Nama Kelompok 1 :
1. I Made Cakra Yudiana Putra (19089014014)
2. Ni Made Dwi Adriana (19089014019)
3. Eka Cahya Pratiwi Ak (19089014022)
4. Gusti Ayu Tut Triana Dewi (19089014051)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, sebab karena rahmat
Dan nikmatnya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen
Keperawatan ini, yang di Berikan dengan tujuan untuk nilai tugas kelompok.
Makalah ini berjudul tentang “Teori Manajemen Keperawatan”.
Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, di dapatkan dari
Media cetak maupun melalui media internet. Kami sebagai penyusun makalah ini,
Sangat berterima kasih kepada penyedia sumber.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitupun
Dengan kami yang masih belajar. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih
Banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan mohon maaf
Yang sebesar-besarnya. Kami mengharapkan ada kritik dan saran dari para
Pembaca sekalian, agar makalah ini bisa sempurna.
Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan banyak
Informasi, pengetahuan, dan wawasan yang lebih luas kepada kita semua. Kami
Sebagai penulis sangat berterima kasih kepada para pembaca, karena telah Memberi
kritik dan saran yang membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Definisi Manajemen Keperawatan ?
1.3.2 Untuk mengetahui Tujuan Manajemen Keperawatan ?
1.3.3 Untuk mengetahui Prinsip Manajemen Keperawatan ?
1.3.4 Untuk mengetahui Kerangka Konsep Manajemen Keperawatan ?
1.3.5 Untuk mengetahui Filosopi Manajemen Keperawatan ?
1
2
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Untuk memenuhi tugas dan mengetahui serta mempelajari lebih dalam lagi
tentang manajemen keperawatan.
1.4.2 Bagi Pembaca
Agar pembaca bisa memahami mengenai manajemen keperawatan.
1.4.3 Bagi Instansi
Agar memenuhi kepentingan mahasiswa dan dijadikan sebagai metode
penelitian mahasiswa tentang manajemen keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
a. Tujuan perencanaan
1) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan
tujuan.
2) Agar penggunaan personel dan fasilitas tersedia efektif.
3) Efektif dalam hal biaya.
4) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang.
5) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.
c. Manfaat perencanaan
1) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
8
d. Keuntungan perencanaan
1) Meningkatkan peluang sukses.
2) Membutuhkan pemikiran analitis.
3) Mengarahkan orang ketindakan.
4) Memodifikasi gaya manajemen.
5) Fleksibitas dalam pengambilan keputusan.
6) Meningkatkan keterlibatan anggota.
e. Kelemahan perencanaan
1) Kemungkinan pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan
berlebihan pada konstribusi nyata.
2) Cenderung menunda kegiatan.
3) Terkadang kemungkinan membatasi inovasi dan inisiatif
4) Kadang-kadang hasil yang lebih baik didapatkan oleh penyelesaian
siuasional individual dan penanganan suatu masalah pada saat
masalah itu terjadi.
5) Terdapat rencana yang diikuti oleh/atau dengan rencana yang tidak
konsisten.
9
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian suatu langkah untuk menetapkan,
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang-wewenang seseorang, pendelegasian wewenang
dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat
untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
a. Manfaat pengorganisasian, akan dapat diketahui:
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
2) Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam organisasi
tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
3) Pendelegasian wewenang.
4) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.
3. Kepegawaian (Staffing)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, merupakan proses
yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan
jumlah dan jenis personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi
tertentu.
10
4. Pengarahan (Directing)
a. Pengertian Pengarahan
Marquis (2013), menyatakan pengarahan merupakan proses
penerapan rencana manajemen untuk menggerakkan anggota kelonpok
untuk mencapai tujuan melalui berbagai arahan.
Sri (2012), menyatakan pengarahan suatu cara untuk mengerjakan
dan memberikan bimbingan agar dapat bekerja secara optimal dan
melakukan pembagian tugas sesuai dengan sumber daya yang tersedia
berdasarkan kemampuan dan keahliannya.
Asmuji (2014), menyatakan pengarahan merupakan hubungan
manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta
efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen,
pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena di samping menyangkut
manusia juga, menyangkut berbagai tingkah laku manusia yang
berbeda-beda.
11
b. Tujuan Pengarahan
Asmuji (2014), menyatakan terdapat lima tujuan dan fungsi pengarahan,
yaitu sebagai berikut:
1) Pengarahan bertujuan menciptakan kerja sama yang lebih efisien.
Pengarahan memungkinkan terjadinya komunikasi antara atasan dan
bawahan. Manajer keperawatan setingkat kepala ruangan yang
mampu menggerakkan dan mengarahkan bawahannya akan
memberikan kontribusi dalam meningkatkan efisiensi kerja. Sebagai
contoh, kegiatan supervisi tindakan keperawatan akan dapat
mengurangi atau meminimalisasi kesalahan tindakan sehingga akan
dapat meminimalisasi bahan, alat atau waktu tindakan bila
dibandingkan jika terjadi kesalahan karena tidak ada supervisi.
2) Pengarahan bertujuan mengembangkan kemapuan dan keterampilan
staf. Banyak hal yang terkait dengan kegiatan pengarahan di dalam
ruang perawatan. Seperti halnya supervisi, pendelegasian di dalam
ruang perawatan akan dapat memberikan peluang bagi yang
diberikan delegasi untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
secara otonomi.
3) Pengarahan bertujuan menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai
pekerjaan. Perawat yang diarahkan jika salah, diberi motivasi jika
kinerja menurun dan diberi apresiasi atas hasil kerja akan
memberikan penguatan rasa memiliki dan menyukai pekerjaanya.
4) Pengarahan bertujuan mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf. Pemimpin yang
baik, pemimpin yang mampu menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif dan menciptakan hubungan interpersonal yang harmonis.
Selain itu, kepemimpinan yang adil merupakan kunci sukses dalam
memberikan motivasi kerja dan meningkatkan prestasi kerja
perawat bawahan.
12
c. Unsur-unsur Pengarahan
Pengarahan atau juga disebut "penggerakan" merupakan upaya
memengaruhi bawahan agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Guna mengarahkan atau menggerakkan bawahan,
ada beberapa unsur yang perlu di dipahami dan diperhatikan bagi
seorang manajer keperawatan.
1. Kepemimpinan merupakan kemampuan memengaruhi kelompok
menuju pencapaian sasaran.
2. Motivasi hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai
hasil yang optimal.
3. Komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan atau
mengarahkan bawahan. Dalam organisasi pelayanan keperawatan,
dalam ada beberapa bentuk kegiatan pengarahan yang didalamnya
terdapat aplikasi komunikasi, antara lain sebagai berikut.
a) Operan
Merupakan suatu kegiatan komunikasi yang bertujuan
mengoperkan asuhan keperawatan kepada shift berikutnya.
b) Pre - Conference
Komunikasi ketua tim/penanggung jawab shift dengan perawat
pelaksana setelah selesai operan.
c) Post-Conference
Komunikasi ketua tim/perawat dengan perawat pelaksana
sebelum timbang terima mengakhiri dinas dilakukan.
d) Pendelegasian
Kegiatan melakukan pekerjaan melalui orang lain bertujuan agar
aktivitas organisasi tetap berjalan sesuai tujuan yang telah
ditetapkan.
e) Supervisi
Bentuk komunikasi yang bertujuan memastikan kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan dengan cara melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.
13
5. Pengendalian/evaluasi (Controlling)
Kholid (2013), menyatakan controlling merupakan proses pemeriksaan
apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah
disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang
ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan
agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi
Tugas seorang manajerial dalam usaha menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan
beberapa prinsip berikut:
a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur.
b. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam
upaya mncapai tujuan organisasi.
c. Standart untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua
staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap kegiatan program.
d. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan
bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah
tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja.
14
2.7 Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan Masa Kini dan Masa Depan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang
melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan sudah
menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan
menyeluruh dari sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai sangat
dipengaruhi oleh pelayanan keperawatan yang ada didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang
efektif seyogianya memahami hal ini dan mampu memfasilitasi pekerjaan
15
1. Manajemen Layanan/Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang
perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan menajerial dan setiap tingkatan
dipimpin oleh seseorang yang mempunyai kompetensi yang relevan.
Tingkat manajerial tersebut yaitu :
Puncak
Menengah
Bawah
Agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu
dimiliki oleh orang-orang yang memimpin dalam tiap level manajerial
tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah : kemampuan menerapkan
pengetahuan, ketrampilan kepemimpinan, kemampuan menjalankan peran
sebagai pemimpin, dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen.
16
Pendahuluan :
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang mempunyai daya ungkit besar dalam mencapai tujuan
pembangunan di bidang kesehatan. Sebagai pemberian pelayanan
keperawatan, secara profesional perawat diharapkan mampu menyelesaikan
tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan
derajat ksehatan masyarakat menuju ke arah kesehatan yang optimal.
17
Metode :
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Waelengga, Manggarai Timur,
periode Februari sampai maret 2019. Dalam penelitian ini, populasi Perawat
yang bekerja di ruang rawat berjumlah 20 orang dengan menggunakan
teknik total sampling yaitu jumlah sampel sama dengan populasi.
Hasil :
Pada fungsi pengorganisasian, terdapat 18 responden (90%)
menyatakan fungsi pengorganisasian kepala ruangan baik dan 2 responden
(10%) menyatakan kurang baik.
Pada penelitian ini terdapat 12 responden (60%) menyatakan fungsi
pengarahan kepala ruangan baik dan 8 responden (40%) menyatakan kurang
baik. Peneliti berasumsi bahwa kepala ruangan sudah menjalankan
fungsinya dengan baik, hal ini terlihat dari jawaban responden yang
dominan mengatakan kepala ruangan sering memberikan penghargaan
berupa pujian, memberi motivasi, menangani konflik, dan membina
komunikasi organisasi dengan baik.
Simpulan :
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pada penelitian ini,
maka dapat disimpulkan: gambaran persepsi perawat tentang fungsi
manajemen kepala ruangan yang baik yaitu sebanyak 17 responden (85%)
dan yang kurang yaitu 3 responden (15%), gambaran kinerja perawat
pelaksana yang baik yaitu sebanyak 17 responden (85%) dan kinerja yang
kurang sebanyak 3 responden (15%) dan Ada hubungan yang significant
antara fungsi manajemen kepala ruangan dengan kinerja perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan di rawat inap Puskesmas Waelengga
Kabupaten Manggarai Timur dengan nila p value (0,046) < α (0,05).
18
Pendahuluan :
Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu
mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang di ubah oleh suatu
keadaan dan situasi. Perawat harus mempunyai ketrampilan dalam proses
perubahan. Ketrampilan pertama adalah proses keperawatan. Proses
keperawatan merupakan pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang
sistematis dan konsisten dengan perencanaan perubahan. Ketrampilan
kedua adalah ilmu teoritis di kelas dan mempunyai pengalaman praktik
untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
Metode :
Penelitian ini menggunakan desain hubungan asosiasi. Sampel yang
digunakan adalah perawat di ruang rawat inap, yang berjumlah 93
responden. Teknik sampling menggunakan Stratified Random Sampling..
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Variabel independen
dalam penelitian ini penerapan kepuasan kerja perawat dan variabel
dependennya adalah manajemen keperawatan. Berdasarkan hasil observasi
yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan tabulasi dan dianalisis dengan
Kendal Tau untuk mengetahui hubungan antara dua variabel kategorik
dengan tingkat kemaknaan p ≤ 0,05. Seluruh pengolahan data statistik
dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer SPSS.
Hasil :
Hasil penelitian diperoleh kepuasan kerja perawat sebagian besar
dengan kategori puas, yaitu sebanyak 73 responden (81,5%) sedangkan
manajemen keperawatan secara keseluruhan dengan kategori baik. Hasil uji
19
Simpulan :
1. Kepuasan kerja perawat di RSUD Waluyo Jati Kraksaan Kabupaten
Probolinggo sebagian besar dengan kategori puas yaitu sebanyak 73
responden (81,5 %)
2. Manajemen keperawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan Kabupaten
Probolinggo keseluruhan dengan kategori baik (100 %)
3. Ada hubungan kepuasan kerja perawahadap manajemen keperawatan di
RSUD Waluyo Jati Kraksaan Kabupaten Probolingg
Pendahuluan :
Ide kreatif perlu dimiliki oleh seorang kepala bidang keperawatan.
Kreativitas dapat menciptakan sesuatu yang baru baik berupa ide ataupun
karya nyata dengan menciptakan inovasi baru untuk kemajuan suatu
organisasi (Huber, 2014). Penyusunan rencana strategis sebaiknya
diimbangi dengan adanya ide-ide strategis dari top manager dan juga
stafnya. Seorang leader yang baik memiliki kemampuan menyaring ide-ide
strategis agar dapat diimplementasikan ke dalam tindakan nyata (Griffin,
2019). Ide kreatif dibangun dengan kemampuan melihat relasi-relasinyata.
Metode :
Metode yang digunakan adalah studi literatur. Studi literatur ini
mengambil data dari beberapa database diantaranya jurnal, artikel, buku
ilmu keperawatan dan buku manajemen strategis. Data yang diambil
20
Hasil :
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 pasal 52
menyatakan bahwa rumah sakit diwajibkan memiliki Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), sedangkan Sistem Manajemen
Informasi Keperawatan (SIMK) merupakan bagian integral dari SIMRS
(Kemenkes RI, 2009). Kepala bidang keperawatan mempunyai ide strategis
untuk mengaktifan SIMK. Ide tersebut sejalan dengan visi dan misi rumah
sakit. Pendokumentasian asuhan keperawatan konvensional, memiliki
potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek
keperawatan. Kondisi tersebut menyebabkan pekerjaan perawat kurang
efektif dan efisien sehingga berdampak pada pelayanan kepada pasien
kurang efektif. Kepala bidang keperawatan memiliki ide strategis untuk
mengaktifkan SIMK dengan membuat rencana strategi yang matang agar
ide tersebut dapat direalisasikan dan meningkatkan pelayanan keperawatan.
Simpulan :
Kepala bidang keperawatan merupakan seseorang pemimpin yang
sebaiknya berfikir strategis dibagian unit keperawatan. Kepala bidang
keperawatan mempunyai ide ide strategis, salah satunya mengaktifan SIMK
yang sesuai dengan peraturan pemerintah. Pengembangan ide terdiri dari
enam elemen, dalam merealisasikan ide tersebut kepala bidang dapat
memotivasi staf, menghargai staf, dan menerapkan proses perencanaan
strategis. Rekomendasi dalam penelitian ini ialah: (1) Kepala bidang rumah
sakit diharapkan mampu menyusun rencana strategi secara sistematis agar
ide yang dituangkan dapat direalisasikan (2) Kepala bidang keperawatan
21
Pendahuluan :
Rumah sakit merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelayanan kesehatan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147
Tahun 2010), sedangkan menurut AHA (American Hospital Association),
rumah sakit adalah suatu instansi dengan peran utamanya adalah
memberikan pelayanan kepada pasien. Rumah sakit bagian dari tatanan
yang memberikan jasa pelayanan kesehatan wajib mengadakan berbagai
jenis pelayanan kesehatan yang berkualitas, lembaga pelayanan kesehatan
yang elusif (kompleks), padat (karya, pakar, modal).
