Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN SISTEM MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN

PROFESIONALISME ORGANISASI
Di susun untuk melengkapi Persyaratan Peserta Intermediate Tranining (LKII)
Oleh Laily Nurfiana

INTERMEDIATE TRAINING
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG BANDUNG 22 APRIL 02 MEI 2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb
Puja, puji serta syukur selalu kita panjatkan kepada Sang Maha Kuasa. Shalawat beriring
salam senantiasa kita sanjungkan kepada Muhammad SAW, sang Revolusioner Sejati, kepada
keluarganya, sahabatnya, serta kepada umatnya hingga akhir zaman.

Makalah

dengan

tema STRATEGI

MANAJEMEN

KEPEMIMPINAN

DALAM

MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI PENERAPAN PRAKTEK


TEORI

KEPEMIMPINAN

PERILAKU

SISTEM

MOTIVASI

DALAM

MENINGKATKAN PROFESIONALISME ORGANISASI


disusun sebagai syarat dalam Latihan Kader II Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang
Jakarta Barat 22 April 02 Mei 2016

Semoga makalah ini dapat menjadi bahan evaluasi kritis dan diharapkan mampu memberikan
solusi yang solutif untuk himpunan tercinta ini. Akhirnya penyusun mohon maaf atas segala
kekurangan dan kekhilafan dalam penyusunan makalah ini.

Billahittaufik wal hidayah


Wassalamualaikumm wr. wb

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan dan manajemen telah menjadi topik pembicaraan dan pembahasan
sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Dalam Kitab Injil pun ditemukan pembahasan
tentang kepemimpinan. Misalnya, dalam Mattius 15:14 dikatakan bahwa, Artinya,
kepemimpinan dan teladan yang baik diperlukan dalam mengarahkan seseorang atau
kelompok ke arah yang benar.
Al-Quran juga berfirman tentang kepemimpinan. Allah berfirman. 14 Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
(pemimpin) diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.1
Kepemimpinan adalah suatu aktivitas untuk mempengaruhi orang lain agar mau
bekerja sama menuju suatu tujuan tertentu sebagaimana diinginkan bersama. Karena
kepemimpinan itu aktivitas untuk mempengaruhi orang lain maka didalamnya
tercakup aktivitas memotivasi (motivation), mengarahkan dan mengkoordinasikan
(coordination) . Demikian pula fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi,
tercakup di dalamnya: memotivasi (motivating), berkomunikasi (communicating),
mengarahkan (directing) dan mengkoordinasikan (coordinating) orang lain.2
Kepemimpinan merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan atau
organisasi lain, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka
suatu organisasi tersebut akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada
dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin atau sering disebut
dengan gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam
mempengaruhi perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh
sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang baik akan
1 Dr. Muhammad Syafii Antonio, The
Super Leader Super Manager, Tazkia
Multimedia, Jakarta, 2007, hlm.15.

2 Dr.Yan Orgianus, Percikan Percikan


Nilai-Nilai Islam Dalam Kepemimpinan,
Paragraf Publishing, 2014,hlm.3.

menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan
motivasi tersebut akan timbul semangat kerja yang dapat meningkatkan kinerja
bawahan itu.
Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi,
karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan dan
kemampuan dalam menciptakan motivasi di dalam diri setiap bawahan, kolega
maupun atasan pemimpin itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Peran Sistem Motivasi Dalam Meningkatkan Profesionalisme
Organisasi?
b. Bagaimana Langkah Pemimpin dalam Menerapkan Sistem Motivasi ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya penerapan
sistem motivasi dan langkah langkah pemimpin untuk meningkatkan profesionalisme
organisasi.

