Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

A. Manfaat Kepemimpinan

Kepemimpinan memainkan peran penting dalam mencapai tujuan dan menggerakkan tim
menuju kesuksesanSeorang pemimpin yang baik dapat menginspirasi anggota tim untuk
bekerja dengan semangat yang tinggi, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama,
sambil menunjukkan jalan menuju sukses. Kepemimpinan yang efektif sangat penting baik
dalam dunia bisnis, organisasi non-profit, maupun dalam kehidupan pribadi. Seorang
pemimpin yang terampil dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja tim, memperkuat
kolaborasi dan kerjasama antar anggota, serta menciptakan budaya kerja yang positif dan
inklusif. Kepemimpinan juga dapat membantu mengembangkan keterampilan kepemimpinan
pada individu atau kelompok, yang dapat membantu mereka sukses dalam karir mereka,
hubungan sosial, maupun kehidupan personal mereka. Oleh karena itu, pemahaman tentang
manfaat kepemimpinan adalah penting bagi setiap orang, terlepas dari latar belakang atau
bidang kehidupan.
Berikut adalah manfaat kepemimpinan

a. Dapat mencapai suasana kerja sama dan persaudaraan yang baik sehingga pekerjaan
yang dijalani terasa mudah dan tidak terlalu membebani.
b. Dapat mengatur pengorganisasian dengan kelompok sehingga tujuan dapat tercapai.
c. Mampu membuat prosedur kerja untuk kelompok dengan melihat lingkungan sekitar
sehingga dapat memilih prosedur yang lebih efisien dan efektif.
d. Bersikap tanggung jawab dalam menangani kasus bersama kelompok dan juga harus
adil dalam memimpin kelompok).1

1
.Khamdani, 2014
B. Teori ke pemimpinam

Pemimpin adalah seseorang yang diberi status untuk memipin sebuah anggota atau
organisasi berdasarkan pemilihan, keturunan, atau cara lainnya. Sehingga pemimpin itu
merupakan seseorang yang dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan, mengarahkan, dan kalau jika perlu memaksa orang atau kelompok agar
menerima pengaruhnya agar dapat membantu tercapainya suatu tujuan dalam sebuah institusi
ataupun organisasi.2

Pemimpin itu dipelukan karena keperluan suatu institusi atau organisai untuk mencapai
tujuannya yang harus di pimpinnya yang disebut kepemimpinannya, maka kepemimpinan
merupakan sebuah tindakan atau prilaku dari pemimpin untuk mencapai tujuan dari institusi
atau organisasi.

Kepemimpinan secara umum didefinisiksn sebagai kemampuan dalam kesiapan yang


dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima
pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu
tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir


menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Kepemimpinan dalam organisasi berarti
penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan. Kepemimpinan adalah individu
di dalam kelompokyang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasaian yang relevan
dengan kegiatan-kegiatan keFungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk
belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :

1. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa


kebebasan.
2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam
memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan
memjelaskan tujuan.
2
Afandi,2013
3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu
kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana
yang paling efektif dan efisien.
4. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil .keputusan bersama dengan
kelompok.

Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan


eksistensi organisasi.

C. Macam – Macam Kepemimpinan

a. Otoriter

Kepemimpinan otoriter terpusat pad abos sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.


Pada tipe kepemimpinan ini, para pemimpin membuat keputusan, peraturan, dan prosedur
berdasarkan pemikiran sendiri. Mereka jugalah yang bertanggung jawab. Lingkungan
kerja yang otoriter tidak memberikan keleluasaan kepada orang -orang yang bekerja di
dalamnya. Akan tetapi, tipe kepemimpinan ini sangat berguna dalam situasi genting
ketika keputusan harus diambil dengan cepat.

b. Demokratis
Berkebalikan dengan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis mengutamakan
kontribusi orang - orang di lingkungan kerja. Pemimpin kemudian menentukan akhir, tapi
ia akan mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain. Tipe kepemimpinan ini sangat
cocok diterapkan dalam bidang medis atau teknologi. Pasalnya, bidang-bidang ini
membutuhkan kolaborasi antara tiap anggotanya agar bisa berfungsi secara optimal.
c. Delegatif
Para pemimpin yang menerapkan tipe - tipe kepemimpinan delegatif memberikan
wewenang bagi anggotanya untuk mengambil keputusan. Tipe kepemimpinan ini sangat
berguna bila dijalankan oleh oang - orang berpengalaman. Meski begitu, tipe
kemimpinan delegatif jarang diterapkan karena lebih banyak kelemahannya. Kelemahan
tersebut di antaranya motivasi yang rendah, kecenderungan anggota untuk saling
menyalahkan, dan kurangnya produktivitas.
d. Transformasional
Berbeda dengan tipe lainnya, tipe kepemimpinan transformasional berfokus pada
perubahan dalam organisasi, kelompok, dan unsur lain yang terlibat di dalamnya. Sang
pemimpin mampu memotivasi kelompok dan mengarahkannya pada perubahan yang
baik. Para pemimpin transformasional biasanya energik, dan penuh semangat. Mereka
mendorong orang - orang yang dipimpinnya untuk melakukan beragam hal di luar target
awal sehingga pencapaian yang dihasilkan juga tinggi.
e. Transaksional
Tipe kepemimpinan transaksional berfokus pada status pemimpin dan orang-orang
yang dipimpinnya. Terdapat garis komando jelas yang harus dipatuhi sehingga semua
orang memahami perannya masing-masing. Sebagai gantinya, para pemimpin
memberikan reward bagi anggota kelompok yang memiliki performa baik.
Kekurangannya adalah tidak adanya ruang untuk berkreasi dan berpikir di luar tatanan
yang telah ada.
f. Situasional
Ini merupakan tipe kepemimpinan yang unik, sebab para pemimpin bertindak
berdasarkan lingkungan kerja dan orang yang dihadapi. Teorinya mengatakan bahwa
seorang pemimpin bisa berfungsi dengan optimal bila perannya sesuai dengan situasi
kerja. Ada empat cara yang dilakukan dalam tipe tipe kepemimpinan situasional. Di
antaranya:
a. Mengarahkan langsung (directing): pemimpin memberikan seluruh instruksi
secara spesifik.
b. Melatih (coaching): pemimpin memberikan sebagian besar instruksi disertai
sedikit dorongan.
c. Mendukung (supporting): pemimpin memberikan sebagia kecil instruksi, tapi
banyak menawarkan bantuan.
d. Delegasi (delegating): pemimpin tidak lagi memberikan instruksi maupun bantuan
karena anggota kelompoknya telah mampu melakukan tugas tersebut.
g. Karismatik
Pada tipe kepribadian karismatik, pemimpinnya adalah para sosok yang memiliki
kepribadian kuat. Ini merupakan sumber kekuatan yang membuat banyak orang
menghargai nilai yang mereka anut. Para pemimpin karismatik tidak sekadar terkenal
karena posisi atau kepemilikan terhadap suatu hal. Mereka mampu mengubah arah
pandang pengikutnya yang sudah mengakar menjadi suatu hal yang lebih baik lagi.
h. Melayani / Servant leadership
Tipe kepemimpinan selanjutnya yakni para pemimpin yang tak sungkan melayani.
Tipe kepemimpinan ini percaya bahwa, ketika anggota tim merasa terpenuhi secara
pribadi dan profesional maka mereka akan mampu menghasilkan pekerjaan yang hebat
bagi perusahaan. Pemimpin ini mengutamakan kepuasan bagi karyawan, sehingga tidak
mungkin bila mereka tidak dihormati oleh tiap karyawan. Mereka adalah tipe
kepemimpinan yang baik dan terampil dalam membangun moral karyawan serta mampu
membuat karyawan betah bekerja lama di perusahaan. Umumnya, tipe tipe
kepemimpinan seperti ini ada dalam perusahaan nirlaba.
i. Birokrasi
Pemimpin dengan tipe birokrasi mengharapkan anggota tim untuk mengikuti aturan
dan prosedur yang tepat, sesuai yang sudah ditulis. Tipe kepemimpinan ini fokus pada
tugas dalam hierarki di mana setiap karyawan sudah memiliki daftar tanggung jawab
masing-masing. Tipe kepemimpinan ini paling cocok bekerja dalam industri atau
departemen yang sangat diatur seperti keuangan, kesehatan dan pemerintah.
j. Visioner
Tipe kepemimpinan terakhir adalah tipe visioner. Pemimpin yang memiliki tipe ini
biasanya memiliki visi yang jelas dengan selalu berinovasi dalam rangka mencapai target
yang ditentukan. Mereka yang memiliki tipe kepemimpinan ini, selalu mendorong
anggota timnya untuk selalu memacu dan mencoba hal-hal baru dalam meningkatkan
kinerja dan menemukan metode yang ideal dalam proses pencapaian tujuan.

D. Model/Jenis Kepemimpinan

Ada beberapa model kepemimpinan yang akan dibahas dalam bab pembahasan ini,
juga akan dijelaskan pengertian setiap model kepemimpinan tersebut diantaranya:

1. Kepemimpinan Manajerial (managerial)

Otoritas dan pengaruh bersifat formal, hierarkis dan birokratis

2. Kepemimpinan Partisipatif (participative)


a. Proses pengambilan keputusan secara kelompok
b. Keterlibatan menimbulkan sikap demokratis, meningkatkan keefektifan tim
dan lembaga serta bertanggungjawab.
c. Rasa betanggungjawab dapat menimbulkan rasa memiliki
d. Rasa memiliki dapat menimbulkan turut memelihara.
3. Kepemimpinan Transformasional (transformational)
a. Model yang komprehensif menggunakan pendekatan normatif
b. Model ini lebih sentralistik, lebih mengarahkan, lebih mengontrol sistem
c. Model cenderung berbuat sewenang-wenang karena kepemimpinan yang
kuat, berani berkorban sebagai pahlawan, karismatik, dan konsisten dengan
teman sejawat dalam berbagai nilai dan kepentingan umum.
d. Jika model berjalan optimal, mampu melibatkan stakeholders dalam
mencapai tujuan.
4. Kepimpinan Interpersonal (interpersonal)

Lebih menekankan pada hubungan dengan teman sejawat dan hubungan antar
pribadi.

5. Kepemimpinan Transaksional (transactional)


a. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan berdasarkan kesepakatan nilai
atau proses pertukaran (transaksi uang)
b. Transaksi diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak
6. Kepemimpinan Post modern
a. Mengizinkan menggunakan kepemimpinan demokratis
b. Fokusnya pada visi yang dikembangkan oleh pemimpin
c. Pemimpinan penuh perhatian pada budaya dan lambang-lambang makna yang
dibentuk oleh individu atau kelompok
d. Berfokus pada interpretasi individu
7. Kepimpinan Kontingensi (contingency)

Berfokus pada situasi dan mengevaluasi bagaimana menyesuaikan peilaku dengan


lingkungan.
8. Kepemimpinan Moral (moral)

Kepemimpinan moral dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memimpin


dengan mengutamakan nilai-nilai moralKepemimpinan moral melibatkan pemimpin yang
tidak hanya fokus pada pencapaian tujuan dan kekuasaan semata, tetapi juga memiliki
integritas dan moralitas yang tinggi. Pemimpindengan kepemimpinan moral
memperlihatkan kejujuran, transparansi, keadilan, dan bertanggung jawab dalam
menjalankan tugasnya. Mereka juga memperhitungkan dampak dari keputusan yang
diambilnya pada orang lain, lingkungan dan masyarakat. Pemimpin moral tidak hanya
memimpin berdasarkan aturan dan hukum, tetapi juga nilai-nilai etis dan moral dalam
berinteraksi dengan orang lain. Pemimpin moral bukan hanya memimpin, tetapi juga
menjadi contoh bagi bawahannya untuk mengembangkan moral dan etika
kerja yang baik.

9. Kepemimpinan Pembelajaran (instructional)

Fepemimpinan pembelajaran adalah kemampuan seorang pemimpin untuk


memimpin dan memfasilitasi proses pembelajaran untuk mencapai tujuan strategis
organisasi. Dalam kepemimpinan pembelajaran, pemimpin tidak hanya berfokus pada
pengembangan kemampuan individu, tetapi juga fokus pada penguatan bud Penguatan
budaya organisasi yang mendorong belajar dan pertumbuhan dalam lingkungan yang positif
dan inklusif. Dalam kepemimpinan pembelajaran, pemimpin juga menempatkan dirinya
sebagai facilitator, yang mendorong dan mendukung orang lain untuk belajar dan
berkembang. Pemimpin secara aktif terlibat dalam proses belajar, menjadi contoh dan
memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu orang lain meraih potensi
terbaik mereka.

Pemimpin yang menerapkan kepemimpinan pembelajaran biasanya mempunyai


komitmen tinggi terhadap pengembangan SDM dan variabel yang berkaitan dengan
pengembangan tersebut. Dengan mengedepankan pembelajaran, ditunjukkan bahwa setiap
orang dalam organisasi baik itu bawahan maupun atasan mempunyai ruang pengembangan
diri sesuai skill dan kebutuhan masing-masing. Hal ini memungkinkan organisasi untuk tidak
hanya mencapai tujuan, tetapi juga mencapai tujuan dengan potensi dan kemampuan yang
lebih besar secara keseluruhan.

E. Konsep Kekuasaan

Menurut Harold D.laswel Kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau
sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain ke arah
pihak pertama, perumusan yang paling umum dikenal yaitu kekuasaan merupakan
kemampuan seseorang pelaku untuk mempengaruhi pelaku seorang pelaku lain. Dalam
hal ini kekuasaan selalu berlangsung minimal antara dua pihak. Jadi di antara pihak itu
terkait atau saling berhubungan. Jika bicara kekuasaan selalu identik dengan politik yang
dimana dapat kita lihat politik tanpa kekuasaan itu seperti agama tanpa moral. Namun
satu hal yang perlu digaris bawahi bahwa konsep kekuasaan bukan satu-satunya konsep
dalam ilmu politik, kekuasaan merupakan suatu hal yang selalu berhubungan antar
manusia.

Pendapat lain mengatakan bahwa Kekuasaan (power) juga merupakan kemampuan


menggunakan pengaruh orang lain, bertujuan mengubah sikap atau tingkah laku
individual atau kelompok dalam organisasi. Lalu, masalahnya adalah apakah seseorang
menyadari kemampuan yang dimilikinya, atau apakah seseorang dapat menggunakan
kemampuannya itu untuk memperoleh yang diinginkan. Pengaruh tidak hanya berjalan
satu arah (one way) dari manajemen ke karyawan saja. Namun, bersifat dua arah. Berarti
karyawan juga mungkin memiliki pengaruh terhadap pemimpinnya. Kekuasaan tidak
begitu saja diambil dari tingkat individual dalam lingkup organisasi.

Ada lima sumber atau dasar kekuasaan, yaitu:

a) Kekuasaan menghargai (reward power)


Kekuasaan menghargai Didasarkan pada kemampuan seseorang (yang memberi
pengaruh) untuk memberi penghargaan kepada orang lain (yang dipengaruhi) agar
melaksanakan perintah kerja. Jadi, pengaruh seseorang berasal dari aktivitasnya dalam
memberi reward kepada orang lain yang akan dipengaruhi. Maka dari itu, tidak jarang
pemimpin memberi penghargaan kepada orang lain.
b) Kekuasaan memaksa (coercive power)
Dipakai pada kemampuan orang yang memengaruhi untuk menghukum orang yang
dipengaruhi, apabila tidak menjalankan perintah dengan baik atau memenuhi persyaratan.
Hal ini merupakan kekuasaan sisi negatif. Sumber kekuasaan ini dijalankan dengan
membuat peraturan disertai sanksi jika tidak dipatuhi. Hukumannya bisa berupa teguran
hingga pemecatan.
c) Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan ini ada jika seorang karyawan yang dipengaruhi mengakui bahwa orang yang
memengaruhinya telah melewati batas kekuasaan, dalam musyawarah organisasi, seperti
proses pemilihan atau penunjukan pejabat. Makin besar pengakuan bawahan terhadap
pemimpin, kian sah pula kekuasaannya. Hal ini ditunjukkan lewat tingginya sikap
kepatuhan bawahan.
d) Kekuasaan keahlian (expert power)
Didasarkan pada persepsi bahwa orang yang memengaruhi mempunyai keahlian relevan
atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki orang yang dipengaruhi, seperti dokter,
konsultan, dan lainnya.
e) Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan ini dapat dimiliki seseorang atau kelompok berdasarkan keinginan orang
dipengaruhi untuk meniru orang yang memengaruhi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai suatu kemampuan dalam
kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang
ataukelompok agar menerima pengaruh sehingga dapat membantu tercapainya suatu
tujuan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan yang terutama dapat
mempengaruhi sehingga dapat mengatur pergerakan dan pelaksanaan pendidikan,
sehingga tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
Pemahaman dan Pengetahuan kita tentang Dasar – Dasar Kepemimpinan Pendidikan.
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami pun
menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan. Untuk itu kritik dan saran akan
sangat kami butuhkan demi makalah berikutnya. Kami juga ucapkan banyak terimakasih,
untuk Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan dan teman-teman kelompok
2 yang telah mendukung menyelesaikan tugas makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad Rohani dan Abu Ahmad. 1991. Administrasi Pendiidkan Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Wahjosumidj. (1999). Kepemimpinan


Kepala Sekolah.

Burhanudin. 1994. Analisis Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara.

Danim, S. 2003. Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan. Pustaka Pelajar.

Gaffar, A. 1994. Politik Indonesia : Transisi Menuju Demokrasi. Pustaka Pelajar.

I Indrafachrudi, S. 1993. Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

Khamdani, P. (2014). Kepemimpinan & pendidikan. Jurnal Madaniyah, 269.

Nawawi, H. 1993. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Purwanto, N. (1995). Administrasi dan Supervisi

https://www.ekrut.com/media/tipe-tipe-kepemimpinan

Rohmat. 2006. Kepemimpinan Pendidikan. Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan.

https://www.ekrut.com/media/tipe-tipe-kepemimpinan

Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya. SSoetopo, H. D. W. S. 2002. Pengantar Operasional

Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya. Jakarta: rajawali presh

https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep_kekuasaan

https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/07/153000169/kekuasaan-dan-wewenang-dalam-
manajemen-?page=all

Anda mungkin juga menyukai