Anda di halaman 1dari 25

GROUP INVESTIGATION & INKUIRI

MakalahI ni DisusunUntuk MemenuhiTugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran


Dosen Pengampu Ferawati Listianingsih, M.Pd

Disusunoleh kelas A5-15


Devi Kurniawati (15144600191)
Verinna widyastuti (15144600193)
Dwi Anifah Timalikah (15144600194)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikanm makalah tentang Model
Pembelajaran Group Investigation & Inquiry. Adapun makalah ini disusun dan
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Media
Pembelajaran yang diampu oleh Ferawati Listianingsih, M.Pd.
Adapun tanpa bantuan dari pihak lain, mungkin penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu peulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini terutama kepada:
1. Ferawati Listianingsih,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Media
Pembelajaran kelas A5-15
2. Orang tua yang telah mendukung dan mendo’akan kami.
3. Semua pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari adanya keterbatasan dan kesalahan dalam penyusunan


laporan ini. Oleh karenanya kami mohon maaf yang sebesar – besarnya. Kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan makalah
berikutnya.
Besar harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya dan berguna bagi
perkembangan teknologi.

Bantul, Oktober 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Pembelajaran 5
BAB II PEMBAHASAN
1. Model Pembelajaran Group Investigation 6
A. Sejarah Model Pembelajaran Group Investigation 6
B. Deskripsi Model Pembelajaran Group Investigation 6
C. Tujuan Model Pembelajaran Group Investigation 4
D. Langkah-langkah Group Investigation 4
E. Kekurangan dan Kelebihan Group Investigation 5
F. Penerapan Group Investigation di SD 5
2. Model Pembelajaran Inkuiri 7
A. Deskripsi Model Pembelajaran Inkuiri 4
B. Tujuan dan Manfaat Inkuiri 4
C. Jenis-jenis Inkuiri 4
D. Langkah-langkah Inkuiri 4
E. Kekurangan dan Kelebihan Inkuiri 5
F. Penerapan Inkuiri di SD 5
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan 42
2. Kesan & Saran 43

DAFTAR PUSTAKA 45
LAMPIRAN 46

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus berinovasi dalam
kegiatan pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa model
pembelajaran agar tidak menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses
pembelajaran di kelas. Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai model
pembelajaran GI (Group investigation) dan inquiry . Melalui model
pembelajaran Group Investigation dapat terbentuk pembelajaran yang
menekankan motivasi belajar pada siswa atau student centered dan akan
meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan penerapan model pembelajaran
inkuiri di sekolah akan memberikan berbagai pengalaman belajar seperti
mengamati, mengajukan pertanyaan, hipotesis, menggunakan alat dan bahan
dengan baik dan benar dengan mempertimbangkan keamanan dan
keselamatan kerja, menggali dan menghimpun data, menafsirkan data,
menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau
tulisan, menggali dan memilah informasi yang relevan untuk menguji gagasan
atau memecahkan masalah sehari-hari Dalam proses belajar inquiry
terbimbing, siswa belajar untuk melakukan investigasi dan mengumpulkan
bukti dari beberapa sumber, mengembangkan penjelasan dari data
mengkomunikasikan dan mempertahankan kesimpulan mereka.. Siswa
diharapkan memiliki orientasi pada proses karena dengan memahami proses
maka siswa otomatis akan  memperoleh produk dan sikap ilmiah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat kita simpulkan rumusan masalah
yang akan dibahas adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sejarah munculnya model pembelajaran Group Investigation?
2. Apa pengertian dari model pembelajaran Grup Investigation dan Inquiry
?

4
3. Apa tujuan model pembelajaran Grup Investigation dan Inquiry?
4. Apa saja langkah-langkahmodel pembelajaran Grup Investigation dan
Inquiry?
5. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari model pembelajaran Grup
Investigation dan Inquiry ?
6. Bagaimana implementasi dari model pembelajaran Grup Investigation
dan Inquiry di Sekolah Dasar ?

C. Tujuan Pembelajaran
Dari rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui sejarah munculnya model pembelajaran Grup
Investigation.
2. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Grup Investigation
dan inquiry.
3. Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran Grup Investigationdan
inquiry.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Grup
Investigation dan inquiry.
5. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan model pembelajaran Grup
Investigation dan inquiry.
6. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran Grup Investigation
dan inquiry.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Model Pembelajaran Group Investigation


Pembelajaraan kooperatif tipe GI (Group Investigation) dikembangkan
oleh Shlomo dan Sharon di Universitas Tel Aviv (Hobri & Susanto,
2006)Jacobs et al (dalam Yasa, 2009) menyatakan pembelajaran kooperatif
tipe GI (group investigation) bermula dari perspektif filosofis John Dewey
terhadap konsep belajar. Dewey menyatakan ide sentralnya tentang
pendidikan, yaitu: (1) siswa hendaknya aktif, learning by doing; (2) belajar
hendaknya berdasarkan pada motivasi intrinsik; (3) pengetahuan selalu
berubah (berkembang) tidak tetap; (4) pembelajaran hendaknya berhubungan
dengan keperluan dan minat siswa; (5) pendidikan hendaknya mencakup
kegiatan yang dapat menuntun siswa untuk bekerja sama, saling memahami,
dan mengerti satu sama lain; (6) pembelajaran hendaknya selalu berhubungan
dengan dunia nyata atau lingkungan di sekitar siswa serta dapat bermanfaat
untuk lingkungan itu sendiri. Gagasan-gasasan Dewey tersebut akhirnya
diwujudkan dalam model GI yang kemudian dikembangkan oleh Herbert
Thelen. Menurut Dewey dan Thelen dalam pendekatan GI tersebut, siswa
dikelompokkan secara heterogen atas jenis kelamin dan etnik.

B. Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation


Group Investigation merupakan  salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat
mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group
Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir

6
mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap
pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Dalam model Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu:
penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika
kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra,
2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon
terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah
pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang
menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai
ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling
beragumentasi.

C. Tujuan Model Pembelajaran Group Investigation


Model Grup Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling
terkait:
1. Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi
terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai
implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan
dan membentu mencapai tujuan. 
2. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan
melaui investigasi.
3. Group Investigasi melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam
memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa
dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan
bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat
mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan
belajar untuk bekerjas secara kooperatif.

7
D. Langkah-langkah menerapkan Group Investigation
1. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum
yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya
diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas
(task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi
kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan
akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,
tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik
yang telah dipilih dari langkah 1  diatas.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah 2.
pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan
variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai
sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara
terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan
jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh
pada langkah 3 dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai
topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan
mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi
kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi

8
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok
terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup
tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

E. Kelebihan dan Kekurangan Group Investigation


Menurut Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari
pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
a. Secara Pribadi
1) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
2) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
3) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
4) Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
b. Secara Sosial / Kelompok
1) Meningkatkan belajar bekerja sama
2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru
3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
4) Belajar menghargai pendapat orang lain
5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
Sedangkan untuk kekurangan dari penerapan model pembelajaran
kooperatif group investigation:
1) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal
3) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group
investigation (GI) model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan
pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan
dari pengalaman yang dialami sendiri
4) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

9
F. Contoh Penerapan Group Investigation
I. Standar Kompetensi
3. Membaca
Memahami teks agak panjang (150-200 kata), petunjuk pemakaian, makna
kata dalam kamus/ensiklopedia

II. Kompetensi Dasar


3.3 Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus melalui
membaca memindai

III. Sumber, Bahan, dan Alat


Sumber :
a. Ismail Kusmayadi, dkk. 2009. Belajar Bahasa Indonesia Itu
Menyenangkan. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
b. Edi Warsidi dan Farikha. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
BahanAjar
a. Bahan ajar siswa
b. Kamus mini
c. Lembar Kerja Siswa dan kunci jawaban
Alat : 
a. Alat tulis
b. Reward

Langkah-langkah
1. Guru membagi kelas dalam kelompok heterogon,
kali ini akan dibagi dengan jumlah setiap kelompok adalah enam.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok tentang Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam
kamus melalui membaca memindai

