Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

KEPEMIMPINAN DAN LEADERSHIP

TIPE KEPEMIMPINAN DI PUSKESMAS PUGUNG TAMPAK


KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2022

dr. Sherly

NPM 22280001

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DEHASEN

TAHUN 2022
BAB 1
LATAR BELAKANG MASALAH

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama diharuskan


memberikan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil dan terjangkau. Hal ini
sesuai dengan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang
menekankan pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Tujuan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah membentuk hubungan yang
baik dengan pasien agar pasien tetap loyal terhadap Puskesmas (Azwar, 2010 dalam
Taekab et al. 2018).
Parasuraman (2015, dalam Astuti, 2017) menjelaskan bahwa pelayanan
bermutu dalam pengertian yang luas dan komprehensif adalah sejauh mana realitas
pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kriteria dan standar profesional
medis terkini dan baik yang sekaligus telah memenuhi atau bahkan melebihi
kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan tingkat efisiensi yang optimal. Untuk
menawarkan komponen kualitas pelayanan dan meningkatkan organisasi penawaran,
yaitu dengan menggunakan model Service Quality terdiri dari lima dimensi mutu
pelayanan yang meliputi responsiveness (daya tanggap), reliability (kehandalan),
assurance (jaminan), empathy (empati), dan tangible (bukti fisik). Sistem manajemen
mutu merupakan suatu tatanan yang menjamin tercapainya tujuan dan sasaran mutu
yang direncanakan termasuk di dalam pelayanan keperawatan (Semuel & Zulkarnain,
2011 dalam Pratiwi et al. 2016). Faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan terdiri
atas unsur masukan meliputi tenaga, dana dan sarana, unsur lingkungan meliputi
kebijakan, organisasi dan manajemen, dan unsur proses meliputi tindakan medis dan
tindakan non medis, dalam unsur masukan terdapat tenaga dan kepemimpinan mutu
(Azwar, 1996 dalam Pratiwi et al., 2016).
Perawat merupakan salah satu tim pelayanan kesehatan terbesar yang dituntut
untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit. Dalam rangka menjaga dan
meningkatkan mutu pelayanan, maka kinerja dari seluruh perawat pelaksana
senantiasa dipacu untuk ditingkatkan. Mutu pelayanan di rumah sakit ditinjau dari sisi
keperawatan meliputi aspek jumlah dan kemampuan tenaga profesional, motivasi
kerja, dana, sarana dan perlengkapan penunjang, manajemen rumah sakit dimana hal
tersebut perlu adanya pemimpin (Robbins, 2007 dalam Gurusinga, 2017). Pemimpin
dan kepemimpinan memiliki arti penting dalam suatu kelompok jika terjadi suatu
konflik maupun perselisihan diantara orang-orang dalam kelompok. Disinilah peranan
pemimpin dalam menyelesaikan segala konflik karena adanya kesalahpahaman antar
orang-orang di dalam kelompok (Nawawi, 2003).
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang melihat pada diri seseorang
pemimpin yang bergantung dari macam-macam faktor, baik faktor intern maupun
faktor-faktor ekstern (Winardi, 2004:47 dalam Fauzan 2017). Kepemimpinan
merupakan cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau
bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi
(Hasibuan, 2002:170 dalam Fauzan, 2017). Dari berbagai definisi yang dikemukakan,
terdapat gambaran secara umum yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu
proses dalam menggerakkan segenap kemampuan seseorang untuk mempengaruhi,
menggerakkan, mengarahkan orang lain dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia dengan efisien dan efektif. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku
yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut
dengan gaya kepemimpinan. Rivai (2005) gaya kepemimpinan merupakan suatu cara
pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola
tingkah laku atau kepribadian. Seorang pemimpin merupakan seseorang yang
memiliki suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-
anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga
kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong,
memotivasi dan mengkoordinasikan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Sugiarto, 2007). Pada saat orang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
perilaku orang lain secara positif, maka kegiatan ini bisa disebut sebagai
kepemimpinan (Thoha, 2007).
Dalam rangka membangun dan memotivasi karyawan, seorang pemimpin
harus mampu memberikan contoh atas perilaku positif kepada karyawan, dengan
menggunakan cara dan perilaku yang tepat. Rivai (2005) menjelaskan gaya
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang dalam mencoba
mempengaruhi seseorang, tentunya dalam hal ini dibutuhkan keselarasan persepsi
diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya
akan dipengaruhi. Gaya kepemimpinan yang tepat adalah setiap pemimpin
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan
bersama-sama dengan karyawannya, juga memberikan motivasi dan perhatian pada
kebutuhan karyawannya. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan
untuk mengelola karyawannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi
keberhasilan organisasi dalam pencapaian tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno,
2005). Gaya kepemimpinan atasan dapat mempengaruhi kesuksesan pegawai dalam
berprestasi, karenanya gaya kepemimpinan atasan dapat berpengaruh pada kinerja
pegawai dalam suatu organisasi (Riza, 2014). Dari beberapa pengertian-pengertian
gaya kepemimpinan yang telah dipaparkan, maka diambil kesimpulan yang secara
umum bahwa gaya kepemimpinan adalah kemampuan kapasitas pemimpin dalam
mempengaruhi, mengarahkan, mengendalikan dan mendorong orang lain untuk
melakukan sesuatu pekerjaan atas kemauan dan kesadarannya untuk menuju ke
sebuah hasil akhir yang telah diamini bersama (Nawawi, 2003). Berdasarkan pada
studi pustaka yang dilakukan peneliti dalam penelitian didapatkan sekurang-
kurangnya 5 gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan Transaksional,
Transformasional, Otokratik, Partisipatif, demokratis. Penelitian ini berhubungan
dengan gaya kepemimpinan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepemimpinan

Dilingkungan masyarakat terdapat organisasi kemasyarakat baik yang bersifat formal


maupun non formal selalu ada seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yang
memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang
dipercayakan untuk mengatur orang lain. Biasanya orang seperti itu disebut pemimpin atau
manajer.

2.1.1 Pengertian

Batasan tentang kepemimpinan banyak macamnya, beberapa di antaranya adalah:

1. Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga


orang tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat
menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya (Ordway Tead, 1935)

2. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas seseorang atau


sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
(Stogdil, 1974).

3. Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki oleh
seseorang terhadap orang-orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Terry, 1977).

4. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas seseorang atau


sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu situasi
tertentu (Paul Hersay, Ken Blanchard, 1982).

5. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pimpinan
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi (Rivai, 2008).

Dari lima batasan diatas, jelaslah bahwa kepemimpinan akan muncul apabila ada seseorang
yang karena sifat-sifat dan perilaku yang dimilikinya mempunyai kemampuan untuk
mendorong orang lain guna berpikir, bersikap dan ataupun berbuat sesuai dengan yang
diinginkan. Seseorang ini disebut dengan nama pemimpin (leader). Kepemimpinan juga akan
muncul apabila ada seseorang atau sekelompok orang yang dapat dipengaruhi untuk berpikir,
bersikap serta berbuat sesuai dengan yang diinginkan. Seseorang atau sekelompok orang ini
disebut dengan nama pengikut (follower). Karena kepemimpinan dalam administrasi erat
hubungannya dengan manusia, maka dalam membicarakan kepemimpinan tidak dapat
melepaskan diri dari sifat, corak, perilaku, kebudayaan, kebiasaan serta berbagai latar
belakang sosial budaya yang dimiliki oleh manusia yang dalam hal ini adalah pemimpin serta
pengikut. Untuk keberhasilan kepemimpinan, semua latar belakang yang dimiliki oleh
pemimpin serta pengikutnya tersebut yang berbeda antara satu dengan lainnya harus turut
diperhitungkan

Tipe-tipe kepemimpinan Berdasarkan sikap-sikap pemimpin dan dari cara mereka


menjalankan kepemimpinan, dikenal adanya beberapa tipe kepemimpinan.

a. Kepemimpinan Pribadi

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung mengadakan kontak dengan


bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan tingkat atas yang juga
menginginkan mengetahui segala hal secara detail. Dalam hal ini mudah timbul
kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan hirarki atau pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak
mau ikut bertanggung jawab.

b. Kepemimpinan non-Pribadi

Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak langsung dengan


bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki Persepsi staf (Molly Umairi, FKM UI,
2009Universitas Indonesia 17) yang sudah ada. Dengan demikian masing-masing bagian
lebih merasa bertanggung jawab. Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan
berjalan lambat karena segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki
yang panjang.

c. Kepemimpinan Otoriter

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin menganggap bahwa kepemimpinan adalah


hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada
orang lain yang turut campur. Kepemimpinan semacam ini sering dianggap berbahaya dan
banyak mengandung resiko.
d. Kepemimpinan Demokratis

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai


saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk
mencapai kata sepakat

e. Kepemimpinan Kebapakan

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah kepada anak-anaknya:


mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Pada dasarnya kepemimpinan
semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih bertanggung jawab.

