Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN KEPERAWATAN

“SYARAT PEMIMPIN”

Disusun Oleh :

SILVIA LINGGAR ARUM 20200305005

AYU WINDA SARI 20200305006

INDAH SUNDARI 20200305007

ANNY HESTIYANA 20200305008

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2020
1. Latar Belakang
Setiap organisasi akan berusaha untuk selalu meningkatkan kinerja pegawainya demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Menurut prawiro, dalam (Rasal,
2016) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi
dalam periode tertentu. Berbagai cara dapat ditenpuh organisasi dalam meningkatkan
kinerja pegawainya diantaranya dengan mewujudkan kepuasan kerja pegawai melalui
kepemimpinan dan budaya organisasi. Kepemimpinan dalam organisasi dalam organisasi
pemerintahan mempunyai peranan yang cukup penting. Dikarenakan kesuksesan atau
kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintah, akan dipengaruhi
oleh kepemimpinan. Kepemimpinan didukung oleh kapasitas organisasi pemerintah yang
memadai, maka penyelengaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) akan
terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan
kinerja birokrasi di Indonesia.

Menurut Hasibuan, dalam (Rasal, 2016) “ Kepemimpinan adalah cara seseorang


pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi “. Dengan demikian kepemimpinan
(leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seseorang pemimpin (leader) dalam
mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh pegawai untuk mencapai suatu tujuan
organisasi yang diinginkan. Kemampuan pemimpin dalam mengerakkan dan
memberdayakan pegawai akan mempengaruhi kinerja. Pemimpin dikatakan tidak
berhasil jika tidak bisa memotivasi, menggerakkan, dan memuaskan pegawai pada suatu
pekerjaan dan lingkungan tertentu. Olehkarena itu seorang pemimpin perlu mempunyai
gaya kepemimpinan, dan apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat dengan tepat
mengarahkan tujuan organisasi dengan aspek-aspek atau tujuan yang diharapkan pegawai
atas atas pekerjannya maka semakin tinggi kepuasan kerjanya. Gaya kepemimpinan yang
baik akan mampu memberikan dorongan dalam diri pegawai untuk melaksanakan
tugasnya dengan semangat dan gembira, sehingga akan dapat menghasilkan kinerja yang
baik. Dengan meningkatkan kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja pegawai
dalam mewujudkan tujuan organisasi.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak
ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman dalam Kemenkes RI, 2016).
Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk
melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya.
Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota kelompok
bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster dalam Kemenkes
RI, 2016). Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan
pada perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Kemenkes RI, 2016). Sedangkan
menurut Ngalim dalam (Kemenkes RI, 2016) "Kepemimpinan sebagai suatu bentuk
persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orangorang tertentu, biasanya melalui 'human
relations' dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja
sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-
tujuan organisasi. Dari beberapa pengertian kepemimpinan tersebut dapat kita ambil
kesimpulan bahwa ada kata kunci yang bias kita ambil dari pengertian di atas yaitu
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sebagai pengikutnya. Rumusan
komponen yang ada dalam kepemimpinan ada empat aspek, yaitu : 1) Leader, 2)
Pengikut, 3)Tujuan, 4) Situasi dan komunikasi (Kemenkes RI, 2016).

3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia liaht. Kebanyakan orang
menganggap gaya kepemimpinan merupakan tipe kepemimpinan. Hal ini antara lain
dinyatakan oleh Siagian dalam (Rasal, 2016). Bahwa gaya kepemimpinan seorang adalah
identik dengan tipe kepemimpinan orang yang bersangkutan. Gaya kepemimpinan
seorang pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen, watak, dan kepribadian
tersendiri yang unik dank has, sehingga tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya
dengan orang lain. Menurut Rivai dalam (Rasal, 2016). ada tiga macam gaya
kepemimpinan yang mempengaruhu bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu :
a. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang
paling diuntungkan dalam organisasi.
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang pengembangannya
mnggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah
kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sam,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
c. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas
Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, strukrur
organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan adalah
menyediakan materi pendukung dan partisipasi jika diminta bawahan.

Setelah mempengetahui berbagai gaya kepemimpinan, maka pertanyaan yang akan


timbul adalah gaya kepemimpinan manakah yang lebih baik untuk menjawab pertanyaan
ini memang sulit, karena tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik untuk semua situasi.
Ada kalanya seorang pemimpin akan bergaya otoriter dalam situasi tertentu walaupun ia
sebenarnya adalah pemimpin yang sering bergaya demokratis. Oleh karena itu, dalam
rangkap mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, kita hendaknya jangan beranggapan
bahwa seseorang pemimpin haru tetap konsisten untuk mempertahankan gaya
kepemimpinan tertentu. Hal ini justru akan memperburuk keadaan organisasi yang
dipimpinnya, tetapi sebaliknya, harus bersifat fleksibel, yakni menyesuaikan gayanya
dengan situasi yang ada, kondisi dan individu dalam organisasinya.

4. Syarat kepemimpinan
Pemimpin yang handal harus mempunyai syarat-syarat (karakteristik)mtertentu yang
menunjukkan kecakapannya. Ada 3 syarat pemimpin yaitu: kekuasaan, kewibawaan dan
kemampuan (Kemenkes RI, 2016).
a. Kekuasaan
Merupakan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk
memimpin suatu kelompok.
b. Kwibawaan
Merupakan kelebihan, keunggulan yang dimiliki seseorang yang membuat orang lain
bersedia melakukan perbuatan tertentu.
c. Kemampuan
Merupakan segala kesanggupan, kecakapan yang dianggap melebihi kemampuan
anggota kelompok lainnya.

Peran Pemimpin
a. Interpersonal role
Peran yang berkaitan dengan hubungan antar pribadi
b. Informational role
Peranan yang berhubungan dengan informasi, baik informasi yang diterima maupun
harus disampaikan
c. Decisional role
Peranan terkait dengan pengambilan keputusan

Sebagai seorang pemimpin yang meiliki kekuasaan, kewibawaan dan kemampuan di atas
anggota kelompok lainnya maka dala kepemimpinan harus memperhatikan azas-azas
kepemimpinan.

5. Azas-Azas Kepemimpinan
a. Azas Kemanusiaan
Memperhatikan bawahan dan memandang bawahan sebagai manusia
b. Azas Efisiensi
Dengan sumber daya yang terbatas, pemimpin dapat mengefisienkan untuk
kepentingan kelompoknya.
c. Azas kesejahteraan yang lebih merata
Pemimpin berusaha mengurangi kesenjangan dan konflik yang dapat mengganggu
jalannya organisasi.
6. Fungsi Kepemimpinan
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari kepemimpinan
a. Memandu, menuntun, memotifasi
b. Menjalin komunikasi yang baik
c. Mengorganisasi, mengawasi dan membawa organisasinya pada tujuan yang telah
ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasal, A. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai Di Dinas Pendapatan Kota Batam. Jurnal Dimensi, 4(2), 1–15.
https://doi.org/10.33373/dms.v4i2.42
2. Kementrian Kesehatan RI. (2016). Manajemen dan kepemimpinan dalam praktek
keperawatan. Kementrian Kesehatan, 7(2), 1–16.

Anda mungkin juga menyukai