Disusun Oleh :
Nama
NIM
Kelas/Smstr
HALAMAN PENGESAHAN
Pengesahan tugas mata kuliah Pendidikan Budi pekerti
Makalah ini telah disetujui dan di sahkan
Pengesahan
Dosen
Mahasiswa
Drs. H. Djuwalman,M.Pd.
NIM 09144200003
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai syarat penyelesaian tugas mata kuliah pendidikan budi pekerti.
Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan pihak lain, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya yaitu :
1.
Dra. Hj. Sri Pawiti, M.Pd selaku Rektor Universitas PGRI Yogyakarta
2.
3.
4.
Drs. Djuwalman, M.Pd, selaku dosen mata kuliah pendididan budi pekerti
5.
Ibu waginah, selaku staf pembantu Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
6.
Orang tua kami yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada kami
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas UAS matakuliah pendidikan Budi Pekerti, mengingat kemampuan yang terbatas
sudah tentu penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca, guna untuk perbaikan tugas untuk masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 25 November 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
PENGESAHAN. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
BAB
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah... 2
C. Tujuan pembahasan 2
D. Manfaat pembahasan.. 3
BAB
II
PEMBAHASAN........................................................................................... 4
BAB
A. KESIMPULAN....................................................................................... 18
B. SARAN.................................................................................................... 19
C. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
D. MANFAAT PEMBAHASAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Para remaja dapat mengetahui dampak perilaku menyimpang yang dapat ditimbulkan
2. pembaca dapat mengetahui apa yang di maksud perilaku menyimpang
3. pembaca diharapkan mampu menghindari sikap perilaku menyimpang
4. Memberikan suatu informasi terhadap para remaja bahwa penyimpangan dapat merusak dirinya sendiri
5. Pembaca dapat mengetahui penyebab penyebab perilaku remaja menyimpang
6. Pembaca dapat mengetahui Bentuk-bentuk penyimpangan remaja yang apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya
penyakit sosial dalam masyarakat
7. Memberikan suatu wawasan yang lebih luas tentang tentang penyimpangan perilaku remaja
8. Pembaca diharapkan dapat mengetahui penanggulangan yang tepat terhadap perilaku remaja yang menyimpang dan dapat diterapkan
di masyarakat.
9. Pembaca dapat mengetahui sikap yang tepat dalam menghadapi perilaku remaja yang menyimpang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini
tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat. Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil
maupun skala besar.
Menurut Bruce J Cohen (dalam buku terjemahan Sahat Simamora), Perilaku menyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang
tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Batasan perilaku
menyimpang ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Suatu tindakan yang mungkin pantas dan
dapat diterima di satu tempat mungkin tidak pantas dilakukan di tempat yang lain
Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku
dalam suatu system social.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku manusia yang bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai
atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Masa remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja dalam gambaran yang umum
merupakan suatu periode yang dimulai dengan perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat menengah,
dimana perubahan biologis yang membawanya pada usia belasan (teenagers) seringkali mempengaruhi perilaku masa remaja. Para
remaja tersebut sangat peka terhadap gagasan bahwa mereka harus seperti orang dewasa atau kanak-kanak, sehingga mereka segera
mengganti mode pakaiannya.
Perilaku menyimpang pada remaja terjadi pada masyarakat dikalangan atas maupun dikalangan bawah contohnya saja di kotakota besar. Dikota Banjarnegara Banyak kasuspergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup
parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya
bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan
Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar
baik lingkungan dengan teman temannya di sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk
positif hingga negative yang serng kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan
pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial. Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul
Moedikdo,SH adalah :
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang
oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
o Adapun
gejala-gejala
yang
dapat
memperlihatkan
hal-hal
yang
mengarah
Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat
menyebabkan kegoncangan emosi.
Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab
biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan
mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.
Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari
permasalahannya. Anak seperti ini sering terbawa kepada kegoncangan emosi.
Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anal-anak normal.
Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di rumah.
Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baik terhadap mereka dan sengaja menghambat mereka.
Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua
dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu
1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam
kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang
tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak(broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa
mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat
tayangan tentangperilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang
menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad
merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat
mengakibatkanperilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh
peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai polapola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan
tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai prosesbelajar dari sub-kebudayaan yang
menyimpang,
Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering sekali ternyata tidak mulus, banyak memgalami berbagai hambatan dan
rintangn. Lebih-lebih bagi siswa sekolah menengah yang berada dalam fase perkembangan remaja, masa dimana individu mengalami
berbagai perubahan fisik maupun psikis. Pada fase ini individu mengalami perubahan ynag besar yang dimulai dengan datangnya
masa puber. Datangnya masa puber ditandai dengan kematangan seksualitas. Sikap-sikap dan perilaku yang terjadi pada masa puber
sering mengganggu tugas-tugas pada masa perkembangan anak pada masa berikutnya yaitu masa remaja, dan sebagai akibatnya anak
akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan pada fase remaja. Beberapa masalah yang dialami para remaja sekarang:
1. Masalah Emosi
Secara tradisional masa remaja dianggap periode badai dan tekanan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai
akiabat dari perubahan fisik dan kelenjar. Emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak pada mereka,
mudfah marah, mudah dirangsang, emosinya cenderung meledak-ledak dan tidak mampu mengendalikan perasaannya. Keadaan ini
sering menimbulkan berbagai permasalahn khususnya dalam kaitannya dengan penyesuainan diri dilingkunganya. Maraknya kasus
perkelahian antar pelajar akhir-akir ini adalah contoh nyata dari ketidakmampuan remaja mengolah dan mengendalikan emosi.
2. Masalah Penyesuaian Diri
Salah satu tugas yang paling sulit pada masa remaja adalah yang berhubungan dengan penyesuian social. Remaja harus
meyesuaikan diri dengan lawan jenis, baik sesama remaja maupun dengan orang-oarang dewasadiluar lingkungan keluarga dan
sekolah. Untuk mencspai pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak banyak enyesuaian baru. Pada fase ini remaja lebih
banyak diluar rumah bersama-sama temannya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti kalau pengaruh teman-temannya sebaya
dalam pola perilaku,sikap, minat dan gaya hidupnya lebih besar daripada pengaruh dari keluarga. Perilaku remaja sangat bergantung
dari pola-pola perilaku kelompok. Yang menjadi masalah apabila mereka salah bergaul, misalnya berada dalam kelompok pemakai
obat-obatan terlarang, minuman keras, merokok, dan perilaku negative lainnaya. Dalam keadasan demikian remajacenderung akna
mengikutinya tanpa memperdulikan akibat yangakan menimpa dirinya. Kebutuhan akan penerimaan dirinya dalam kelompok sebaya
merupakan kebutuhan yang dianggap paling penting. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, remaja mau melaksanakan apa saja yang
akan menimpa atas perilaku mereka tersebut.
3. Masalah Perilaku Seksual
Tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja sehubunagn dengan kematangan seksualitasnya adalah pembentukan
hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis dan belajar memerankan seks yang diakuinya. Pada masa remaja sudah mulai tertarik
pada lawan jenis, mulai bersifat romants yang didikuti oleh keinginnan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan perhtian dari
lawan jenis, sebagai akibatnya remaja mempunyai minat tinggi pada seks. Remaja lebih banyak mencari informasi tentang seks dari
sumber-sumber yang kadang tidak dapat dipertanggungjawabkan, misalnya dari tena sebaya yang sama-sam kurang memahami arti
pentingnya seks, internet, media elektronik yan semakin canggih, dan media cetak yang kadang-kadang lebih mengarah pada
pornografi. Sebagai akibat dari informasi yang salah dapat menimbulkan perilaku seks remkja yang apabila ditinjau dari segi moral
dan kesehatan tidsak layak untuk dilakukan misalnya berciuman, bercumbu, mesturbasi, dan bersenggama. Namun generasi sekarang
hal-hgal tersebut dianggap normal atau paling tidak diperbolehkan. (Hurlock, 1980:229)
pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu
mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah
merambat di kalangan SMP. Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan.
Menurut Dr Rose Mini AP, M Psi seorang psikolog pendidikan, seks bagi anak wajib diberikan orangtua sedini mungkin.
Pendidikan seks wajib diberikan orangtua pada anaknya sedini mungkin. Tepatnya dimulai saat anak masuk play group (usia 3-4
tahun), karena pada usia ini anak sudah dapat mengerti mengenai organ tubuh mereka dan dapat pula dilanjutkan dengan pengenalan
organ tubuh internal.
Tidak ada cara instan untuk mengajarkan seks pada anak kecuali melakukannya setahap demi setahap sejak dini. Kita dapat
mengajarkan anak mulai dari hal yang sederhana, dan menjadikannya sebagai satu kebiasaan sehari-hari. Tanamkan pengertian pada
anak layaknya kita menanamkan pengertian tentang agama. Kita tahu tidak mungkin mengajarkan agama hanya dalam tempo satu hari
saja dan lantas berharap anak akan mampu menjalankan ibadahannya, maka demikian juga untuk seks.
Pengenalan seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai anatomi tubuh. Kemudian meningkat pada pendidikan
mengenai cara berkembangbiak makhluk hidup, yakni pada manusia dan binatang. Nah, kalau sudah tahu, orangtua dapat memberi
tahu apa saja dampak-dampak yang akan diterima bila anak begini atau begitu,
Salah satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada anak dapat dimulai dengan mengajari mereka membersihkan alat
kelaminnya sendiri. Dengan cara Mengajari anak untuk membersihkan alat genitalnya dengan benar setelah buang air kecil (BAK)
maupun buang air besar (BAB), agar anak dapat mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Pendidikan ini pun secara tidak
langsung dapat mengajarkan anak untuk tidak sembarangan mengizinkan orang lain membersihkan alat kelaminnya.
Pengenalan seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai anatomi tubuh. Kemudian meningkat pada pendidikan
mengenai cara berkembangbiak makhluk hidup, misalnya pada manusia. Sehingga orangtua dapat memberikan penjelasan mengenai
dampak-dampak yang akan diterima bila anak sudah melakukan hal-hal yang menyimpangnya. oleh sebab itu perlunya pendidikan
seks sejak dini, bila perlu diberikan disekolah-sekolah agra para siswa dapat mengetahui pendidikan seks yang benar dan tidak
terjerumus kehal-hal yang negative.
4. Masalah Perilaku Sosial
Tanda-tanda masalah perilaku social pada remaja dapat dilihat dari adanya diskriminasi terhadap mereka yang terlatar belakang
ras, agama, atau social ekonomi yang berbeda. Dengan pola-pola perilaku social seperti ini, maka melahirkan geng-geng atau
kelompok-kelompok remaja yang pembentukanya berdasarkan atas kesamaan latar belakang, agama, suku dan social ekonomi.
Pembentukan kelompok atau geng pada renaja tersebut dapat memicu terjadinya permusuhan antar kelompok atau geng. Untuk
mencegah dan mengatasi masalah diatas dapat dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatana kelompok dengan tidak
memperhatikan latar belakang suku, agama,ras, dan social ekonomi.
5. Masalah Moral
Masalah moral yang terjadi pada para remja ditandai oleh adanya ketidakmampuan remaja membedakan mana yang benar dan
mana yang salah. Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakkonsisitenan dalam konse benar dan slah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya antar sekolah, keluarga, da kelompok remaja. Ketidakmampuan membedakan mana yang benar dan mana yang
salah dapat membawa mala petaka bagi kehidupan remja pada khususnya dan pada semua oaring pada umumnya.
6. Masalah Keluarga
Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern berbeda. Menurut remaja, orang tua yang
mempunyai standar kuno harus mengikuti standar modern, sedagkan orang tua tetap pada pendiriannya semula. Keadaan inilah yang
sering menjadi sumber perselisihan antar mereka. Sehingga remaja yang cenderung keaah modernisasi akan membantah semua yang
ditetapkan oleh orang tuanya sehingga menimbulakan penyimpangan untuk melakukan apa yang sudah diinginkannya.
Minuman keras adalah minuman dengan kandungan alkohol lebih dari 5%. Akan tetapi, berdasarkan ketetapan dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI), setiap minuman yang mengandung alkohol, berapa pun kadarnya, dapat dikategorikan sebagai minuman keras dan
itu diharamkan (dilarang) penyalahgunaannya. Adapun yang dimaksud penyalahgunaan di sini adalah suatu bentuk pemakaian yang
tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan. Artinya, pada dasarnya boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan atau
kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya. Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat jamu atau minuman tradisional yang
dapat digolongkan sebagai minuman keras. Sebenarnya, jika digunakan tidak secara berlebihan jamu atau minuman tradisional yang
dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun, sangat disayangkan jika jamu atau minuman
tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dikonsumsi secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk
mabuk-mabukan. Para pemabuk minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit masyarakat. Pada banyak kasus kejahatan, para
pelaku umumnya berada dalam kondisi mabuk minuman keras. Hal ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan kehilangan rasa
malunya, tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali melakukan hal-hal yang melanggar aturan masyarakat atau aturan hukum.
