MANAJEMEN KEPERAWATAN
KELOMPOK 3
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu
menarik dibicarakan. Daya tarik ini didasarkan pada latar historis
yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang pemimpin dalam
setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa kepemimpinan
merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen organisasi.
Lebih dari itu, kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan
kelahiran, pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian organisasi.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian
integral dari pelayanan rumah sakit secara menyeluruh, yang
sekaligus merupakan tolak ukur keberhasilan pencapaian tujuan
rumah sakit, bahkan sering menjadi faktor penentu citra rumah sakit
di mata masyarakat. Hal ini bekaitan dengan kepemimpinan perawat
dalam pelayanan keperawatan dan tuntutan profesi sebagai tuntutan
global, bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesional, dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi di Indonesia (Fakhrudin & Alimul, 2016).
Peran dan fungsi perawat merupakan tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan
kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari profesi perawat maupun luar profesi keperawatan
yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu
kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator,
konsultan dan peneliti. Melihat fungsinya yang luas sebagaimana
tersebut di atas, maka perawat profesional harus dipersiapkan
dengan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang
kepemimpinan. Pemimpin keperawatan dibutuhkan baik sebagai
pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, manajer, ahli, dan bidang
riset keperawatan (Fakhrudin & Alimul, 2016)
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk
a) Untuk menjelaskan teori tentang kepemimpinan
b) Untuk menjelaskan teori tentang gaya kepemimpinan
c) Untuk menjelaskan macam-macam gaya kepemimpinan
d) Untuk menjelaskan teori tentang gaya kepemimpinan
situasional
e) Untuk menjelaskan tentang keterampilan apa saja yang
dibutuhkan dalam kepemimpinan situasional
f) Untuk menjelaskan tentang gaya kepemimpinan dalam
kepemimpinan situasional
g) Untuk menjelaskan tentang diagnosis 4 development level
individu dalam kepemimpinan situasional
h) Untuk menjelaskan teori tentang cara menyesuaikan gaya
kepemimpinan dan tingkat perkembangan individu
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah di dalam makalah ini adalah mengetahui apa saja
macam-macam gaya kepemimpinan dalam manajemen keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan memiliki arti pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan disuatu bidang sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain
untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan, sedangkan kepemimpinan atau Leadership dipahami
sebagai daya upaya bersama untuk menggerakan samua sumber atau alat
yang tersedia dalam suatu organisasi (Setiawan, 2015).
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses dimana seseorang
mempengaruhi sekelompok individu lain untuk mencapai tujuan bersama.
Karena para pemimpin dan pengikut keduanya merupakan bagian dari
proses ini, penting untuk menangani isu-isu yang dihadapi para pengikut
sekaligus menjadi isu yang dihadapi para pemimpin. Kepemimpinan adalah
faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk budaya organisasi, dan
untuk memastikan bahwa perilaku, strategi, dan kualitas kepemimpinan
yang diperlukan dikembangkan (Setiawan, 2015).
Seorang pemimpin keperawatan dituntut untuk merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan
seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat (Prihastuty,
Damayanti & Nursalam, 2013).
Ada lima unsur utama esensi kepemimpinan, yaitu (1) unsur
kepemimpinan atau orang yang mempengaruhi. (2) unsur orang yang
dipimpim sebagai pihak yang dipengaruhi. (3) unsur interaksi atau
kegiatan/usaha dan proses mempengaruhi. (4) unsur tujuan yang hendak
dicapai dalam proses mempengaruhi. (5) unsur perilaku/kegiatan yang
dilakukan sebagai hasil mempengaruhi.
Sukses tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan sangat
tergantung pada kemampuan pemimpinnya untuk menumbuhkan iklim kerja
sama dalam menggerakan sumber daya yang ada sehingga dapat
mendayagunakannya dalam berjalan secara efektif dan efisien.
1. Development level D1
Level ini ditandai dengan kompetensi yang rendah namun
komitmennya tinggi. Anak buah disini mempunyai antusias yang tinggi
dan siap untuk belajar, walau dia belum punya kompetensi tertentu.
Contohnya karyawan yang baru bergabung, atau orang yang baru
dimutasi ke bagian lain.
2. Development level D2
Level ini ditandai dengan kompetensi yang rendah hingga sedang,
namun komitmennya rendah. Disini kompetensi anak buah meningkat
namun belum siap mengambil tanggung-jawab penuh atas proses dalam
pekerjaannya.
3. Development level D3
Level ini ditandai dengan tingkat kompetensi yang sedang hingga
tinggi, sedangkan tingkat komitmennya bervariasi. Disini kompetensi
anak buah telah meningkat, dan mereka sudah tidak perlu terlalu
diarahkan seperti di level D2. Level komitmen bisa bervariasi mungkin
ada yang masih kurang percaya diri, atau ada hambatan lain dalam
pekerjaan bawahan tersebut. Disinilah kebutuhan dukungan dari sang
pemimpin dinantikan. Pemimpin yang mau menjadi pendengar yang baik
serta siap membantu mereka.
4. Development level D4
Level ini ditandai dengan tingkat kompetensi yang tinggi dan tingkat
komitmen juga tinggi. Individu disini sudah berkompeten sehubungan
dengan pekerjaannya dan termotivasi penuh untuk untuk mengambil
tanggung-jawab atas pekerjaannya.
Kesimpulan