Kepemimpinan
(Leadership)
Kelompok 1
KELOMPOK 1
1. Amalia
2. Gita
3. Herly
4. Pingkan
5. Puput
6. Rinda
Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan
dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan
FUNGSI KEPEMIMPINAN
Menurut Hadari Nawawi
1. Fungsi Instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator untuk menentukan semua aspek di dalam
sebuah organisasi. Cara mengerjakan perintah, melaksanakan dan melaporkan hasil,
dan tempat mengerjakan perintah harus diperhatikan agar setiap keputusan dapat
berjalan efektif.
2. Fungsi Konsultatif
Pemimpin menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah.
Komunikasi ini digunakan saat pemimpin hendak menetapkan kebijakan atau
keputusan dan memerlukan pertimbangan dari kelompok yang dipimpinnya. Dengan
begitu, keputusan pun dapat diambil secara efektif dan maksimal.
3. Fungsi Partisipasi
Fungsi partisipasi melibatkan anggota untuk ikut serta dalam setiap pengambilan
kebijakan. Ini perlu dan bagus dilakukan agar orang yang dipimpinnya memiliki
kesempatan untuk berpartisipasi menentukan apa yang akan dilaksanakan nantinya.
4. Fungsi Delegasi
Dalam fungsi delegasi, pemimpin harus bisa mempercayakan seseorang yang dipimpinnya, seperti
pelimpahan wewenang dan turut andil dalam penentuan keputusan. Hal ini akan sangat membantu
pekerjaan pemimpin dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, kerja sama antara pemimpin dan anggota
sangat diperlukan.
5. Fungsi Pengendalian
Pemimpin harus mampu mengatur aktivitas dari para anggota agar tetap terarah. Pemimpin harus
bisa memberi arahan, bimbingan, serta contoh yang baik terhadap anggota. Untuk mewujudkannya,
seorang pemimpin perlu mengadakan kegiatan bimbingan, koordinasi, dan pengawasan.
TUJUAN KEPEMIMPINAN
• Menjadi sarana untuk mencapai sebuah tujuan.
• Memberi motivasi kepada orang lain.
• Membantu terciptanya suatu iklim sosial yang baik
• Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja
• Membantu kelompok untuk mengorganisasi diri.
• Mengambil keputusan sama dengan kelompok.
• Memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari
pengalaman.
Pentingnya kepemimpinan
Memulai inisiasi - Pemimpin adalah orang yang
memulai pekerjaan dengan mengkomunikasikan
kebijakan dan rencana kepada bawahan dari mana
pekerjaan sebenarnya dimulai.
Memberikan bimbingan - Seorang pemimpin tidak
hanya mengawasi tetapi juga memainkan peran untuk
membimbing bawahannya. Bimbingan di sini berarti
menginstruksikan pada bawahan bagaimana cara
mereka harus melakukan pekerjaan mereka secara
efektif dan efisien.
Menciptakan kepercayaan - Percaya diri merupakan
faktor penting yang dapat dicapai melalui apresiasi
upaya kerja bawahan, menjelaskan peran mereka
dengan jelas dan memberi mereka pedoman untuk
mencapai tujuan secara efektif.
Membangun moral - Moral menunjukkan kesediaan
karyawan terhadap pekerjaan mereka dan membuat
mereka percaya diri sekaligus untuk memenangkan
kepercayaan mereka. Seorang pemimpin dapat menjadi
pendorong moral dengan mencapai kerjasama penuh
sehingga mereka tampil dengan kemampuan terbaik saat
bekerja.
Membangun lingkungan kerja - Lingkungan kerja yang
efisien membantu pertumbuhan yang sehat dan stabil. Oleh
karena itu, hubungan antar manusia harus diperhatikan oleh
seorang pemimpin. Dia harus memiliki kontak pribadi
dengan karyawan dan harus mendengarkan masalah mereka
dan membantu menyelesaikannya. Dia harus
memperlakukan karyawan dengan istilah kemanusiaan.
2. Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis menempatkan seorang pemimpin yang
dominan dalam berbagai keputusan dan tindakan. Dengan kata lain,
pemimpin memiliki kekuasan mutlak dan nyaris tidak ada celah bagi
bawahan untuk memberikan masukan.
Terdapat batasan yang tegas antara atasan dengan bawahan, biasanya ada
di organisasi kemiliteran.
3. Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan delegatif memungkinkan para bawahan untuk
mendapat kebebasan dari para pemimpin. Dengan kata lain, bawahan
memiliki ruang untuk mengambil keputusan atau melakukan sesuatu
sesuai dengan yang mereka yakini.
Meskipun demikian, gaya kepemimpinan ini umumnya hanya diterapkan
jika bawahan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam
membuat sebuah keputusan.
4. Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif memberikan kesempatan bagi para
bawahan untuk ikut berpartisipasi lebih banyak dalam membuat sebuah
keputusan. Artinya, pendapat para bawahan akan menjadi bahan
pertimbangan bila sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Selain itu, dalam gaya kepemimpinan ini biasanya terjalin hubungan yang
baik antara atasan dan bawahan karena tidak ada suasana otoriter.
Biasanya gaya kepemimpinan seperti ini dapat ditemukan pada perusahaan
startup atau organisasi nirlaba.
Kesimpulan