Anda di halaman 1dari 16

LEADERSHIP

1. APA ITU ?
Mungkin sebagian kita hanya mengetahui arti “LEADERSHIP” adalah
“kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan bila perlu
memaksa orang lain atau kelompok agar mencapai tujuan yang telah di tentukan”.
Namun lebih dalam prihal tentang bagaimana implementasi konsep
“LEADERSHIP”di lapangan mungkin tidak semua orang mengerti.

2. KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN


A. Kepemimpinan merupakan suatu proses menggerakkan berbagai sumber
daya dan mempengaruhi orang lain agar bekerja sama untuk pencapaian tujuan.
Kapabilitas, pengaruh, proses, pemimpin, pengikut, penggerakan, kerja sama dan
tujuan merupakan unsur-unsur penting kepemimpinan. Sebagai proses,
kepemimpinan dapat dikategorikan ke dalam beberapa bagian yaitu:
(1) melibatkan pengaruh pemberian contoh dan persuasi,
(2) interaksi di antara berbagai aktor baik sebagai pemimpin maupun pengikut,
(3) interaksi dipengaruhi situasi dimana interaksi itu berlangsung.
(4) proses meraih berbagai luaran seperti pencapaian tujuan, kohesi kelompok,
dorongan atau perubahan budaya organisasi

B. Sebagai penggerak suatu kelompok, pimpinan harus melaksanakan


kesepakatan-kesepakatan yang dijalin dengan kelompok itu sendiri. Hal-hal yang
harus diperhatikan yaitu: 1) memperhatikan secara jelas dan logis posisi, akan
membantu orang dalam memahami cara pandang, 2) mendengarkan setiap reaksi
orang lain, 3) melibatkan semua dalam diskusi dan menemukan alternatif tentang
cara pandang kita, 4) memecahkan perbedaan-perbedaan yang ada dengan argumen-
argumen yang benar, 5) tidak merubah pikiran hanya untuk menghindari konflik, 6)
tidak terpaku dengan pilihan situasi win- lose.
3. PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN
Dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang pimpinan harus memiliki
prinsip agar pengaruh kepemimpinannya dapat diarahkan pada gerak tujuan yang
ditetapkan.Ukuran seorang pimpinan yang memegang prinsip yang teguh
mengindikasikan seorang pimpinan yang sukses. Pimpinan yang sukses dengan
sungguh menginspirasi bawahannya dengan visi yang jelas dan membantu mereka
mengatasi masalah mereka demi perubahan tujuan

Berikut merupakan prinsip-prinsip kepemimpinan :


 Seorang yang Belajar Seumur Hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga di luar sekolah.
Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar.
Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber
belajar.
 Berorientasi pada Pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin
dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam
memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada
pelayanan yang baik.
 Membawa Energi yang Positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang
positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan
orang lain.

4. FUNGSI DASAR KEPEMIMPINAN


Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan,
mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan sebagainya agar
para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat
dilaksanakan secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya
sebagaimana mestinya. Di antara fungsi kepemimpinan antara lain:
 Fungsi Perencanaan
Fungsi Perencanaan, yaitu seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang
menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab
tercapainya tujuan organisasi.
 Fungsi Memandang ke Depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu
mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan
kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan
ke arah yang dituju akan dapat berlangsung terus menerus tanpa mengalami
hambatan dan penyimpangan yang merugikan
 Fungsi Pengembangan Loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja di antara pengikut, tetapi juga untuk para
pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk mencapai
kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam
pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan
kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan
menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan
sebagaimana mestinya
 Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka
hambatan-hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga
semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam
rencana.
 Fungsi Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan Keputusan
 Fungsi Memberi Motivasi
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,
mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang
baik terhadap organisasi yang dipimpinnya

5. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN.
Kepemimpinan merupakan proses di mana seorang individu mempengaruhi
sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Berikut merupakan model
kepemimpinan yang dapat Anda terapkan sebagai seorang pimpinan di lembaga
pendidikan:
 Kepemimpinan yang Otokratis
Tipe kepemimpinan otokratis disebut juga dengan kepemimpinan
“authoritarian”. Dalam kepemimpinan yang otoriter, pimpinan bertindak sebagai
diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Dominasi yang berlebihan mudah
untuk menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada
anggota-anggota kelompok terhadap pimpinannya.
 Kepemimpinan yang Pseudo-Demokratis
Tipe ini juga dikenal dengan demokratis semu atau manipulatif demokratis.
Pemimpin memperlihatkan kesan demokratis dalam kepemimpinannya namun
sebenarnya bersifat otokratis. Pemimpin memberi hak dan kuasa kepada para
anggotanya untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia
bekerja dengan perhitungan, ia mengatur siasat yang pada akhirnya dapat mendesak
bawahannya supaya kemauannya juga yang terwujud.
 Kepemimpinan yang “Laissez-faire“
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
kepemimpinannya, dia memberikan bawahannya kebebasan dalam bertindak dan
berekspresi. Pimpinan sering kali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap
pekerjaan bawahannya. Kepemimpinan ini menghendaki supaya pada bawahannya
diberikan banyak kebebasan. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan
sepenuhnya kepada bawahan tanpa petunjuk dan saran dari pimpinan. Tingkat
keberhasilan organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan oleh kesadaran dan
dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa
rencana dan tanpa pengawasan pimpinan.
 Kepemimpinan Tradisional
Secara sederhana kepemimpinan tradisional dapat diartikan sebagai suatu
kepemimpinan yang lahir di tengah-tengah masyarakat yang baru tumbuh.
Kepemimpinan ini akan muncul sebagai suatu jawaban dari kondisi objektif yang di
alami oleh masyarakat ketika suatu persoalan hidup dan kehidupan mereka dalam
mengalami kemandegan. Dalam konteks ini corak kepemimpinan yang akan
berkembang adalah dalam bentuk feodal, karena siapa yang berani tampil ke depan,
mempertahankan dan bahkan mewariskan kepada keturunannya. Kepemimpinan
tipe ini berusaha untuk menyalurkan pemikiran dan tindakan pengikutnya ke arah
mengagumkan beberapa kelompok.
 Kepemimpinan yang Demokratis
Pemimpin demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya,
yang bersama-sama dengan kelompoknya berusaha dan bertanggung jawab tentang
tercapainya tujuan bersama.
Kepemimpinan demokratis dapat dicirikan dari hal-hal berikut:
1. Wewenang pimpinan tidak mutlak
2. Pimpinan bersedia melimpahkan wewenang kepada bawahan
3. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
4. Komunikasi berlangsung dua arah
5. Pengawasan dilakukan secara wajar
6. Bawahan diberi kesempatan untuk berprakarsa dan menyampaikan saran
7. Tugas kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada instruksi
8. Pujian dan kritik kepada bawahan diberikan secara seimbang
9. Terdapat suasana saling percaya dan saling menghargai
10. Tanggung jawab dipikul bersama dengan bawahan.

 Kepemimpinan Rasional
Kepemimpinan dalam suatu organisasi hanya akan efektif, jika
kepemimpinannya itu dapat diterima oleh pengikutnya. Oleh sebab itu,
kepemimpinan harus diimbangi dengan nilai-nilai rasionalitas yang secara timbal
balik diakui dan dibenarkan, baik oleh sang pemimpin maupun pengikutnya. Salah
satu bagian penting dari tugas pemimpin adalah pengembangan sumber daya
manusia atau orang-orang yang dipimpin.
 Kepemimpinan Kolektif
Pengertian kolektif adalah bersama, jadi tipologi kepemimpinan yang kolektif
bermakna bahwa kepemimpinan tidak dijalankan oleh orang seorang dalam
kapasitas jabatan apa saja. Tetapi yang menonjol adalah kebersamaan, baik dalam
memberikan penilaian terhadap hasil usaha dan pengawasan.

6. LEADERSHIP SKILL.
Leadership Skill adalah kemampuan untuk memimpin dan mengelola orang
atau tim dalam mencapai tujuan tertentu. Seorang pemimpin yang baik memiliki
keterampilan kepemimpinan yang efektif, termasuk kemampuan untuk memotivasi
dan memimpin orang lain, serta kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat
dan mengatasi konflik.
Leadership Skill Meliputi :
 Visionary skill
Visionary Skill merujuk pada kemampuan seorang pemimpin untuk melihat
gambaran yang lebih besar dan memiliki visi jangka panjang untuk organisasi atau
bisnis mereka. Seorang pemimpin yang visioner dapat mengembangkan strategi
jangka panjang yang inovatif dan membawa perubahan positif pada organisasi.
Visionary Skill juga membantu pemimpin untuk mengantisipasi perubahan pasar
dan mempertahankan posisi yang kompetitif.
 Communication skill
Communication Skill merujuk pada kemampuan seorang pemimpin untuk
berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan anggota tim dan para stakeholder
lainnya. Seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik dapat
memotivasi dan menginspirasi tim untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama.
Communication skill juga membantu pemimpin untuk membangun hubungan yang
kuat dengan para stakeholder dan memfasilitasi dialog yang positif dalam organisasi.

 decision making skill


Decision-making skill merujuk pada kemampuan seorang pemimpin untuk
membuat keputusan yang tepat dan efektif dalam situasi yang kompleks dan
berubah-ubah. Seorang pemimpin yang baik harus dapat mempertimbangkan semua
faktor yang relevan dan memilih opsi terbaik yang tersedia. Decision-making skill
juga membantu pemimpin untuk mengambil risiko yang tepat dalam situasi bisnis
yang sulit.

 problem solving skil


Masalah dalam tim adalah salah satu hal yang sangat umum dan pemimpin
adalah pihak yang paling bertanggung jawab dengan masalah dan penyelesaiannya.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, masalah yang dihadapi oleh tim bukan
hanya masalah yang berhubungan dengan pekerjaan tapi juga masalah yang
berhubungan dengan masing-masing personal dalam mengerjakan pekerjaan
mereka.

 Time management skill


banyak pemimpin merasa kekurangan waktu. Bekerja dengan asumsi bahwa
jam kerja yang lebih panjang akan meningkatkan produktivitas, mereka mendorong
diri mereka sendiri dan orang lain untuk meningkatkan efektivitas—kemudian
mencoba “memanfaatkan” waktu yang baik dan berkualitas bersama orang-orang
tercinta. Orang yang bekerja diharapkan dapat berlari dengan cepat dan sangat
produktif; namun pada saat yang sama, terdapat perasaan kronis akan kemerosotan
kinerja individu dan kolektif, kinerja kerja yang kurang optimal, dan kelelahan yang
akan terjadi.

Kemampuan pemimpin untuk mengelola peningkatan beban kerja dan


kelelahan secara lebih efektif sangatlah penting karena perilaku mereka mempunyai
dampak yang signifikan terhadap orang lain. Penelitian terbaru mengkonfirmasi
bahwa ketika berada dalam kondisi stres, orang akan bertindak lebih defensif,
membuat keputusan yang buruk, dan benar-benar kehilangan fungsi “eksekutif” dari
pikiran mereka. Hal ini sangat merugikan bagi para pemimpin karena merekalah
yang menentukan arah organisasinya. Suasana hati mereka memengaruhi cara orang
lain berpikir dan berperilaku, sehingga orang-orang di sekitar mereka juga
cenderung bereaksi dengan bingung, defensif, dan tidak produktif.

 management team skill.


manajemen tim merupakan salah satu kemampuan dari seorang Manajer atau
organisasi untuk memimpin sekelompok orang dalam menyelesaikan tugas dan
tujuan bersama. Manajemen tim harus berjalan dengan efektif dengan melibatkan
dukungan, komunikasi, dan lainnya. Selain itu, manajemen tim juga berguna untuk
meningkatkan semangat anggota tim agar melakukan yang terbaik. Kemudian,
dengan manajemen tim juga membuat tim dapat berkembang secara profesional
STUDI KASUS.

1. PERMASALAHAN KANTOR CABANG DENGAN KOMPLEKS.


Saat menjadi coordinator area, oleh manager saya di tugaskan untuk
menghandle case dalam kantor cabang di Surabaya dengan raport penilaian yang
tidak pernah membaik setiap bulannya. Manager saya menjelaskan jika kantor
cabang tersebut tidak menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik bahkan
cenderung stuck atau jalan di tempat. Bagi saya pribadi ini adalah tugas yang tidak
perlu di hindari bahkan di takuti. Setelah mendapat tugas tersebut, pada hari pertama
saya di tempatkan di kantor cabang tersebut hal pertama yang saya lakukan adalah
observasi,maping kndisi, dan mempelajari bagaimana system pada kantor cabang
tersebut bekerja. Dari hasil tersebut saya membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Peran seorang supervisor atau pemimpin dalam kantor cabang tersebut kurang
maksimal, mengapa ? karna pemimpin tersebut hanya berpaku dalam tugas harian
tanpa mengutamakan focus terhadap masalah yang kompleks terjadi.
2. koordinasi antara supervisor dengan bawahan tidak maksimal dan terkesan tidak
adanya rentang struktur organisasi yang jelas.
3. system pada kantor cabang tersebut tidak jelas dan baku dalam mengatur ritme
kerja terutama prihal pelayan kepada customer.
4. permasalahan terjadi karna sudah menjadi budaya antar karyawan dan menjadikan
hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa terjadi dan tidak adanya hukum yang jelas
atas Tindakan tersebut.
5.permasalahan terjadi Sebagian besar terjadi dikarenakan peran atasan yang kurang
maksimal dalam memimpin dan juga bawahan yang menjadikan hal tersebut untuk
tidak benar dalam bekerja.

Setelah saya berkoordinasi langsung dengan spv tersebut kami memfokuskan


terlebih dahulu kepada case yang paling mudah untuk di selesaikan kemudian
kepada yang paling kompleks untuk di selesaikan.
Case yang paling mudah untuk kami selesaikan pertama pola komukasi kita perbaiki
Kembali antar atasan dengan bawahan, karna dengan komunikasi yang tegas dan
efektif dapat mempengaruhi setiap bawahan untuk patuh dan tunduk kepada setiap
aturan,kebijakan atau tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
Setelah komunikasi dengan cara evaluasi setiap individu, barulah saya dapat
memberikan aturan yang baku dan jelas tentang pola kerja dan system kerja.
Dari case pertama tersebut saya membuat deadline atau rentang waktu terhadap
aturan yang saya berikan, bagaimana aturan tersebut berjalan apakah sudah tepat
atau perlu di evaluasi kembali.
Setalah saya menyelesaikan beberapa case yang dirasa mudah untuk diselesaikan,
focus saya alihkan kepada case yang rumit dan kompleks, dalam case ini
menyangkut pendapatan harian kantor cabang. Case terjadi karna kurir delivery
paket tidak sepenuhnya menyetorkan uang cod setiap hari sesuai nominal yang
dikirimkan. Hal ini dilakukan oleh beberapa kurir sehingga menyebabkan kerugian
nominal. Setelah saya mengetahui pola dan bagaimana mereka bekerja, saya
berkoordinasi kepada spv kantor cabang tersebut ntuk melakukan evaluasi kepada
beberapa kurir yang terbukti bersalah dan dengan sengaja berbuat hal tidak benar
tersebut. Setelah bukti saya dapatkan, dan kurir yang melakukan saya evaluasi maka
Keputusan yang saya ambil adalah dengan memberhentikan tugas dan mewajibkan
kepada kurir tersebut untuk mengembalikan sejumlah nominal uag yang telah di
ambil sebelumnya atau jika tidak dapat menyanggupi kesepakatan yang diberikan
maka saya akan mebawa permasalahan tersebut ke jalur hukum.

