Hal tersebut dapat dilihat dari thitung 9,467 > t tabel 1,995 dengan signifikasi
0,000 < 0,05. Sementara hasil uji koefisien determinasi (R) sebesar 0,569. Hal
11
12
Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa dilihat dari tingkat korelasi antara
variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) berada pada tingkat korelasi
dan kinerja pegawainya dari 32 orang menjawab 62,5% dari hasil perhitngan
Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Sumatera Utara, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
fisik terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Sumatera Utara. Populasi 192 orang dan sampel 66 orang. Metode
diperoleh nilai t hitung budaya organisasi (Kerja) sebesar 2,186 lebih besar dari
nilai t tabel 1,669, dapat disimpulkan bahwa budaya kerja berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja pegawai. Lingkungan kerja non fisik memiliki nilai t
sebesar 3,019 lebih besar dari nilai tabel sebesar 1,669, dapat disimpulkan
bahwa lingkungan kerja non fisik berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
adalah analisis kuantitatif dengan program SPSS Versi 20. Hasil penelitian
B. Kepemimpinan Demokratis
1. Pengertian Kepemimpinan
butuhkan pemimpin yang mampu menjadi tauladan yang baik bagi pegawai.
kepemimpinan, yaitu :
mengimplementasikannya.
demokratis).
jawabkan
situasi sosial. Dia memiliki kepercayaan diri dan kesadaran kuat pada
diembannya.
resiko bila terjadi tekanan terhadap kelompoknya, (d) sebagai tempat untuk
meletakkan kekuasaan.
orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap
2. Teori Kepemimpinan
a. Teori Sifat
tidak dimiliki orang lain seperti energi yang tidak habisnya, intuisi yang
1) Intelegensia
dalam
yang sukses terdiri dari (1) cerdas, (2) terampil secara konseptual, (3)
kreatif, (4) diplomatis dan taktis, (5) lancar berbicara, (6), memiliki
sosial.
accomplishment)
b. Teori Perilaku
salah satu dimensi tidak harus berarti skor yang rendah pada
poros terpisah dan tidak pada satu kontinum saja. Dua dimensi
21
bertitik tolak dari dua pandangan dasar, yaitu (1) berorientasi pada
membuat keputusan,
ditetapkan.
kegiatan.
4) Persepsi, sikap dan gaya yang digunakan oleh para pejabat pimpinan
23
studied the extent to which leadership veered towards the two poles of
be more effective than the other. Factors such as group composition, the
degree of structuring in the task, and the ‘position power’ of the leader
came into play. Fiedler believed that: ‘We can improve the effectiveness of
lebih popular pada tahun 1960 merupakan sebuah hasil kerja Profesor F
1) Kepemimpinan Karismatik
dan memiliki bawahan yang percaya diri, harapan yang tinggi pada
2) Kepemimpinan Transaksional
yakni:
3) Kepemimpinan karismatik
berikut:
organisasi”.
pekerjaan.
4) Kepemimpinan Visioner
menciptakan keterpurukan.
3. Gaya Kepemimpinan
kepemimpinan, yaitu:
1) Kepemimpinan otokratis
tersebut.
2) Kepemimpinan Demokratis
pemimpin.
3) Kepemimpinan Partisipatif
pemecahannya.
5) Kepemimpinan Situasional
dalam gaya ini adalah bahwa tidak ada satu pun gaya
kondisi.
tersebut.
4. Fungsi Kepemimpinan
dihadapi.
33
1). Figurehead
menukar informasi.
bersifat informasional :
yang berkaitan dengan satuan kerjanya. Hal ini penting agar para
1) Entrepreneur
(disturbances handler).
5. Perilaku Kepemimpinan
36
a. Mengambil keputusan
b. Mengembangkan imajinasi
pengikutnya
e. Proses pengendalian
secara bersama – sama. Jadi setiap rencana yang di buat oleh pemimpin
Menerima kritik dan saran dari bawahan merupakan hal yang wajar
7. Kepemimpinan Atasan
38
dicapai.
tujuan yang akan dicapai. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
tersebut.
pentingnya kepemimpinan.
sebagai berikut:
a. Keterampilan Teknis
adalah:
5) Keterampilan mengetik;
Hal ini akan melahirkan kepuasan dalam diri individu yang pada
c. Keterampilan Konseptual
antara lain tercermin dalam pemahaman terhadap teori secara luas dan
areas
staff
student progress
44
kepimpinan adalah:
akuntabilitas bekerja
kontinue
dan mempertanggungjawabkannya
penggunaannya.
