Anda di halaman 1dari 5

Kajian Literatur

http://jce.ppj.unp.ac.id/index.php/jce/article/view/132/34

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/16136/9595

Agung, A. A. G. 2010
Octavia, Shilphy A. Model-model pembelajaran. Deepublish, 2020.

Menurut Octavia, Shilphy (dalam Hermawan, 2006) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang menggambarkan proses sistematis untuk mengatur pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perencana dan pelatih
pembelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

N Laa, H Winata, RI Meilani (2017), Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat penting, karena
melalui belajar siswa dapat mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan. Dalam teori belajar,
aktivitas belajar mengajar dapat ditingkatkan dengan menerapkan berbagai model pembelajaran,
guru perlu menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat dan perlu diperhatikan
relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran yang tepat.

http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/00000

Gani, A (2015), pendidikan itu harus berpusat pada siswa (Student centered approach). Guru
diharapkan dapat membimbing siswa agar siswa berkembang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki baik kemampuan intelektual maupun kemampuan motoriknya. Seorang guru harus mampu
mengembangkan dan mengimplementasikan berbagai model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa.

http://download.garuda.kemdikbud.go.id

DS Pasaribu, M Hendri (2017), Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
minat belajar siswa dalam belajar adalah model pembelajaran kooperatif (cooperatif
learning). Model pembelajaran ini menekankan siswa saling bekerja sama dalam
kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif banyak tipenya, dari sekian banyak tipe
model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah model pembelajaran Talking Stick.
https://online-journal.unja.ac.id/EDP/article/view/4043/8539

Menurut Kurniasih (2015), adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran


Talking Stick adalah sebagai
berikut:
Kelebihan:
1.Menguji kesiapan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
2.Melatih membaca dan memahami dengan cepat materi yang telah disampaikan.
3.Agar lebih giat dalam belajar karena siswa tidak pernah tau tongkat akan
sampai pada gilirannya.
Kekurangan:
1.Jika ada siswa yang tidak memahami pelajaran, siswa akan merasa gelisah dan
khawatir ketika nanti giliran tongkat berada pada tangannya.

Deli, S. (2019), Meningkatnya minat belajar siswa, karena proses pembelajaran tidak
hanya terpusat pada guru. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteaksi dengan teman dalam
membahas permasalahan yang dipelajai di dalam kelas. Dengan siswa mengamati,
lalu bisa menanya, menjawab dan mengkomunikasikan sehingga hal ini
membuat siswa terbiasa mengaktifkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah
ada, untuk memperoleh pengetahuan baru melalui penemuan dengan cara mengamati,
lalu siswa bisa menanya, menjawab dan mengkomunikasikan sehingga hal ini membuat
siswa terbiasa mengaktifkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah ada, untuk
memperoleh pengetahuan baru melalui penemuan dengan cara mengamati.

http://jce.ppj.unp.ac.id/index.php/jce/article/view/132/34
Kelebihan:
 Setiap murid menjadi siap.
 Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
 Murid yang pandai dapat mengajari murid yang kurang pandai.
 Terjadi interaksi secara intens antarsiswa dalam menjawab soal.
 Tidak ada murid yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi.
Kekurangan:
 Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena membutuhkan waktu yang
lama.
 Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena kemungkinan waktu yang
terbatas.

Menurut Mergendoller (dalam Wahyu Purwanto 2016) menyatakan bahwa dengan


pembelajaran berbasis masalah terbukti dapat meningkatkan perhatian dan ketertarikan
siswa. Akan tetapi, pembelajaran berbasis masalah menjadi tidak efektif jika siswa tidak
berminat terhadap permasalahan yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, dibutuhkan
bantuan media pembelajaran untuk merangsang minat belajar siswa. Media yang dapat
diintegrasikan dalam pembelajaran antara lain; media foto, video, teks, poster,
dan PowerPoint.
https://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6721

