. Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
3. “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran yang
keliru.
4. Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
5. Rasa tidak aman
6. Takut tidak disukai
7. Penolakan untuk mengakui kesalahan
8. Kurangnya kepercayaan pada bawahan
9. Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan
10. Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban kerja
11. Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan tanggung
jawab.
12. Keseganan untuk mengembangkan bawahan
13. Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif.

b. Hambatan- hambatan pada yang diberi delegasi


1. Kurangnya pengalaman
2. Kurangnya kompetensi
3. Menghindari tanggung jawab
4. Sangat tergantung dengan boss
5. Kekacauan [disorganization]
6. Kelebihan beban kerja
7. Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat
c. Hambatan- hambatan dalam situasi
1. Kebijakan tertuju pada satu orang
2. Tidak ada toleransi kesalahan
3. Kekritisan keputusan dan kekurangan tenaga
4. Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]
5. Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Delegasi merupakan salah satu alat kepemimpinan, kita memerlukan kecakapan


untuk dapat mempergunakanya mengetahui kegunaan dan cara kerjanya sehinga kita
dapat mengambil keputusan dalam memberi delegasi  seseorang yang tepat pada orang
yang sesuai dengan bidang atau skilnya. Sementara kekuasaan di pandang sebagai
kerangka interaksi antara manusia yakni diantaranya, identifikasi situasi posting.
Mengusulkan tugas yang dipilih orang, mengidentifikasi apa tujuan yang ingin Anda
capai, Monitoring, atau memberitahu karyawan untuk ketika pekerjaan akan diperiksa
dan apa kriteria, Menilai, atau memberikan umpan balik, baik positif ketika pekerjaan itu
dilakukan dengan sukses. Jika secara rasional dalam pendekatan persuasif bahwa  Jika
saya cukup bekerja, saya berarti saya yang penting dan diperlukan untuk organisasi.

B. Saran
Dalam pembahasan ini sangat penting dalam berorganisasi. Ketika kita sebagai
seorang pemimpin mendelegasikan pekerjaan wewenang yang akan dapat memperlancar
pekerjaan yang tertumpuk. Dan sebagai seorang pemimpin  memegang  kekuasaan
kenapa tidak kita gunakan delegasi kekuasan itu. Karena delegasi kekuasaan adalah
pelimpahan tanggung jawab yang dapat  mengendalikan organisasa itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta : EGC


Handoko, T.( 1997). Manajemen. Yogyakarta : BPFE
Hogdetts, R.M., (1986). Management : Theory, Process and Practice. Orlando : Academic
Press
http://nicelight1001.multiply.com/journal/item/3/BUKU_MANAJEMEN_KEPERAWATAN
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga
Swansburg, R., (2000) , Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk
perawat klinis. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai