PENDAHULUAN
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan saat ini, guru memiliki peran yang
Untuk mencapai hasil yang optimal itu perlu adanya guru yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa secara aktif
sekaligus membantu motivasi siswa. Upaya yang dapat dilakukan guru adalah
Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa karena pembelajaran IPA masih
65% siswa menyatakan guru sangat jarang menggunakan media dalam proses
1
pembelajaran IPA, 50% siswa menyatakan pembelajaran kurang interaktif, 50%
pendapatannya kurang tepat. Oleh karena itu peranan guru sangat penting dalam
hasil yang optimal. Hak ini dikarenakan masih banyak siswa belum aktif dan
kreatif mengikuti pembelajaran. Selain itu materi pelajaran IPA Kelas V belum
dapat dipahami siswa dengan baik. Hal ini menyebabkan siswa takut untuk
kelompok yang interaktif dan produktif menyajikan informasi baru kepada teman-
Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu mengenai sifat-sifat
cahaya dan pemanfaatannya. Pada materi ini, pembelajaran yang akan digunakan
2
dalam penelitian adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pertimbangan
dan melibatkan banyak siswa sehingga dimungkinkan bagi siswa yang kesulitan
akan tertolong dan materi yang sulit akan lebih mudah untuk dipahami. Selain itu,
dengan model pembelajaran ini akan lebih menarik perhatian siswa dikarenakan
pencahayaannya. Materi ini terdiri dari beberapa sub topik sehingga diharapkan
pembelajaran IPA.
2. Masih banyak guru yang belum menggunakan media dalam pembelajaran IPA
pembelajaran IPA.
3
1.3. Manfaat Penelitian
Division) pada mata pelajaran IPA pada materi Sifat-Sifat Cahaya dan
Natal.
mengemukakan pendapatnya.
4
2. Meningkatkan kreativitas dan keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada mata pelajaran IPA.
A. Bagi Siswa
Mandailing Natal.
B. Bagi Guru
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat memilih model yang lain
dengan tepat.
C. Bagi Sekolah
pemanfaatannya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
kepada seluruh siswa utnuk mengembangkan ide dan kreatifitas siswa diharapkan
aktif dalam proses pembelajaran di kelas dan memotivasi kemampuan siswa aktif
dalam proses pembelajaran maka suasana belajar yang terjadi di dalam kelas akan
efektif karena para siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran maka suasana
belajar yang terjadi di dalam kelas akan efektif karena para siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan akan lebih memudahkan guru dalam membantu
sebagai hasil proses belajar dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu
6
“Kemampuan merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil
c. Menggunakan bahasa yang lugas, tegas, dan mudah dipahami siswa lain.
7
instruksional, untuk belajar membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan
guru unuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai
yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,
adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
proses yang dilakukan peserta didik untuk mempelajari suatu materi pelajaran
8
sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif
akan terbiasa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota
kelompoknya.
kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator”. Sedangkan
mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama
belajarnya, guru sebagai fasilitator dan berbagai sumber belajar lain, termasuk
lingkungan.
Belajar kooperatif bukanlah sesuatu pembelajaran baru. Artzt & Newman (dalam
mencapai tujuan bersama. Jadi setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab
9
B. Prinsip Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson & Johnson (1994) dan Sutton (1992) (dalam Trianto,
yaitu:
kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai
kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal membantu siswa
yang membutuhkan bantuan dan siswa tidak dapat hanya sekedar bergantung
pada hasil kerja teman tetapi memiliki tanggung jawab terhadap kelompoknya.
kelompknya.
mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang
baik.
10
C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperaif
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
3. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin
yang berbeda-beda.
pembelajaran kooperatif akan dapat mengusir rasa jenuh dan bosan. Bahan
sensori motor (0-2 tahun); b)operasional (2-7 tahun); c) operasional konkret (7-11
tahun); d) operasional formal (11 tahun ke atas). Menurut Vygotsky (dalam Isjoni,
pengertian. Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah.
11
Pengertian spontan ilmiah adalah pengertian yang di dapat dari ruangan kelas,
6. Memberikan penghargaan
2. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas
A. Pengertian
12
menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar
jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja
dalam tim mereka serta mengupayakan bahwa seluruh anggota tim telah
Kemudian seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes
ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Menurut Robert Slavin (dalam
2. Tiap kelompok siswa terdiri atas 4-5 orang yang bersifat heterogen baik
berkomunikasi.
3. Tiap kelompok diberi bahan ajar yang sudah di desain guru dan tugas-
6. Tiap minggu atau dua minggu guru melaksanakan penilaian baik secara
dicapai.
7. Bagi siswa dan kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang
13
memperoleh nilai hasil belajar yang baik maka semua kelompok tersebut
pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas 6 langkah atau fase. Fase-fase
Tabel 1
dengan aktif.
Fase 2
Fase 3
14
menemukan dan menganalisis materi
ajar.
maupun kelompok.
Menurut Soewarso (1998) ada beberapa kelemahan yang terjadi pada model
antara lain :
15
2. Adanya ketergantungan terhadap kelompok sehingga siswa yang lambat
dapat memenuhi.
mendapatkan nilai rendah karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh
anggota kelompoknya.
orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama.
pengetahuannya.
16
7. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitori
tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA dapat disebtu
juga sains (science). Science mempunyai arti sebagai pengetahuan dan natural
yang di dapat dengan jalan studi dan praktik. IPA juga dapat diartikan sebagai
suatu cabang studi yang bersangkut-paut dengan observasi dan klasifikasi fakta-
fakta terutama dengan susunannya hukum umum dengan induksi dan hipotesis.
pengertian rahasia alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan
dan inquiry. Istilah IPA merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “natural
science” atau disebut sciense. Dalam Bahasa Indonesia “science” ditulis sains atau
IPA.
17
2.1.5 Pentingnya Pembelajaran IPA dengan Model Pembelajaran Kooperatif
kehidupan sehari-hari. Seperti yang kita ketahui di dalam kelas pembelajaran yang
dapat siswa kurang efektif. Oleh sebab itu makanya penting diterapkan model
interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
Division) ini memiliki beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu ; (1)
18
informasi, (3) mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar, (4)
penghargaan.
bahasan sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya dapat membuat siswa aktif dan
19
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Mandailing Natal.
Achievement Division) pada mata pelajaran IPA Kelas V SD Negeri No. 208
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas V SD Negeri No.
berjumlah 38 siswa, dengan jumlah siswa laki-laki 17 orang, dan jumlah siswa
perempuan 21 orang.
20
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat merupakan suatu bentuk
kesanggupan dan kemauan siswa untuk belajar aktif dan kreatif dalam
kelas dan melakukan refleksi pada setiap siklus dengan menggunakan lembar
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
21
Gambar 1 : Skema Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Me Taggart
22
A. Siklus I
1. Perencanaan
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA Kelas V SD; b) membuat
contoh dan prosedur kerja; e) membuat soal-soal tugas yang akan diberikan pada
2. Pelaksanaan Tindakan
mengemukakan pendapat.
23
Tabel 2 : Langkah-Langkah Pelaksanaan Tindakan Kelas I
24
3. Observasi
dibantu oleh teman sejawat terutama keaktifan belajar siswa. Pada tahapan ini,
4. Refleksi
Pada tahapan ini, refleksi dilakukan berdasarkan hasil yang telah diperoleh
dari tahap tindakan dan observasi dikumpulkan serta dianalisa sehingga dapat
mengambil kesimpulan dari tindakan yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu,
B. Siklus II
1. Perencanaan
disusun berdasarkan refleksi dan data pada Siklus I. Adapun acuan yang akan
25
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sama seperti Siklus I yaitu
Langkah-
Langkah Model
No Guru Siswa
Pembelajaran
Kooperatif STAD
1 Menyampaikan Menyampaikan semua tujuan Siswa mendengarkan semua
tujuan dan motivasi pembelajaran yang dicapai pada tujuan pembelajaran yang
pembelajaran tersebut dan dicapai pada pembelajaran
memotivasi siswa belajar tersebut
2 Menyajikan / Menyajikan informasi kepada siswa Siswa mengamati informasi
menyampaikan dengan jalan mendemonstrasikan yang disajikan guru
informasi atau lewat bahan bacaan
3 Mengorganisasikan Menjelaskan kepada siswa Siswa mendengarkan
siswa dalam bagaimana caranya membentuk penjelasan guru tentang
kelompok- kelompok belajar dan membantu bagaimana caranya
kelompok belajar setiap kelompok agar melakukan membentuk kelompok
pemindahan secara efisien belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan
pemindahan secara efisien
4 Membimbing Membimbing kelompok-kelompok Siswa mengerjakan tugas
kelompok bekerja belajar pada saat mereka yang memberikan guru
dan belajar mengerjakan tugas berdasarkan kelompok-
kelompok
5 Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tenjang Siswa merefleksikan hasil
materi yang telah diajarkan atau belajar
masing-masing kelompok
6 Memberikan Mencari cara-cara untuk Siswa mendapat
penghargaan menghargai baik upaya maupun penghargaan
hasil belajar individu dan kelompok
26
3. Observasi
oleh seorang teman sejawat. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui
4. Refleksi
semua rekam jejak proses pembelajaran dan hasil observasi yang terjadi di kelas
untuk mengambil simpulan dari tindakan yang dilakukan apakah sudah mencapai
kehidupan.
27
3.7 Teknik Analisa Data
yang dilakukan dalam penelitian ini. Pada analisis data ini terdapat langkah-
deskriptif.
e. Membuat simpulan.
Dalam Zainal Aqib (2009:41) dinyatakan bahwa analisis data ini dilihat
28
Tabel 4 : Langkah-Langkah Model Pembelajaran
Langkah-Langkah Pelaksanaan
No Komentar
Pembelajaran Ada Tidak Ada
1 Menyampaikan KD
indikator pencapaian dan
tujuan pembelajaran
2 Menyajikan materi secara
singkat
3 Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok yang
heterogen
4 Membimbing diskusi
kelompok
5 Melakukan penilaian proses
dan hasil belajar
6 Memberikan penghargaan
kepada siswa
diberikan.
pembelajaran.
melakukan pengumpulan data dengan tes, observasi, dan wawancara secara lisan
dan tertulis.
29
a. Tes
15 soal sesuai dengan materi yang ada pada kompetensi dasar dan
pemanfaatannya.
b. Observasi
observasi.
c. Wawancara
lembar observasi.
melihat dari kriteria yang telah ditetapkan, yaitu kriteria menentukan tingkat
persentase jumlah siswa dari tiap indikator yang dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :
30
5. Sangat Kurang : 0%-19% dari jumlah indikator pencapaian
Dalam penelitian ini dinyatakan berhasil dalam klasikal jika mendapat >
80%, dan jika ketuntasan belajar siswa mendapat nilai > 70% maka siswa
Bulan
No Kegiatan Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan X
Siklus I X
Perencanaan X
Tindakan X
Pertemuan 1 X
Pertemuan 2 X
Tes X
Observasi X
Refleksi X
2 Siklus II X
Perencanaan X
Tindakan X
Pertemuan 1 X
Pertemuan 2 X
Tes X
Observasi X X
Refleksi X X
3 Analisa Data X X
4 Penyusunan Laporan X X
31
BAB IV
1. Kondisi Awal
pembelajaran berpusat pada guru (teacher center) sehingga siswa kurang aktif dan
motivasi belajar siswa menjadi aktif, kreatif dan bermakna maka hal pertama yang
permasalahan serta kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran, dalam hal ini
mendapat perhatian adalah metode atau cara mengajar yang disampaikan guru
dalam kelas, guru hanya menggunakan metode konvensional saja berupa ceramah
Dari hasil observasi dan wawancara pada sejumlah siswa SD Negeri No.
32
khususnya dalam mengemukakan pendapat terdapat rendahnya kemampuan siswa
Hal ini dikarenakan siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran IPA
yang diajarkan oleh guru. Dimana guru sering menggunakan metode mengajar
atau ide-ide dari siswa. Dan guru juga kurang memotivasi siswa atau kurang
memberi ruang terhadap siswa untuk berpikir kreatif mengemukakan gagasan saat
mengemukakan pendapat khususnya dalam hal ini pada pembelajaran IPA Kelas
ada sehingga siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kurang pandai
kerjasama dalam kelompok belajarnya sehingga ide-ide kreatif dan inovatif dapat
tertuang di dalam kelompok belajarnya sehingga ide-ide kreatif dan inovatif dapat
pendapat dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Penelitian ini dilakukan
33
2. Wawancara
wawancara dan tanya jawab kepada siswa setelah selesai pembelajaran dengan
tujuan agar dapat mengetahui hasil kemampuan serta pemahaman siswa dalam
tentang kesulitan yang dialami siswa dalam belajar sehingga dapat diperbaiki
dalam Siklus II. Wawancara juga dilakukan Peneliti kepada teman sejawat yang
rasakan sulit pada materi sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya dan bagaimana
Tabel 6 : Perolehan Skor Tes Awal (Pre-Test) dari 15 Soal Bentuk Objektifitas
NILAI NILAI
KKM DAYA DAYA TINGKAT
NO BENAR SALAH SKOR
KD=70 SERAP SERAP KETERCAPAIAN
INDIVIDU KELAS
1 70 2 13 0.13 13 42,18 Tidak tercapai
3 70 5 10 0.33 33
4 70 3 12 0.20 20
5 70 3 12 0.20 20
6 70 4 11 0.27 27
7 70 5 10 0.33 33
8 70 5 10 0.33 33
34
9 70 8 7 0.53 53
10 70 7 8 0.47 47
11 70 3 12 0.20 20
12 70 6 9 0.40 40
14 70 12 3 0.80 80 Tercapai
18 70 11 4 0.73 73 Tercapai
20 70 12 3 0.80 80 Tercapai
26 70 7 8 0.47 47
27 70 9 6 0.60 60
28 70 9 6 0.60 60
29 70 10 5 0.67 67
30 70 4 11 0.27 27
31 70 13 2 0.87 87 Tercapai
32 70 11 4 0.73 73 Tercapai
Jumlah 1,360
35
Rumus menghitung daya serap klasikal
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa pada pre-test
(KKM), dengan tingkat ketuntasan 42,18. Hal ini menunjukkan baik proses
pembelajaran maupun hasil belajar siswa belum optimal, oleh karena itu perlu
ditingkatkan.
3. Siklus I
Penelitian dilakukan oleh Peneliti dan dibantu teman sejawat yang berperan
orang karena jumlah siswa di dalam kelas ada 32 orang. Pada penelitian ini
Peneliti dan teman sejawat bertugas untuk mencatat segala proses kegiatan yang
36
dilaksanakan, diadakan revisi kembali untuk dapat melanjutkan ke langkah atau
siklus berikutnya.
Adapun langkah atau rencana yang akan dipersiapkan oleh Peneliti yaitu :
tersendiri.
f. Memberikan soal pre dan post test untuk melihat perkembangan kemampuan
mata pelajaran IPA dengan materi sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya. Dalam
hal ini Peneliti berusaha terlibat dalam pembelajaran dengan teman sejawat untuk
37
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan diajarkan kepada siswa kelas V
Sekolah Dasar.
pembuka, kemudian Peneliti mengkondisikan kelas agar siswa dapat fokus pada
kegiatan pembelajaran.
dicapai.
siklus pertama dalam dua kali pertemuan tatap muka dan dalam setiap
Pertemuan I
tentang materi yaitu sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya. Pada Siklus I ini
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat
memahami apa yang harus mereka persiapan dan mereka lakukan ketika diberi
38
tugas/LKS berdasarkan kelompok masing-masing. Kegiatan pembelajaran yang
pelajaran IPA.
dari prestasi hasil belajar, kecerdasan, jenis kelamin dan perbedaan gender.
diberikan.
nomor kelompok.
39
j. Memberikan kesempatan untuk kelompok lain menanggapi hasil diskusi
Pertemuan II
pelajaran IPA.
40
g. Memberikan tugas di akhir pertemuan untuk mengetahui sejauh mana siswa
3.3 Observasi I
pada Siklus I
Kategori
Presentasi
Mengemukakan Skor Jumlah Siswa
Ketercapaian
Pendapat
Sangat Kurang 0-29 4 12%
32 100%
41
itu, Peneliti mencoba melakukan tindakan perbaikan dalam penerapan model
Berdasarkan hasil tes berupa tugas menjawab pertanyaan pilihan ganda dan
isian sebanyak 15 soal yang dilaksanakan setelah diadakan tindakan I pada siswa
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 8 : Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif pada Siklus I
NILAI NILAI
KKM DAYA DAYA TINGKAT
NO BENAR SALAH SKOR
KD=70 SERAP SERAP KETERCAPAIAN
INDIVIDU KELAS
1 70 11 4 0.73 73 69,18 Tercapai
10 70 12 3 0.80 80 Tercapai
12 70 13 2 0.87 87 Tercapai
13 70 9 6 0.60 60 Tercapai
42
14 70 13 2 0.87 87 Tercapai
15 70 11 4 0.73 73 Tercapai
16 70 11 4 0.73 73 Tercapai
17 70 12 3 0.80 80 Tercapai
18 70 13 2 0.87 87 Tercapai
19 70 11 4 0.73 73 Tercapai
20 70 13 2 0.87 87 Tercapai
23 70 11 4 0.73 73 Tercapai
24 70 10 5 0.67 67 Tercapai
31 70 13 2 0.87 87 Tercapai
32 70 12 3 0.80 80 Tercapai
Jumlah 2,247
Hasil penelitian ini menunjukkan 17 orang atau 53,12% dari 32 orang siswa
yang melampaui KKM atau berada di atas nilai ketuntasan belajar (>70),
43
sedangkan sebanyak 15 orang atau 46,87% berada di bawah ini ketuntasan belajar
(>70).
Prestasi belajar siswa secara akademis masih dapat ditingkatkan lagi dengan
3.5 Rekleksi I
Dari hasil analisis Siklus I dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar
tergolong sedang dan masih dapat ditingkatkan lagi yaitu baru mencapai 38%
sedangkan prestasi akademis siswa secara kognitif baru mencapai 17 orang yang
dapat melampaui KKM (>70) atau sebesar 53,12% dengan daya serap rata-rata
69,18%.
4. Siklus II
kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA SD Kelas V yang harus direvisi
Adapun rencana yang akan dipersiapkan oleh guru pada Siklus II adalah :
44
a. Merumuskan masalah yang dihasilkan melalui wawancara dan observasi
memahami pelajaran.
Sebelum guru memasuki kegiatan inti terlebih dahulu guru melihat dan
mencermati hasil temuan dan perbaikan yang dilaksanakan pada Siklus I. Hal ini
pelajaran kurang lebih 5-10 menit. Dengan tujuan untuk mengkondisikan siswa
kehadiran siswa.
45
a. Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman di dalam kelas.
dicapai.
berlangsung.
Pada Siklus ini dilakukan dua kali pertemuan. Kegiatan belajar merupakan
dengan perbaikan yang dilaksanakan pada Siklus I yang tertuang dalam bentuk
Pertemuan I
Siklus II ini membahas materi pelajaran yang berbeda yaitu pemanfaatan sifat-
kooperatif tipe STAD. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami apa yang
harus mereka persiapan dan mereka lakukan ketika diberi tugas/LKS berdasarkan
kelompoknya masing-masing.
46
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran model kooperatif tipe STAD dalam
pelajaran IPA.
diberikan.
nomor kelompok.
tersebut.
47
n. Memberikan tugas di akhir pertemuan untuk mengetahui sejauh mana
Pertemuan II
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun kegiatan yang akan dilakukan
adalah :
48
4.3 Observasi II
pada Siklus II
Kategori
Presentasi
Mengemukakan Skor Jumlah Siswa
Ketercapaian
Pendapat
Sangat Kurang 0-29 0 0%
32 100%
kategori kemampuan baik dan sangat baik meningkat dengan tingkat pencapaian
81,20%. Hal ini membuktikan telah terjadi perubahan kemampuan siswa yang
makin baik antara Siklus I ke Siklus II yaitu dari 38% menjadi 81,20% atau
49
Hasil tes kemampuan akademis yang diberikan pada siswa setelah proses
Tabel 10 : Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif pada Siklus II
NILAI NILAI
KKM DAYA DAYA TINGKAT
NO BENAR SALAH SKOR
KD=70 SERAP SERAP KETERCAPAIAN
INDIVIDU KELAS
1 70 12 3 0.80 80 83.54 Tercapai
2 70 11 4 0.73 73 Tercapai
4 70 11 4 0.73 73 Tercapai
5 70 11 4 0.73 73 Tercapai
7 70 11 4 0.73 73 Tercapai
50
19 70 13 2 0.87 87 Tidak tercapai
30 70 13 2 0.87 87 Tercapai
Jumlah 2,673
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prestasi hasil belajar siswa
signifikan dengan jumlah rata-rata hasil tes sebesar 83,10 dan dari tabel tersebut
terdapat 6 (enam) orang siswa atau 18,75% siswa dari 32 orang siswa
memperoleh skor 100, sebanyak 3 (tiga) orang siswa atau 9% siswa memperoleh
skor 93 sebanyak 8 orang siswa atau 25% siswa yang memperoleh skor 73,
sebanyak 2 orang siswa atau 6,20% siswa yang memperoleh skor 66 (tidak
Siklus II juga disebabkan karena tingkat keaktifan siswa secara individu di dalam
51
kelompok masing-masing makin baik karena perubahan sikap siswa yang kurang
mampu terus mau belajar dengan yang memiliki kemampuan lebih baik serta
sistem pendampingan oleh Peneliti secara intensif meningkatkan rasa percaya diri
4.5 Refleksi II
Dari hasil analisis data pada Siklus II (kedua) dapat ditarik simpulan bahwa
hasil belajar siswa dalam mengemukakan pendapatnya pada mata pelajaran IPA
mengemukakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan telah terjadi dalam
proses pembelajaran melalui diskusi kelompok, diskusi kelas dan berdebat melalui
pada Siklus I hanya 38% siswa yang memiliki kemampuan kategori sangat baik
dari kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal tes yang diawali dari pre-test
hanya memperoleh rata-rata 42,18 meningkat pada Siklus II menjadi 83,10. Hal
52
Berdasarkan hasil dari proses pembelajaran dengan penerapan, model
dengan baik serta saling bekerja sama untuk memecahkan masalah yang ada
demonstrasi.
hasil rata-rata kemampuan siswa mengemukakan pendapat hanya 38% dan pada
Siklus II (kedua) meningkat menjadi 81,20%. Dan secara akademis prestasi hasil
belajar siswa juga terus meningkat, yaitu dari nilai KKM KD 70, hasil pre-test
dilakukan Peneliti pada Siklus II (kedua) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel
sistematis dan terarah sesuai dengan materi yang dipelajari serta dapat
53
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka hasil penelitian dapat
tersebut adalah :
meningkat dari 38% menjadi 81,20% dengan kategori baik dan sangat
baik.
b. Untuk prestasi hasil bejar IPA Kelas V SD, pada materi sifat-sifat
54
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Melalui model pembelajaran ini
5.2 Saran
pelajaran IPA.
4. Hasil penelitian ini agar dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak untuk dapat
proses pembelajaran.
55
DAFTAR PUSTAKA
Yrama Widya.
Cipta.
56