D.
E.

BAB II
DASAR TEORI

F.
A. Pengertian Kepemimpinan
G. Kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin (dalam bahasa inggrisn lead) yang
berarti tuntun. Berarti di dalamnya ada dua pihak, yaitu yang dipimpin (anggota
organisasi) dan yang memimpin (pimpinan). Setelah ditambah awalann pe menjadi
pemimpin (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses
kewibawaan komunikasi, sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam
mencapai tujuan tertentu. Kata kepemimpinan (leadership) berarti kemampuan dan
kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar
melakukan tindakan untuk mencapai tujuan bersama. 3
H. Dalam kehidupan sehari hari baik dilingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahaan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu sama lainnya. Beberapa ahli berpendapat tentang pimpinan,
beberapa diantaranya :
- Menurut Drs. H Malayu S.P Hasibuan adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
-

pekerjaannya dalam mencapai tujuan.


Menurut Robert Tanembuan pemimpin adalah mereka yang mengggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para
bawahan yang bertanggung jawab agar semua bagian pekerjaan dikoordinasikan

demi mencapai tujuan.


Menurut Prof. Maccoby, pemimpin pertama tama seseorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para
bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religious
dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara
kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide

keTuhanan yang berlainan.


Menurut Lao Tzu, pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinannya.
3 Freddy Numberi, Kepemimpinan
Sepanjang Zaman, PT. Buana Ilmu
Populer, 2010, hlm.5.

Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang mendidikan suatu
posisi manajemen atau sesorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.

I.
J.

Kepemimpinan

merupakan

aktivitas

perilaku

seseorang

dalam

mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan,


krusial dan kritikal dalam keseluruhan untuk meningkatkan kinerja, baik pada tingkat
individual, kelompok dan organisasi. Seorang pimpinan hasrus mengetahui betul
fungsi pemimpin dan sekaligus mengetahui unsur-unsur kepemimpinan sebagai
aktivitas mempengaruhi, kemampuan mengajak, mengarahkan, menciptakan dan
mencetuskan ide
K.
B. Teori Teori Kepemimpinan
L. Secara garis besar pendekatan teori kepemimpinan dibagi atas tiga aspek, yaitu teori
sifat, teori perilaku dan teori kepemimpinan situasional.
M.
1. Kepemimpinan Menurut Teori Sifat (Trait Theory)
N.
Studi-studi mengenai sifat-sifat/ciri-ciri mula-mula mencoba untuk
mengidentifikasi

karakteristik-karakteristik

fisik,

ciri

kepribadian,

dan

kemampuan orang yang dipercaya sebagai pemimpin alami. Ratusan studi


tentang sifat/ciri telah dilakukan, namun sifat-sifat/ciri-ciri tersebut tidak
memiliki hubungan yang kuat dan konsisten dengan keberhasilan kepemimpinan
seseorang.
O.
2. Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory)
P.
Selama tiga dekade, dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitian
mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada sejumlah
kecil aspek dari perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan
selama periode tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku yang
berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapa studi
telah dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan
kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja bawahan.
Hasil penelitian dari Michigan University menunjukkan bahwa perilaku
pemimpin

memiliki

kecenderungan

berorientasi

kepada

bawahan

dan

berorientasi pada produksi/hasil.


Q.
Menurut hasil penelitian yang di kembangkan oleh Halpin dan Winer
(1957) (The Leader Behaviour Description Questionnare ) perilaku seorang
pemimpin pada dasarnya cenderung ke arah dua hal, yaitu Konsiderasi dan
Struktur Inisiasi.

R.

Dua macam kecemderungan tersebut mempunyai ciri masing-masing

adalah sebagai berikut:4


S.
a. Konsiderasi
T. Perilaku pemimpin yang cenderung ke arah kepentingan bawahan. Oleh
karena itu, hubungan dengan bawahan, perilaku kepemimpinan mempunyai
indikasi:

Ramah Tamah
Mendukung dan membela bawahan
Mau berkonsultasi
Mau mendengarkan bawahan
Mau menerima usul bawahan
Memikirkan kesejahteraan bawahan5
U.
b. Struktur Inisiasi
V. Perilaku pemimpin yang cenderung lebih mementingkan tujuan
organiasasi daripada memperhatikan bawahan. Oleh karena itu, perilaku
pemimpin mempunyai ciri :
Memberikan kritik pelaksanaan pekerjaan yang jelek
Menekan oentingnya batas waktu pelaksanaan tugas-tugas

kepada bawahan
Selalu memberi tahu apa-apa yang dikerjakan bawahan
Selalu memberi petunjuk bawahan bagaimana melakukan tugas
Memberi standar tertentu atas pekerjaan
Meminta bawahan agar selaly menuruti dan mengikuti standar

yang telah di tetapkan


Selalu mengawasi apakah

bawahan

bekerja

sepenuh

kemampuan6
W.
X.
3. Teori Situasional
Y.
Teori situasi mencoba mengembangkan kepemimpinan sesuai dengan
situasi dan kebutuhan. Dalam pandangan ini, hanya peminpin yang mengetahui
situasi dan kebutuhan organisasi yang dapat menjadi pemimpin yang efektif.
4 Drs. Wahjosumidjo, Teori
Kepemimpinan dan Dasar Dasar
Manajemen, 2000. Hlm.14
5 Drs. Wahjosumidjo, Teori
Kepemimpinan dan Dasar Dasar
Manajemen, 2000. Hlm.15
6 Drs. Wahjosumidjo, Teori
Kepemimpinan dan Dasar Dasar
Manajemen, 2000. Hlm.15

Teori situasi kontingensi berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam


segala situasi. Menurut model ini, pemimpin yang efektif karena pengaruh
motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan
pengikut.
Z.
4. Teori Kontingensi (Contigensy Theory)
AA.
Teori-teori kontingensi berasumsi bahwa berbagai pola perilaku
pemimpin (atau ciri) dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi efektivitas
kepemimpinan. Teori

Path-Goal tentang kepemimpinan meneliti bagaimana

empat aspek perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan serta motivasi


pengikut. Pada umumnya pemimpin memotivasi para pengikut dengan
mempengaruhi persepsi mereka tentang konsekuensi yang mungkin dari berbagai
upaya. Bila para pengikut percaya bahwa hasil-hasil dapat diperoleh dengan
usaha yang serius dan bahwa usaha yang demikian akan berhasil, maka
kemungkinan akan melakukan usaha tersebut.
AB.
C. Pengertian Motivasi
AC.
Motivasi berasal dari bahasa latin dengan kata dasar movere
yang berarti bergerak. Motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakuan
atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar,
berwirausaha, berorganisasi dan kegiatan yang lain. Motivasi juga sebagai pengarah,
artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan dan juga
sebagai penggerak yakni motivasi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi
akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan (Hamalik).
AD.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada
diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
AE.

tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.


Motivasi juga dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang
dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang
dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang
ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan
lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi
kalangan pendidik, manajer dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan
upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.

AF.

Dalam motivasi terkandung beberapa unsur, antara lain (i) Adanya perbedaan
dari setiap individu, (ii) Adanya perbedaan tingkah laku, (iii) Adanya perbedaan gaya
hidup. Ketiga unsur ini memiliki hubungan yang erat dengan motivasi yang dimiliki
setiap orang. Ketiga unsur ini juga membuat adanya perbedaan motivasi dari setiap
orang. Motivasi adalah sesuatu yang mengarahkan individu untuk bekerja dengan
cara-cara yang ia usahakan untuk memenuhi tujuan, kebutuhan-kebutuhan, atau

pengharapan-pengharapan.
AG.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi sangat banyak dan
beragam. Selain itu, hubungan berbagai faktor juga saling terkait, sehingga
keberhasilan program pemberian motivasi akan sangat tergantung dari berbagai
kondisi, seperti waktu, status sosial, dan jenis penghargaan yang akan diberikan.
AH.
- Waktu
AI. Keberhasilan pemberian motivasi kepada setiap orang juga ditentukan oleh waktu
saat diberikannya motivasi. Ketepatan waktu akan menjadi momen yang menentukan
untuk membuat motivasi tersebut berhasil.
AJ.
AK.

Status Sosial
Idealnya, seorang pemimpin mengetahui status sosial para

bawahannya atau pengikutnya dalam struktur pada lingkungannya (suku, keluarga,


dan tempat tinggalnya). Hal ini perlu untuk menciptakan berbagai program motivasi.
Jikalau pemberian alat motivasi bertentangan dengan status sosial seseorang, hal ini
akan menimbulkan resistensi terhadap kepemimpinan yang dilakukannya.
AL.
AM.

Penghargaan
Alat motivasi paling efektif yang bukan dalam bentuk materi

adalah pemberian penghargaan kepada bawahan. Pemberian penghargaan tanpa


alasan yang jelas akan kurang bernilai. Bahkan, bisa mengurangi nilai kepemimpinan
seseorang. Dalam organisasi yang bersifat formal, pemberian penghargaan telah
diatur sedemikian rupa sehingga penghargaan telah dijadikan sebagai salah satu
prestasi dari orang yang menerimanya. Biasanya, penghargaan disampaikan dalam
acara tertentu yang bersifat resmi.
AN.
AO.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
AP. Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan
ekstern yang berasal dari karyawan.
AQ.

1.

Faktor Internal

AR.

Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada

seseorang antara lain:


AS. a. Keinginan untuk dapat hidup;
AT. b. Keinginan untuk dapat memiliki;
AU. c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan;
AV. d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan;
AW. e. Keinginan untuk berkuasa.
AX.
AY.
2. Faktor Eksternal
AZ.
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan
motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor ekstern itu adalah:
BA. a. Kondisi lingkungan kerja;
BB. b. Kompensasi yang memadai;
BC. c. Supervise yang baik;
BD. d. Adanya jaminan pekerjaan;
BE. e. Status dan tanggung jawab;
BF. f. Peraturan yang fleksibel
BG.
E. Pentingnya Motivasi
BH.
Motivasi mempunyai peranan strategis dalam kegiatan berwirausaha.
Tidak ada seorangpun yang melakukan wirausaha tanpa adanya motivasi. Tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan berwirausaha. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam berwirausaha tidak hanya diketahui
tetapi juga harus diterapkan dalam dunia usaha.
BI. Disadari bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda, begitu pula dengan
tingkat kebutuhan manusia juga berlainan.
BJ. Motivasi bertujuan untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil
BK.

atau mencapai tujuan tertentu.


Motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu
perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar, berwirausaha,
berorganisasi dan kegiatan yang lain. Motivasi juga sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan dan juga sebagai
penggerak yakni motivasi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan (Hamalik).


BL. Motivasi merupakan hal penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal.
BM.

BN.
BO.

BAB III
PEMBAHASAN
BP.

1. Bagaimana Peran Sistem Motivasi Dalam Meningkatkan Profesionalisme Organisasi?


BQ.
BR.
BS.
BT.
BU.
BV.
BW.
2. Bagaimana Langkah Pemimpin dalam Menerapkan Sistem Motivasi ?
BX.
F. Cara Membangun Motivasi
BY.

Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks dan

pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu


yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena
adanya motivasi intrinsik atau ekstrinsik.
a. Motivasi intrinsik yaitu keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian
tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan
aktivitas tersebut. Bagi seseorang faktor internal merupakan pengenal
motivasi diri pribadi, bagaimana individu tersebut mempunyai dorongan
untuk usaha lalu motif apa yang dominan dalam memilih untuk menjadi
wirausaha.
b. Motivasi ekstrinsik yaitu keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang
diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal seperti gaji, kondisi kerja,
penghargaan, jenjang karir, tanggung jawab.
BZ.
CA.