Metode :
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD. Dr. Adjidarmo
Lebak, dengan Populasi dalam penelitian ini perawat di 10 ruang rawat inap
dengan total 196 perawat, dengan jumlah sampel 132 perawat. Pengambilan
sampel tersebut akan diambil secara proporsional berdasarkan distribusi di
setiap ruang rawat yang sesuai dengan kriteria inklusi, yaitu perawat di
ruang rawat inap, bersedia menjadi responden, tidak sedang cuti /
pendidikan, lama bekerja lebih dari satu tahun, Data yang didapat
22
dikumpulkan dari sumber data primer yaitu data yang diperoleh melalui
wawancara langsung kepada perawat pelaksana dengan kuesioner.
Hasil :
Dari hasil uji statistik yang dilkukan diperoleh untuk pengkajian,
diagnosa, implementasi dan evaluasi nilai P Value= 0.010, 0.008, 0.033,
0.004 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95%
(alpha 5%) adanya hubungan antara kompetensi kepala ruang dalam
melakukan arahan dengan kinerja perawat pelaksana dalam melakukan
pengkajian, menyusun diagnosa, melakukan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi, sedangkan pada variabel intervensi dari hasil uji statistik di
dapat nilai P value 0.082, artinya tidak ada pengaruh atau hubungan antara
kompetensi kepala ruang dalam melakukan pengarahan dengan kinerja
perawat dalam menyusun intervensi.
Simpulan :
Ada hubungan kompetensi kepala ruang dalam melaksanakan
pengarahan terhadap kinerja perawat pelaksana dalam menerapkan asuhan
keperawatan di ruang rawat inap Secara detail dapat dijelaskan responden
dengan kinerja baik diberikan pengarahan baik dalam melakukan
pengkajian oleh kepala ruangan sebanyak 68(84%), diagnose 66(81%),
intervensi 62(76.5%), implementasi 63(77.8%), evaluasi 62(76.5%) dan
perawat pelaksana dengan kinerja baik mendapatkan arahan yang kurang
sebanyak 13(16.0%), diagnose 15(18.5%), intervensi 19(23.5%),
implementasi 18(22.2), evaluasi 19(23.5%). Sementara perawat pelaksana
yang kinerjanya kurang diberikan pengarahan yang baik saat melakukan
pengkajian sebanyak 32(62.7%), diagnose 30(58.8%), intervensi
31(60.8%), implementasi 30(58.8%), evaluasi 26(51.0%) dan untuk hasil
pengarahan kurang sebanyak 19(37.3%), diagnose 21(41.2%), intervensi
20(39.2%), implementasi 21(41.2%), dan evaluasi 25(49%).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori menajemen
umumyng memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi
secaraefektif.Empat elemen besar dari teori manajemen adalah perencanaan,
pengorganisasian, mengarahkan atau memimpin, dan mengendalikan atau
pengevaluasian seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif, dan psikomotor
berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utsms yang bergerak secara
simultan.
Kepercayaan utama dari manajemen keperawtan adalah bahwa fokusnya
pada perilaku manusia. Manajer perawat terdidik dalam pengetahuan dan
keterampilan tentang perilsku manusia mengelola perawat profesional serta
pekerja keperawatan non profesional untuk mencapai tingkat tertinggi dari
produktifitas pada pelayanan perawatan pasien
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Penulis
Kami selaku penulis menyarankan perlu adanya pembahasan wawasan
atau pengetahuan terkait dengan Manajemen Keperawatan. Selain itu perlu
adanya penelitian tentang manajemen keperawatan agar bisa mengetahui
lebih dalam tentang asuhan manajemen keperawatan tersebut.
3.2.2 Bagi Pembaca
Dengan ini kami menyarankan kepada pembaca agar membaca materi
yang penulis sampaikan dan semoga bisa mengetahui lebih dalam lagi
tentang asuhan manajemen keperawatan.
3.2.3 Bagi Instansi
Berkaitan dengan penulis makalah ini kami sangat membutuhkan atau
sangat perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penulisan manajemen
keperawatan agar bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi panutan bagi orang
banyak nantinya.
23
DAFTAR PUSTAKA