10
3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap
kelompok mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda dari
kelompok lain.
A : memberikan contoh membaca memindai dan mencari kata acara dan
badut
B : mencari makna abon dan balap kemudian dibuat kalimat
C : mencari makna kata catat dan delman kemudian dibuat kalimat
D : mencari makna kata energik dan darmawisata
E : mencari makna badai dan celeng kemudian di buat kalimat
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang
sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan
5. Setelah selesai diskusi, guru bicara kelompok
menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6. Guru memberi penjelasan singkat sekaligus
kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup

G. Pengertian model pembelajaran Inquiry


Inkuiri yang dalam bahasa inggris Inquiry, berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan
manusia untuk mencari atau memahami informasi.”
Menurut E. Mulyasa Inquiry adalah cara menyadari apa yang telah
dialami. Sistem belajar mengajar ini menuntut peserta didik berpikir. model
pembelajaran ini menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan
mereka pada kegiatan intelektual, dan memproses pengalaman belajar menjadi
sesuatu yang bermakna.
Sedangkan menurut Syafrudin Nurdin, model pembelajaran Inquiry
Discovery Learning adalah suatu model pembelajaran yang dapat disusun oleh
guru dalam proses belajar mengajar, sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Melalui model pembelajaran ini siswa akan mampu

11
mengembangkan rasa ingin tahunya, dan keberanian berpartisipasi dalam
proses belajar mengajar.
Inquiry merupakan modelmodel pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada siswa ,sehingga dalam proses
pembelajarn ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memahami konsep dan memecahkan masalah. Walaupun dalam
praktiknya aplikasi model pembelajaran Inqury sangat beragam, tergantung
pada situasi dan kondisi di sekolah, namun dapat disebutkan bahwa model
pembelajaran denga pembelajaran inqury memiliki 5 komponen yang umum,
yaitu question, student engangement, cooperative interaction,performence
evaluation, dan variety of resources (Garton,2005).
Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan
pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa
akan sesuatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang
dimaksudkan sebagai pengarah kepertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh
siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan ini sesuai dengan
taxonomy bloom siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti
evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat
ditemukan misalnya didalam buku teks , melainkan harus dibuat atau di
konstruksi.
Student engangement. Dalam pembelajaran Inqury, keterlibatan aktif
siswa merupakan suatu keharusan, sedangkan peranan guru adalah sebagai
fasilitator.siswa tidak secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom
isian atau menjawab soal – soal pada akhir bab sebuah buku, tetapi dituntut
untuk terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang dipelajari atau melakukan
sebuah investigasi.
Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk beerkomunikasi, bekerja
berpasangan atau dalam kelompok , dan mendiskusikan berbagai gagasan.
Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan

12
yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk dan mungkin saja
jawaban benar.
Performance Evaluation. Dalam menjawab permaslahan biasanya siswa
diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan
pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk
produk ini dapat berupaslide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain.
Melaui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
Variety of Resource. Siswa menggunakan bermacam-macam sumber
belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan
ahli, dan lain sebagainya.
H. Tujuan dan Manfaat Model Inquiry discovery learning
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatanbelajar
mengajar. Tujuan akan memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan
tercapai bila seorang guru bias memilih dan menerapkan strategi yang tepat.
Tujuan dirumuskan agar anak didikmemiliki keterampilan tertentu, maka
strategi atau model yang digunakan harus sesuai dengan tujuannya. Seorang
guru sebaiknya menggunakan strategi atau model yang dapat menunjang
kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Bruner sebagaimana dikutip Syaiful Bahri Djamarahdan
Aswan Zain, sistem pembelajaran itu bertujuan agar hasil belajar dengan cara
ini lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer untuk memecahkan
masalah pengetahuan dan kecakapan anak didik dapat menumbuhkan motivasi
intrinsic, karena anak didik merasa puas atas usahanya sendiri.
Seorang guru menggunakan modelinquiry dengan tujuan agar siswa
terangsang oleh tugas, dan aktif mencariserta meneliti pemecahan masalah itu
sendiri, mencari sumber danbelajar bersama di dalam kelompok. Diharapkan
juga siswa mampumengemukakan pendapatnya, berdebat, menyanggah,
danmemperhatikan pendapatnya, menumbuhkan sikap obyektif, jujur,hasrat
ingin tahu, terbuka dan lain sebagainya.

13
Tujuan pelaksanaan inquiry adalahmengarah pada peningkatan
kemampuan baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini
tidak terlepas dari tujuan dan perencanaan (kurikulum) pengajaran, sehingga
tujuan pengajaran dapat tercapai sesuai dengan pemilihan model yang
dilakukan.
Manfaat diterapkannya modelinquiry sebagai berikut:
1) Merupakan suatu cara belajar siswa aktif
2) Melalui penemuan sendiri, dan menyelidiki sendiri, maka hasilyang
diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tak mudahdilupakan.
3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yangbetul-betul
dikuasai dan mudah ditransfer dalam situasi lain.
4) Anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problemayang
dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalamkehidupan
bermasyarakat.
5) Model ini akan meningkatkan potensi intelektual siswa. Melaluimodel ini
siswa diberi kesempatan untuk mencari danmenemukan hal-hal yang saling
berhubungan melalui pengamatandan pengalamannya sendiri.
6) Jika siswa telah berhasil dalam penemuannya, ia akan memperoleh
kepuasan intelektual yang datang dari diri siswa sendiri yangmerupakan
suatu hadiah intrinsic.
7) Belajar bagaimana melakukan penemuan hanya dapat dicapaisecara efektif
melalui proses melakukan penemuan.
I. Macam-macam Inquiry
Kindsvatter dkk membedakan antara dua macam Inquiry yaitu Guided
Inquiry dan Open Inquiry ( bebas ). Perbedaan itu lebih ditandai dengan
seberapa besar campur tangan guru dalam penyelidikan tersebut.
1. Guided Inquiry ( Penyelidikan Terarah )
Inquiry yang terarah adalah Inquiry yang banyak dicampuri oleh
guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat
prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama
proses Inquiry. Bahkan guru sudah punya jawaban sebelumnya, sehingga

14
siswa tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Guru
memberikan persoalan dan siswa disuruh memecahkan persoalan itu
dengan prosedur yang telah ditetapkan guru. Campur tangan guru
misalnya dalam pengumpulan data, guru sudah memberikan beberapa
data dan siswa tinggal melengkapi. Guru banyak memberikan
pertanyaan-pertanyaan disela-sela proses, sehingga kesimpulan lebih
cepat dan mudah diambil. Maka kesimpulan akan selalu benar dan sesuai
dengan kehendak guru. Model Inquiry terarah Ini lebih cocok untuk awal
semester dimana siswa belum biasa melakukan inquiry. Dengan model
tersebut, siswa tidak mudah bingung dan tidak akan gagal karena guru
terlibat penuh. Contoh: Guru sudah menyediakan alat-alat untuk
mempelajari gerak dan siswa diminta untuk menyelidiki gerak suatu
benda dengan cara tertentu.
2. Open Inquiry (Inquiry Terbuka, Bebas )
Berbeda dengan inquiry terarah, di sini siswa diberi kebebasan
dan ini siatif untuk memikirkan bagaimana akan memecahkan persoalan
yangdihadapi. Siswa sendiri berpikir, menentukan hipotesis, lalu
menentukanperalatan yang akan digunakan, merangkainya, dan
mengumpulkan data sendiri. Disini siswa lebih bertanggung jawab, lebih
mandiri dan guru tidak banyak campur. Siswa sendiri yang menentukan
hipotesis, memilih peralatan, merangkaikan peralatan, dan mengumpulkan
data. Guru hanya sebagai fasilitator, membantu sejauh diminta oleh
siswa. Guru tidak banyak memberikan arah dan memberikan kebebasan
kepada siswa untuk menemukan sendiri.Model inquiry bebas ini dapat
dilakukan dalam kelompok, tetapi juga secara individual. Misalnya, ada
siswa yang sangat berminat untuk meneliti sendiri di rumah, dia dapat
melakukannya. Contoh pertanyaan inquiry yang bebas: Kamu telah selesai
belajar cahaya, panas, dll.Persoalan apa yang ingin anda teliti
selanjutnya? Mengapa? Dan Bagaimana?

