Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar

mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan
yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin yang
demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai
unsur dan komponen organisasi. Pemimpin menempatkan dirinya sebagai pengontrol,
pengatur dan pengawas dari organisasi tersebut dengan tidak menghalangi hak-hak
bawahannya untuk berpendapat. Dia juga berfungsi sebagai penghubung antar departemen
dalam suatu organisasi. Organisasi yang dibuat dengan teori demokratis ini pun memiliki
suatu kelebihan, dimana setiap tugas dan wewenang dari pengurus organisasi tersebut diatur
sedemikian rupa, sehingga jelas bagian-bagian tugas dari masing-masing pengurus, yang
mana nantinya tidak akan terjadi campur tangan antar bagian dalam organisasi tersebut.
Pembagian tugas ini juga sangat efisien dan efektif bila diterapkan dalam suatu organisasi
dimana tujuan utama dari organisasi adalah tercapainya tujuan dan kepentingan bersama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kepemimpinan Administratif ?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan Administratif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan Administratif
2. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan Administratif

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Kepemimpinan Administratif


Eksekutif berasal dari istilah inggris to execute berarti menyelenggarakan atau

melaksanakan. Berarti executive sesungguhnya berarti penyelenggara atau pelaksana.


Akan tetapi dalam bahan kepustakaan administrasi dan manajemen istilah eksekutifsebagai istilah pengindonesiaan istilah executive biasanya diartikan bukan para tenaga
pelaksana kegiatan kegiataan operasional, akan tetapi para tenaga penyelenggara kegiatan
kegiatan kepemimpinan. Dengan perkataan lain, interpretasi yang paling lumrah diberikan
tentang seorang eksekutif adalah seorang yang karena diangkat atau ditunjuk, bertindak
selaku pimpinan sekelompok tenaga tenaga pelaksana berbagai kegiatan operasional.
Jadi, berarti bahwa eksekutif adalah seseorang yang karena diiangkat atau ditunjuk
menduduki jabatan kepemimpinan tertentu dalam suatu organisasi, mempunyai hak dan
wewenang untuk menggerakkan sekelompok orang lain yang disebut bawahan dan para
bawahan itulah yang sesungguhnya memikul tanggung jawab untuk melaksanakan berbagai
kegiatan operasional organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang
bersangkutan.
Dari pengertian tersebut di atas terlihat bahwa kedudukan dan jabatan eksekutif
sesungguhnya terdapat dalam sebuah organisasi, baik dalam lingkungan pemerintahan, dalam
lingkungan bisnis, dalam organisasi kemiliteran, dalam organisasi politik, dalam organisasi
sosial dalam organisasi kebudayaan, dalam organisasi pendidikan, bahkan juga dalam suatu
negara sebagai organisasi.
Kepemimpinan

tipe

administratif

ialah

kepemimpinan

yang

mampu

menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari

teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika


modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan
birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutris, manajemen modern dan perkembangan sosial
ditengah masyarakat
B. Gaya Kepemimpinan Administratif
Perilaku kepemimpinan ini menunjukkan ciri ciri (karakteristik) sebagai berikut :
a.

Bekerja dengan asumsi bahwa oraang lain dapat bekerja, saama abaiknya dengan dirinya.
Oleh karena itu setiap orang yang memiliki dan memperlihatkan potensi sesuai dengan
bidangnya perlu diberikan kesempatan memimpin

b.

Cenderung mementingkan kualitas dalam melaksanakan tugas, karena mempersyaratkan


standar yang tinggi pada hasil yang hendak dicapai. Kualitas kemampuan dan hasilnya
lebih diutamakan dari pada aspek aspek lainnya dalam berkerja

c.

Berdisiplin dalam melaksanakan tugas tugas, sehingga dapat meyakinkan dan bahkan
disegani oleh orang orang yang dipimpin. Disiplin dipandang sebagai penunjang utama
terhadap kualitas kerja dan hasilnya.

d.

Berusaha menunjukkan partisipasi aktif orang orang yang dipimpin dengan


kemampuan yang memberikan motivasi yang memadukan kepentingan individu dengan
kepentingan bersama/organisasi.

e.

Memiliki semangat, moral, loyalitas dan dedikasi kerja yang tinggi, sehingga menjadi
teladan bagi orang orang yang dipimpinnya.

f.

Mampu menunjukkan kesediaan berkerja keras, tanpa menekan dan memaksa orang
orang yang dipimpinnya. Kesediaan berkerja keras itu tumbuh berdasarkan kesadaran
dan dilakukan secara ikhlas dan sukarela. Pemimpin memandang orang oraang yang
dipimpinnya sebagai temaan aatau partner kerja, dan bukan sebagai bawahan atau anak

buah, sehingga sama sama harus mampu berkerja keras untuak mencapai tujuan
organisasinya.
g.

Mampu menumbuhhkan rasa aman, karena dalam menunjukkan hubungan manusiawi


yang efektif memperlakukan orang lain sebagai orang dewasa yang matang dan
bertanggung jawab. Perlakuan seperti itu tidak berbeda dalam menghadapi anggota lama
maupun anggota baru.

h.

Efisien dan efektif dalam berkerja. Oleh karena itu cenderug memiliki dorongan yang
besar untuk memberikan latihan latihan agar setiap orang mempunyai peluang untuk
mempunyai peluang untuk mampu pula berkerja vsecara efektif dan efisien.

i.

Mempunyai perhatian yang positif dalam menyelesaikan konflik konflik yang timbul.
Konflik dipandang sebagai kejadian yang wajar dalam bergaul dan bekerja, karena
manusia memang berbeda kepentingannya. Konflik harus diselesaikan agar kerja sama
dapat diwujudkan dan dikembangkan secara maksimal. Dalam menyelesaikan konflik
dan perselisihan, selalu berlaku obyektif dan tidak memihak atau tidak senang menekan
salah satu pihak. Oleh karena itu pemimpin juga memilii kemampuan yang positif dalam
menyelesaikan dan mempertemukan perbedaan pendapat. Kemampuan itu merupakan
dukungan yang positif terhadap kemampuan menetapkan keputusan pada waktu yang
tepat, cepat dan bermutu.

j.

Terbuka terhadap kritik dan saran saran, untuk memperbaiki kekeliruan dan kesalahan
kesalahan dalam melaksanakan kepemimpinan.

k.

Mampu memisahkan masalah masalah yang perlu dan tidak peerlu di dalam
musyawarah atau rapat rapat. Dengan demikian mampu pula memisahkan kegiatan
kegiatan sesuai dengan prioritas sangat penting, penting, dan kurang/tidak penting.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi tipe kepemimpinan demokratik sangat bagus diterapkan dalam organisasi yang
anggotanya kritis. Tidak hanya sikap demokratik, sikap otokratis pun perlu ada dalam seorang
pemimpin yang organisasinya perlu pemimpin demokratik seperti contoh di atas.
Pemimpin yang sempurna itu adalah pemimpin yang mampu menerapkan tipe
kepemimpinan sesuai dengan waktu dan kondisinya. Tidak hanya terpaku pada satu tipe saja.
B. SARAN
Untuk menjadi seorang pemimpin harus mampu memahami anggotanya. Sehingga
pemimpin tersebut bisa tau kapan dia harus menerapkan suatu tipe kepemimpinan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Satrianegara, M. Fais. 2009. Pendekatan kepemimpinan islam dalam organisasi


pelayanan kesehatan. jurnal kesehatan FIK UIN Alauddin Makassar
2. Suyanto. 2009. Mengenal kepemimpinan dan manajemen keperawatan di Rumah
Sakit. Jogjakarta : Mitra Cendekia
3. Suarli, S dan yayan bahtiar. 2003. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Erlangga
4. Kartono, Kartini. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan: apakah pemimpin abnormal

Anda mungkin juga menyukai