Anda di halaman 1dari 2

KASUS BAYI DENGAN MASALAH KESEHATAN

1. Askep Bayi dengan Post Op Operasi Duodenum


Tanggal/Jam MRS : 15 November 2016/ 20.17 WIB
No. Medrek : 842037
Dx.Medis : Post Op Atresia Duodenum dan Sepsis
Tanggal Pengkajian : 23 November 2016 jam 10.30 WIB
a. Biodata
By. A jenis kelamin laki – laki, dirawat sejak tanggal 15 November 2016. By.
Ny. A berusia 17 hari, usia gestasi 39 minggu. Saat ini dirawat di ruang peristi
level 3 dengan diagnosa medis NCB, SMK riwayat post op atresia duodenum dan
Sepsis.
b. Riwayat kesehatan
By. A lahir spontan dengan usia gestasi 39 minggu dengan BBL 2200 gram, PB
50 CM, LK 33 CM. By. A lahir spontan denga letak kepala pada tanggal 5
November 2016 jam 21.30 WIB di puskesmas serang dan dibantu oleh bidan
puskesmas, sehari setelah kelahiran By. A mengalami sesak napas dan kebiruan
pada mukosa bibir dan oleh keluarganya By. A dibawa ke RSUD Serang dan
mendapatkan perawatan di ruang NICU. Selama 8 hari di rawat di RSUD Serang
By. A di rujuk ke RSPAD dan dirawat di ruang bedah. Pada tanggal 17
November 2016 by A. dilakukan operasi atresia duodenum, selesai dilakukan
operasi atresia duodenum by. A langsung dikirim ke ruang peristi level 3. Saat ini
By. A diberikan O2 CPAP dengan PEEP 7 FiO2 28% saturasi O2 96-98%. Pada
tanggal 19 November 2016 by. A dilakukan pemeriksaan rontgen dan hasilnya
adalah infiltrate minimal di perihilar bilateral suspek pneumonia dan diberikan
therapy allumin 20% 10 ml s/d 3 hari IV, ceftriaxone 200 mg IV, gentamycin
1 x 15 mg IV, vit c 50 mg IV, metronidazole 50 mg IV, novalgin 50 mg IV
dan IVFD PG II 13,75 cc/jam via siringe pump.
c. Genogram
a. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 November 2016 jam 10.30 WIB by. A
dirawat di incubator dengan suhu incubator 320c. incubator ditutup dengan
penutup incubator. Bayi ditempatkan dalam incubator dengan menggunakan
nesting dan mengenakan diapers. Bayi teraba demam dan gelisah, terpasang OGT
dan ada residu warna hijau kecoklatan, bayi masih puasa, mukosa bibir kering,
bayi tampak kekuningan, tangis lemah, terpasang CPAP dan monitor saturasi,
vital sign (HR 180 x/menit,(normal bbl 90-165x/menit) RR 68 x/menit (normal
RR 40-60x/menit), suhu 38,90c, saturasi O2 96-98%), suhu incubator 330c,
BBL/BBS 2200/2500 gram, observasi dan intervensi keperawatan dilakukan
setiap 2 jam sekali. Hasil pemeriksaan Laboratorium didapatkan (Hb 7,1 g/dL;
Ht 21 %; eritrosit 2,1 juta/dL; leukosit 17.500/dL; trombosit 7000/µL:
limfosit 41%; MCV 100 L; MCH 35; RDW17.90 %; bilirubin total 10,50
mg/µL; bilirubin direk 8,00 mg/µL; bilirubin indirek 2,50 mg/µL; SGOT
(AST) 47 U/L; SGPT (ALT) 57 U/L). By. A mendapatkan therapy (IVFD PG
II 12,8 cc/jam via siringe pump, PCT 4 x 25 mg IV, albumin 20% 10 cc)

Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan kepala (normocephal, ubun – ubun


terbuka datar), mata (conjungtiva ananemis, sclera ikterik), thoraks (bentuk
barrel chest , retraksi dinding dada ada, penggunaan otot bantu pernapasan, suara
paru ronkhi), jantung (bunyi jantung SI – S2, tidak ada bunyi jantung tambahan),
abdomen (cembung, BU 10 x/menit), ekstremitas (akral hangat CRT < 2 detik).
Reflex moro dan menggemgam kurang. Genitalia (normal laki – laki).

By A merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, ibu pasien mengatakan By A


belum pernah mendapatkan ASI selama dirawat di rumah sakit dan by. A
selalu puasa. Kedua orang tua bayi selalu menjenguk setiap kali jam besuk atau
jam kunjungan.

Selama dalam perawatan, bayi berinteraksi dengan perawat dan dokter ruangan
perinatology dan kedua orang tuanya saat berkunjung. Perawat berinteraksi
secara terjadwal setiap 2 jam. Saat berkunjung orang tua terlihat berkomunikasi
memanggil bayinya.

Anda mungkin juga menyukai