J. Langkah-langkah Pelaksanaan model pembelajaran Inkuiri

15
Secara umum pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Inquiry dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
model pembelajaranyang responsive. Pada langkah ini guru
mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran.
Pada langkah orientasi dalam model pembelajaran Inquiry, guru
merangsang dan mengajak peserta didik untuk berpikir memecahkan
masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat
penting.Keberhasilan model pembelajaran Inquiry sangat tergantung pada
kemauan peserta didik untuk beraktivitas menggunakan kemampuanya
dalam memecahkan masalah. Tanpa kemauan dan kemampuan tidak
mungkin proses model pembelajaranakan berjalan dengan lancar.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi adalah sebagai
berikut:
a) Menjelaskan topic, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh peserta didik
b) Menjelaskan pokok-pkok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-
langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah
merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
c) Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan
dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan merupakan langkah membawa peserta didik pada
suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Masalah hendaknya
dirumuskan sendiri oleh peserta didik. Peserta didik akan memiliki
motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan
masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak
merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topic
yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai

16
dengan topic yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada peserta
didik. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki
yang jawabanya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar peserta didik
dapat merumuskan masalah yang menurut gurujawaban sebenarnya sudah
ada, peserta didik tinggal mencari dan mendapatkan jawaban secara pasti.
Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah
diketahui terlebih dahulu oleh peserta didik. Artinya, sebelum masalah itu
dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu
bahwa peserta didik sudah memiiki pemahaman tentang konsep-konsep
yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapkan peserta didik dapat
melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-
konsep yang terkandung dalam rumusan masalah.
3. Mengajukan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenaranya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada
dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir dimulai
dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira
(berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakanya, ia akan sampai pada isi yang bisa mendorong
untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu potensi untuk mengembangkan
kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) setiap peserta didik adalah dengan mengajukan berbagai
pertanyaan dengan guru hendaknya dapat mendorong peserta didik untuk
dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
kemungkinan perkiraan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, melainkan harus
memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu
sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki

17
serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
memiliki wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan
logis.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam setiap strategi
model pembelajaraninkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam
belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran
gurudalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mencari informasi yang
dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri manakala peserta didik
tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Hal itu biasanya ditunjukan
oleh gejala-gejala ketidak bergairahan dalam belajar.
Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru
hendaknya secara terus menerus memberikan dorongan kepada pesera
didik untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara
merata kepada seluruh peserta didik sehingga mereka terangsang untuk
berpikir.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis
adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang
diberikan.
Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, melainkan harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.

18
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujia hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses model pembelajaranyang
terjadi. Oleh karena banyaknya data yang diperoleh, kesimpulan yang
dirumuskan tidak focus terhadap masalah yang hendak dipecahkan.
Karena itu, untuk mencapaikesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukan kepada peserta didik data mana yang relevan.

K. Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran Inkuiri


model pembelajaran Inquiry merupakan model pembelajaran
pembelajaran yang banyak dianjurkan untuk digunakan guru karena model
pembelajaran ini memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan itu diantaranya
sebagai berikut:
1. model pembelajaran Inquiry merupakan model pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model
pembelajaran ini dianggap lebih bermakna.
2. model pembelajaran Inquiry dapat membrikan ruang kepada peserta didik
untuk belajar sendiri dengan cara belajar mereka.
3. model pembelajaran inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain adalah model pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.
Artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajar.
Kelemahan model pembelajaran Inquiry. Di samping memiliki
keunggulan, juga memiliki kelemahan, diantaranya sebagai berikut:

19
1. Jika model pembelajaran Inquiry digunakan sebagai strategi
pembelajaran, maka guru akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan
peserta didik.
2. Perencanaan dengan model pembelajaran ini sulit karena terbentur dengan
kebiasaan peserta didik dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplikasikanya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah
ditentukan.
4. Selama criteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta
didik dalam menguasai materi pelajaran, model pembelajaran Inquiry
akan sulit diimplementasikan oleh guru.

L. Penerapan Inquiri di Sekolah Dasar


I. Materi Pembelajaran
Materi melengkapi teks rumpang dalam cerita berguna untuk melatih
kemampuan dan keterampilan membaca untuk meningkatkan kemahiran
menulis cerita.

II. Metode Pembelajaran


Pendekatan : Keterampilan Proses
Model : Inquiry
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
Bahan ajar : Buku Siswa/modul

III.Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan (± 3 menit)
1. Siswa menyiapkan diri menerima materi.
2. Siswa menjawab salam dan berdoa kemudian menanggapi presensi yang
dilakukan guru.
3. Siswa menjawab apersepsi dari guru, misalnya, “Apa yang anak-anak
ketahui tentang melengkapi cerita rumpang”.
4. Siswa mendengarkan guru yang menyampaikan tujuan pembelajaran

20
Kegiatan inti (± 10 menit)
1. Eksplorasi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-4 orang
2. Elaborasi
a. Guru membagi LKS pada setiap kelompok siswa sesuai dengan
petunjuk yang sudah ada .
b. Siswa diminta untuk bekerja sama dan berdiskusi dalam
kelompoknya.
c. Siswa diminta untuk membaca dan mengamati cerita yang rumpang
sesuai petunjuk yang ada dalam LKS.
d. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.
e. Siswa diminta untuk mengerjakan LKSnya dengan teliti.
f. Setelah diskusi, siswa yang menjadi juru bicara kelompok
menyampaikan hasil diskusinya .
g. Siswa diminta mengumpulkan hasil diskusinya.
3. Konfirmasi
a. Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru sebagai penguatan
materi.
b. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum jelas.
Kegiatan Penutup (± 2 menit)
1. Siswa belajar menyimpulkan materi pelajaran didampingi guru.
2. Siswa dengan partisipasi terbaik mendapat reward .
3. Siswa dan guru menutup pertemuan hari ini dan diakhiri dengan berdoa
dan salam.

IV. Sumber/Bahan/Alat
Sumber :
a. Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia 4. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
b. Ismail Kusmayadi, Nandang R. Pamungkas, dan Ahmad Supena. 2009. Belajar
Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan 4: Untuk Kelas IV. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

21
Bahan
a. Bahan ajar siswa
Alat : 
b. Alat tulis
c. Reward

22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif
dalam pembelajaran.Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling
bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar
belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat,
saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta
memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.Pembelajaran dengan
metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik
dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan
mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.Adanya motivasi yang
mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai
tahap akhir pembelajaran.Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Group
Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam
pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian
dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam
membahas materi pembelajaran. Dengan metode inquiry dapat mengembangkan rasa
ingin tau pada siswa, sikap positif dan meningkatkan hasil belajar siswa.
B. SARAN

Guru hendaknya merancang perangkat pembelajaran menggunakan


metode Inkuiri dan Grup Investigation dengan sebaik-baiknya seperti rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya.Dalam proses
belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih pembelajaran yang sesuai
dengan menerapkan metode Group Investigation dan inquiry untuk dapat
membuat siswa aktif selama proses belajar mengajar.Guru juga perlu lebih
melatih kemampuan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar
mengajar agar siswa merasa lebih termotivasi dalam belajar dan siswa
disarankan untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti

23
mengeluarkan pendapat dan aktif berkomunikasi agar dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika


Aditama

Triyanto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan


Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/06/20/strategi-pembelajaran-
kooperatif-metode-group-investigation/. Online. Diakses pada 15 Oktober
2016 pkl 14.07

http://digilib.uinsby.ac.id/7980/5/bab%202. Pdf. Online 21 Oktober 2016 jam


14.00

http:// staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/mryati-ssi-msi/7strategi-
pembljran-inkuiripdf.pdf online 21 Oktober 2016 jam 13.00

http://www.mediafunia.com/2016/07/model-pembelajaran-kooperatif-
tipe_22.html. Online. Diakses pada 15 Oktober 2016 pkl 14.05

25

Anda mungkin juga menyukai