Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DELEGASI DAN NEGOSIASI

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan

Kelompok :
1. Wanda Ardila (1603081)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (A)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau dengan
kelompok masyarakat lainnya. Konflik dapat terjadi disebabkan karena adanya
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Konflik dapat
dikategorikan sebagai suatu kejadian atau proses. Sebagai suatu kejadian, konflik
terjadi akibat ketidaksetujuan antara dua orang atau organisasi yang merasa
kepentingannya terancam. Sebagai proses, konflik dimanifestasikan sebagai suatu
rangkaian tindakan yang dilakukan oleh dua orang atau kelompok, di mana setiap
orang atau kelompok berusaha menghalangi atau mencegah kepuasan dari pihak
lawan.
Langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik meliputi pengkajian,
identifikasi, dan intervensi. Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi
enam macam salah satunya adalah dan negosiasi.
Banyak tuntutan terhadap seorang pemimpin dalam melakukan manajemen
di rumah sakit sehingga menyita waktu yang sangat banyak, membuat para
pemimpin sulit untuk melakukan hal-hal dalam pelaksanaan manajemen dengan
sendiri. Sehingga memerlukan bantuan dari para bawahanya. Pada saat seperti ini,
pemimpin akan memberikan/menyerahkan suatu kekuasaan kepada bawahanya
dengan berbagai ketentuan dan syarat. Pelimpahan kekuasaan dan wewenang ini
adalah deligasi.

B. Tujuan
1. Memberikan gambaran tentang pendelegasian yang meliputi pengertian,
kegiatan delegasi wewenang, alasan pendelegasian, kapan perawat melakukan
pendelegasian dan hambatan-hambatan dalam pendelegasian
2. Mengetahui apa itu negosiasi
BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. DELEGASI
1. Pengertian Pendelegasian
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting
dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima
prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-
fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer
mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
2. Kegiatan Delegasi Wewenang
Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:
a. Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya
kepada orang yang diberi pelimpahan;
b. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
c. Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit
menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab
d. Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas
hasil yang telah dicapai.
3. Alasan Pendelegasian
Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan.
a. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang
lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
b. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
c. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan
perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
d. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk
belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
Manajer perawat/bidan seharusnya lebih cermat dalam mendelegasikan
tugas dan wewenangnya, mengingat kegiatan perawat dan bidan berhubungan
dengan keselamatan orang lain (pasen). Oleh karena itu
sebelum mendelegasikan tugas/wewenang hendaknya dipahami benar tingkat
kemampuan dari perawat/bidan yang akan diberikan delegasi.
4. Cara Pendelegasian
Manajer pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat
didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala
unit, dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup
kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas
seharusnya dirangking dengan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya
dan sebaiknya satu kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
Adapun cara pendelegasian yaitu :
a. Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang
harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf.
Kemudian menyiapkan laporan yang kontinyu, menjawab setiap
pertanyaan, menyiapkan jadual berurutan dengan kriteria waktu yang
diperlukan dan pentingnya bagi institusi.
b. Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas limpah tersebut
berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya.
c. Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan
yang jelas.
d. Lakukan supervisi yang tepat.
Anda harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan
supervisi dan bantuan. Sepanjang kontrol penting, tergantung
bagaimana staf melihatnya.
1) Overcontrol, kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi
yang diberikan.
2) Undercontrol, kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk
terhadap delegasi, dimana staf akan tidak produktif melaksanakan
tugas limpah dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang
diharapkan.
5. Teknik Pendelegasian
perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit, dan dari kepala unit
sampai Manajer perawat/bidan pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan
tugas-tugas yang dapat didelegasikan dari eksekutif perawat/bidan klinis.
Delegasi mencakup kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau
pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu
kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
6. Tempat dan Waktu Pendelegasian
Hindari mendelegasikan kekuasaan dan tetap mempertahankan moral dalam
pelaksanaannya. Kontrol dilakukan khusus pada pekerjaan yang sangat teknis
atau tugas tugas yang melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang
kompleks dalam manajemen keperawatan/kebidanan, sehingga memerlukan
pengetahuan dan kemampuan yang khusus. Manajer perawat/bidan yang akan
menangani hal tersebut seharusnya memiliki kemampuan ilmu manajemen
dan perilaku. Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab dapat menyebabkan
perawat/bidan klinis berasumsi bahwa manajer tidak mampu untuk menangani
tanggung jawab kepemimpinannya terhadap manajemen keperawatan/
kebidanan.
Adapun tempat dan waktu pendelegasian
a. Tugas rutin
Tugas rutin seperti wawancara lamaran pekaryaaan, bertanggung
jawab terhadap masalah-masalah yang kecil, dan menyeleksi surat.
b. Tugas yang tidak mencukupi waktunya
Tugas limpah yang dikerjakan oleh staf karena manajer tidak
mempunyai cukup waktu untuk mengerjakannya.
c. Penyelesaian masalah
Pendelegasian yang diberikan kepada staf dengan tujuan memberikan
pengalaman kepada staf untuk menyelesaikannya. Staf akan
termotivasi apabila mereka menerimanya sebagai suatu tantangan.
d. Peningkatan kemampuan
Pendelegasian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf dan
tim. Dengan pengelolaan yang sesuai, pelimpahan akan menjadikan
suatu latihan bagi staf untuk belajar.
e. Kapan pendelegasian tidak diperlukan
Delegasi dapat mengakibatkan masalah jika tugas limpah tidak
dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Untuk menghindari kesalahan
tersebut tanggung jawab manajer yaitu :
1) Disiplin dalam pemberian wewenang
2) Bertanggung jawab terhadap pembinaan moral staf
3) Perlunya suatu kontrol
4) Hindari kesalahan dalam penyampaian pendelegasian.

7. Hambatan-hambatan Pendelegasian
a. Hambatan-hambatan pada delegator
1) Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri
2) Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
3) “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah
pikiran yang keliru.
4) Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam
mendelegasikan
5) Rasa tidak aman
6) Takut tidak disukai
7) Penolakan untuk mengakui kesalahan
8) Kurangnya kepercayaan pada bawahan
9) Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan
10) Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan
beban kerja
11) Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan
dengan tanggung jawab.
12) Keseganan untuk mengembangkan bawahan
13) Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang
efektif.

b. Hambatan-hambatan pada yang diberi delegasi


1) Kurangnya pengalaman
2) Kurangnya kompetensi
3) Menghindari tanggung jawab
4) Sangat tergantung dengan boss
5) Kekacauan [disorganization]
6) Kelebihan beban kerja
7) Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat

c. Hambatan-hambatan dalam situasi


1) Kebijakan tertuju pada satu orang
2) Tidak ada toleransi kesalahan
3) Kekritisan keputusan
4) Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]
5) Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.
6) Kekurangan tenaga

Agar pendelegasian menjadi efektif, diperlukan cara untuk menanggulangi


hambatan tersebut diatas, Louis Allen mengemukakan beberapa teknik khusus
untuk membantu manager perawat dan bidan dalam melakukan delegasi:
a. Tetapkan tujuan, perawat/bidan pelaksana harus diberitahu maksud dan
pentingnya tugas yang didelegasikan.
b. Tegaskan tanggung jawab dan wewenangnya dan berikan informasi
yang jelas apa yang harus dipertanggungjawabkan serta sumber-
sumber yang tersedia untuk pelaksanaan tugasnya sebagai
perawat/bidan
c. Berikan motivasi dan dorongan agar percaya diri dalam menerima
tanggung jawab.
d. Meminta penyelesaian tugas yang didelegasikan dalam batas waktu
yang jelas.
e. Berikan latihan untuk mengembangkan pekerjaannya agar menjadi
lebih baik
f. Adakan pengawasan yang memadai baik langsung maupun melalui
laporan. Tegaskan kapan laporan harus selesai dan hal-hal yang
diperlukan dalam laporan (singkat dan padat)
C. NEGOSIASI
1. Pengertian
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi,
negosiasi juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis
dan Huston, 1998). Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi
menyelesaikan konflik dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi
berlangsung, berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan
untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara keduanya.
Smeltzer (1991) dalam Nursalam (2012) mengidentifikasi dua tipe
dasar negosiasi, yakni kooperatif (setiap orang menang), dan kompetitif
(hanya satu orang yang menang). Satu hal yang penting dalam negosiasi
adalah apakah ada salah satu atau kedua pihak menghendaki adanya
perubahan hubungan yang berlangsung dengan meningkatkan hubungan yang
lebih baik. Jika kedua pihak menghendaki adanya perbaikan hubungan, maka
akan muncul tipe kooperatif. Namun, jika hanya salah satu pihak yang
menghendaki perbaikan hubungan, maka yang muncul adalah tipe kompetitif.
Meskipun dalam negosiasi ada pihak yang menang dan kalah, sebagai
negosiator penting untuk memaksimalkan kemenangan kedua pihak untuk
mencapai tujuan bersama, meminimalkan kekalahan dengan membuat pihak
yang kalah tetap dapat tujuan bersama, dan membuat kedua belah pihak
merasa puas terhadap hasil negosiasi.
Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum manajer setuju
untuk memulai proses negosiasi, yaitu: masalah harus dapat dinegosiasikan,
negosiator harus tertarik terhadap “take and give” selama proses negosiasi,
dan mereka harus saling percaya (Smeltzer, 1991 dalam Nursalam, 2012).

2. Langkah-langkah Sebelum Negoisasi


Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi
adalah sebagai berikut. (Nursalam. 2015)
a. Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Oleh
karena pengetahuan adalah kekuatan, semakin banyak informasi yang
didapat, maka semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.
b. Di mana manajer harus memulai. Oleh karena tugas manajer adalah
melakukan kompromi, maka mereka harus memilih tujuan yang utama.
Tujuan tersebut sebagai masukan dari tingkat bawah.
c. Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi
dan efektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai yang terlibat
perlu juga diperhatikan oleh manajer.
d. Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda tersebut adalah agenda
negosiasi alternatif yang akan ditawarkan jika negosiasi tidak dapat
disepakati.
3. Strategi Negosiasi
Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam menciptakan
kondisi yang persuasif, asertif, dan komunikasi terbuka selama negosiasi
berjalan.
a. Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.
b. Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang
nampak.
c. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif
informasi yang disampaikan.
d. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara
Anda. Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.
e. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah
pribadi pada saat negosiasi.
f. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.
g. Jujur.
h. Usahakan bersikap bahwa anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.
i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan
mintalah waktu untuk menjawabnya.
j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi
berlangsung, istirahatlah sebentar.
k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda
pahami.
l. Bersabarlah (Smeltzer, 1991).
4. Kunci Sukses dalam Melakukan Negosiasi
Adapun kunci sukses dalam melakukan negosiasi yang dikemukakan oleh
Nursalam (2015), yaitu :
a. Lakukan
1) Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa Anda
mengetahui keinginan orang lain.
2) Perlakukan orang lain sebagai teman dalam penyelesaian masalah,
bukan sebagai musuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya.
3) Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat
diterima, jika Anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan
menarik.
4) Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak.
Perhatikan gerakan tubuhnya.
5) Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit.
6) Antisipasi penolakan.
7) Tahu apa yang dapat Anda berikan.
8) Tunjukkan beberapa alternatif pilihan.
9) Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap
pendapat Anda.
10) Bersikaplah asertif, bukan agresif.
11) Hati-hati, Anda mempunyai suatu kekuasaan untuk memutuskan.
12) Pergunakan gerakan tubuh, jika Anda menyetujui atau tidak terhadap
suatu pendapat.
13) Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar
b. Hindari
1) Sikap yang tidak baik, seperti sinis, kasar, dan menyepelekan.
2) Trik yang tidak baik, seperti manipulasi.
3) Distorsi.
4) Tergesa-gesa dalam proses negosiasi.
5) Tidak berurutan.
6) Membuat hanya satu pilihan.
7) Memaksakan kehendak
8) Berusaha menekankan pada satu pendapat.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang
kepada bawahannya.
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi, negosiasi
juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis dan Huston,
1998). Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi menyelesaikan konflik
dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi berlangsung, berbagai pihak
yang terlibat menyerah dan lebih menekankan untuk mengakomodasi perbedaan-
perbedaan antara keduanya.

B. Saran
Sebagai perawat perlu melakukan pendelegasian dari perawat sampai eksekutif
departemen atau kepala unit, dan dari kepala unit sampai Manajer perawat/bidan
pada seluruh tingkatan agar menyiapkan tugas-tugas yang dapat didelegasikan
dari eksekutif perawat/bidan klinis.
DAFTAR PUSTAKA

Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 1998. Management Decision Making 124 Case Studies. Edisi
3. New York: Lippincott-Raven

Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan: Teori
dan Aplikasi. Jakarta. Edisi 4. EGC.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Siegler, E.L. dan Whitney, F.W. 2000. Kolaborasi perawat – dokter. Jakarta: EGC.

Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta : CV. Trans Info
Media

Swanburg, R.C, 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Untuk


Perawat Klinis. Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai