Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN TENTANG KEPEMIMPINAN DALAM


MENCIPTAKAN MOTIVASI KERJA

Disusun oleh :
(Kelompok 1)
Alexander Dadi Rahmadi (201943002)
Angelina Nevada Putri Pranasari (201943007)
Christina Murni Yuliastuti (201943013)
Fransisca Yudita Widhiastuti (201943018)
Hernyu Widegdo (201943022)
Lina Widiyastuti (201943025)
Priscila Ika Prasetyani (201943036)

PROGRAM TRANSFER STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kemampuan manajemen, khususnya kemampuan mengarahkan dari
kepala ruang kepada staf keperawatan sangatlah penting dalam tatanan
layanan kesehatan rumah sakit yang berkembang dengan cepat dan semakin
kompleks seperti sekarang ini. Kondisi saat ini di masa pandemic Covid-19
rumah sakit membutuhkan seorang manajer keperawatan yang mampu
mengarahkan stafnya dengan baik, agar layanan keperawatan dapat diberikan
secara efektif dan efisien dengan biaya rendah dan sumbser daya yang terbatas
untuk mencapai hasil (outcome) yang sebesar-besarnya.
Model praktek keperawatan professional adalah salah satu upaya
dalam memberikan asuhan keperawatan yang prima kepada pasien.
Pelaksanaan MKPK (Model Praktek Keperawatan Professional) dengan
menggunakan metode tim atau metode penugasan lainnya dibutuhkan
kemampuan fungsi pengarahan seorang manajer keperawatan, untuk mencapai
hasil asuhan keperawatan dalam layanan kesehatan yang dinamis. Salah satu
aktivitas dalam menjalankan fungsi pengarahan adalah kemampuan seorang
manajer meniciptakan iklim motivasi.
Motivasi sebagai konsep utama dalam proses manajemen dan
kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam layanan keperawatan guna
memotivasi perawat agar bekerja lebih efisien, efektif dan produktif
(Huber,2006) dalam (Sugiharto, Keliat & Sri, 2014). Dalam memimpin dan
mengelola kelompok professional, diperlukan kreativitas, perhatian, dan cara-
cara yang bersinambungan agar professional tersebut merasakan kepuasan dan
kenyamanan pada apa yang dikerjakan. Mengungat motivasi datang dalam diri
individu, seorang manajer harus memiliki kemampuan untuk memotivasi
melalui system pengarahan dengan menciptakan iklim motivasi, (Sugiharto,
Keliat & Sri, 2014).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana manajemen keperawatan tentang kepemimpinan dalam
menciptakan motivasi kerja?

C. Tujuan penulisan makalah


1. Tujuan umum :
Setelah selesai menyususun tugas ini, mahasiswa mampu menguraikan
materi tentang fungsi pengarahan dan pengendalian dalam majanemen
keperawatan.
2. Tujuan khusus :
a. Mahasiswa mampu mendeskripsikan tentang aktivitas yang dilakukan
manajer keperawatan dalam menjalankan fungsi pengarahan dan
pengendalian.
b. Mahasiswa dapat mendiskripsikan aktivitas manajer keperawatan
dalam menciptakan iklim motivasi
c. Mahasiswa dapat mendiskripkan upaya-upaya manajer keperawatan
menciptakan iklim motivasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Menurut Clellland (1974) dalam Asmuji (2013), motivasi merupakan salah
satu elemen yang ada pada diri seseorang untuk menghasilkan perilaku yang
dapat meningkatkan kinerja dengan cara memenuhi kebutuhan.
Menurut Nursalam (2007), motivasi merupakan faktor utama individu dalam
melakukan segala tindakan atau pekerjaan untuk mencapai hasil seoptimal
mungkin.
Menurut Marquis (2010) motivasi adalah proses psikologis seseoranh yang
timbul dan mengarahkan individu pada perilaku guna mencapai tujuan tertentu.
Motivasi merupakan dorongan batin yang memaksa seseorang untuk
bertindak dengan cara tertentu. Jumlah dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan
oleh seseorang merupakan cerminan langsung dari motivasinya. Motivasi
melibatkan factor ekstrinsik seperti uang, tunjangan dan kondisi kerja.
Sedangkan factor intrinsik seperti pengakuan, harga diri, dan aktualisasi diri
[CITATION Sus20 \l 1033 ].
Dorongan dan dukungan positif dari manajer perawat sangat penting untuk
mencipkatakan iklim kerja yang memotivasi. Penguatan positif dalam bentuk
ucapan terimakasih dengan tulis kepada bawahan karena sudah bekerja dengan
baik, adalah salah satu sumber motivasi yang paling kuat yang dapat
dimanfaatkan oleh manajer. Perawat ditantang untuk menciptakan iklim yang
akan menghasilkan kepuasan perawat dan memotivasi mereka untuk mencapai
tujuan [CITATION Sus20 \l 1033 ].

B. Cara menumbuhkan motivasi


Menurut Marquis, (2010) seorang manajer dalam menjalankan fungsinya dapat
menumbuhkan motivasi melalui manajemen pengarahan yaitu:
1. Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan menyampaikan harapan
tersebut secara efektif.
2. Bersikap adil dan konsisten terhadap semua staf
3. Membuat keputusan yang bijaksana
4. Mengembangkan konsep kerja kelompok
5. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf ke dalam kebutuhan dan
tujuan organisasi
6. Mengenal staf secara pribadi dan tunjukkan kepada mereka bahwa pemimpin
mengetahui keunikan dirinya
7. Menghilangkan blok tradisional antara staf dan pekerjaan yang telah
dikerjakan
8. Memberi tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
9. Melibatkan staf dalam mengambil semua keputusan
10. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di balik semua keputusan dan
tindakan yang diambil
11. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering
mungkin
12. Membangun hubungan saling percaya dan saling tolong bersama staf
13. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
14. Menjadi model peran bagi staf
15. Memberikan reinforcement sesering mungkin.

C. Membangun iklim motivasi


Menurut Supingato, et al., (2020) hal-hal yang dilakukan dalam membangun
Iklim motivasi diantaranya adalah:
1. Pemberian reinforcement positif yaitu menguatkan perilaku positif dengan
memberikan reward. Reward yang dimaksud adalah membudayakan dalam
tim untuk pemberian pujian yang tulus antar karyawan.
2. Membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah setiap personil
dengan cara kepala ruangan mampu untuk berkomunikasi intensif dengan
semua staf baik ketua tim maupun perawat pelaksana untuk mempererat
hubungan.
3. Melakukan pengembangan jenjang karier dan kompetensi para staf.
4. Melakukan system reward yang adil sesuai dengan kinerja yang telah
dilakukan staf. [ CITATION Sup20 \l 1033 ]

D. Motivasi dalam manajemen keperawatan


Menurut Mugianti (2016) motivasi merupakan salah satu unsur pengarahan
dalam manajemen keperawtan danmmerupakan salah satu yang penting.
Pelayanan keperawatan menjadi sangat penting karena memiliki konstribusi ayng
besar terhadap mutu layanan kesehatan. Rendahnya kinerja perawatan akan
mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan, sebaliknya bila kinerja perawat
baik maka akan dapat meningkatkan mutu layanan.
Kinerja perawat baik, bukan hanya karena perawat bersedia melakukan dan
menyelesaikan tindakan keperawatan secara rutin saja, tetapi yang terpenting
adalah perawat melakukan tindakan didasari dorongan atau motivasi diri.
Motivasi internal yang kuat akan memberikan dampak yang langgeng bagi
seorang perawat dalam melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien.
Selain motivasi inernal dari seorang perawat, motivasi eksternal tidak kalah
penting, motivasi eksternal yang utama dalah dorongan dari manajemen. Seorang
manajer perawat harus mengenali motivasi dan kebutuhan staf supaya dapat
memicu kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang efisien
dan efektif.

E. Tujuan motivasi dalam keperawatan


Motivasi bertujuan untuk mengarahkan atau menggugah sesorang agar tumbuh
dan bisa memiliki keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga
dapat mencapai tujuan. (Hasibuan, 2015), tujuan motivasi adalah untuk
meningkatkan moral dan kepuasan kinerja, meningkatkan kedisiplinan perawat,
menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan rasa
tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya serta motivasi dapat meningkatkan
loyalitas, kreativitas dan partisipasi perawat. Sedangkan (Suwanto ,2001),
motivasi bagi perawat bertujuan untuk mendorong semangat kerja perawat,
menciptakan hubungan kerja dan suasana kerja yang baik dan meningkatkan
kesejahteraan perawat.

F. Faktor yang mempengaruhi motivasi.


Menurut Herzberg dalam Iskandar & Yuhansyah, (2018) factor yang
mempengaruhi motivasi ada 2 yaitu :

Faktor Murni (Hygiene Factor) Motivators Intrinsic


Ekstrinsik
Mutu Pengawasan Kenaikan Pangkat
Gaji Peluang Pertumbuhan Pribadi
Kebijakan Perusahaan Pengakuan
Kondisi Fisik Kerja Tanggung Jawab
Hubungan dengan Orang Lain Pencapaian
Keamanan Pekerjaan

G. Prinsip-prinsip dalam memotivasi kerja pegawai


Menurut Iskandar & Yuhansyah, (2018) terdapat beberapa prinsip dalam
memotivasi kerja pegawai adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Partisipatif. Pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi
menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin dalam upaya
memotivasi kerja.
2. Prinsip Komunikasi. Pemimpin atau kepala ruang mengkomunikasikan
sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tugas. Informasi yang lebih
akan membuat kerja staf perawat lebih mudah dimotivasi.
3. Prinsip mengakui andil bawahan. Manajer mengakui bahwa staf mempunyai
andil dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai
akan lebih mudah dimotivasi.
4. Prinsip Pendelegasian wewenang. Kepala ruang atau manajer akan
memberikan otoritas atau wewenang kepada staf bawahan untuk dapat
mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukan sewaktu-waktu. Hal
ini akan membuat staf menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh manajer atau kepala ruang.
5. Prinsip memberi perhatian. Manajer atau kepala ruang memberikan perhatian
terhadap apa yang diinginkan staf bawahannya, sehingga akan termotivasi
bekerja sesuai dengan harapan manajer atau kepala ruang.

H. Ciri-ciri motivasi pada diri perawat


Menurut Iskandar & Yuhansyah, (2018) ciri – ciri motivasi pada diri serorang
perawat, antara lain:
1. Tekun dalam menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)
3. Tidak lekas puas dengan hasil yang telah dicapainya
4. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam maslaah
5. Dapat mempertahankan pendapat

I. Unsur penggerak motivasi dalam manajemen keperawatan


Menurut Iskandar & Yuhansyah, (2018), unsur penggerak motivasi dalam
manajemen keperawatan, antara lain :
1. Kinerja. Seseorang yang memiliki keinginan untuk berkinerja sebagai suatu
kebutuhan dapat mendorong untuk mencapai sasaran dalam asuhan
keperawatan.
2. Penghargaan. Penghargaan atau pengakuan atas suatu kinerja staf dari kepala
ruang yang relative dicapai. Pengakuan akan memberikan kepuasan batin
yang lebih tinggi daripada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah.
3. Tantangan. Adanya tantangan yang dihadapi, merupakan perangsang kuat
bagi perawat untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang atau
dengan mudah dicapai biasanya tidak mampu menjadi perangsang, bahkan
cenderung menjadi kegiatan rutin.
4. Tanggung jawab. Dalam hal ini peningkatan mutu berhasil memberikan
tekanan pada perawat.

J. Pelaksanaan fungsi motivasi dalam asuhan keperawatan


Menurut Marquis dan Huston dalam Zulkarnaen (2017), motivasi merupakan
bagian penting dalam meningkatkan konerja, motivasi menurut kebutuhan
maslow terdiri dari kebutuhan fisiologi, rasa aman, kepemilikan, harga diri, dan
aktualisasi diri. Kebutuhan akan harga diri hirarki maslow mencakup pencapaian
seseorang dan pengakuan dari orang lain terhadap pencapaiannya untuk
kebutuhan terakhir adalah aktualisasi diri yaitu gambaran dari kebutuhan akan
kepuasan diri, kesadran diri sesorang terkait potensi dirinya. Hal ini menunjukkan
bahwa pencapaian seseorang akan prestasi, pengakuan dari orang lain dan
kesadaran akan potensi dirinya dapat menimbulkan kinerja. Faktor-faktor yang
terdapat dalam variable motivasi secara langsung ataupun tidak langsung
dibutuhkan seseorang untuk merasa baik dengan pekerjaannya. Fungsi motivasi
dari kepala ruang memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya dengan kinerja
perawat. Dalam hal ini peran manajer memegang peranan penting dalam
memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk melaksanankan tugas
tersebut manajer harus mempertimbangkan keunikan karakteristik stafnya dan
berusaha memberikan tugas sebagai strategi dalam memotivasi staf.

BAB III
ANALISIS JURNAL
A. Telaah Jurnal
Jurnal 1
Judul : Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Perawat di Ruang Rawat
Inap Penyakit Dalam
Penulis : Bayu Indra Sugiharto, Inayatur Rosdiyah, Iva Millia Hani
Rahmawati
Tahun : 2018
Jurnal : Jurnal Stikesicme
Halaman : 1-6
Population : 67 perawat
Intervention :
Penelitian menggunakan desain kuantitatif korelasi analistik cross sectional.
Teknik pengambilan sampel proportional random sampling.

Jurnal 2
Judul : Gaya Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Perawat di Rumah
Sakit Jiwa
Penulis : Putri Levina Maria de Haan, Hendro J. Bitjuni, Rina Kundre
Tahun : 2019
Jurnal : Jurnal Keperawatan (JKp)
Halaman : 1-7
Population : 69 orang perawat
Intervention :
Penelitian menggunakan penelitian cross sectional. Dengan uji yang
digunakan adalah uji statistic chi-square. Teknik pengambilan sampel
sampling purposive.

Jurnal 3
Judul : Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Motivasi serta
Dampaknya pada kinerja Perawat di RS AMN Subang PTPN VIII
Penulis : Dian Chandra Fatihah, Nurul Darmawanti
Tahun : 2018
Jurnal : Jurnal E-Bis Vol 2 No. 1
Populasi : perawat pelaksana sebanyak 65 orang.
Intervention : Analisa data menggunakan cross-sectional analysis.

Comparation :
Pada jurnal pertama gaya kepemimpinan kuat dikarenakan faktor komunikasi,
pemecahan masalah, hubungan pemimpin dan bawahan cukup baik. Gaya
kepemimpinan ini banyak disukai dikarenakan komunikasi yang baik antara
kepala ruangan dengan perawat, selalu memecahkan masalah dengan bersama.
Pada jurnal kedua gaya kepemimpinan yang banyak terdapat di RSJ Prof.V.L.
Ratumbuisang adalah gaya partisipatif dimana sebagian besar kepala ruang
mengambil keputusan dengan cara membicarakan masalahnya kepada para
perawat, kemudian meminta pendapat dari para perawat dan langsung
membuat keputusan. Pada jurnal ketiga dikatakan bahwa kepemimpinan dan
komunikasi kepala ruang kepada bawahan sudah cukup baik.
Pada jurnal pertama perawat memliki motivasi tinggi yang dipengaruhi oleh
gaya kepemimpinan dan juga dari proses psikologis dalam diri seseorang
meliputi kebutuhan fisiologis. , rasa keamanan dalam bekerja, kebutuhan
sosial, penghargaan, aktualisasi diri. Pada jurnal kedua, didapatkan bahwa
para perawat memiliki motivasi kerja tinggi yang dipengaruhi oleh
komunikasi yang baik antara perawat dengan kepala ruangan dan kerja sama
tim yang baik dengan sejawat, serta memiliki hubungan yang harmonis
dengan sejawat. Selain itu adanya penghargaan atas prestasi kerja juga
diberikan sehingga memotivasi perawat untuk bekerja dengan baik. Pada
jurnal ketiga motivasi keraj perawat cukup tinggi dilihat dari respon perawat
terhadap dimensi kebutuhan kekuasaan dan kebutuhan afiliasi cukup tinggi.
Outcome :
Dari jurnal pertama dan kedua didapatkan bahwa terdapat hubungan antara
gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja perawat. Pada jurnal ketiga
didaptkan bahwa kepemimpinan dan komunikasi saling mempengaruhi secara
imbang terhadap motivasi.

B. Analisis Jurnal
Berdasarkan ketiga jurnal yang kelompok analisis, didapatkan data bahwa
motivasi kerja para perawat termasuk kedalam motivasi tinggi. Hal ini sebabkan
oleh berbagai faktor seperti perlunya aktualisasi diri, komunikasi yang baik
dengan atasan serta adanya penghargaan atas prestasi kerja yang sudah
dilakukan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan Susanti, et.al (2020)
dimana motivasi adalah dorongan batin yang memaksa seseorang untuk
bertindak dengan cara tertentu. Motivasi melibatkan faktor ekstrinsik seperti
uang, tunjangan dan kondisi kerja. Sedangkan faktor intrinsic seperti pengakuan,
harga diri, dan aktualisasi diri. Motivasi kerja yang tinggi sangat berkontribusi
terhadap kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan di RS

Selain itu, dari jurnal juga didaptkan hasil dimana gaya kepemimpinan yang
digunakan adalah gaya kepemimpinan yang memiliki komunikasi yang baik
dengan bawahannya. Hal tersebut juga sesuai dengan prinsip yang memotivasi
kerja yang disampaikan Iskandar & Yuhansyah (2018) dimana pemimpin atau
kepala ruang mengkomunikasikan sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian
tugas. Informasi yang lebih akan membuat kerja staf perawat lebih mudah
dimotivasi. Hal ini berarti gaya kepemimpinan berpengaruh secara langsung
terhadap motivasi kinerja perawat dan sangat mempengaruhi kinerja perawat
dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. (2013) Manajemen Keperawatan Konsep & Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Mugianti (2016), Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan,
Jakarta, BPPSDM Kemenkes RI
Marquis, (2009), Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Teori dan Aplikasi,
Jakarta: EGC
Hasibuan, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit : PT. Bumi Aksara,
Jakarta
Iskandar, & Yuhansyah. (2018). Pengaruh Motivasi dan Ketidakamanan Kerja
terhadap Penilaian Kerja yang Berdampak kepada Kepuasan Kerja.
Surabaya: Media Sahabat Cendekia.
Supinganto, A., Hadi, I., Rusiana, H. P., Zuliardi , Istianah, H., Utami, R. A., &
Rahmana, M. R. (2020). Praktik Manajemen Keperawatan Teori dan
Aplikasinya. Bandung: Panca Terra Firma.
Sugiharto, A. S., Keliat, B. A., & H, T. Sri. (2014). Manajemen Keperawatan
Aplikasi MPKPdi Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Susanti, S. S., Anggraini, D. D., Perangin-angin, M. A., Girsang, B. M., I. L.,
Tahulending, P. S., . . . Purba, D. H. (2020). Manajemen dan Kepemimpinan
dalam Keperawatan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Zulkarnain, 2017, Analisis Pelaksanaan Fungsi Manajemen Pengarahaan Kepala
Ruangan dengan Kinerja Perawat dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat Inap RSUD Bima, JISIP, Vol.1, No.2.

Anda mungkin juga menyukai