Minuman keras juga berbahaya saat seseorang sedang mengemudi, karena dapat merusak konsentrasi pengemudi sehingga dapat
menimbulkan kecelakaan. Pada pemakaian jangka panjang, tidak jarang para pemabuk minuman keras tersebut dapat meninggal dunia
karena organ lambung atau hatinya rusak terpengaruh efek samping alkohol yang kerap dikonsumsinya.
2. Penyalahgunaan Narkotika
Pada awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan
medis lainnya. Narkotika banyak digunakan dalam keperluan operasi medis, karena narkotika memberikan efek nyaman dan dapat
menghilangkan rasa sakit sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa sakit. Pada pemakaiannya di bidang medis,
dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui kadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk narkotika
mempunyai efek ketergantungan bagi para pemakainya. Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara sembarangan tanpa
memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup
serbuknya, disuntikkan, ataupun ditelan dalam bentuk pil atau kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf manusia,
bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk dalam kategori narkotika.
3. Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian antarpelajar sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya. Perkelahian tersebut
tidak hanya menggunakan tangan kosong atau perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang
menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok. Banyak korban berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih
disayangkan lagi, kebanyakan korban perkelahian tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat perkelahian secara langsung.
Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya karena salah sasaran pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan
membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was,
sehingga kreativitas mereka menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan sehingga dapat
tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat usia sekolah.
4. Perilaku Seks di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini
dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan resmi. Dampak negatif dari
perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya anak di luar nikah, terjangkit PMS (penyakit menular seksual), bahkan HIV/AIDS,
dan turunnya moral para pelaku.
5. Berjudi
Berjudi merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial. Hal ini dikarenakan berjudi mempertaruhkan harta atau nafkah yang
seharusnya dapat dimanfaatkan. Seseorang yang gemar berjudi akan menjadi malas dan hanya berangan-angan mendapatkan banyak
uang dengan cara-cara yang sebenarnya belum pasti. Indonesia merupakan salah satu negara yang melarang adanya perjudian,
sehingga seluruh kegiatan perjudian di Indonesia adalah kegiatan illegal yang dapat dikenai sanksi hukum. Akan tetapi, dalam
beberapa kasus, aparat keamanan masih menolerir kegiatan perjudian yang berkedok budaya, misalnya perjudian yang dilakukan
masyarakat saat salah seorang warganya mempunyai hajatan. Langkah ini sebenarnya kurang tepat, mengingat bagaimana pun juga
hal ini tetap merupakan bentuk perjudian yang dilarang agama.
6. Kejahatan (Kriminalitas)
Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.
Sementara itu secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril),
merugikan masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Tindak kejahatan bisa dilakukan oleh
siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung pada usia anak, dewasa, maupun usia lanjut. Tindak kejahatan pada umumnya
terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat diikuti oleh semua anggota masyarakat,
sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau
adanya kepincangan sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat yang dinamis seperti di
perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) misalnya adalah pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari
kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya
adalah meliputi hal-hal berikut ini.
a. Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b. Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c. Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku maupun terhadap orang lain pada
umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula, menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat.
Namun demikian, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa dampak yang negatif.
Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting
dari perilaku menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.
Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang
masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu
memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita
membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia
pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman
kepercayaannya.
Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun
kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu
kepribadian dan kepercayaan dirinya.
sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia
sedang menghadapi masalah.
BAB III
KESILPULAN DAN SARAN SARAN
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku
menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat. Penyimpangan bisa terjadi
dalam skala kecil maupun skala besar.
Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang
Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua
dan anak yang tidak serasi
Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang
B. Saran
Ada pun saran dari kami melalui makalah ini ialah:
Sebagai masyarakat yang hidup dikelilingi oleh hukum hendaknya kita lebih bias bersadar diri tentang tindakan kita sehari-hari
agar yang kita lakukan tidak berdampak buruk bagi lingkungan yang ada.
C. Daftar pustaka
SUMBER BUKU :
Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta. Erlangga
Hamid Hasan, Said, Dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati.2007. Sosiologi 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta. Exis