45
yang muncul.
aktivitas.
inovasi kolektif.
sendiri.
dan organisasional.
jabatan yang tepat atau the right man in the right place and the right
3. Mengadakan komunikasi
lain.
4. Memberikan motivasi
bekerja;
5. Membuat Keputusan
kerjasama”.
C. Budaya kerja
sebagai bekerja.
integrasi internal.
sudah lama dikenal oleh manusia, namun belum disadari bahwa suatu
keberhasilan kerja berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang
norma dan kaidah yang menjadi keyakinan pada diri pelaku kerja atau
organisasi.
kerja”. Dengan demikian, maka setiap fungsi atau proses kerja harus
pola nilai-nilai yang sesuai untuk diambil dalam kerangka kerja organisasi.
yang berisi tentang aturan-aturan yang terkait bdengan kerja yang kemudian
budaya kerja adalah cara pandang yang menumbuhkan keyakinan atas dasar
komitmen yang lebih luas dari pada kepentingan individu; Budaya itu
perilaku pegawai”.
budaya adalah “Sebagai tapal batas yang menbedakan secara jelas suatu
pola perilaku yang berisi norma tingkah laku dan menggariskan batas-batas
toleransi sosial dan juga alat komunikasi antara atasan dan bawahan maupun
sebaliknya”
dapat diterima baik dan yang tidak. Bagaiman bentuk sosialisasi akan
bahwa satuan kerja atau organisasi akan mampu mencapai sukses tertinggi
55
tetapi sekaligus fleksibel; Budaya kerja yang dihayatin secara fanatik; Daya
dari dalam; Orientasi pada mutu kesempurnaan dan kemampuan untuk terus
ada, dan ritual para pegawai dalam menghadapi berbagai macam situasi;
Group Norms, yaitu nilai dan standar baku dalam organisasi, Exposed
yaitu aturan-aturan dalam perusahaan, hal-hal apa saja yang harus dipelajari
perasaan yang secara eksplisit dapat terasa dari keadaan fisik organisasi dan
yang digunakan oleh para pegawai dan diajarkan pada pegawai bru pada
awal proses sosialisasi; Shared Meanings, yaitu rasa saling pengertian yang
tidak sadar tercermin dari bangunan, lay out ruang kerjadan materi artifact
organisasi
norma yang berlaku di suatu organisasi dan dianut oleh para anggota”. Tiap
merupakan hal-hal yang harus dijunjung tinggi atau dipedomi oleh seluruh
tentang apa yang harus dikerjakan pada situasi dan kondisi yang kritis, tanpa
menunggu perintah atau dukungan dari atasan. Unggul berarti lebih tinggi,
lebih baik atau lebih cakap. Ungggul bisa juga berarti yang terbaik atau yang
lebih, dengan beban, tanggung jawab dan fungsi yang berbeda dan hasilnya
58
lebih dari sekedar. Hasil kerja kolektif terjadi bila dua anggota atau lebih
kreatif yang mengubahnya menjadi produk, jasa atau metode operasi yang
ide, proses produk atau prosedur baru dalam organisasi untuk mendapatkan
lakukan. Besar kecilnya tanggung jawab atas akibat keputusan yang diambil
menjadi:
c. Disiplin Kerja
D. Kinerja Pegawai
1. Pegertian Kinerja
penghidupan.
dalam berprestasi
jawab.
3. Penilaian Kinerja
organisasi.
pekerjaan.
organisasi.
pegawai.
65
departemen SDM.
antara lain :
a. Kemampuan kerja
b. Kerajinan
Orang yang menggeluti bidang ini disebut perajin atau pengrajin, tetapi
c. Disiplin
undangan
d. Hubungan kerja
oleh pegawai. Selain itu, kinerja pegawai juga sangat ditentukan oleh
media kerja yang dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan
profesi kepegawaiannya.
4. Menguasai pekerjaan.
penyuluhan.
interaksi pegawai.
berikutnya.
71
pada dasarnya merupakan unjuk kerja atau hasil kerja yang dicapai
pegawai dalam suatu periode tertentu. Oleh karena itu, penilaian dan
pengambilan tindakan.
E. Kerangka Pemikiran
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,
kesimpulan
Keputusansebagai hasil penelitian.
dibuat bersama.
Menghargai potensi setiap
bawahannya.
Mendengarkan saran, kritik dari
bawahannya.
Melakukan kerjasama dengan
bawahannya. X1.Y
Proses pengendalian
pengendalian
dimensi masing-masing.
74