Motivasi eksternal tidak mengabaikan motivasi internal, tetapi justru

mengembangkannya. Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada di dalam


individu yang dipengaruhi faktor-faktor internal yang dikendalikan oleh pemimpin.
CB.

Pemimpin perlu memahami dan mengenal motivasi eksternal untuk

mendapat tanggapan positif dari pengikutnya. Tanggapan yang positif ini

menunjukkan bahwa pengikutnya sedang bekerja demi kemajuan organisasi. Seorang


pemimpin dapat mempergunaka motivasi eksternal yang positif maupun yang
negatif. Motivasi yang positif memebrikan imbalan-imbalan berupa penghargaan
untuk pelaksanaan kerja yang baik. Motivasi negatif memperlakukan hukuman bila
pelaksanaan kerja tidak baik. Keduanya dapat dilakukan oleh pimpinan organisasi.
CC.
G. Strategi Pemimpin
CD.
Seorang pemimpin harus menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara
dan pelatih. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus menyusun arah dan secara
personal sepakat untuk menyebarkan kepemimpinan ke seluruh organisasi,
memberdayakan para pengikutnya dalam bertindak untuk mendengar dan mengawasi
umpan balik dan selalu memfokuskan perhatian dalam membentuk organisasi
mencapai potensi terbesarnya. Seorang pemimpin harus mempunyai keungulan diri
dalam memimpin (self-mastery). Salah satu peran kepemimpinan yang harus
dijalankan oleh seorang pemimpin adalah peran membangkitkan semangat kerja.
Peran ini dapat dijalankan dengan cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian
dapat diberikan dalam bentuk penghargaan. Penghargaan adalah bentuk pujian yang
tidak berbentuk uang. Peran pembangkit semangat kerja dalam bentuk memberikan
dukungan, bisa dilakukan melalui kata-kata, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dalam kalimat-kalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan
dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana kerja, penambahan staf yang
berkualitas, perbaikan lingkungan kerja dan semacamnya. Semangat kerja sedikit
banyaknya dipengaruhi oleh perilaku pimpinannya. Perilaku pemimpin yang baik
yaitu: (1) Seorang pemimpin harus selalu berfikir positif, selalu antusias, mampu
mamahami dan menghargai pihak lain (bawahan), tetap tenang saat dalam situasi
sulit atau menegangkan, tetap optimis, tidak mengumpat terhadap bawahan,
menjelaskan kesalahannya pada waktu dan tempat yang tepat. (2) tidak menunda
jawaban atau member jawaban yang mengambang; (3) memberi perintah dengan
gaya minta tolong (4) tidak lupa member hadiah atau penghargaan
CE.
CF. Keempat hal tersebut sangat mempengaruhi semangat pengikut dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaannya.
CG.
Dalam suatu organisasi sumber daya manusia sangat menentukan
keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu organisasi. Kedudukan manusia dalam hal
ini pegawai yaitu orang-orang yang bergabung dalam organisasi adalah sangat
penting sebagai pendukung tercapainya tujuan organisasi tempat mereka bekerja.
Menyadari hal tersebut peranan kepemimpinan sebagai pemimpin adalah sangat

mutlak. Dalam upaya mempengaruhi perilaku pengikut, pemimpin menggunakan


pendekatan pola kepemimpinan yang berorientasi pada tugas pegawai dan hubungan
manusia struktur inisiasi dan konsiderasi.
a. Konsiderasi
CH.
Perilaku pemimpin yang cenderung ke arah kepentingan bawahan.
Oleh karena itu, hubungan dengan bawahan, perilaku kepemimpinan
mempunyai indikasi:
Ramah Tamah
Mendukung dan membela bawahan
Mau berkonsultasi
Mau mendengarkan bawahan
Mau menerima usul bawahan
Memikirkan kesejahteraan bawahan
CI.
b. Struktur Inisiasi
CJ. Perilaku pemimpin yang cenderung lebih mementingkan tujuan
organiasasi daripada memperhatikan bawahan. Oleh karena itu, perilaku
pemimpin mempunyai ciri :
Memberikan kritik pelaksanaan pekerjaan yang jelek
Menekan oentingnya batas waktu pelaksanaan tugas-tugas

