Anda di halaman 1dari 4

Nama :

- Nashra Alifi Richa Anggraini 21101244019


- Mirza Asfa Nur Arifah 21101241036
- Erlina Wulandari 21101244042
- Marliana Khofifah 21101244034

Kelas : B

Analisis Kelompok Kasus Inovasi Pembelajaran

1. Apa sajakah contoh bentuk inovasi pembelajaran yang diberikan pada artikel tersebut?
 Menerapkan metode pembelajaran kooperatif agar dapat meningkatkan mutu
pembelajaran, khusus nya untuk mencapai kualitas pembelajaran IPA yang sesuai dengan
tujuan pendidikan. Seperti model pembelajaran Group Investigation (GI) dengan Advance
Organizer.
 Group Investigaion = pembelajaran kooperatif yang menekankan partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari materi atau informasi melaluli bahan-bahan yang tersedia secara
mandiri.
 Advance Organizer = solusi untuk mengatasi kekurangan dalam pengorganisasian tahap
awal pembelajaran untuk mengaitkan bahan-bahan pembelajaran baru dengan pengetahuan
awal.

2. Apakah yang melatarbekalangi inovasi pembelajaran tersebut?


 Keterkaitan dan pentingnya IPA dalam perkembangan IPTEK
 Meningkatkan kemampuan inkuiri ilmiah pada siswa
 Melatih kemampuan pemecahan masalah siswa
 Rendahnya kemampuan sains siswa Indonesia
 Rendahnya daya serap mata pelajaran
 Metode pendidikan IPA sebelumnya kurang inovatif
 Media pembelajaran IPA kurang bervariasi
 Laboratorium IPA tidak dimanfaatkan secara maksimal

3. Bagaimanakah tahapan inovasi pembelajaran yang dicontohkan dalam artikel tersebut?


 Perangkat yang dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku
Ajar Siswa (BAS), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Lembar Penilaian (LP).
 Dilaksanakan di kelas VIII SMPN 1 Tanjungbumi pada semester ganjil tahun pelajaran
2013/2014.
 Pada uji coba lapangan menggunakan 3 kelas replikasi dengan tujuan untuk menghasilkan
taksiran yang lebih teliti.
 Mendesain ujicoba perangkat pembelajaran menggunakan model One Group Pretest-
Posttest Design.
 Melaksanakan tes awal (pretest) U1
 Melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Group Investigation (GI) dengan
Advance Organizer.
 Melaksanakan tes akhir (posttest) U2
 Perhitungan reliabilitas digunakan untuk mengetahui kualitas instrumen dengan teknik
pengumpulan observasi, tes dan angket.

4. Apakah yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari inovasi pembelajaran yang
diberlakukan?
 Kekuatan
 Secara pribadi
1) Dalam pembelajaran dapat bekerja secara bebas
2) Memberi semangat untuk berkreatif, inisiatif, dan aktif
3) Meningkatkan rasa percaya diri
4) Dapat belajar untuk memecahkan masalah
 Secara sosial
1) Belajar berkomunikasi baik dengan teman maupun guru
2) Belajar berkomunikasi secara sistematis
3) Belajar menghargai pendapat orang lain
4) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
 Secara akademis
1) Siswa terlatih untuj mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan
2) Mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam berbagi bidang
3) Siswa dapat merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya
4) Siswa dapat mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat
5) Siswa dapat selalu berfikir tentang cara/strategi yang digunakan sehingga
didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
 Kelemahan
1) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada 1 kali pertemuan
2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal
3) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran ini
4) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
5) Siswa yang tidak tuntss memahami bahwa materi prasyarat akan mengalami kesulitan
saat menggunakan model ini

5. Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat inovasi pembelajaran
tersebut?
 Faktor Pendukung
1) Siswa yang terlatih dengan pemecahan masalah akan terampil menyeleksi informasi
yang relevan.
2) Keterampilan akan menimbulkan kepuasan intelektual dalam diri siswa, meningkatkan
potensi intelektual, dan melatih siswa bagaimana melakukan penelusuran melalui
penemuan.
3) Berupaya menciptakan lingkungan belajar yang mendorong siswa belajar atau
memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif.
4) Group Investigation cocok diterapkan pada materi yang membutuhkan pengamatan
secara langsung sehingga dapat mempermudah siswa menerima materi.
5) Siswa berperan aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan model Group
Investigation dengan Advance Organizer.
6) Siswa mengalami peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep yang cukup baik
setelah dilakukan pembelajaran model Group Investigation dengan Advance
Organizer.
7) Model Group Investigation dengan Advance Organizer yang dikembangkan layak
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan pemecahan masalah
pada siswa.
 Faktor Penghambat
1) Komposisi soal-soal TIMSS yang diujikan didominasi oleh soal-soal pemecahan
masalah, dan soal-soal pemecahan masalah inilah yang menjadi titik lemah siswa
Indonesia yang menyebabkan skor yang diperoleh rendah.
2) Proses pembelajaran hingga masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan
akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses
berfikirnya.
3) Tahap awal model Group Investigation hanya mengidentifikasi topik dan
mengorganisasikan siswa dalam kelompok tetapi siswa tidak diberi suatu pengarahan
untuk mengingatkan kembali pengetahuan atau pengalaman siswa yang relevan.
4) Banyak siswa dalam pembelajaran yang tidak mempunyai konsep-konsep yang relevan
dalam struktur kognitifnya, sehingga siswa kesulitan memahami konsep-konsep baru
yang diajarkan guru.

SUMBER ARTIKEL =

Astuti, Yeni Puji (2020). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Group Investigation
Dengan Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keterampilan
Pemecahan Masalah Pada Siswa SMP. 1(2).

Anda mungkin juga menyukai