Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA By. Ny. D DENGAN SEPSISDI RUANG NICU


RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak
Clinical Instructure: Sri Puji Astuti, S. Kep. Ns
Clinical Teacher: Yeni Tutu Rohimah, S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh:

TRIYANTA, S.ST

NIM. P27220023370

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2023 /2024


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA By. Ny. D DENGAN SEPSIS
DI RUANG NICU RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Tgl/ Jam MRS : Jumat, 13 Oktober 2023


Tgl/ jam pengkajian : Selasa, 17 Oktober 2023
Metode pengkajian : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan catatan med
is.
Diagnosa medis : Sepsis
No. Registrasi : 01****
I. Kasus Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
a. Nama : By. Ny. D
b. Tanggal lahir : 13 Oktober 2023
c. Umur : 5 hari
d. Alamat : Soko, Paseban, Bayat, Klaten
e. Agama : Islam
f. Nama ayah : Tn. Suyanto
g. Pekerjaan ayah : Pegawai
h. Pendidikan ayah : DIII/ Sarjana Muda
i. Nama ibu : Ny. Darmi
j. Pekerjaan ibu : Pegawai
k. Pendidikan ibu : DIII/ Sarjana muda
l. Agama : Islam
m. Alamat : Soko, Paseban, Bayat, Klaten
n. Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
2. Keluhan Utama
Bayi Baru Lahir dengan Sectio Caesar karena ketuban pecah dini 24
jam dan Ibu mempunyai Hipertensi Kronis.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Munculnya keluhan
Ny. D mengatakan bahwa riwayat kehamilan saat ini adalah
G1P0A0. By. Ny. A lahir secara caesar pada usia 43 minggu. Opera
si caesar dilakukan karena kondisi selama 3 hari atau cairan ketuba
n pecah dalam 24 jam mulai berkurang, induksi yang dilaukan
gagal, disertai Ibu yang Hipertensi kronis, sehingga operasi perlu d
ilakukan. Bayi lahir pada 13 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB. Air k
etuban jernih. Bayi langsung menangis.Dengan Apgar Score menit
pertama adalah 8, dan menit kelima adalah 9.
Kemudian By. Ny. D dipindahkan ke NICU untuk mendapa
tkan perawatan intensif. Pengkajian dilakukan 13 Oktober 2023 did
apatkan hasil By. Ny. D belum bisa bernafas secara spontan. Hasil
pemeriksaan TTV: 87 / 78 mmHg, N: 137 x/ menit, S: 36,7 oC,
SpO2 98 %. Pada tanggal 13 Oktober 2023 warna kulit bayi dan sk
lera kekuningan.
4. Riwayat Masa Lampau
a. Prenatal
Ny. D mengatakan mengalami Hipertensi pada saat trimester perta
ma kehamilan. Ny. D mengatakan sering periksa kandungan ke
bidan / puskesmas / rumah sakit.
b. Natal
By. Ny. D lahir pada 13 Oktober 2023 dengan tindakan sectio caes
aria pada usia 44 minggu di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten.
c. Post natal
Ketika lahir air ketuban jernih. Bayi langsung menangis. Dengan
apgar score menit pertama 8 dan apgar menit kelima adalah 9. Ber
at badan lahir: 3200 gram , panjang badan : 49 cm , lingkar kepala:
33 cm, lingkar dada : 33 cm, lingkarr perut : 30 cm, lingkar perut :
30 cm, lingkar lengan atas : 11 cm, tidak ada kelainan kongenital.
d. Imunisasi
By. Ny. D belum mendapatkan imunisasi karena masih mendapatka
n program antibotik.

5. Riwayat Keluarga (disertai genogram)


Keluarga mengatakan By. Ny D tidak memiliki riwayat penyakit menu
lar seperti hepatitis dan riwayat penyakit keturunan.
Genogram:

Keterangan:

: Laki - Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal seatap

6. Riwayat Sosial
By. Ny. D diasuh oleh kedua orang tuanya. By. Ny. D tampak tenang d
an tidur. Ny. D mengatakan sudah menyiapkan lingkungan rumah deng
an baik sebelum melahirkan. Lingkungan rumah bersih dan memiliki v
entilasi yang baik.

