Anda di halaman 1dari 2

Ketakutan terhadap perbuatan kitalah yang menyebabkan kita merasa diteror oleh

kematian.
Jalaluddin rumi berkata :
Wahai kamu yang berusaha untuk lari dari kematian dalam ketakutanmu
Kamu sendirilah yang membuat dirimu takut, gunakan akalmu!
Raut mukamulah yang menakutkan, bukan raut muka kematian
Jiwamu adalah laksana sebuah pohon, sedangkan daunnya adalah kematian
Kita bis membangun dinding yang kokoh untuk menghadapi bahaya kekacauan
personalitas batin kita hana ketika kita memiliki keyakinan dan kemantapan dala
beragama;
Keyakinan bahwa kesedihan dan kebahagiaan tidak akan berjalan sia-sia, bahwa kita tdak
akan mengalami kerusakan melainkan hanya berpndah kepada-Nya.
Bila badan manusia dianggap sebagai laboratorium dan akheirat sebagai kelanjutan dunia
ini, sekalipun berada pada daratan yang lebih tinggi, dan tubuh dianggap sebagai sarana
untuk mengimplementasikan atau mengekspresikan kehendak dan niat manusia, maka
personalitas manusia tidak lagi terbatas pada satu orbit. Dihadapannya terbuka ruang
yang luas sebagai tempat berangkat dan naiknya, dan hidupnya akan menemukan makna
yang sesungguhnya.
Keyakinan adalah satu-satunya kekuatan yang mampu menundukkan nafsu yang
merampas jiwa. Ia seperti perisai yang melindungi manusia dari sergapan nafsunya,
karena orang yang memiliki keyakinan akan mematuhi rangkaian prinsip tanpa ada
kemunafikan dan ketundukan pada tekanan-tekanan eksternal, ia akan menerima disiplin
yang ditanamkan olehnya dengan kata hati yang jernih.
Saat ini kita menyaksikan gelombang ketidakadilan dan kejahatan yang semakin
meningkat. Dan ada cukup banyak orang yang prihatin dan menderita dengan kondisi
masyarakat mereka, namun tidak mampu melakukan tindakan efektif atau untuk
membuat sketsa kasar suatu rencana aksi (a plan of action).
Siapapun yang beriman dan mengadakan perbaikan pada dirinya, ia tidak akan pernah
menjadi mangsa bagi ketakutan dan kesedihan (QS al-anam: 48)
Tuhan akan menunjukkan jalan kebahagiaan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebaikan (QS yunus: 9)
Manusia akan datang menemui Penciptanya dengan suatu cara yang ditentukan menurut
perbutan karakteristik dan perilakunya di dunia ini. Di situlah akan tampak kebenaran,
baik orang yang beruntung dan suci maupun orang yang sedih yang hatinya berwarna
hitam karena dipenuhi dengan dosa. Mereka akan kembali kepada Tuhan dalam keadaan
yakin maupun menolak. Meskipun demikian, cara dia bertemu Tuhan ditentikan oleh
perbuatan dan sifat-sifat yang ia miliki di dunia ini. Kelak kualitas pertemuan manusia

dengan Tuhan tergantung kepada bentuk tindakan yang membedakan dan mencirikan
mereka di dunia ini.
Wahai manusia, tingkatan usaha yang kamu lakukan untuk mematuhi Tuhan akan
menentukan pertemuanmu dengan-Nya (QS al-Insyiqaq: 6)

Anda mungkin juga menyukai