Dengan berjalannya waktu, kurang lebih hampir 10 bulan saya bertugas pada kantor
cabang tersebut, saya mendapat mandat Kembali dari manager area utuk di tugaskan
di kantor cabang lain. Dengan hasil 10 bulan yang sudah saya jalani pada kantor
cabang tersebut, hingga saat ini system yag telah saya buat masih berjalan dan
menjadikan kantor cabang tersebut mulai menunjukkan hasil yang diinginkan oleh
manager area saya.
Kesimpulan:
dari case tersebut dapat di ketahui bahwa peran seorang pemimpin adalah mutlak
bagi kegagalan atau keberhasilan, saya pribadi banyak mengambil Pelajaran atas
setiap permasalahan yang saya alami sebagai seorang leader dalam posisi
sebelumnya. Pemimpin harus tegas, pemimpin harus tau Langkah apa yang harus
diambil dan Solusi seperti apa yang harus di jalankan atas setiap permasalahan yang
terjadi. Dari case tersebut kita ketahui bahwasannya peran seorang pemimpin dalam
satu organisasi haruslah di dasari atas misi dan tujuan yang jelas. Tanpa itu maka
organisasi berjalan tanpa kendali, organisasi berjalan tanpa tujuan, organisasi
berjalan tanpa arah yang jelas. Langkah awal sebagai seorang pemimpin harus
memiliki tujuan yang jelas, barulah jika tujuan itu terbentuk maka tugas pemimpin
adalah mentransformasikan tujuan tersebut kepada setiap bawahan, lalu memastikan
tujuan itu dijalankan.
Selain itu, komunikasi juga penting dalam tercapainya tujuan yang di tentukan. Pola
komunikasi juga menjadi penentu bagaimana bawahan menjalankan perintah yang
kita berikan. Maka dari itu pemimpin haruslah tau bagaimana cara komunikasi yang
efektif, karna tidak semua komunikasi itu dapat dimengerti oleh setiap lawan bicara.
Koordinasi juga menjadi penunjang utama dalam setiap organisasi, koordinasi tidak
dapat dipisahkan dari pola kounikasi efektif. Keduanya serupa namun tidak sama.
Dicision making dalamcase tersebut saya ambil setelah mengatahui dan maping
masalah yang terjadi. Dan Keputusan yang saya ambil itulah yang menjadikan
kantor cabang tersebut hingga saat ini lebih baik. Oleh sebab itu peran pengambilan
Keputusan harus di jalankan dengan memperhitungkan resiko yang akan terjadi.

2. PERMASALAHAN KANTOR CABANG DENGAN FAKTOR


EKSTERNAL

Dalam hal ini saya di tugaskan oleh manager area untuk menyelesaiakna case
Pengiran paket yang tidak maksimal. Manager menjelaskan jika kantor cabang ini
presentase pe keberhasilan pengiriman rata-rata di bawah standart yang di
berikan.manager menginginkan adanya perubahan dala hal tersebut dengan
menyeluruh dan terstruktur. Dengan didasari atas system yang perlu di perbaiki.
Setelah saya bertugas pada hari pertama. Saya menyimpulkan bahwa kantor cabang
tersebut memiliki coverage area Sebagian besar perkantoran, mall dan ruko.
Kamudian permasalahan yang kedua adalah tingginya presentase kurir resign yang
menyebabkan terganggunya system distribusi pengiriman paket, ketiga adalah
banyaknya paket yang tidak seimbang dengan sumber daya manusia yang dimiliki.

Setelah saya berkoordinasi dengan supervisor kantor cabang tersebut, saya


mengambil Langkah untuk menyelesaikan persoalan dari yang termudah dan
tersulit.

Case yang termudah menurut saya ada pada cover area yang menjadi problem
tersebut, Langkah yang saya ambil dengan menginstruksikan pada kurir tersebut
untuk memisah antara paket dengan Alamat rumah dan Alamat perkantoran atau
mall/atau ruko. Selanjutnya saya instruksikan untuk paket yang beralamat selain
rumah wajib untuk di dahulukan pengantaran paketnya guna mengejar waktu
operasional perkantoran tersebut, kemudian jika paket gagal dikirimkan wajib untuk
segara di follow up kepada penerima paket pada hari yang sama. Guna menekan
kegagalan pengiriman saya menginstruksikan kepda setiap kurir untuk langsung
membuat follow up kepada pelanggan minimal 3 kali dengan telp,whatsapp, atau
chat personal. Bukti follow up harus di simpan dan dilampirkan terhadap paket tanpa
adanya kejelasan dari penerima agar segera dilakukan retur pada hari yang sama.

Case yang kedua prihal kurir resign, saya mengambil Langkah dengan berkoordinasi
kepada team HRD area agar di bantu untuk prioritaskan perekrutan karyawan bagian
kurir dengan cara walk interview pada kantor cabang tersebut, kemudian saya juga
mengambil Langkah untuk melakukan penyebaran informasi lowongan kurir secara
masih di semua media social yang saya gunakan. Saya juga meminta bantuan relasi
relasi kerja saya untuk membantu menyebarkan informasi lowongan tersebut.
Kesimpulan :

Dari case tersebut kita ketahui Bersama bahwasannya koordinasi adalah salah satu
kunci atas keberhasilan setiap tujuan dan Keputusan yang diambil. Peran koordinasi
antara seorang pemimpin kepada bawahan menjadi awal penentu sebuah Keputusan
berhasil atau tidak dijalankan. Kedua strategi yang diambil terhadap Keputusan yang
dijalnkan juga menjadi factor penting dalam sebuah Keputusan yang dijalankan.
Sebgai seorang pemimpin haruslah selalu bersikap kritis terhadap kondisi. Seorang
pemimpin harus dapat percaya terhadap proses terkait mempengaruhi,
mengarahkan, memotivasi dan mengarah pada suatu tujuan yang akan dicapai.
Kepemimpinan merupakan suatu proses menggerakkan berbagai sumber daya dan
mempengaruhi orang lain agar bekerja sama untuk pencapaian tujuan. Kapabilitas,
pengaruh, proses, pemimpin, pengikut, penggerakan, kerja sama dan tujuan
merupakan unsur-unsur penting kepemimpinan

3. PERENCANAAN KAPANPUN DAPAT BERUBAH

setelah case sebelumnya sudah menunjukkan hasil positif, kini kami memfokuskan
diri dengan persiapan menjelang highseason paket. Highseason paket terjadi setiap
2 kali dalam satu bulan, Dimana setiap tanggal dan bulan sama maka akan terjadi
highseason atau peningkatan jumlah paket 10 kali lipat dari hari biasanya. Persiapan
highseason biasanya kami awali dengan mempersiapkan jumlah man power,
mempersiapkan teknis strategi pada hari H, mempersiapkan peralatan pendukung
dan penunjang pada hari H tersebut.untuk man power kita persiapkan dengan
pertimbangan junlah men power yang di persiapkan di bagi jumlah kenaikan pada
saat highseason. Maka akan muncul akumuasi penambahan man power yang di
butuhkan berapa orang. Selanjutnya strategi teknis yang saya rencanakan adalah
dengan memage waktu kerja di bagi 3 kali shift masuk dalam satu hari. Pada waktu
high season kami merancang waktu operasional nonstop 1 x 24jam. Kemudian saya
tidak lupa untuk memeriksa semua peralatan pendukung dan penunjang saat high
season apakah ada yang perlu di perbaiki atau bahkan di ganti unitnya. Setelah
semua perencanaan matang maka tibalah waktu high season, pada hari peratama
paket sesuai prediksi kami diawal sekitah 10.000 – 25.000. jumlah man power yang
bertugas untuk menyortir barang dapat mengcover jumlah paket saat high season di
hari pertama.namun saat hari kedua perencanaan kami di awal seketika berubah total
dan mengharuskan saya untuk cepat mengambil Keputusan, jumlah paket datang
melebihi prediksi kami. Pada hari kedua kami dihadapkan pada satu kondisi masalah
kekurangan man power untuk sortir barang.diwaktu Bersama juga kami dihadapkan
dengan target waktu yang harus kami patuhi. Masih teringat betul pada malam itu
pukul 12.00 malam waktu menunjukkan. Kondisi kantor cabang kami overload
paket, saya melihat team sortir paket yang sudah hampir menyerah dengan keadaan.
Mereka merasa beban kerja yang amat berat dengan kondisi paket yang tidak
menunjukkan penurunan jumlah. Langkah awal yang dapat saya ambil setelah
mengetahui kondisi tersebut adalah mengumpulkan seluruh team untuk saya berikan
motivasi dan arahan terhadap situasi yang terjadi. Saya sampaikan jika planning
awal berubah dengan planning baru. Saya sampaikan jika team harus tetap semangat
dalam menjalankan tugas bagaimanapun kondisinya, saya menyampaikan kepada
meraka jika kondisi ini tidak akan lama dan segera membaik. Setelah selesai saya
berkoordinasi dengan team, Langkah selanjutnya adalah melaporkan kondisi cabang
kepada manager area utuk meminta arahan awal. Arahan tersebut nantinya dapat
saya gunakan sebagai bahan pertimbangan saya mengambil Keputusan. Menager
mengarahkan agar berkoordinasi dengan hrd untuk segera mencari man power
tambahan, selanjutnya mengarahkan juga untuk berkoordinasi dengan kantor cabang
lain guna dapat memberikan bantuan karyawan untuk membantu melakukan sortir
paket.
Kondisi gambaran hari ke2 saat highseason, terjadi kondisi diluar prediksi awal

Kondisi kantor cabang setelah paket Kembali normal

Setelah 3 hari nonstop kami berjuang, dengan segala kegigihan, pantang menyerah
dan pengorbanan untuk tidak pulang kerumah akhirnya kondisi kantor cabang dapat
Kembali normal. Dari kejadian tersebut banyak hal yang kami dapat, banyak ilmu
ilmu baru yang dapat kami gunakan. Prihal team management prihal time
management, dan prihal percaya terhadap Keputusan yang diambil.resiko ada pada
setiap Keputusan namun tidak semua orang dapat memanage sebuah resiko menjadi
titik untuk dapat terus berjuang.

Kesimpulan :

Dari case tersebut, setiap implementasi perencanaan akan dapat berubah drastic
sewaktu waktu, dan kapanpun. Maka tugas seorang pemimpin adalah harus dengan
sigap untuk mengambil Keputusan Kembali. Keputusan yang didasarkan terhadap
kemungkinan kecil resiko yang terjadi. Dari case tersebut juga dapat kita simpulkan
bahwa team management sebagai kunci agar Keputusan dapat berjalan sesuai yang
di harapkan, pemimpin harus dapat mempengaruhi setiap team atau kelompok untuk
mengikuti tujuan yang di tentukan.dan time management sebagai factor pendukung
selanjutnya untuk mewujudkan tujuan yang di tentukan dengan merinci moment
moment krusial yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin. Dari case tersebt kita
beajar tentang bagaimana mengambil Keputusan secara cepat terarah dan terukur,
dari case tersebut kita belajar bagaimana memanage team agar dapat terus
menjalankan perintah yang di berikan agar tujuan dapat tercapai tanpa muncul resiko
baru,dari case tersebut kita belajar prihal time managemet Dimana seorang
pemimpin harus siap sedia dengan waktu waktu krusial yang akan menghambat
kerja team dan harus tau apay g dilakukan saat waktu waktu krusial itu datang.

Anda mungkin juga menyukai