ABSTRAK
Berorganisasi membutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan dalam meningkatkan
kualitas suatu pelayanan. Oleh sebab itu pemimpin pada sebuah organisasi berperan sebagai
penentu arah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka kualitas layanan
yang semakin baik. Kompetensi kepemimpinan dapat diketahui dari keberhasilan seseorang
dalam kepemimpinannya bagi pencapaian tujuan organisasi.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Pelayanan, Organisasi
BAB I
Pendahuluan
B. TUJUAN PENULISAN
Kajian dalam tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan dalam
rangka peningkatkan kualitas pelayanan pada lembaga kediklatan..
BAB II
PEMBAHASAN
Pemimpin berperan sangat penting dalam mencapai tujuan sebuah organisasi. Dapat
dikatakan bahwa keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan sebagian besar oleh
bagaimana kualitas kepemimpinannya. Dalam suatu organisasi, umumnya ada tiga level atau tiga
tingkatan manajemen yaitu :
1.1 Menentukan Tujuan Perusahaan – Manajemen tingkat atas ini merumuskan tujuan
utama organisasinya, dapat berupa tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka
pendeknya.
1.2 Membuat kerangka Rencana dan Kebijakan – Manajemen tingkat atas membuat
kerangka rencana dan kebijakan untuk mencapai tujuan utama yang telah ditetapkan.
1.3 Mengorganisir kegiatan dan pekerjaan yang akan dilakukan oleh manajer-manajer di
tingkat menengah.
1.4 Mengumpulkan dan mengatur sumber daya organisasi atau perusahaan seperti sumber
daya keuangan, aset tetap, tenaga kerja dan lain sebagainya untuk melakukan kegiatan
sehari-hari dalam organisasi.
1.5 Bertanggung jawab atas kelangsungan dan pertumbuhan hidup organisasi/perusahaan.
1.6 Sebagai penghubung dengan dunia luar seperti bertemu dengan pejabat pemerintah,
pemasok, pesaing, pelanggan, media dan lain-lainnya.
Salah satu peranan penting pemimpin dalam meningkatkan pelayanan publik menuju
pelayanan prima adalah memberi motivasi bawahan. Efisiensi dan produktivitasnya yang tinggi
dapat dicapai bila pemimpin berperan secara efektif dalam mengkoordinasikan semua bawahan
dilingkungannya. Produktifitas adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dalam jangka waktu relatif singkat dan mencapai tingkat hasil yang memuaskan.
Selain itu pemimpin berperan untuk mengubah informasi menjadi pernyataan kebijakan
(petunjuk). William N. Dunn (2003) membagi delapan bentuk atau cara untuk mengubah
informasi menjadi pernyataan kebijakan antara lain :
a. Cara otoritatif merupakan pernyataan kebijakan didasarkan pada argument dari pihak
yang berwenang. Informasi diubah menjadi informasi atas dasar asumsi tentang status
yang dicapai ataupun diperoleh sebagai pembuat informasi.
b. Cara statistic merupakan pernyataan kebijakan didasarkan pada argument yang diperoleh
dari sampel. Informasi diubah menjadi pernyataan atas dasar asumsi bahwa apa yang
benar bagi para anggota sampel juga benar bagi seluruh anggota populasi yang tidak
tercakup oleh sampel itu.
c. Cara klasifikasional merupakan pernyataan kebijakan didasarkan pada argument yang
berasal dari argument keanggotaan. Informasi dirubah menjadi pernyataan kebijakan atas
dasar asumsi bahwa apa yang benar bagi suatu kelas individu ataupun kelompok yang
merupakan anggota kelas yang bersangkutan.
d. Cara intuitif merupakan pernyataan yang didasarkan pada argument yang berasal dari
batin (insight). Informasi diubah menjadi pernyataan kebijakan atas dasar asumsi tentang
situasi mental dalam (inner-mental states) dari pembuat informasi tersebut.
e. Cara analisentrik merupakan pernyataan didasarkan pada argument yang berasal dari
metode. Informasi diubah menjadi pernyataan atas dasar asumsi tentang validitas metode
atau aturan yang diterapkan oleh analis.
f. Cara pragmatis merupakan pernyataan didasarkan dari argument yang berasal dari
motovasi, kasus parallel atau analogi. Informasi diubah menjadi pernyataan atas dasar
asumsi tentang daya pengarih tujuan, nilai dan dorongan. Asumsi tentang kesamaan
antara dua kasus pembuatan kebijakan.
g. Cara kritik nilai merupakan pernyataan didasarkan pada argument yang berasal dari etika.
Informasi diubah menjadi pernyataan atas dasar asumsi tentang kebenaran atau
kekeliruan dari kebijakan dan konsekuensi.
. Kelebihan :
1.1 Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak pemimpin, tak ada
bantahan dari bawahan
1.2 Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga apabila terjadi kesalahan
dari bawahan maka pemimpin tak segan untuk menegur
1.3 Mudah melakukan pengawasan
. Kelemahan :
1.1 Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat keras dari pemimpin
1.2 Menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi perpindahan karena bawahan
tidak merasa nyaman
1.3 Bawahan akan merasa tertekan karena apabila terjadi perbedaan pendapat, pemimpin
akan menganggapnya sebagai pembangkangan dan kelicikan
1.4 Kreativitas dari bawahan sangatlah minim karena tidak diberikan kesempatan
mengajukan pendapat.
1.5 Mudahnya melahirkan kubu oposisi karena dominasi pemimpin yang berlebihan
1.6 Disiplin yang terjadi seakan-akan karena ketakutan dan hukuman bahkan pemecatan dari
atasan
1.7 Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol, apakah perintah yang diberikan
sudah dijalankan dengan baik oleh anggotanya
a. Kelebihan :
1.1 Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa bersikap mandiri dan memiliki
inisiatif
1.2 Pemimpin tidak memiliki dominasi besar
1.3 Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan tugas
. Kelemahan :
1.1 Pemimpin membiarkan bawahan untuk bertindak sesuka hati karena tidak ada control
1.2 Mudah terjadi kekacauan dan bentrokan
1.3 Tujuan organisasi akan sulit tercapai apabila bawahan tidak memiliki inisiatif yang tepat
dan dedikasi tinggi
3. Kepemimpinan Demokratis
Tipe demokratis berlandaskan pada pemikiran bahwa aktifitas dalam organisasi akan
dapat berjalan lancear dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila berbagai
masalah yang timbul diputuskan bersama antara pejabat yang memimpin maupun para pejabat
yang dipimpin.
Seorang pemimpin yang demokratis menyadari bahwa organisasi harus disusun
sedemikian rupa sehingga mengambarkan secara jelas beragam tugas dan kegiatan yang harus
dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi.
Kepemimpinan demokrasi selalu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompoknya. Berhasil tidaknya suatu pekerjaan bersama terletak pada kelompok dan pimpinan.
a. Kelebihan :
1.1 Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku
1.2 Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan merasa
dihargai dan dibutuhkan peranannya
1.3 Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan
saran
1.4 Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan
kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya
1.5 Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan
1.6 Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan
b. Kelemahan :
1.1 Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil secara
musyawarah
1.2 Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap orang jelas berbeda
1.3 Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan apabila ego
masing-masing anggota tinggi
a. Kelebihan :
1.1 Pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam mengambil keputusan
1.2 Bawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan
b. Kelemahan :
1.1 Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatan
1.2 Keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama karena menganggap
dirinya sudah melakukan yang benar
1.3 Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena tidak ada kesempatan
untuk mengembangkannya
Tipe kepemimpinan yang biasa memakai cara yang lazim digunakan dalam kemiliteran.
Pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
Kelebihan :
1.1 Tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan mengambil keputusan
1.2 Bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi
1.3 Bawahan akan merasa aman dan terlindungi
Kelemahan :
Adapun dengan karakter yang dimiliki, setiap pemimpin memiliki gaya atau kekhasan
tersendiri dalam memimpin suatu organisasi. Menurut Tohardi dikutip oleh Edy Sutrisno (2010:242)
menyatakan ada beberapa gaya kepemimpinan antara lain :
A. Gaya Persuasif merupakan gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan yang mengubah
perasaan, pikiran atau dengan kata lain melakukan ajakan atau bujukan.
B. Gaya Refresif merupakan gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan-tekanan,
ancaman-ancaman, sehingga bawahan merasa ketakutan.
C. Gaya Partisipatif merupakan gaya kepemimpinan dengan cara memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk itu secara aktif baik menata, spiritual, fisik maupun material dalam kiprahnya
dalam perusahaan.
D. Gaya inovatif merupakan pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan
usaha-usaha pembaruan didalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya
atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia.
E. Gaya Investigasi merupakan gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai
dengan rasa penuh kecurigan tehadap bawahannya menimbulkan yang menyebabkan kreatifitas,
inovasi, serta insisiatif dari bawahan kurang berkembang karena bawahan takut kesalahan-
kesalahan.
F. Gaya Inspektif merupakan pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya
protokoler, kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau
pemimpin yang senang apabila dihormati.
G. Gaya Motivatif merupakan pemimpin yang dapat menyampaikan informasi mengenai ide-
idenya, program-program dan kebijakan-kebijakan kepada bawahan dengan baik. Komunikasi
tersebut membuat segala ide bawahan-bawahan dan kebijakan dipahami oleh bawahan sehingga
bawahan mau.
H. Gaya Naratif merupakan Pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak
bicara namun tidak disesuiakan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan kata lain pemimpin
yang banyak bicara sedikit bekerja.
I. Gaya Edukatif merupakan pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan
cara memberikan pendidikan dan keterlampiran kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi
memiliki wawasan dan pengalamanyang lebih baik dari hari ke hari, sehingga seorang pemimpin
yang bergaya edukatif tidak akan pernah menghalangi bawahan ingin megembangkan
pendidikan dan keterlampiran.
J. Gaya Restrogresif merupakan pemimpin yang tidak suka melihat maju, apalagi melebihi dirinya,
untuk itu pemimpin yang bergaya restrogresif selalu menghalangi bawahan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterlamiplan. Sehingga dengan kata lain pemimpin yang
bergaya restrogresif sangat senang melihat bawahan selalu terbelakang bodoh dan sebagainya.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepemimpinan merupakan sebuah kewenangan yang disertai kemampuan seseorang
dalam mamberikan pelayanan demi menggerakan orang-orang yang berada dibawah
koordinasinya dalam usaha mencapai tujuan. Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan organisasi agar kegiatan tersebut dapat
terselenggara dengan efektif dan efisien serta memiliki manfaat. Oleh karena itu diperlukan
pengaturan berkaitan dengan tugas, cara kerja dan hubungan antara pekerjaan yang satu dengan
pekerjaan yang lain sehingga terjadi ketertiban dalam kegiatan pada organisasi.
Peran penting dari seorang pemimpin dalam meningkatkan pelayanan publik menuju
pelayanan prima adalah memberi motivasi bawahan. Efisiensi dan produktivitasnya yang tinggi
dapat dicapai bila pemimpin berperan secara efektif dalam mengkoordinasikan semua bawahan
dilingkungannya. Dengan karakter yang dimiliki, setiap pemimpin memiliki gaya atau kekhasan
tersendiri dalam memimpin suatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA