Anda di halaman 1dari 10

NURWAHYUNI RIDWAN

K011181537

NO.URUT 7

TUGAS KEPEMIMPINAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN

1.Gaya kepemimpinan

1) Gaya Kepemimpinan demokratis

Gaya demokratis berarti mencari kolaborasi dan konsensus. Anggota tim adalah bagian
dari proses pengambilan keputusan. Arus komunikasi naik, turun, dan melintasi bagan
organisasi. Gaya demokratis itu kolaboratif. Penulis dan pembicara motivasi Simon Sinek
adalah contoh dari seorang pemimpin yang tampaknya memiliki gaya kepemimpinan
yang demokratis

2) Gaya Kepemimpinan otokratis

Kepemimpinan otokratis disebut juga kepemimpinan diktator atau direktif. Orang yang
menganut pendekatan ini mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para
karyawan yang harus melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan
tersebut. Mereka menentukan apa yang harus dilakukan orang lain dan mengharapkan
mereka mematuhinya. Kritik yang muncul adalah bahwa pendekatan ini tidak akan
efektif dalam jangka panjang.

3) Gaya Kepemimpinan transformasional

Pemimpin transformasional mendorong perubahan. Mereka masuk ke organisasi untuk


membalikkan keadaan, mengembalikan keuntungan, atau meningkatkan budaya. Sebagai
alternatif, pemimpin transformasional mungkin memiliki visi untuk apa yang mungkin
dibutuhkan pelanggan, pemangku kepentingan, atau konstituen di masa depan dan
bekerja untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka adalah agen perubahan yang berfokus
pada masa depan. Contoh pemimpin transformasional adalah Oprah dan Robert C. Smith,
miliarder yang telah menawarkan untuk melunasi hutang pinjaman mahasiswa dari
seluruh kelas kelulusan 2019 di Morehouse College.

4) Gaya Kepemimpinan transaksional

Pemimpin transaksional melanjutkan agenda langsung. Mereka khawatir tentang


menyelesaikan tugas dan melakukan apa yang mereka katakan telah mereka lakukan.
Mereka kurang tertarik untuk mengubah status quo dan lebih fokus untuk memastikan
bahwa orang melakukan tugas khusus yang harus mereka lakukan. Gaya kepemimpinan
transaksional berpusat pada perencanaan jangka pendek. Gaya ini dapat menahan
kreativitas dan membuat karyawan terjebak dalam peran mereka saat ini.

5) Gaya Kepemimpinan delegatif

Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin memberikan


kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan dan cara mereka
masing-masing. Pemimpin cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja
dalam kelompok sehingga terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya
menjadi rendah. Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota
belum cukup matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi
tinggi terhadap pekerjaan. Namun sebaliknya dapat menjadi boomerang bagi perusahaan
bila memiliki karyawan yang bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya.

6) Gaya Kepemimpinan partisipatif

Kepemimpinan partisipatif juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas atau
nondirective. Orang yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali
dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu
permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan
strategi dan pemecahannya. Disini tugas pemimpin adalah mengarahkan tim kepada
tercapainya consensus. Asumsi yang mendasari gaya kepemimpinan ini adalah bahwa
para karyawan akan lebih siap menerima tanggungjawab terhadap solusi, tujuan, dan
strategi di mana mereka diberdayakan untuk mengembangkannya.

7) Gaya Kepemimpinan Konsultatif

Dalam beberapa pembahasan, gaya kepemimpinan konsultatif ini menjadi bagian tidak
terpisahkan dari gaya kepemimpinan partisipatif. Pasalnya gaya kepemimpinan
partisipatif  menghendaki adanya peran aktif dari bawahan untuk mendukung atasan.

Keterlibatan bawahan dalam hal ini anak buah sangat besar dalam proses pengambilan
keputusan hingga apapun yang ditentukan oleh atasan. Namun penerapan gaya
kepemimpinan konsultatif ini lebih kepada atasan yang meminta pendapat bawahan atas
keputusan yang akan diambil.

8) Gaya Kepemimpinan visioner

Gaya kepemimpinan selanjutnya adalah visioner. Dalam hal ini, seorang pemimpin perlu
menjadi individu yang visioner, dimana dirinya mampu untuk merancang tujuan dan visi
misi yang jelas, serta meyakinkan seluruh anggotanya bahwa mereka sedang menuju
jalan keberhasilan. Selain itu, mereka juga mampu untuk mempertimbangkan dan
mengintegrasikan berbagai perspektif orang lain dengan pemikiran original yang mereka
miliki. Tidak hanya itu, sebagai pemimpin yang visioner, mereka mampu bekerja dengan
baik dalam tim dan membimbing anggotanya untuk menuju visi misi yang diharapkan.
9) Gaya Kepemimpinan ala Arsitek

Untuk jenis ini, para pemimpin ahli dalam merancang masa depan, mendesain organisasi
menjadi sebuah sistem yang transparan dan canggih. Selain itu, para pemimpin juga
diharapkan secara berkala memeriksa desain inti dari dasar organisasi tersebut. Misalnya,
mengecek kembali tentang bagaimana produk-produk organisasi dapat diproduksi secara
efisien, bagaimana jumlah penjualan dapat ditingkatkan, bagaimana cara meningkatkan
produktivitas dan motivasi karyawan, dan lain-lain.

10) Gaya Kepemimpinan sebagai Pelatih

Kepemimpinan dalam organisasi akan terasa tidak lengkap jika pemimpinnya tidak
bertindak sebagai pelatih (coach) bagi para karyawan atau anggota timnya. Ketika
seorang pemimpin berhasil membimbing para anggotanya untuk mencapai tujuan
organisasi yang diharapkan, maka secara otomatis organisasi tersebut akan lebih mudah
untuk mencapai kesuksesan. Tidak hanya itu, para karyawannya juga akan berpikir lebih
strategis dan mencoba mengasah kemampuan mereka untuk bekerja lebih baik dalam
kolaborasi yang harmonis.

11) Gaya Kepemimpinan situasional

Gaya kepemimpinan ini dikenal pula sebagai kepemimpinan tak tetap(fluid) atau
kontingensi. Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah bahwa tidak ada satupun
gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer dalam segala kondisi. Oleh karena itu
gaya kepemimpinan situasional akan menerapkan suatu gaya tertentu berdasarkan
pertimbangan atas factor-faktor sep[erti pemimpin, pengikut, dan situasi( dalam arti
struktur tugas, peta kekuasaan, dan dinamika kelompok ). Hal ini sering dikenal dengan
istilah hukum situasi (law of the situation).

12) Gaya Kepemimpinan Instruktif

Gaya kepemimpinan instruktif adalah gaya yang menekankan instruksi atau pengarahan
langsung dari atasan pada bawahan (-bawahan baru). Biasanya sifat instruksi atau
pengarahan itu sendiri sangat spesifik. Seperti tugas apa yang harus dilakukan,
bagaimana hingga kapan harus dilakukan.

Seorang atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan instruktif akan memberikan


pengawasan lebih kepada bawahan atau anak buah yang baru bekerja. Selain itu
kepemimpinan instruktif ini juga memiliki kadar direktif yang relatif tinggi.

13) Gaya Kepemimpinan Birokratis


Gaya kepemimpinan birokratis adalah gaya memimpin yang mengacu pada peraturan.
Tanda-tanda yang paling mudah dikenali dari seorang pemimpin yang menerapkan gaya
kepemimpinan birokratis adalah perilaku taat prosedur. Ketaatan ini tidak hanya berlaku
untuk dirinya sebagai atasan namun juga untuk bawahan yang berada dalam
kepemimpinannya. Selain taat prosedur, atasan dengan gaya kepemimpinan birokratis ini
juga lebih banyak mengambil keputusan sesuai prosedur, lebih kaku dan tidak fleksibel.

14) Gaya kepemimpinan Egaliter

Seorang pemimpin yang egaliter adalah seorang pemimpin yang mampu mendudukkan
diri sebagai kawula, bukan sebagai elit. Egaliter melekatkan makna bahwa seorang
pemimpin itu mampu memposisikan dirinya sebagai bagian dari rakyat kebanyakan.
Kepemimpinan gaya egaliter banyak diminati oleh bawahan karena sekat antara
pemimpin dan yang dipimpin seaka-akan tidak ada.

15) Gaya kepemimpinan Kharismatik

Kepemimpinan karismatik (charismatic leadership) adalah gaya kepemimpinan dengan


menonjolkan karisma untuk menarik dan menginspirasi pengabdian oleh orang lain. Itu
adalah salah satu contoh gaya yang berpusat pada pemimpin, selain kepemimpinan
otoritatif dan transaksional. Pemimpin lebih percaya pada visi dan kemampuannya
sendiri daripada pada para pengikut. Tapi, dibandingkan dua gaya kepemimpinan lainnya
tersebut, pemimpin karismatik lebih banyak berkomunikasi dengan para pengikut.

16) Gaya kepemimpinanan Servant


Servant leadership atau kepemimpinan pelayan merupakan suatu kepemimpinan yang
berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati untuk melayani, menempatkan
kebutuhan pengikut sebagai prioritas, menyelesaikan sesuatu bersama orang lain dan
membantu orang lain dalam mencapai suatu tujuan bersama.
17) Gaya kepemimpinan paternalistic

gaya kepemimpinan paternalistik adalah gaya kepemimpinan yang menggabungkan


integritas moral dan sikap kebapakan dengan otoritas dan disiplin yang kuat.Pemimpin
paternalistik pada dasarnya akan merasa bangga apabila orang-orang yang dipimpin
olehnya mencapai sesuatu yang baik atau sukses dalam pekerjaannya, karena ia merasa
telah mengambil bagian untuk membangun bawahannya itu.
2. Sifat-sifat kepemimpinan

 Bijaksana dalam kepemimpinannya, pemimpin mampu bersifat bijaksana ketika ada


masalah yang harus diputuskan. Misalnya pemecatan anggota yang kinerjanya tidak
sesuai dengan yang diharapkan maupun tidak selaras dengan tujuan yang diinginkan
bersama.
 Bersifat setia dengan hati yang tulus ikhlas dengan misi yang ing8n di capai bersama.
Dengan sifat setia dengan hati yang tulus ikhlas yang mendarah daging seorang mampu
menjalankan tugasnya sesuai tujuan apa yang diinginkan bersama.
 Pandai berbicara dan mampu berhubungan baik dengan orang lain. Dengan adanya sikap
seperti itu, seorang oemimpin mampu merndapatkan hati dari orang lain, maksudnya
mendapatkan kepercayaan oleh orang lain guna mencapai tujuan yang ing8n di capai
bersama.
 Mampu mau mendengarkan pendapat orang lain dan bermusyawaroh. Seorang pemimpin
dengan senang hati mendengarkan secara seksama keluh kesah, saran, kritikan, solusi,
ataupun masalah dari anggota mapun masyarakat. Dengan seperti itu, akan lebih banyak
solusi-solusi yang didapatkan dari masalah-maslah yang di bahas.
 Selalu tampak gembira meskipun hatinya gundah gulana. Artinya, dalam kepwmimpinan
seseorang pemimpin mampu menyembunyikan masalah-masalah yang belum
terselesaikan ketika bertemu halayak rame.
 Selalu mengerjakan yang baik dan membuang yang buruk. Dengan maksud seorang
pemimpin dapat memahami mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk sesuai apa
yang diperbincangkan dan sesuai tujuan yang ingin dicaoai bersama.

Edwin Ghiselli mengemukakan 6 (enam) sifat kepemimpinan, yaitu :

 Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksana


fungsi-fungsi dasar manajemen.
 Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan
keinginan sukses.
 Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir.
 Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan
masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
 Kepercayaan diri, atau pandangan pada diri sehingga mampu menghadapi masalah.
 Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan
serangkaian kegiatan dan menentukan cara-cara baru atau inovasi.

Teori kesifatan menurut George R. Terry adalah sebagai berikut :

 Kekuatan.
Kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat yang pokok bagi pemim-pin sehingga
ia mempunyai daya tahan untuk menghadapi berbagai rintangan.
 Stabilitas emosi.
Pemimpin dengan emosi yang stabil akan menunjang pencapaian lingkungan sosial yang
rukun, damai, dan harmonis.
 Pengetahuan tentang relasi insani.
Pemimpin memiliki pengetahuan tentang sifat, watak, dan perilaku bawahan agar bisa
menilai kelebihan/kelemahan bawahan sesuai dengan tugas yang diberikan.
 Kejujuran.
Pemimpin yang baik harus mempunyai kejujuran yang tinggi baik kepada diri sendiri
maupun kepada bawahan.
 Obyektif.
Pemimpin harus obyektif, mencari bukti-bukti yang nyata dan sebab musabab dari suatu
kejadian dan memberikan alasan yang rasional atas penolakannya.
 Dorongan pribadi.
Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin harus muncul dari dalam hati agar
ikhlas memberikan pelayanan dan pengabdian kepada kepentingan umum.
 Keterampilan berkomunikasi.
Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap maksud orang
lain, mahir mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbeda-beda untuk
mencapai krukunan dan keseimbangan.
 Kemampuan mengajar.
Pemimpin diharapkan juga menjadi guru yang baik, yang membawa orang belajar pada
sasaran-sasaran tertentu untuk menambah pengetahuan, keterampilan agar bawahannya
bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.
 Keterampilan sosial.
Dia bersikap ramah, terbuka, mau menghargai pendapat orang lain, sehingga ia bisa
memupuk kerjasama yang baik.
 Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial.
Penguasaan kecakapan teknis agar tercapai efektifitas kerja dan kesejahteraan.

Teori kesifatan menurut Ordway Tead adalah sebagai berikut :

 Energi jasmaniah dan mental


Yaitu mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan baik jasmani maupun mental untuk
mengatasi semua permasalahan.
 Kesadaran akan tujuan dan arah
Mengetahui arah dan tujuan organisasi, serta yakin akan manfaatnya.
 Antusiasme
Pekerjaan mempunyai tujuan yang bernilai, menyenangkan, memberikan sukses, dan
dapat membangkitkan antusiasme bagi pimpinan maupun bawahan.
 Keramahan dan kecintaan
Dedikasi pemimpin bisa memotivasi bawahan untuk melakukan perbuatan yang
menyenangkan semua pihak, sehingga dapat diarahkan untuk mencapai tujuan.
 Integritas
Pemimpin harus bersikap terbuka, merasa utuh bersatu, sejiwa dan seperasaan dengan
anak buah sehingga bawahan menjadi lebih percaya dan hormat.
 Penguasaan teknis
Setiap pemimpin harus menguasai satu atau beberapa kemahiran teknis agar ia
mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin.
 Ketegasan dalam mengambil keputusan
Pemimpin yang berhasil pasti dapat mengambil keputusan secara cepat, tegas dan tepat
sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya.
 Kecerdasan
Orang yang cerdas akan mampu mengatasi masalah dalam waktu yang lebih cepat dan
cara yang lebih efektif.
 Keterampilan mengajar
Pemimpin yang baik adalah yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan,
mendorong, dan menggerakkan anak buahnya untuk berbuat sesuatu.
 Kepercayaan
Keberhasilan kepemimpinan didukung oleh kepercayaan anak buahnya, yaitu percaya
bahwa pemimpin dengan anggota berjuang untuk mencapai tujuan.

3. Fungsi Kepemimpinan

1) Menyusun Strategi yang Tepat. 


Salah satu fungsi kepemimpinan yang paling penting dan utama adalah menyusun trategi
yang tepat. Kepemimpinan yang baik akan membantu grup atau anggota tim dalam
menyusun tujuan-tujuan apa saja yang menjadi prioritas penting.Strategi juga berperan
penting dalam menyusun langkah-langkah apa saja yang harus kita ambil agar bisa lebih
mudah meraih tujuan kepemimpinan yang diinginkan. 

2) Merancang Taktik. 
Kepemimpinan sangat identik dengan peluang dan risiko. Nah, disinilah fungsi
kepemimpinan memainkan perannya. Salah satu fungsi kepemimpinan akan
memudahkan kita untuk merancang taktik yang tepat dalam meraih peluang baru dan
mengendalikan risiko yang datang.

3) Penyelesaian Masalah (Problem Solving). 


Setiap kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan memang tidak akan pernah
terlepas dari masalah, masalah dan masalah. Masalah datang untuk dihadapi dan
diselesaikan, bukan untuk dihindari. Nah inilah salah satu fungsi kepemimpinan yaitu,
menyelesaikan permasalahan dengan solusi yang cepat dan tepat. 

4) Pengambilan Keputusan yang Tepat. 


Fungsi kepemimpinan keempat adalah membantu dalam pengambilan keputusan yang
tepat. Seringkali, keputusan yang diambil secara konsensus malah mengarahkan kita pada
keputusan yang tidak optimal dan kurang bijak. Dalam hal ini, peran kepemimpinan
benar-benar harus bekerja dengan sangat baik, sehingga kepemimpinan berfungsi untuk
bersikap adil antara otoritas dan akuntabilitas keputusan. Jika kita berhasil
melakukannya, maka kita akan mendapatkan peluang yang lebih besar untuk meraih
keputusan yang bijak, optimal dan rasional. 

5) Melakukan Pengorganisasian dengan Teratur.  


Selain itu, kepemimpinan juga berfungsi untuk melakukan pengorganisasian secara
teratur. Maksudnya, kepemimpinan berupaya untuk mengatur sumber daya manusia
(SDM) agar mampu menyelesaikan tugas-tugas kerjanya dengan hasil yang baik.
Pengorganisasian mengatur bagaimana anggota tim harus menggunakan waktu dengan
seefisien mungkin dengan menghasilkan karya atau hasil kerja yang lebih banyak.
Dengan menerapkan pengorganisasian yang baik, maka semua hal akan menjadi sangat
teratur. 

6) Manajemen yang Baik. 

Fungsi kepemimpinan keenam ini hampir sama dengan fungsi kepemimpinan


sebelumnya yaitu, pengorganisasian yang teratur. Namun, fungsi kepemimpinan yang
keenam ini lebih mengarah pada manajemen yang baik. Dalam manajemen, prinsip
kepemimpinan harus mengarahkan dan mengendalikan para anggota timnya ke arah yang
benar. Maksudnya, seorang pemimpin harus tahu kemana arah yang benar untuk para
anggotanya agar bisa mengejar tujuan bersama. Jika seorang pemimpin tidak bisa
menjalankan sistem manajemennya dengan baik, maka bisa dikatakan bahwa
kepemimpinannya tidak menerapkan fungsinya dengan baik. 

7) Manajemen yang Baik dengan Para Pemangku Kepentingan (Stakeholder). 

Kepemimpinan berfungsi untuk menghubungkan kita dengan para pemangku


kepentingan (stakeholder) lainnya. Sehingga ketika kita melaksanakan peran
kepemimpinan, kita bisa meminta input atau pengaruh dari pihak-pihak eksternal yang
memiliki pengaruh besar pada kepemimpinan kita. Misalnya, memiliki hubungan
manajemen yang baik dengan para mitra bisnis.  
8) Membangun Relasi yang Luas. 

Fungsi kepemimpinan lain adalah membantu para pemimpin dalam membangun relasi
yang kuat, memperluas network, membina hubungan yang baik, serta menghubungkan
satu grup dengan grup lainnya. 

9) Memberikan Pengaruh & Motivasi yang Kuat. 


Kepemimpinan berfungsi untuk memberikan pengaruh kepada para anggota timnya, serta
menularkan motivasi yang kuat kepada mereka, sehingga anggota tim selalu bersemangat
dan berambisi dalam mengejar cita-cita bersama. Pengaruh dan motivasi yang kuat dapat
diterapkan ke dalam strategi penjualan, taktik dan strategi yang dapat mengajak seluruh
lapisan anggota untuk bergerak maju ke arah yang sama dengan memiliki komitmen dan
energi yang tinggi. 

10) Manajemen Waktu yang Baik. 

Fungsi kepemimpinan yang kesepuluh akan memudahkan kita dalam memanfaatkan


waktu dengan sebijak mungkin. Kepemimpinan berperan untuk mengarahkan kita pada
tugas-tugas yang menjadi prioritas, sehingga kita bisa menyelesaikan tugas-tugas penting
tersebut dengan tepat waktu. Dalam hal ini, fungsi kepemimpinan dapat membantu kita
dalam meningkatkan produktivitas. 

11) Membantu Mengembangkan Orang Lain


Kepemimpinan berfungsi untuk membantu para pemimpin dalam mengembangkan
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan para anggota timnya. Selain itu,
pemimpin juga dapat membentuk karakter anggota timnya menjadi lebih baik daripada
sebelumnya. Misalnya, mungkin pada sebelumnya, karyawan bekerja dengan sangat lama
dan tidak dapat menentukan tugas mana yang harus diprioritaskan. Namun setelah
pemimpin menjalankan fungsinya dengan baik, karyawan tersebut bekerja dengan lebih
cepat tanpa melewati tenggat waktu dan selalu mengutamakan tugas-tugas penting yang
harus didahulukan. 

12) Beradaptasi dengan Perubahan yang Ada. 


Salah satu fungsi kepemimpinan lainnya adalah siap dalam menerima perubahan yang
pinan yang baik berfungsi untuk beradaptasi dalam perubahan secara cepat, sehingga para
pemimpin dapat memberdayakan para agen perubahan dengan sangat baik. 

13) Memimpin dengan Memberi Contoh yang Baik. 


Para pemimpin adalah orang-orang terdepan yang akan diikuti oleh para pengikutnya,
sehingga salah satu fungsi kepemimpinan adalah bertindak sebagai contoh yang baik bagi
para anggota timnya, terutama dengan menginspirasi mereka menjadi seorang yang
beretos kerja tinggi, rajin, berkomitmen dan tangguh. 
14) Membentuk dan Menerapkan Budaya yang Positif. 
Fungsi kepemimpinan lainnya adalah membentuk dan menerapkan budaya organisasi
atau perusahaan yang positif kepada para anggota tim atau karyawan, sehingga setiap
orang menganut budaya dan pemikiran yang tepat dan positif. Dalam kepemimpinan,
fungsi seperti ini sangatlah diperlukan untuk membangun norma-norma produktif,
harapan, dan makna kehidupan yang dijunjung bersama. 

15) Membentuk Ketangguhan. 


Terakhir, kepemimpinan berfungsi untuk memimpin para anggota tim atau karyawan
dengan bersikap tangguh dalam menghadapi segala tekanan, masalah dan kegagalan yang
hadir dalam kehidupan. Hal ini bertujuan agar semua motivasi, fokus dan semangat yang
kita miliki tidak mudah hilang begitu saja. 

Anda mungkin juga menyukai