PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
ANGGRAINI N MUTAHANG
19142010165
A. Latar Belakang
Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode
waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah di tetapkan sebelumnya
(edison, 2016). Istilah kinerja dari kata job performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
organisasi. Hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan
dalam tujuan yang sama bukan karena diperintah tetapi membuat mereka mau bergerak
dengan kemauan mereka sendiri. Untuk itu seorang pemimpin harus mampu membangun
komitmen dari kelompoknya yaitu dengan cara memberi motivasi, semangat, dan kerja
Motivasi kerja merupakan unsur yang sangat penting dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran suatu organisasi (Siagian, 2015). Motivasi merupakan suatu upaya
yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi dalam
pencapaian tujuan atau penghargaan. Upaya pemenuhan akan kebutuhan dan keinginan
2
tersebut secara terus menerus membuat seseorang termotivasi sampai derajat tertentu
Selain hal-hal di atas, kinerja juga dipengaruhi oleh karakter pemimpin yang
seperti yang dikutip oleh Moeheriono (2012), dijelaskan bahwa kinerja, yaitu sebagai
fungsi interaksi antara kemampuan atau ability, motivasi atau motivation, dan kesempatan
melainkan selalu berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan dan tingkat besaran
imbalan yang diberikan, serta dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat
individu.
Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI, dan Sulawesi Utara. Hasil
penelitian menunjukan bahwa, 70,9% perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah
mengikuti pelatihan. Kemudian 39,8% perawat masih melakukan berbagai tugas non
keperawatan dan 47,4% perawat tidak memiliki uraian tugas secara tertulis, serta belum
mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi kinerja perawat (Kemenkes RI, 2015).
Ditemukan juga belum tersedia alat monitoring dan evaluasi tentang kinerja perawat.
direktorat Pelayanan Keperawatan bersama WHO dan UGM pada tahun 2001
Sakit yang dikenal dengan Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK). Model ini telah di
terapkan di Kabupaten Tabanan (Bali). Hasil evaluasi yang dilakukan pada bulan Januari-
Maret 2017 menunjukan adanya peningkatan Kinerja Perawat setelah mengikuti kegiatan
3
PMK baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas. Kewajiban perawat dalam memberikan
(PMK) bagi perawat di sarana pelayanan kesehatan karena pedoman ini juga merupakan
acuan bagi stake holder (Dinas kesehatan propinsi, Kabupaten/kota, Pemda, Rumah Sakit,
Puskesmas).
kepemimpinan pada kinerja pegawai diperoleh hasil penelitian bahwa kinerja pegawai
lebih tinggi dan cenderung dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan yang terpusat pada
pegawai (41%) dibandingkan dengan perilaku kepemimpinan yang terpusat pada tugas
hanya (26%). Begitu juga kinerja pegawai pada kategori sedang lebih besar pada perilaku
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada bulan juni 2022 di ruang
Rawat Inap RSUD Manembo-Nembo Bitung di dapatkan data jumlah perawat yang
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Bitung.
D. Manfaat Penelitian
Muhammadiyah Manado.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. (Gary Yuk, 2015)
suatu seni dan proses untuk memotivasi seseorang dengan cara memengaruhi
dan mengarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini juga sesuai dengan
6
seperti untuk memandu (to guide), untuk menjalankan dalam arah tertentu (to
(to go at the head of), menjadi yang pertama (to be first), membuka
permainan (to open play), dan cenderung kehasil yang pasti (to tend toward a
definite result)
B. Perilaku Kepemimpinan
bersama oleh pemimpin dengan bawahan. Seorang pemimpin yang efektif dalam
stress, dan kesadaran diri. Perilaku dari kepemimpinan yang efektif yaitu:
Inti dari berpikir kritis adalah seorang pemimpin yang efektif harus dapat
lain
2. Pemecahan masalah
melalui proses pemecahan masalah untuk menemukan jalan keluar yang layak.
3. Menghormati seseorang
7
menolong mereka untuk mencari penghargaan dari pekerjaan mereka sesuai
pemahaman mereka.
4. Kemampuan berkomunikasi
merupakan cara untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan orang lain dengan
melihat apa yang mereka kerjakan dan mendengarkan apa yang mereka
Tugas penting dari kepemimpinan adalah membuat urutan dari semua tujuan
visi ini kepada kelompok dan melibatkan tiap orang dalam bekerja kearah visi.
tetapi mendorong orang lain juga untuk melakukan hal yang sama.