kepada bawahan
Selalu memberi tahu apa-apa yang dikerjakan bawahan
Selalu memberi petunjuk bawahan bagaimana melakukan tugas
Memberi standar tertentu atas pekerjaan
Meminta bawahan agar selaly menuruti dan mengikuti standar

yang telah di tetapkan


Selalu mengawasi apakah

bawahan

bekerja

sepenuh

kemampuan.
CK.
CL.

Dalam organisasi terjadi saling berinteraksi sesama pengikut dengan

pemimpin. Kondisi yang demiklian akan memungkinkan terwujudnya iklim


organisasi, iklim organisasi adalah lingkungan manusia di dalam mana para pegawai
organisasi melakukan pekerjaan mereka. Iklim dapat mempengaruhi motivasi dan
kepuasan kerja. Hal itu dengan membentuk harapan tentang konsekuensi yang akan
timbul dari berbagai tindakan. Harapan menimbulkan motivasi atau mendorong
untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan, dalam rangka memenuhi
kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis, sosial, rasa aman, penghargaan dan
aktualisasi diri. Terpenuhinya kebutuhan sesuai harapan mendatangkan kepuasan
kerja
CM.
H. Kaitan Antara Motivasi dan Kepemimpinan

CN.

Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para

peengikut organisasi. Kemudian di dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan tersebut


tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil
pekerjaan dan tugas yang baik serta memuaskan yang sesuai dengan apa yang telah
ditentukan sebelumnya.
CO.

Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan

suatu perusahaan atau organisasi maka setiap pemimpin harus mempunyai suatu
aturan dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini dibuat
dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan tugas sesuai degan
tujuan yang telah ditetapkan.
CP.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu faktor yang harus

dimiliki, yakni semangat kerja. Semangat kerja itu sendiri timbul dan tumbuh dalam
diri pegawai yang disebabkan oleh adanya motivasi dari pimpinan dalam arti
pemimpin memberi motivasi atau dorongan kepada anggotanya atau pengikutnya,
baik kebutuhan batin maupun kebutuhan lahir.
CQ.

Oleh karena itu, pemberian motivasi oleh pemimpin merupakan suatu

kewajiban yang harus dijalankan agar tumbuh dan timbul semangat kerja dalam diri
anggota. Sebab, keberhasilan pengikut atau anggota organiasasi sangat tergantung
dari motivasi dan kebijakan yang diberikan oleh pimpinan.
CR.
CS.
CT.
CU.

CV.
CW.

BAB III
PENUTUP

CX.
A. Kesimpulan
CY.Motivasi merupakan kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku
tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku
tersebut.
CZ. Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas suatu kelompok yang dipimpinnya sehingga mereka
mau bekerja sama sehingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara bersamasama akan tercapai dan terjadi hubungan komunikasi yang baik antar pemimpin
dan anggotanya.
DA.

Disadari bahwa tingkat kepuasan individu manusia berbeda-beda,

begitu pula dengan tingkat kebutuhan manusia juga berlainan. Hal itu perlu
dipahami oleh seorang pemimpin di dalam memotivasi anggotanya. Disamping
itu pula, seorang pemimpin perlu mengenali kekuatan motif diri sendiri sehingga
dapat menjaga keseimbangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
DB.

Seorang pemimpin harus memahami tentang motivasi. Pekerjaan

seorang pemimpin yang paling penting antara lain adalah bagaimana dia bisa
memotivasi orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
DC.
B. Saran

DD.

Kita sebagai calon pemimpin sebaiknya harus mampu menimbulkan

semangat kerja dan membuat hubungan yang baik dengan semua elemen
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai