Anda di halaman 1dari 16

KEPEMIMPINAN DAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH
NAMA : SITI RAHMATIA PALILATI
NIM : C01420118
KELAS : A KEPERAWATAN 2020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang
pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur
unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan
organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang
maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja
seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Kemampuan dan keterampilan dari seorang pimpinan adalah faktor penting
dalam memotivasi pegawainya agar lebih bekerja dengan baik. Dalam hal ini
pengaruh seorang pimimpinan sangat menentukan arah tujuan dari organisasi,
karena untuk merealisasikan tujuan organisasi perlu menerapkan peran dalam
memimpin kerja yang konsisten terhadap situasi kerja yang dihadapi. Selain itu
seorang pemimpin didalam melaksanakan tugasnya harus berupaya menciptakan
dan memelihara hubungan yang baik dengan bawahannya agar mereka dapat
bekerja secara produktif. Dengan demikian, secara tidak langsung motivasi dari
pegawai semakin meningkat.
Pemimpin berfungsi untuk memandu, menuntun, membimbing,
membangunkan motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin komunikasi
yang baik, melakukan pengawasan secara teratur, dan mengarahkan pada
bawahannya kepada sasaran yang ingin dituju. Berhubungan dengan itu menjadi
kewajiban dari setiap pemimpin agar bawahannya termotivasi utuk bekerja lebih
baik lagi. Peran kepemimpinan juga merupakan suatu cara yang dimiliki oleh
seseorang untuk mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja
sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi baik secara
keseluruhan maupun sebagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat
tergantung pada efektivitas kepemimpinan untuk membangkitkan motivasi atau
semangat kerja pegawai terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
Manajemen keperawatan merupakan suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya
manusia, alat maupun dana, sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Sehingga manajemen
sangat penting dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit, karena tanpa adanya
manajemen yang baik maka pelayanan tidak dapat dijalankan secara optimal
Cecep (2013). Karena itu dibutuhkan seorang manajer agar tujuan dan
kepentingan tiap perawat didalamnya sesuai dengan visi dan misi yang dituju
Kholid (2013).
Pengarahan merupakan salah satu fungsi dari manajemen keperawatan
didalamnya terdapat kegiatan supervisi. Abidin (2014), menyatakan
kegiatankegiatan yang ada dalam fungsi pengarahan, yaitu delegasi, supervisi,
motivasi, manajemen konflik serta komunikasi dan kolaborasi.
Sitorus & Panjaitan (2011), menyatakan supervisi mempunyai empat fungsi
untuk mencapai tujuan organisasi, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan dan evaluasi. Hal ini didukung pernyataan Keliat (2012) dalam
penelitian Wirawan, Novitasari & Wijayanti (2013), menyatakan supervisi
merupakan proses pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan untuk memastikan
apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai tujuan organisasi dan standar yang telah
ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan yang
cakap dalam bidang yang disupervisi. Supervisi biasanya dilakukan oleh atasan
terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana
Penelitian Widaningsih & Wydiastuti (2011), menyatakan kepuasan kerja
perawat pelaksana terhadap supervisi kepala ruangan dapat meningkatkan
motivasi untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik sehingga tercapai kualitas
pelayanan keperawatan. Kualitas supervisi dapat dipengaruhi oleh kompetensi
kepala ruangan dalam melakukan supervisi. Maka supervisi kepala ruangan
mempunyai peran strategis dalam menghasilkan kualitas pelayanan
keperawatan.Penelitian Setyono (2001), menyatakan tidak ada pengaruh secara
bermakna supervisi terhadap disiplin pegawai, sikap dan perilaku, prosedur dasar
rumah sakit dan prosedur dasarkeperawatan. Hal ini tidak sejalan dengan teori
Asmuji (2014), menyatakan ada enam faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
yaitu: pemenuhan kebutuhan, ketidakcocokan, pencapaian nilai, persamaan,
genetik (sifat pribadi) dan kepemimpinan.
Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunity, and Threats) pada
awalnya dikembangkan sebagai alat perencanaan perusahaan dan menjadi salah
satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun tidak menutup kemungkinan
untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam
pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan. Sebuah program
bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi
merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena melaksanakan suatu
kebijakan.
Analisis SWOT sebagai strategi manajerial yang dikembangkan untuk
menjamin sebuah sekolah/organisasi memiliki daya tahan dan daya hidup dari
masa sekarang sampai masa yang akan datang. Analisis SWOT memungkinkan
sekolah/madrasah mengeksploitasi peluang-peluang masa depan ketika
menghadapi persoalan-persoalan dan tantangan, serta melakukan penemuan
strategis pada kompetensi dan kekuatan khusus. Wicaksono Febriantoro
menyatakan “analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal
suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang
strategi dan program kerja”. Analisis SWOT ini sangat penting dalam manajemen
pendidikan untuk menganalisis suatu perencanaan
Untuk memperlancar suatu sistem pembelajaran dalam pendidikan maka
diperlukan adanya perencanaan yang matang. Perencanaan atau planning
merupakan salah satu fungsi yang paling awal dari keseluruhan fungsi manajemen
dan sangat penting. Oleh karena itu pekerjaan yang baik adalah yang
direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kepemimpinan
2. Bagaimana konsep manajemen keperawatan
3. Bagaimana analis SWOT
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep kepemimpinan
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep manajemen keperawatan
3. Untuk mengetahui bagaimana analis SWOT
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kepemimpinan


Kepemimpinan berasal dari kata leadership dari asal kata to lead. Dan kata
ini menjadi bahasa Inggris yang diindonesiakan karena sering digunakan dan
terdapat di berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam kata kerja to lead
terkandung beberapa makna yang saling berhubungan erat, yaitu: bergerak lebih
cepat, berjalan di depan, mengambil langkah pertama, berbuat lebih dulu,
mempelopori, mengarahkan pikiran orang lain, membimbing, menuntun dan
menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. Kepemimpinan (leadership)
adalah proses mempengaruhi bawahan, atau memberi contoh dari pemimpin
kepada pengikutnya, atau juga merupakan seni untuk mengarahkan orang dengan
cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerjasama yang bersemangat
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pola kepemimpinan pada dasarnya
mengandung arti berupa cara pemimpin berhubungan dengan pengikut atau
bawahannya. Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan
hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan memegang peranan penting atau menjadi fokus utama yang
mendorong kesuksesan upaya reformasi sekolah yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan . pada gilirannya menurut hill leithwood dan
reihl, kepemimpinan juga menentukan pencapaian prestasi sekolahan secara
keseluruhan
1. Syarat-Syarat Kepemimpinan
Di antara persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
adalah:9
a) Beriman : Seorang muslim di manapun ia berada dan apapun jabatannya, dia
harus beriman dan senantiasa berusaha mempertebal keimanannya dengan
jalan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
b) Mental : Seorang pemimpin harus mempunyai mental yang kuat, tangguh dan
baik. Bagi seorang pemimpin muslim mental itu adalah produk dari iman dan
akhlak.
c) Kekuasaan : Seorang pemimpin harus mempunyai kekuasaan, otoritas,
legalitas yang ia gunakan untuk mempengaruhi dan menggerakkan
bawahannya untuk mengerjakan sesuatu.
d) Kewibawaan : Kewibawaan adalah kelebihan, keunggulan, keutamaan dan
kemampuan untuk mengatur orang lain, sehingga pemimpin yang memiliki
sifat tersebut akan ditaati oleh bawahannya.
e) Kemampuan : Kemampuan segala daya, kekuatan dan ketrampilan,
kemampuan teknis maupun sosial yang dianggap melebihi kemampuan
anggota biasa.
Di samping mempunyai persyaratan tersebut di atas, seorangpemimpin harus
memiliki kelebihan dari orang yang dipimpinnya. Hal ini dimaksudkan agar
kelompok suatu organisasi tersebut dapat mencapai kemajuan.Sebagai pemimpin
yang membawahi berbagai macam permasalahan maka harus memiliki beberapa
kelebihan antara lain:
a) Memliki kecerdasan, atau intelegensi yang cukup baik.
b) Percaya diri sendiri dan membership
c) Cakap bergaul dan ramah tamah
d) Kreatif, penuh inisiatif dan memiliki hasrat atau kemauan untuk maju dan
berkembang menjadi lebih baik.
e) Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa
f) Memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidangnya
g) Suka menolong memberi petunjuk dan dapat menghukum secara konsekuen
dan bijaksana.
h) Memiliki keseimbangan atau kestabilan emosional yang bersifat sabar.
i) Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tringgi.
j) Berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab.
k) Jujur,rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya.
l) Bijaksana dan selalu berlaku adil.
m) Disiplin
n) Berpengetahuan dan berpandangan luas.
o) Sehat jasmani dan rohani
Fungsi kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua hal pokok, yaitu: fungsi
yang berkaitan dengan tugas yang disebut fungsi pemechan masalah, dan yang
kedua fungsi pemeliharaan kelompok yang disebut fungsi sosial. Kyai sebagai
tokoh sentral dan pemegang otoritas pesantren, kyai sebagaai pemimpin, ayah dan
pengasuh para santri dan kemudian komunitas sosial
disekitarnya.10Kepemimpinan yang effektif dan effesien, Efektif berhubungan
dengan pencapaian tujuan kerjasama yang bersifat sosial dan non personal , sedang
efesiensi berhubungan dengan kepuasan motif-motif individual dan bersifat
personal.
2.2 Konsep Manajemen Keperawatan
1. Definisi
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan kegiatan diorganisasi. Manajemen tersebut mencakup
kegiatan planning, organizing, actualing, controlling (POAC) terhadap staf,
sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode pelaksanaan asuhan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya dapat saling mendukung. Proses keperawatan
sebagaimana manajemen keperawatan terdiri atas pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksaan dan evaluasi hasil.
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan.
Kelly dan Heidental menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat di
deifinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, prngorganisasian,
kepemimpianan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen
dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorgansasian,
kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian. Swanburg menyatakan
bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok dari keperawatan menejer
yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya
manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer
menjalankan profesi mereka.
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi
keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomi pada pasien.
2. Fungsi Manajemen
Ada empat fungsi manajemen yang utama yaitu:
a. Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan dating.
Merupakan apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang
akan dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan terttentu.
b. Organisasi merupakan suatu aktifitas dari tata hubungan kerja yang
teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu
c. Penggerakan adalah melakukan kegiatan untuk mempengaruhi orang
lain agar mau dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas,
demi tercapainya tujuan bersama.
d. Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan
kegiatan sesuaii dengan rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan, tujuan
dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
Manajemen keperawatan mempunyai fungsi yang sejalan dengan fungsi
manajemen secara umum yaitu pengorganisasian, perencanaan,
kepemimpinan, dan pengawasan.
2.3 Analisa SWOT
Analisa SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert S. Humphrey
yang mempergunakan teknik ini pada tahun 1960-an ketika ia menginisiasi
sebuah proyek penelitian yang dikerjakan di Stanford Research Institute.
Sejak saat itu, perlahan analisis SWOT mulai dikenal luas oleh kalangan luas
dan perlahan digunakan oleh para pebisnis pada masa itu untuk
memanfaatkan metode analisis ini demi menumbuhkan sekaligus
mengembangkan perusahaan mereka masing-masing.
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen
perusahaan atau didalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu
dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan,
baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Analisis ini
yang harus diterapkan oleh suatu perusahaan(Irhami Fahmi, 2013). Analisis
SWOT adalah analisis informasi yang diperoleh, dicari, atau diterima dari
berbagai sumber hasil hasil dari pertanyaan: Apa yang sedang terjadi, kenapa
terjadi, dimana terjadi, dan kapan terjadi, yang semuanya berasal dari internal
perusahaan eksternal berkaitan dengan usaha perusahaan(Etika Sabariah,
2016).
Definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisis situasi
dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisis
ini menenmpatkan situasi dan juga kondisi sebagai faktor masukan, lalu
kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. SWOT
adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (peluang), Threats (hambatan) (Marimin, 2004). Keputusan
strategis perusahaan perlu pertimbangan faktor internal yang mencakup
kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup peluang
dan ancaman. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan-pertimbangan
penting untuk analisis SWOT(Freddy Rangkuti, 2004).
Analisa SWOT sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk merencanakan
sesuatu dalam sebuah proyek atau bisnis. Secara sederhana dapat kita artikan
bahwa analisa SWOT merupakan metode perencanaan suatu strategi dengan
mempertimbangkan sekaligus mengevaluasi 4 komponen utama, yaitu:
1. Strenght (kekuatan) yaitu situasi ataupun kondisi yang merupakan
kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini yang yang
membutuhkan tingkat tekhnologi dan juga kualitas yang lebih maju.
2. Weaknesses (kelemahan) yaitu situasi ataupun kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara
menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang
menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
3. Opportunity (peluang) yaitu, situasi atau kondisi yang merupakan peluang
diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang
bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun
terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa
berkembang dimasa yang akan datang.
4. Threats (Ancaman) yaitu, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus
dihadapi oleh suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan
kemunduran. Jika tidak segera diatasi, ancaman tersebut akan menjadi
penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik dimasa sekarang maupun
masa yang akan datang.

Dari keempat komponen analisa SWOT tersebut, bisa terlihat dengan jelas
bahwa metode analisis ini secara efektif akan mempermudah para penguasa atau
pebisnis dalam rangka perencanaan bisnisnya yang mana mencakup pemahaman
tentang kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang mungkin timbul secara
terstruktur dan sistematis. Dengan demikian, para pihak yang bersangkutan dengan
bisnis yang sedang dijalankan dapat lebih mudah mencerna, memahami, sekaligus
mengenali lebih dekat proyek atau perusahaan. Dari penggunaan keempat
komponen tersebut, kita dapat melihat dengan jelas bagaimana bisnis yang
didasarkan pada perencanaan ala analisa SWOT akan membantu bisnis yang
sedang dijalankan secara signifikan.
2.3.1 Tujuan Analisa Swot
Sebagai metode yang mempermudah perusahaan dalam melakukan
perencanaan strategi yang secara khusus di bidang bisnis, analisa SWOT memiliki
tujuan utama sebagai berikut.
1. Memudahkan Pemetaan Faktor-Faktor Penting
Keempat komponen analisa SWOT akan memudahkan perusahaan dalam
mengetahui sekaligus memetakan faktor-faktor penting yang mengelilingi sebuah
rencana atau strategi. Dengan menggunakan analisa SWOT, perusahaan dapat
mengetahui apa saja faktor-faktor internal yang dimiliki perusahaan, seperti faktor
kekuatan dan kelemahan, sekaligus faktor-faktor eksternal yang berada di luar
perusahaan, seperti kesempatan dan ancaman.
2. Memprediksi Berbagai Masalah yang Mungkin Timbul
Dengan mengetahui potensi-potensi pemicu permasalahan dari analisa SWOT
yang dapat berupa kekurangan maupun ancaman, perusahaan dapat lebih jeli dalam
melihat kemungkinan masalah yang akan datang di hari depan.
3. Mengetahui Posisi Perusahaan di Tengah Pusaran Persaingan
Metode analisa SWOT yang memperhatikan dengan saksama bagaimana suatu
rencana disusun berdasarkan pertimbangan faktor-faktor kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman tak hanya berguna untuk melihat posisi perusahaan sendiri,
namun juga untuk melihat perusahaan kompetitor yang ikut bersaing di pasar.
Dengan analisa SWOT, perusahaan dapat juga menganalisis perusahaan lawan agar
dapat mengalahkannya dalam persaingan secara nyata di pasar.
4. Memberi Kesempatan untuk Perusahaan Berkembang Lebih Pesat
Penggunaan analisa SWOT yang tepat dan semaksimal mungkin dapat
mempermudah perusahaan dalam memperoleh kesempatan yang semaksimal
mungkin untuk mengembangkan perusahaan. Perencanaan yang matang dengan
memperhatikan faktor-faktor penting dalam 4 komponen SWOT akan semakin
mendekatkan pada kemajuan perusahaan.
5. Memudahkan Pengambilan Keputusan
Pada akhirnya, sesuai fungsinya yang digunakan untuk keperluan perencanaan
strategi dan penyelesaian masalah, analisa SWOT dapat mempermudah perusahaan
dalam mengambil keputusan-keputusan penting selama menjalani bisnis di
perusahaan.
Perusahaan dapat menjadikan faktor-faktor dari 4 komponen utama analisa
SWOT–kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman–sebagai bahan pertimbangan di
setiap pengambilan keputusan krusial. Sebagai contoh, Perusahaan dapat
menentukan apakah akan membuka cabang baru, menciptakan produk baru, atau
mengatur harga baru.
2.3.2 Manfaat Analisa SWOT
Jika telah mengenal dan memahami apa saja tujuan dari penggunaan analisis
SWOT, perusahaan akan dengan mudah untuk memahami lebih dekat manfaat yang
dapat diperoleh darinya. Secara umum, sebenarnya perusahaan dapat memperoleh
sangat banyak manfaat dari analisa SWOT yang dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya ketika perusahaan menggunakannya untuk perencanaan
strategi dan pemecahan masalah dalam bisnis.
Secara sederhana, perusahaan dapat menjadikan keempat komponen utama
analisa SWOT tersebut untuk kegunaan yang praktis, seperti menjadikannya sebagai
acuan dasar selama proses perencanaan dan pelaksanaan strategi bisnis hingga
mencapai tujuan proyek yang ingin diperoleh.
Dalam arti lain, analisa SWOT dapat dimanfaatkan untuk membantu
perusahaan dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan rangkaian tahap bisnis
secara terstruktur dan sistematis melalui pengetahuan dasar tentang hal-hal berikut:
1. Bagaimana caranya agar dapat memanfaatkan kekuatan (strengths) sehingga
menghasilkan keuntungan melalui peluang (opportunities).
2. Bagaimana strategi yang harus diambil untuk mengatasi kelemahan
(weaknesses) perusahaan yang berisiko mencegah datangnya keuntungan
sekaligus berpotensi mendatangkan kerugian.
3. Bagaimana cara yang tepat agar dapat memanfaatkan kekuatan (strengths) yang
dimiliki oleh perusahaan sehingga bisnis yang dijalankan mampu menghadapi
dan menyelesaikan ancaman (threats) yang ada maupun yang mungkin akan
timbul.
4. Apa langkah yang harus diambil untuk mengendalikan dan mengatur kelemahan
(weaknesses) perusahaan yang berisiko dalam memicu ancaman (threats) dalam
menjalankan bisnis.

Melalui pencarian jawaban tepat atas pertanyaan-pertanyaan kunci analisa


SWOT dalam suatu bisnis atau proyek perusahaan seperti yang disebutkan di atas,
perusahaan dapat mempertimbangkan sekaligus mengambil keputusan yang tepat
dan menentukan skala prioritas perusahaan dengan lebih baik dan bijak.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada prinsipnya kepemimpinan (leadership) berkenaan dengan seseorang
memengaruhi perilaku orang lain untuk suatu tujuan, Manajemen keperawatan
memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola
kegiatan keperawatan, Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Stregth) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalisir kelemahan
(Weaknesess) dan ancaman.
3.2 Saran
Saran dengan adanya pengetahuan mengenai Konsep Kepemimpinan, Konsep
Manajemen Keperawatan, dan Analisa Swot ini diharapkan dapat dijadikan
pedoman dan sumber pengetahuan untuk diri kita sendiri maupun untuk orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA

Bass, B.M. 1985. Leadership and performance beyond expectations. New


York: The Free Press

Avolio, B.J., B.M. Bass, B.M., & Jung, D.I. 1999. Re-Examining the
Components of Transformational and Transactional Leadership Using
the Multifactor Leadership Questionnaire. Journal of Occupational and
Organizational Psychology, 72, 441-462.

Bass, B.M. & Avolio, B.J. 1994. Improving organizational effectiveness:


through transformational leadership. London: SAGE Publications TO.

Fisher, Simon et all. 2000. Mengelola Konflik: Ketrampilan & Strategi untuk
Bertindak (edisi bahasa Indonesia) Jakarta: The British Council,
Indonesia

Depkes, R.I. (1998). Kebijaksanaan Depkes dalam Meningkatkan Sumber Daya


Keperawatan dalam Menghadapi Era Kesejagatan. Jakarta

Depkes RI, (1997), Standar Pelayanan Rumah Sakit. Direktorat Jenderal


Pelayanan Medik, Cetakan ke-3, Jakarta

Agus Arijanto. (2011). Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Dafid Fred R. (2011). Strategi Manajemen: Manajemen Strategi Konsep. Bandung


: Salemba Empat.

Freddy Rangkuti. (2004). Analisi SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai