Kelompok :
1. Wanda Ardila (1603081)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau dengan
kelompok masyarakat lainnya. Konflik dapat terjadi disebabkan karena adanya
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Konflik dapat
dikategorikan sebagai suatu kejadian atau proses. Sebagai suatu kejadian, konflik
terjadi akibat ketidaksetujuan antara dua orang atau organisasi yang merasa
kepentingannya terancam. Sebagai proses, konflik dimanifestasikan sebagai suatu
rangkaian tindakan yang dilakukan oleh dua orang atau kelompok, di mana setiap
orang atau kelompok berusaha menghalangi atau mencegah kepuasan dari pihak
lawan.
Langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik meliputi pengkajian,
identifikasi, dan intervensi. Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi
enam macam salah satunya adalah dan negosiasi.
Banyak tuntutan terhadap seorang pemimpin dalam melakukan manajemen
di rumah sakit sehingga menyita waktu yang sangat banyak, membuat para
pemimpin sulit untuk melakukan hal-hal dalam pelaksanaan manajemen dengan
sendiri. Sehingga memerlukan bantuan dari para bawahanya. Pada saat seperti ini,
pemimpin akan memberikan/menyerahkan suatu kekuasaan kepada bawahanya
dengan berbagai ketentuan dan syarat. Pelimpahan kekuasaan dan wewenang ini
adalah deligasi.
B. Tujuan
1. Memberikan gambaran tentang pendelegasian yang meliputi pengertian,
kegiatan delegasi wewenang, alasan pendelegasian, kapan perawat melakukan
pendelegasian dan hambatan-hambatan dalam pendelegasian
2. Mengetahui apa itu negosiasi
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. DELEGASI
1. Pengertian Pendelegasian
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting
dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima
prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-
fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer
mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
2. Kegiatan Delegasi Wewenang
Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:
a. Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya
kepada orang yang diberi pelimpahan;
b. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
c. Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit
menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab
d. Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas
hasil yang telah dicapai.
3. Alasan Pendelegasian
Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan.
a. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang
lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
b. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
c. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan
perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
d. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk
belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
Manajer perawat/bidan seharusnya lebih cermat dalam mendelegasikan
tugas dan wewenangnya, mengingat kegiatan perawat dan bidan berhubungan
dengan keselamatan orang lain (pasen). Oleh karena itu
sebelum mendelegasikan tugas/wewenang hendaknya dipahami benar tingkat
kemampuan dari perawat/bidan yang akan diberikan delegasi.
4. Cara Pendelegasian
Manajer pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat
didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala
unit, dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup
kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas
seharusnya dirangking dengan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya
dan sebaiknya satu kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
Adapun cara pendelegasian yaitu :
a. Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang
harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf.
Kemudian menyiapkan laporan yang kontinyu, menjawab setiap
pertanyaan, menyiapkan jadual berurutan dengan kriteria waktu yang
diperlukan dan pentingnya bagi institusi.
b. Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas limpah tersebut
berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya.
c. Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan
yang jelas.
d. Lakukan supervisi yang tepat.
Anda harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan
supervisi dan bantuan. Sepanjang kontrol penting, tergantung
bagaimana staf melihatnya.
1) Overcontrol, kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi
yang diberikan.
2) Undercontrol, kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk
terhadap delegasi, dimana staf akan tidak produktif melaksanakan
tugas limpah dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang
diharapkan.
5. Teknik Pendelegasian
perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit, dan dari kepala unit
sampai Manajer perawat/bidan pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan
tugas-tugas yang dapat didelegasikan dari eksekutif perawat/bidan klinis.
Delegasi mencakup kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau
pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu
kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
6. Tempat dan Waktu Pendelegasian
Hindari mendelegasikan kekuasaan dan tetap mempertahankan moral dalam
pelaksanaannya. Kontrol dilakukan khusus pada pekerjaan yang sangat teknis
atau tugas tugas yang melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang
kompleks dalam manajemen keperawatan/kebidanan, sehingga memerlukan
pengetahuan dan kemampuan yang khusus. Manajer perawat/bidan yang akan
menangani hal tersebut seharusnya memiliki kemampuan ilmu manajemen
dan perilaku. Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab dapat menyebabkan
perawat/bidan klinis berasumsi bahwa manajer tidak mampu untuk menangani
tanggung jawab kepemimpinannya terhadap manajemen keperawatan/
kebidanan.
Adapun tempat dan waktu pendelegasian
a. Tugas rutin
Tugas rutin seperti wawancara lamaran pekaryaaan, bertanggung
jawab terhadap masalah-masalah yang kecil, dan menyeleksi surat.
b. Tugas yang tidak mencukupi waktunya
Tugas limpah yang dikerjakan oleh staf karena manajer tidak
mempunyai cukup waktu untuk mengerjakannya.
c. Penyelesaian masalah
Pendelegasian yang diberikan kepada staf dengan tujuan memberikan
pengalaman kepada staf untuk menyelesaikannya. Staf akan
termotivasi apabila mereka menerimanya sebagai suatu tantangan.
d. Peningkatan kemampuan
Pendelegasian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf dan
tim. Dengan pengelolaan yang sesuai, pelimpahan akan menjadikan
suatu latihan bagi staf untuk belajar.
e. Kapan pendelegasian tidak diperlukan
Delegasi dapat mengakibatkan masalah jika tugas limpah tidak
dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Untuk menghindari kesalahan
tersebut tanggung jawab manajer yaitu :
1) Disiplin dalam pemberian wewenang
2) Bertanggung jawab terhadap pembinaan moral staf
3) Perlunya suatu kontrol
4) Hindari kesalahan dalam penyampaian pendelegasian.
7. Hambatan-hambatan Pendelegasian
a. Hambatan-hambatan pada delegator
1) Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri
2) Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
3) “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah
pikiran yang keliru.
4) Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam
mendelegasikan
5) Rasa tidak aman
6) Takut tidak disukai
7) Penolakan untuk mengakui kesalahan
8) Kurangnya kepercayaan pada bawahan
9) Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan
10) Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan
beban kerja
11) Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan
dengan tanggung jawab.
12) Keseganan untuk mengembangkan bawahan
13) Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang
efektif.
A. Kesimpulan
Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang
kepada bawahannya.
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi, negosiasi
juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis dan Huston,
1998). Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi menyelesaikan konflik
dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi berlangsung, berbagai pihak
yang terlibat menyerah dan lebih menekankan untuk mengakomodasi perbedaan-
perbedaan antara keduanya.
B. Saran
Sebagai perawat perlu melakukan pendelegasian dari perawat sampai eksekutif
departemen atau kepala unit, dan dari kepala unit sampai Manajer perawat/bidan
pada seluruh tingkatan agar menyiapkan tugas-tugas yang dapat didelegasikan
dari eksekutif perawat/bidan klinis.
DAFTAR PUSTAKA
Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 1998. Management Decision Making 124 Case Studies. Edisi
3. New York: Lippincott-Raven
Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan: Teori
dan Aplikasi. Jakarta. Edisi 4. EGC.
Siegler, E.L. dan Whitney, F.W. 2000. Kolaborasi perawat – dokter. Jakarta: EGC.
Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta : CV. Trans Info
Media