f. Kepemimpinan Karismatis

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang amat kuat. Seolah-
olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar biasa, sehingga dalam waktu
singkat dapat menggerakkan banyak pengikut. Termasuk pemimpin semacam ini misalnya:
Gandhi, J.F.Kennedy dan Khomeini. Kepemimpinan tipe ini adalah baik selama pemimpin
berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan hukumhukum yang berlaku.

g. Kepemimpinan Populistik

Kepemimpinan populistik berpegang teguh pada nilai-nilai masayarakat yang


tradisional. Juga kurang memepercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri.
Kepemimpinan jenis ini Persepsi staf ( Molly Umairi, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia
18) mengutamakan penghidupan kembali Nasionalisme. Dan oleh Profesor S. N Eisenstadt
serta dikaitkan dengan modernitas tradisional.

h. Kepemimpinan Administrasi

Kepemimpinan tipe administratif adalah kepemimpinan yang mampu


menyelenggarakan tugas-tugas administratif. Para pemimpiannya terdiri dari teknokrat dan
administrator yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan
ini dapat dibangun sistem administrasi dan birokrasi yang efisien untuk memerintah dan
memantapkan intergritas bangsa pada khususnya serta usaha pembangunan pada umumnya.
Dengan kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu industri manajemen
dan perkembangan teknis teknologi, industri, manajemen modern dan perkembangan sosial
ditengah masyarakat. Masing-masing tipe pemimpin tersebut diatas tentu memiliki
karakteristik tertentu yang membedakan saru tipe dengan yang lain.

Pendekatan analisis yang dapat menganalisa tipe tipe tersebut denagn melakukan kategorisasi
dari berbagai karakter itu berdasarkan :

1. Persepsi seorang pimpinan tentang peranannya selaku pimpinan.

2. Nilai-nilai yang dianut

3. Sikap dalam mengemudikan jalannya operasi.

4. Perilaku dalam memimpin

5. Gaya kepemimpinan yang dominan.


BAB 3

PEMBAHASAN

Puskesmas Pugung Tampak memiliki seorang pemimpin dan memiliki tipe


Kepemimpinan Pribadi di mana pemimpin secara langsung mengadakan kontak dengan
bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan tingkat atas yang juga
menginginkan mengetahui segala hal secara detail. Dalam hal ini mudah timbul
kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan hirarki atau pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak
mau ikut bertanggung jawab dan juga memiliki kepemimpinan Demokratis di mana
pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari
staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Indar, D. (2011) ‘Studi Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Penerapan
Fungsi Manajemen Di Puskesmas Lampa Kabupaten Pinrang’, Pp. 59–66.

Ambarwati, M. R., Rahayu, T. P. And Herlina, T. (2016) ‘Fungsi Manajemen Puskesmas


Dalam Program Pemberian ASI Eksklusif’, 1(1), Pp. 13–23.

Arifudin, A., Sudirman, S. And Andri, M. (2017) ‘Evaluasi Sistem Manajemen Sumber Daya
Manusia Pada Penempatan Kerja Petugas Di Upt Puskesmas Lembasada’,
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), Pp. 1–14. Doi:
10.31934/Promotif.V7i1.20.

Azwar (1998) Pengantar Administrasi Kesehatan. 2nd Edn. Bandung: Binarupa Aksara.
Calundu (2018) Manajemen Kesehatan. Makassar: CV. Sah Media.

Damayanti, Indar, A. H. (2013) ‘Gaya Kepemimpinan Dalam Penerapan Fungsi - Fungsi


Manajemen Di Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu Utara’, Pp. 0–8.

Fatmawati (2006) ‘Tipe Kepemimpinan Dalam Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala


Puskesmas Pattalassang Kebupaten Takalar Tahun 2006’.

Handoko (2009) ‘Manajemen’, In. Yogyakarta: BPEE.

Hasanah Karim (2002) ‘Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas Tuppabiring, Kab.


Pangkep’.

Ismail (2009) Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga. Kaimuddin, Darmawansyah, A. R.


(2014) ‘Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Puskesmas Bara-Baraya Kota
Makassar’, 4, Pp. 1–9.

Kemenkes (2018) Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta.

Marwanto, I. G. G. H. (2019) ‘Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas’,

Paramita, P. (2011) ‘Gaya Kepemimpinan (Style Of Leadership ) Yang Efektif Dalam Suatu
Organisasi’, Jurnal, 9, P. 7.

Anda mungkin juga menyukai