Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 1 ORGANISASI PENDIDIKAN

Wardanya Najefa Ashra 21101244046


Nashra Alifi Richa Anggraini 21101244019
Hera Meirlinda 21101241033
Erlina Wulandari 21101244042
Hanif Haedar Bassam 21101244011
Charisma Nariswari 21101244016
Aulia Nisa 21101244043
Adinda Kusuma 21101241039
Farida Karunia 21101241038
Sonia Aghata 21101241012
Kholiq Bagus Sanjaya 21101241056

KAITAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN KAPABILITAS ORGANISASI

Kapabilitas organisasi yang dimaksudkan adalah kekuatan dan kemampuan organisasi


secara utuh dan menyeluruh yang menjadi faktor pendorong dalam mencapai sasaran organisasi.
Menurut Sampurno 2011:50 Kapabilitas saling berkaitan dengan sumber daya, strategi dan
keunggulan kompetitif. Kualitas dan kapasitas sumber daya organisasi sangat menentukan
kapabilitas organisasi.
Baker dan Sinkula (2005), Kapabilitas adalah adanya keterampilan yang lebih spesifik
yang diperoleh individu dan kelompok tertentu sebagai proses sosial dan interaksi sosial yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya ke keunggulan kompetitif.
KBBI (2014), Definisi kapabilitas ialah perwujutan yang menggambarkan kemampuan
yang tidak sebatas memiliki arti keterampilan (skill) akan tetapi secara nyata paham secara
mendetail sehingga benar benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara
mengatasinya.
Sementara Nausbaum sebagai salah satu ahli dalam ilmu sosial mengemukakan bahwa
untuk tahapan dalam pengukuran dimensi kapabilitas, diperlukan beberapa istilah. Yang
diantaranya adalah sebagai berikut;
• Kemampuan kesehatan
• Kemampuan integritas
• Kemampuan emosi
• Kemampuan alasan praktis
• Kemampuan afiliasi
• Kemampuan bermain
• Kemampuan lingkungan seseorang
Sehingga pada intinya, Nusbaum menjelaskan bahwa kapabilitas seseorang dapat dilihat dalam
berbagai aspek ia melakukan proses interkasi sosial serta mampu survaif dengan kehidupan yang
telah berjalan.
Adapun jikalau dilihat dari jenis-jenis kapabilitas, terdapat 3 macam kapabilitas antara lain;
Kapabilitas Bisnis
Kapabilitas ini berisi tentang rancangan dalam proses mengerakan roda
perekonomian yang menguntungkan. Sehingga diakui ataupun tidak dalam bisnis di
perusahaan mengedepannya kapabilitas yang menyakut tentang perfeksionalitas.
Kapabilitas Kepemimpinan
Berhubungan dengan kapabilitas pemimpin dimaknai sebagai tahapan dalam
menggerakan setiap bawahan didalamnya. Melalui jalan inilah banyak pihak yang
mengemukakan setiap individu memiliki beragam berbedaan satu sama lainnya. Adapun
biasanya untuk hal kapabilitas ini berada dalam sistem politik
Kapabilitas Sosial
Dalam klasifikasi kapabilitas ditemukan untuk kehidupan yang berkaitan erat
dengan hubungan sosial antara manusia. Maka dengan jalanan inilah kerapkali kapabilitas
sosial diartikan sebagai gambaran abtrak yang mampu menghubungkan masyarakat
dengan masyarakat lainnya, baik secara individu ataupun kelompok.
Fungsi Kepemimpinan:
a. Fungsi Instruktif: Pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah
itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
b. Fungsi Konsultatif: Pemimpin memerlukan bahan pertimbangan dengan anggota
c. Fungsi Partisipasi: Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan posisinya
d. Fungsi Delegasi: Pemimpin harus bersedia dan mempercayai anggota yang diberi
pelimpahan wewenang
e. Fungsi Pengendalian: Kepemimpinan mampu mengatur aktivitas anggotanya secara
terarah dan koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
Peranan Kepemimpinan:
1) Ikut serta dalam menciptakan iklim sosial yang baik.
2) Membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri.
3) Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja.
4) Bertanggung jawab menetapkan keputusan bersama dengan kelompok.
5) Memberi kesempatan pada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
Gaya kepemimpinan directive
Menurut House dalam Robbins (2006:448) kepemimpinan direktif yaitu gaya
kepemimpinan yang mempunyai hubungan positif dengan kepuasan dan harapan bawahan. Lalu
menurut Davis dan Newstrom (2006:164) kepemimpinan direktif adalah pemimpin yang
memutuskan kuasa dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri.
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan ini tidak melibatkan bawahannya dalam
pengambilan keputusan. Pemimpin dituntut untuk memotivasi bawahan agar dapat mencapai
tujuan, seperti memberi arahan, instruksi, serta langkah-langkah. Pemimpin harus memiliki
standar kerja dan prosedur kerja yang harus dilaksanakan oleh anggotanya, pemimpin harus
mampu menjadi contoh bagaimana cara melaksanakan tugas dengan baik, pemimpin harus dapat
bertanggung jawab terhadap kinerja anggota, dan pemimpin harus dapat memberikan informasi
akan apa yang seharusnya dilakukan anggotanya.
Gaya kepemimpinan direktif ini memberikan penjelasan tugas yang akan dikerjakan oleh
bawahan atau anggotanya. Pimpinan akan selalu memberikan umpan balik bagi anggota atau
bawahannya. Gaya kepemimpinan direktif ini lebih cocok dimanfaatkan dalam keadaan darurat
dimana suatu keputusan dan konsultasi dengan anggotanya sudah tidak mungkin lagi. Semua
kegiatan dan keputusan terpusat pada pemimpin, sehingga gaya kepemimpinan direktif ini biasa
disebut dengan gaya otoriter.
Human Resources merupakan skill yang mendasari pengembangan sumber daya manusia
dan membantu anggota untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang
dimiliki. Tujuan dari adanya kapabilitas Human Resources adalah untuk meningkatkan efektivitas
dalam organisasi. Gaya kepemimpinan direktif ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan
terhadap kinerja karyawan, seperti semangat kerja karyawan. Hal ini karena dalam gaya
kepemimpinan ini seorang pemimpin memiliki sifat ketegasan dan tanggung jawab sebagai
penentu keputusan, yang membuat karyawan merasa percaya terhadap pemimpinnya dan
menimbulkan semangat kerja yang tinggi serta meningkatkan kinjera karyawan. Apabila semangat
kerja dari karyawan tinggi maka pada akhirnya tujuan organisasi atau perusahaan yang telah
direncanakan sebelumnya, dapat tercapai dengan baik.
Physical and material resources merupakan bentuk material yang berupa fasilitas, alat,
ataupun segala benda yang diperlukan untuk membantu berjalannya suatu organisasi. Sumber ini
mengharuskan organisasi dapat mengelola segala sesuatu berbentuk fisik yang dibutuhkan agar
penggunaan barang efisien dan menghasilkan keuntungan. Dalam kepemimpinan directive, semua
pekerjaan diawasi dan diperintahkan secara langsung oleh seorang pemimpin. Sehingga
pengawasan dan pengelolaan yang mempengaruhi efisiensi waktu terhadap pengaturan fasilitas,
alat, dan barang-barang yang diperlukan menjadi lebih terarah serta teratur.
Financial resources merupakan dana yang dibutuhkan dan digunakan untuk kepentingan
organisasi. Sumber day aini mencakup uang tunai, jalur kredit, ataupun anggaran lainnya yang
dipakai untuk kepentingan organisasi.
Information resources merupakan sumber daya berupa pemanfaatan informasi yang
digunakan suatu organisasi untuk menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan. Informasi yang
didapat akan diidentifikasi, diolah, dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam organisasi.
Penerapan dari gaya kepemimpinan direktif dapat diwujudkan apabila seseorang pemimpin
menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan, instruksi mengenai prosedur, klarifikasi tugas, dan
pengaturan standar kinerja dengan jelas. Namun, hal tersebut hanya dilakukan pada awal ketika
bawahannya baru mulai bekerja. Untuk selanjutnya, pimpinan tidak lagi memberikan intruksi
tentang tugas-tugas yang harus dikerjakan bawahan namun bawahan sudah mengetahui apa,
dimana dan yang diharapkan pimpinan darinya. Penerapan lain dari gaya kepemipinan direktif
adalah ketika terdapat beberapa masalah, pimpinan tidak melibatkan bawahannya dalam
menyelesaikan masalah dan tidak membutuhkan pendapat dari bawahannya. Gaya ini mampu
memberikan hasil paling baik bila pada pengerjaan tugas atau proyek yang tidak terstruktur, atau
ketika tugas yang kompleks dan anggota tim yang kurang berpengalaman.
Intellectual resources ini berkaitan dengan copyrights, design, dan hak paten dimana dalam
memutuskan atau memikirkannya butuh berpikir kreatif dan inovatif. Namun, yang terjadi dalam
gaya kepemimpinan directive ini berbanding terbalik dengan pengertian tersebut. Gaya
kepemimpinan directive tidak bisa mendorong bawahannya agar selalu berpikir kreatif dan
inovatif. Hal ini dikarenakan kepemimpinan tipe directive diarahkan langsung oleh pemimpin,
sehingga kreatifitas dan inovasi bawahan terbatas. Gaya kepemimpinan directive ini lebih melatih
kreatifitas dan inovatif dari individu pemimpin itu sendiri.
Gaya Kepemimpinan Supportive
Menurut pendapat House dalam Robbins (2006:448) kepemimpinan suportif adalah
kepemimpinan yang selalu bersedia menjelaskan segala permasalahan pada bawahan, mudah
didekati dan memuaskan hati para karyawan. Winardi (2000:63) juga menjelaskan bahwa
kepemimpinan suportif adalah pemimpin yang menciptakan suatu lingkungan kerja yang
membantu mempertebal keinginan pada setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik
mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan skillnya dan keinginannya
sendiri. Kepemimpinan suportif dikenal dengan perilaku pemimpin yang penyokong atau
perhatian.
Pemimpin dalam gaya kepemimpinan ini bersedia menjelaskan segala permasalahan pada
anggota, mudah akrab dengan anggota dan membantu kinerja anggota dengan cara membimbing
anggota dengan sebaik-baiknya. Gaya kepemimpinan suportif juga mencakup pemimpin yang
dapat menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif dan dapat menunjang kenyamanan
keinginan setiap anggota untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama dengan
pihak lain, serta mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri. Gaya kepemimpinan ini
sangat baik diterapkan untuk menciptakan hubungan kekeluargaan yang erat dalam suatu
organisasi. Pemimpin juga dapat mengeluarkan segala beban masalah yang diemban dan dapat
menunjukkan kepedulian bila anggotanya ada yang sedang terkena masalah. Gaya kepimimpinan
ini juga baik dilakukan bila organisasi telah mengalami pekerjaan yang sulit, berat, dan
membosankan. Gaya kepemimpinan ini paling efektif dalam situasi di mana tugas dan hubungan
sosial menantang secara fisik atau psikoologis.
Dalam kapabilitas organisasi, terdapat berbagai cakupan. Pertama adalah Human
Resources. Tujuan dari adanya kapabilitas Human Resources dalam meningkatkan efektivitas
dalam organisasi secara tersirat sesuai dengan gaya kepemimpinan suportif. Dengan pemimpin
yang suportif dan selalu mendukung anggotanya dalam mengerjakan tanggung jawab, secara tidak
langsung akan muncul rasa tanggung jawab lebih dari setiap anggota karena anggotanya tidak
ingin mengecewakan pemimpin yang telah mendukung dan memberikan lingkungan kerja yang
nyaman. Oleh karena itu, kualitas dari sumber daya manusia juga secara tidak langsung meningkat
dalam segi kualitas. Dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia, kapabilitas organisasi
dalam mencapai tujuan semakin besar .
Selanjutnya ada Physical and material resources yang merupakan sumber daya yang
berbentuk material atau fisik yang digunakan pada suatu organisasi. Pekerjaan ini umumnya
dilakukan oleh pemimpin saja, namun pekerjaan ini akan sulit bila dikerjakan oleh pemimpin saja.
Namun dengan gaya kepemimpinan suportif, pemimpin secara transparan akan menyampaikan
masalah yang dihadapi maupun apa yang akan ia lakukan setelahnya. Secara tidak langsung,
anggota juga akan berperan dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh
pemimpin dan dapat berinisiatif membantu. Dengan itu, sumber daya fisik dan materi akan tetap
terjaga dan terhindar dari masalah berarti. Anggota juga dapat membantu dalam pengecekan
maupun mengatasi permasalahan sumber daya fisik dengan sukarela sehingga hasil yang
dikerjakan akan baik karena tidak adanya unsur paksaan dari pimpinan. Oleh karena itu, capaian
kapabilitas di bidang sumber daya fisik dan material akan aman terkendali.
Financial resources merupakan sumber daya berupa dana yang dibutuhkan dan digunakan
untuk kepentingan organisasi. Dana merupakan salah satu hal krusial dalam organisasi. Dengan
gaya kepemimpinan suportif, pemimpin dapat secara terbuka menyampaikan masalah tanpa terlalu
membebani mental dari anggota. Sumber daya keuangan dapat tetap terjaga dengan adanya
hubungan yang saling mendukung antara pemimpin dan juga anggotanya. Bila anggota telah
nyaman dalam lingkungan kerja, besar kemungkinan anggota akan membantu dan merasa
memiliki tanggung jawab lebih dalam melakukan tugasnya dengan lebih baik sehingga capaian
kapabilitas organisasi pada sumber daya keuangan dapat terwujud.
Information resources merupakan sumber daya berupa pemanfaatan informasi yang
digunakan suatu organisasi. Informasi sendiri dapat diperoleh melalui siapa saja yang berada
dalam organisasi. Informasi yang telah dirangkum dapat digunakan untuk menjadi variabel baru
dalam penyelesaian masalah dalam suatu organisasi. Dengan gaya kepemimpinan suportif,
pemimpin akan lebih mendengar informasi apa yang telah diterima oleh anggotanya. Keterbukaan
yang terasa di lingkungan kerja juga membuat anggota tidak takut untuk menyampaikan
pendapatnya dalam diskusi ataupun rapat sehingga sumber daya informasi dapat terpenuhi untuk
mencapai tujuan bersama.
Intellectual resources adalah sumber daya yang berupa database, maupun hal yang menjadi
ciri khas organisasi. Dengan gaya kepemimpinan supportif yang bersifat terbuka, maka pemimpin
maupun anggota dapat saling memberitahu masalah yang mereka jumpai pada database maupun
pada hal yang berkaitan dengan ciri khas organisasi sehingga permasalahan dapat terselesaikan
dengan lebih cepat. Sumber daya intelektual juga dapat terjaga dengan hubungan yang baik
sehingga anggota tidak segan dalam melaporkan kejanggalan.
Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Menurut Dessler (2002), pemimpin dengan gaya kepemimpinan partisipatif merupakan
pemimpin yang melibatkan anggota tim dalam membuat suatu keputusan.. Sedangkan menurut
Yuki (dalam Husain 2011:12), terdapat empat poin penting yang dapat mendefinisikan
kepemimpinan partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan, memperoleh dan member informasi, membuat keputusan, dan
mempengaruhi orang. Terdapat beberapa aspek dalam gaya kepemimpinan partisipatif, yaitu
adanya konsultasi, pengambilan keputusan bersama, membagi kekuasaan, desentralisasi dan
manajemen yang demokratis
Gaya kepemimpinan partisipatif mengacu kepada pemimpin yang sedikit memberi arahan
dan mendapat dukungan yang tinggi. Hal tersebut disebabkan keputusan yang akan diambil terkait
dengan penyelesaian masalah juga melibatkan anggota lain. Dalam organisasi, gaya
kepemimpinan ini dapat menambah motivasi anggotanya dan mendukung anggota dalam
melaksanakan tanggung jawab yang diberikan. Dengan adanya pemberian tanggung jawab dari
pemimpin, maka tercipta suasana kekeluargaan dan hubungan yang erat serta saling percaya dalam
organisasi. Selain itu, pemimpin juga dapat menambah kesadaran anggota mengenai permasalahan
yang dihadapi dan menuntut anggota untuk membantu penyelesaian suatu masalah yang tidak
terduga. Dari adanya hal itu, anggota dapat mengembangkan kemampuan diri dan mengeluarkan
potensi yang dimiliki.
Kapabilitas organisasi adalah kemampuan dari organisasi secara menyeluruh sebagai
faktor pendorong dengan tujuan mencapai sasaran utama organisasi. Capaian kapabilitas
organisasi dikatakan baik bila terbentuk dengan adanya kompetensi sumber daya manusia yang
baik. Beberapa contoh kapabilitas yang dimiliki organisasi adalah human resources, physical and
material resources, financial resources, information resources dan intellectual resources.
Human Resources merupakan skill yang mendasari pengembangan sumber daya manusia
dan membantu anggota untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan yang
dimiliki. Tujuan dari adanya kapabilitas Human Resources adalah untuk meningkatkan efektivitas
dalam organisasi. Hal ini sejalan dengan gaya kepemimpinan partisipatif yang melibatkan setiap
anggota dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya kontribusi lebih dari anggota, maka
kapabilitas organisasi terkait keterampilan, kemampuan, maupun pengetahuan akan semakin
bertambah. Gaya kepemimpinan partisipatif juga dapat membuat kinerja anggota terarah sesuai
kepentingan organisasi, karena pemimpin tetap memantau dan keputusan tetap diambil bersama.
Physical and material resources merupakan bentuk material yang berupa fasilitas, alat,
ataupun segala benda yang diperlukan untuk membantu berjalannya suatu organisasi. Sumber ini
mengharuskan organisasi dapat mengelola segala sesuatu berbentuk fisik yang dibutuhkan agar
penggunaan barang efisien dan menghasilkan keuntungan. Tentu saja pekerjaan ini akan sulit bila
dikerjakan oleh pemimpin saja. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan partisipatif sangat dibutuhkan
untuk efisiensi waktu maupun tenaga. Dengan partisipasi anggota dalam melakukan pengecekan
material dan fasilitas yang dibutuhkan dengan pembagian yang jelas dari pemimpin, maka efisiensi
pemakaian material akan lebih terjamin. Selain itu, hal ini juga dapat menjadi pengalaman baru
bagi anggota dan menambah keterampilan baru.
Financial resources merupakan dana yang dibutuhkan dan digunakan untuk kepentingan
organisasi. Sumber day aini mencakup uang tunai, jalur kredit, ataupun anggaran lainnya yang
dipakai untuk kepentingan organisasi. Dana merupakan salah satu hal krusial dalam organisasi.
Oleh karena itu, sudah seharusnya sumber daya ini menjadi perhatian pemimpin maupun anggota
organisasi. Dengan transparansi yang dapat terjamin melalui gaya kepemimpinan partisipatif,
pencarian sumber daya keuangan dapat lebih muda karena melibatkan tanggung jawab anggota.
Anggota juga dapat ikut menyumbang inovasi yang berkaitan dengan keuangan organisasi untuk
menambah keuntungan organisasi. Semakin banyak ide, maka semakin banyak peluang agar dana
terkumpul.
Information resources merupakan sumber daya berupa pemanfaatan informasi yang
digunakan suatu organisasi untuk menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan. Informasi yang
didapat akan diidentifikasi, diolah, dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam organisasi.
Gaya kepemimpinan partisipatif mendorong adanya inovasi dari anggota sehingga sumber daya
informasi didapatkan beragam dari berbagai perspektif. Hal ini akan memudahkan pemimpin
amupun anggota dalam menentukan penyelesaian masalah berdasarkan informasi yang telah
diolah dan didapatkan.
Intellectual resources adalah sumber daya yang berupa hak paten, database, maupun hal
yang menjadi ciri khas organisasi. Dengan gaya kepemimpinan partisipatif, diharapkan baik
anggota maupun pemimpin mengetahui perkembangan database secara rutin, maupun menjaga
citra dari organisasi yang telah dibentuk. Hal ini dapat mengantisipasi adanya permasalahan yang
datang tak terduga tanpa disadari oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan partisipatif juga dapat
menambah soft skills anggota dalam mengolah database sehingga kapabilitas organisasi secara
keseluruhan mengenai sumber daya informasi juga bertambah.
Gaya kepemimpinan achivement oriented
Menurut House dalam Robbins (2006:448) kepemimpinan orientasi prestasi, yaitu
kepemimpinan yang mengajukan tantangan yang menarik bagi anggota dan merangsang untuk
mencapai tujuan, serta melaksanakan dengan baik. Makin tinggi orientasi pemimpin akan prestasi,
maka makin banyak bawahan yang percaya akan menghasilkan pelaksanaan kerja yang efektif.
Menurut pendapat mereka, gaya ini menetapkan tujuan yang berfungsi untuk menantang para
karyawan dalam bekerja, mengharapkan karyawan untuk berprestasi setinggi mungkin, percaya
pada kemampuan karyawan untuk mencapainya, dan terus menerus mencari peningkatan hasil
karya atau kerja.
Gaya kepemimpinan achievement oriented memiliki karakteristik pemimpin yang bertugas
untuk menetapkan tujuan yang menantang untuk anggotanya, mengharapkan anggota untuk
bekerja di keadaan paling optimal, dan menunjukkan kepercayaan diri dalam kemampuan anggota
untuk mencapai tujuan. Gaya kepemimpinan ini membuat pemimpin menetapkan tujuan yang
menantang dan mengharapkan anggota menorehkan prestasi semaksimal mungkin serta terus
menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Gaya
kepemimpinan ini paling efektif dalam lingkungan kerja profesional, seperti teknis, ilmiah; atau
lingkungan prestasi, seperti penjualan.
Dalam kapabilitas organisasi, terdapat berbagai cakupan. Pertama adalah Human
Resources. Tujuan dari adanya kapabilitas Human Resources dalam meningkatkan efektivitas
organisasi dapat tercapai dengan gaya kepemimpinan achievement oriented. Gaya kepemimpinan
ini dapat memacu anggota dalam bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan terus
berusaha untuk menjadi yang terbaik. Pemimpin yang selalu menantang anggota untuk menjadi
lebih baik akan meningkatkan sumber daya manusia dan juga mengasah hard skills maupun soft
skills dari masing-masing anggota. Dengan usaha yang besar, maka sumber daya manusia dalam
organisasi juga semakin baik dalam kualitasnya. Hal ini dapat menjadikan capaian kapabilitas
dalam bidang sumber daya manusia semakin terjamin
Selanjutnya ada Physical and material resources yang merupakan sumber daya yang
berbentuk material atau fisik yang digunakan pada suatu organisasi. Pekerjaan ini umumnya cukup
berat karena bila terdapat kesalahan sedikit, maka akan berdampak pada banyak aspek dalam
organisasi. Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin yang tegas dan memacu anggota agar bekerja
dan bertanggung jawab dengan baik. Dengan adanya gaya kepemimpinan achievement oriented,
masalah akan terminimalisir karena adanya tanggung jawab dari masing-masing anggota dan
adanya persaingan dari antar anggota untuk menjadi yang terbaik sehingga hal yang dikerjakan
juga merupakan yang terbaik. Baik pemimpin maupun anggota akan memiliki tanggung jawab dan
menghasilkan pekerjaan sebaik mungkin sehingga efisiensi dari sumber daya material dan fisik
dapat terjamin dengan baik. Hal ini dapat memperluas kapabilitas organisasi pada bidang sumber
daya materi dan fisik untuk mempermudah mencapai tujuan organisasi.
Financial resources merupakan sumber daya berupa dana yang dibutuhkan dan digunakan
untuk kepentingan organisasi. Dana merupakan salah satu hal krusial dalam organisasi. Gaya
kepemimpinan achievement oriented akan membuat pemimpin menantang anggota berlomba-
lomba untuk membantu permasalahan yang ada, termasuk dalam masalah keuangan yang sangat
krusial ini. Dengan bantuan inovasi dan tanggung jawab yang dikerahkan semaksimal mungkin
oleh anggota, diharapkan sumber daya keuangan organisasi akan terjaga dengan baik. Pemimpin
juga bertanggung jawab dalam memacu anggota untuk melakukan yang terbaik sehingga hasil,
yang mana pada bidang ini berupa dana, akan semakin meningkat. Dengan itu, kapabilitas
organisasi pada bidang keuangan dapat lebih meluas dan membantu organisasi untuk mencapai
tujuan utama.
Information resources merupakan sumber daya berupa pemanfaatan informasi yang
digunakan suatu organisasi. Informasi sendiri dapat diperoleh melalui siapa saja yang berada
dalam organisasi. Dengan sistem kepemimpinan achievement oriented, pemimpin dapat membuat
persaingan antar anggota yang ketat sehingga anggota akan terus memberikan informasi yang
akurat dan terbaik yang mereka dapatkan. Dari informasi tersebut, pemimpin dapat
mengumpulkannya dan dapat dijadikan inputan bila terjadi masalah yang berkaitan dengan
informasi. Adanya keinginan untuk mendapat pencapaian yang lebih juga membuat pekerjaan
anggota dalam mengolah informasi akurat sehingga sumber daya informasi organisasi terpenuhi
dengan baik.
Intellectual resources adalah sumber daya yang berupa database, maupun hal yang menjadi
ciri khas organisasi. Gaya kepemimpinan achievement oriented akan membuat anggota semakin
teliti mengenai kejanggalan yang terdapat pada database maupun hal lain yang akan mengancam
organisasi. Pemimpin juga dapat menantang anggota agar semakin teliti dan memastikan tidak ada
permasalahan yang berarti dalam sumber daya ini. Oleh karena itu, sumber daya intelektual dapat
terjamin dan kapabilitas dari organisasi dalam sumber daya ini dapat terus meluas untuk menjaga
keberlangsungan organisasi.

Sumber
1. https://akmindonesia.org/user/course/28/section/44
2. https://media.neliti.com/media/publications/publications/56533-ID-prinsip-prinsip-
manajemen-sumber-daya-ma.pdf
3. http://repository.sb.ipb.ac.id/1905/5/2DM-05-Yuni-Pendahuluan.pdf
4. https://media.neliti.com/media/publications/135983-ID-pengaruh-gaya-
kepemimpinan-partisipatif.pdf
5. https://repository.ung.ac.id/get/simlit/1/1114/2/Pengaruh-Gaya-Kepemimpinan-
Partisipatif-Terhadap-Pengambilan-Keputusan-di-Desa-Longalo-Kecamatan-
Bulango-Utara-Kabupaten-Bone-Bulango.pdf
6. https://media.neliti.com/media/publications/72131-ID-peran-human-capital-dalam-
meningkatkan-k.pdf
7. https://www.studilmu.com/blogs/details/peran-pemimpin-dalam-gaya-direktif
8. https://media.neliti.com/media/publications/76972-ID-pengaruh-gaya-kepemimpinan-
direktif-supo.pdf
9. http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=189331&val=6468&title=
PENGARUH%20GAYA%20KEPEMIMPINAN%20TERHADAP%20MOTIVASI%
20KERJA%20KARYAWAN%20Studi%20Penerapan%20Gaya%20Kepemimpinan
%20Path-
Goal%20Pada%20Karyawan%20Strategic%20Bussines%20Unit%20PT%20SIER%2
0Persero%20Surabaya
10. https://media.neliti.com/media/publications/185826-ID-pengaruh-gaya-
kepemimpinan-terhadap-kine.pdf
11. https://media.neliti.com/media/publications/76972-ID-pengaruh-gaya-kepemimpinan-
direktif-supo.pdf
12. https://media.neliti.com/media/publications/144365-ID-hubungan-antara-gaya-
kepemimpinan-path-g.pdf

Anda mungkin juga menyukai