8
memiliki kompetensi, dapat diandalkan, dapat menunjukkan kreativitas
karyawannya memiliki pemahaman yang jelas tentang visi dan misi dan
9
5. Konsisten dalam mengatasi kesulitan
kesulitan
kepemimpinan klasik
perubahan.
dalam organisasi
2. Motivasi Kerja
(Blanchard, 2016 dalam Monica, 2014) salah satu faktor yang penting dalam
10
motivasi. Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi
dalam bekerja terbagi menjadi 2 yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi ( Marquis
a. Motivasi intrinsik
tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu
motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa
muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-
perbuatan itu sendiri. Para ahli berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena
ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan
11
dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan
3. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata-kata job performance dan disebut juga actual
performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang
daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa, termasuk informasi atas
di mana sumber dan pada lingkungan tertentu secara bersama membawa hasil
akhir yang didasarkan mutu dan standar yang telah ditetapkan (Moeheriono,
2015).
Menurut (Ivancevich, dkk 2016), kinerja adalah hasil yang dinginkan dari
Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya
Penilaian kinerja yaitu mengacu pada sistem formal dan terstruktur yang
hadiran (Rivai, 2017. Sedangakan tujuan penilaian kinerja atau prestasi kinerja
h) Sebagai alat untuk umpan balik dari karyawan dan sebagai alat untuk
pengambilan keputusan
13
b. Pengukuran kinerja
yang benar.
indicator ini mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu proses
dibandingkan dengan nilai yang dikomsumsi untuk biaya modal dan tenaga
kerja.
c. Evaluasi Kinerja
14
dibedakan evaluasinya terhadap pimpinan dan bawahan, serta penilai harus
(Moeheriono, 2015).
15
hasil yang telah disepakati, bukan penilaian terhadap kepribadian. Faktor
dan Bahtiar, 2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu:
yang diperluaskan.
melakukan pekerjaan,
peningkatan penghasilan.
16
c. Kebijakan individual, yaitu tindakan untuk mengakomodasi
pembiayaannya.
e. Kinerja Perawat
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Kinerja adalah hasil yang
Pada dasarnya kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh
kehadiran di tempat kerja, dan sikap kooperatif (Mathis dan Jackson, 2014).
paling dapat dipercaya oleh Manajer perawat dalam mengontrol sumber daya
proses penilaian kinerja untuk mengatur arah kinerja, dalam memilih, melatih,
yang berkompeten.
17
Tujuan atau penggunaan evaluasi kinerja bervariasi. Dalam keperawatan
2) Penerapan objektif dari standar kinerja baik rater (pemberi latihan) dan ratee
(orang yang diberi latihan) yang mengukur kinerja terakhir terhadap standar
3) Umpan balik dengan interval terencana dengan perbaikan yang disetujui bila
diindikasikan.
4) Siklus kontinu rater (pemberi latihan) dan rate (orang yang diberi latihan)
Standar kinerja yang diturunkan dari analisa kinerja, deskripsi kinerja, dan
aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif dari kinerja. Kongres ANA untuk praktisi
18
3. Manajemen peralatan dan bahan
4. Perlatihan
6. Mengajari pasien
8. Administrasi personel
namun juga harus dapat diterapkan untuk perilaku yang dapat diamati.
dalam pekerjaan.
19
Pembinaan dan pengembangan terhadap karyawan adalah salah
masing (Marquis & Huston, 2016). Hal ini sejalan dengan hasil
20
b. Hubungan Antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat
bergerak dalam tujuan yang sama bukan karena diperintah tetapi membuat mereka
mau bergerak dengan kemauan mereka sendiri. Untuk itu seorang pemimpin
memberi motivasi, semangat, dan kerja tim (Tappen, Weiss & Whitehead, 2014).
pemenuhan akan kebutuhan dan keinginan tersebut secara terus menerus membuat
Menurut Robbins, seperti yang dikutip oleh (Moeheriono 2012), dijelaskan bahwa
kinerja, yaitu sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability, motivasi
21
kerja karyawan dan tingkat besaran imbalan yang diberikan, serta dipengaruhi
c. Penelitian Terkait
motivasi kerja dan kinerja perawat di Poliklinik BLU RSUP Prof. dr. R. D.
0.000 lebih kecil dari 0.05, hal ini berarti bahwa H1 diterima H0 ditolak atau
terdapat hubungan antara motivasi kerja dan kinerja perawat di Poliklinik BLU
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian lain juga yang dilakukan oleh
langsung terhadap variabel kinerja karyawan pada karyawan PT. Kusuma Karya
Persada. (Subarulin dkk, 2013) juga menunjukkan bahwa motivasi tinggi dengan
kinerja perawat baik lebih besar dibandingkan dengan motivasi rendah dengan
kinerja perawat baik, dari hasil analisis bivariat mendapatkan bahwa ada pengaruh
cara mereka memperlakukan perawat, lingkungan kerja fisik dan psikologis, serta
22
aspek-aspek lain dari kultur korporasi juga merupakan faktor-faktor penting yang
kepada perawat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi serta
mengadakan training pengarahan pagi yang diikuti oleh seluruh staf perawat di
baik yang secara langsung berdampak pada klien sebagai penerima asuhan
dengan komunikasi yang positif dari atasan kebawahan diharapkan akan timbul
23
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kepemimpinan
Kinerja Perawat
Motivasi Kerja
Keterangan : = Diteliti
= Hubungan
Gambar 3.1 Kerangka konsep Hubungan antara kepemimpinan dan motivasi kerja dengan
B. Hipotesis Penelitian
24
Ha = Adanya Hubungan antara kepemimpinan denngan kinerja perawat di Ruang
H0 = Tidak ada Hubungan antara Motivasi kerja dengan kinerja perawat di Ruang
C. Definisi Operasional
25
No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
BAB IV
26
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pada saat bersamaan (sekali waktu) antara variabel independen dan dependen
(Nursalam, 2011)
1. Lokasi Penelitian
Nembo Bitung
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
27
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi besar,dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
(Sugiyono, 2014).
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode total
sampling, yakni seluruh jumlah sampel yang termasuk di dalam kriteria inklusi
dan eksklusi, sampel pada penelitian ini adalah perawat di ruang Rawat Inap
D. Instrument Penelitian
Pedoman observasi yang digunakan yaitu lembar kuesioner merupakan alat ukur
berupa angket dengan beberapa pertanyaan. Jumlah soal terdiri dari 10 pertanyaan
dengan menggunakan skala guttman dan dibantu dengan lembar Observasi adalah
suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara
sistemastis terhadap objek yang akan diteliti soal terdiri dari 10 nomor yang dibagi
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
Sampel yang akan disertakan dalam penelitian adalah yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
28
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria atau cicri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
2012).
2. Kriteria eksklusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008)
E. Pengolahan data
1. Editing
keseragaman data.
2. Codding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data
29
jawaban (pengkodean) dilakukan dengan memberi nomor halaman pada daftar
3. Entery Data
Memasukan data yang diskor kedalam komputer seperti ke dalam spread sheet
program exel atau kedalam program SPSS (Statistical Product and Service
solitions).
4. Cleaning
Tahap ini dilakukan pada saat mengumpulkan data kuesioner dari responden atau
1. Data diperoleh ketika telah mendapatkan surat keterangan penelitian dari bagian
4. Melakukan komunikasi dengan perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap untuk
mendapatkan data dan informasi melalui kuesioner yang ada untuk diisi oleh
G. Analisis Data
30
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan (α): 0,05 jika nilai signifikan ρ < α
maka dikatakan hasil penelitian diterima, dan jika nilai signifikan ρ >α maka
2013):
dilakukan, jika bersedia untuk ikut serta dalam penelitian, responden harus
31
Menjaga kerahasian identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama
subyek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subyek.
3. Condfidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok data saja yang
DAFTAR PUSTAKA
Arwani, & Supriyatno, H(2015). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC.
Astuti .(2012). Pengaruh Kemampuan dan Motiva terhadap Kinerja Pegawai pada
32
Dharma. (2015). Manajemen kinerja: Palsafah teori dan penerapannya. Jakata: Pustaka
Belajar.
Utara
Ivancevich, 2016. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Medik.
Langingi, 2015 Hubungan faktor Internal dan Eksternal dengan Kinerja Perawat
Loveridg & Cummings. (2016). Nursing Management in the new paradigm. Maryland:
Gaithersburg
Mahmudi, 2015., Manajemen kinerja sektor publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mardiasmo.
33
Mangkunegara, 2016. Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Jakarta.
Selemba Empat.
34
Nursalam (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Penelitian Ilmu
Kandou Manado
Makasar.
Rivai, Veithzal. 2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Cipto
35
Suarli, S., & Bahtiar, Y.(2010). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga.
Media Group.
Media Group.
Citapustaka Media.
A. Davis Company.
36