Menurut Kariyana (dalam Sukasih, Ni Nyoman 2018 ) Salah satu pembelajaran kooperatif
adalah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). TGT memungkinkan siswa
dapat belajar lebih relaks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama,
persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Purwandari (dalam Sukasih, Ni Nyoman 2018)
mengatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran TGT di kelas
diharapkan dapat menghilangkan anggapan siswa tentang pelajaran yang
membosankan.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/16136/9595
Dewi, Kadek M. (2021), Dalam proses pembelajaran problem based instruction (PBI), pembelajaran
tidak lagi terpusat pada guru tetapi tanggung jawab belajar sudah dominan diserahkan pada siswa.
Hal ini berimplikasi pada cara siswa dalam belajar. Tidak ada cara lain untuk memahami konsep dari
topik yang didiskusikan selain aktif dalam belajar, aktif dalam diskusi kelompok, aktif dalam
presentasi kelas, dan aktif melakukan tanya jawab. Pembelajaran problem based instruction (PBI)
juga menumbuhkan minat siswa untuk terus belajar karena hal-hal yang dipelajari selalu bermula
dari masalah-masalah yang ada, dan bahkan siswa sendiri dapat mengemukakan masalah yang
terkini terkait dengan substansi materi yang sedang dipelajari. Jika sudah demikian maka minat
belajar siswa akan tumbuh dan pada akhirnya akan memeperbaiki prestasi belajar mereka.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/view/31956
Problem Based Learning (PBL) juga memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu di cermati untuk
keberhasilan penggunaanya.
a. Kelebihan :
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia
nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan
masalah dunia nyata(Sanjaya, 2007).
b. Kelemahan
Disamping kelebihan diatas, PBL juga memiliki kelemahan, diantaranya :
1. Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang
mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2007).

Model pembelajaran problem based instruction memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan sebagai
berikut:
1. Peserta didik dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserap
dengan baik.
2. Dilatih untuk mandiri dan bekerja sama dengan peserta didik lain.
3. Berperan aktif dan menuntut keterampilan berfikir peserta didik yang lebih tinggi dalam
pembelajaran.
4. Peserta didik dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah yang
diselesaikan merupakan masalah sehari-hari.
5. Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan pendapat.

Sedangkan kelemahan atau kekurangan menggunakan model pembelajaran problem based instruction
yaitu:

1. Untuk peserta didik yang malas, tujuan dari model tersebut tidak akan tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu.
3. Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TGT

Kelebihan:

1. Menggunakan lebih banyak waktu untuk permainan dan turnamen yang bisa memperdalam
pengetahuan siswa.

2. Memotivasi siswa untuk terus belajar dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

3. Meningkatkan hubungan antarsiswa karena adanya interaksi yang aktif dalam kelas.

4. Membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.

5. Mengembangkan kemampuan kerjasama yang dibutuhkan dalam kehidupan siswa.

6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkontribusi dalam proses pembelajaran.

Sementara itu, model pembelajaran TGT juga punya kekurangan. Karena memang nggak ada yang
sempurna dalam segala hal, termasuk model pembelajaran yang satu ini.

Kelemahan model pembelajaran TGT antara lain:

1. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengelompokkan siswa, apalagi untuk kelas
dengan siswa yang tingkat kemampuannya sangat berbeda dari segi akademis.

2. Memperlambat proses pembelajaran saat jumlah yang ada di kelas terlalu banyak, sehingga
kegiatan belajar justru kurang maksimal.

3. Memunculkan kekhawatiran bahwa kelas nggak akan berjalan baik ketika siswa tidak dibagi
dalam kelompok.

4. Menuntut kemampuan khusus guru untuk bisa mengelola siswa dalam kelompok dan
melaksanakan turnamen.
5. Memungkinkan siswa dengan tingkat kemampuan yang lebih tinggi untuk mendominasi
kelompok, sehingga proses tutor sebaya nggak bisa berjalan lancar.

Talking Stick (TS) menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran dengan memberikan
siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan teman yang lain sehingga dapat
mengoptimalkan partisipasi siswa, membuat siswa aktif, dan tercipta suasana pembelajaran yang
menyenangkan. Model pembelajaran talking Stick telah didefinisikan dan diimplementasikan dalam
berbagai cara oleh para peneliti yang berbeda. Pengimplementasian model pembelajaran Talking
Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/Prosiding/article/view/1599
Koiri, M. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar PPKN Materi Sumpah Pemuda dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika di Kelas
VIIIF SMPN 1 Gading Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Terapan Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2(4), 574-578.

https://ojs.unublitar.ac.id/index.php/jtpdm/article/view/578

Risky, E. A., Junarti, J., & Zuhriah, F. (2023). Kajian Pustaka Model Pembelajaran Talking Stick Dan
Kemandirian Belajar PPKn Sekolah Menengah Pertama (SMP. Prosiding Nasional Pendidikan: LPPM
IKIP PGRI Bojonegoro, 3(1), 101-110.
Sukasih, N. N. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament
(TGT) untuk Meningkatkan Minat Belajar PKn. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2(3), 256.
Deli, S. (2019). UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPENUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) KELAS VIII SMP BAITURRAHMAH PADANG. Journal of Civic Education, 1(1), 59-80.
Purwanto, W., RWW, E. T. D., & Hariyono, H. (2016). Penggunaan Model Problem Based Learning
dengan Media Powerpoint untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, Dan Pengembangan, 1(9), 1700-1705.
Marlini, K. D. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) untuk
Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas X MM-2 SMK Negeri 1 Denpasar pada
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(1),
197-204.

Anda mungkin juga menyukai