7. Keadaan Kesehatan Saat ini (dari rumah sampai saat dikaji)


a. Diagnosa medis
Sepsis
b. Obat-obatan

Nama Obat Dosis Fungsi Rute


D5 ¼ NS 9 ml/ ja Sebagai sumber kalori dima IV
m na penggantian cairan dan k
alori dibu- tuhkan
Ampicilin 512 ml/. mengatasi infeksi bakteri pa IV
24 jam da berbagai bagian tubuh, se
perti saluran pernapasan, sal
uran pencernaan, saluran ke
mih, kelamin, telinga, dan ja
ntung.
Gentamicin 448 ml/ mengatasi infeksi bakteri di IV
24 jam berbagai bagian tubuh, mula
i dari telinga luar, mata, kuli
t, hingga otak

c. Hasil laboratorium
Tanggal 14 Oktober 2023
Nilai ruj
Pemeriksaan Hasil Satuan Metode
uk
Hematologi
Darah lengkap
Hemoglobin 17,0 g/Dl 14,9-23,6 Cyanmethemoglobin
Eritrosit 8,94 Jt/ uL 3,90-5,90 Electronic impedence
Lekosit 10,1 /uL 5-21 Electronic impedence
Trombosit 370 103/ uL 150-450 Electronic impedence
Hematokrit 51,9 % 50-82 Electronic impedence
MCV 105,1 Nm3 80-99 Flowcytometri
MCH 34,4 Pg 27-31 Electronic impedence
MCHC 32,8 g/ dL 33-37 Electronic impedence
Hitung jenis (DIFF)
Basofil 1,0 % 0,4-1 Flowcytometri
Eosinofil 5 % 1-3 Flowcytometri
Neutrofil 36,9 % 30-50 Flowcytometri
Lymposit 45,0 % 38-60 Flowcytometri
Monosit 11,9 % 4-9 Flowcytometri
Inmature gra 0,3 % Flowcytometri
nulocyte
MPV 10,9 fL Flowcytometri
HFLC % 0,0 g/dL Cyanmethemoglobin
NRBC # 0,01 10 3/ u
L
NRBC % 0,1
Neutrofil abs 3,7
olut
RDW-CV 15,8 % 33,0-70,0 Flowcytometri
Fungsi Hati
Albumin 3,7 g/dL 3,5-5,0 BCG
Elektrolit
Natrium 141,8 mEq/ L 132-147 Electronic impedence
Kalium 8,10 mEq/ L 3,6-6,10 Electronic impedence
Chlorida 116,4 mEq/ L 95-116 Electronic impedence
Calcium total 10,1 mmol 8,4-10,6 Electronic impedence

8. Pengkajian Pola Fungsional menurut Gordon


a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Status kesehatan anak lahir BBL dengan By. Ny. D dirawat di NI
CU dan keluarga mendukung secara penuh dalam perkembangan k
esehatan bayi.
b. Pola nutrisi-metabolik
Ibu pasien mengatakan belum bisa memberikan ASI secara langsu
ng. By. Ny. D diberikan ASI. Frekuensi dan jumlah pemberian ASI
adalah 20 cc/ 4 jam yang diberikan langsung oleh Ibu Deni. Reflek
menghisap pada bayi masih kurang. Berat badan lahir adalah 3200
gram dan berat badan ketika dilakukan pengkajian adalah 3250 gra
m. Tidak ada masalah pada kulit seperti rash atau lesi. Status nutris
i ibu baik.
c. Pola eliminasi
By. Ny. D tidak mengalami kesulitan dalam fekal, tidak terdapat d
arah, berwarna kuning, konsistensi lembek BAB 1 kali/ 8 jam. Eli
minasi urin By. Ny. D tidak terdapat masalah. Popok basah 2x/ 8 j
am dengan perkiraan jumlah urin 83 cc/ 8 jam, urin berbau khas ur
in, dan berwarna kuning. Ibu tidak memiliki masalah dengan elim
inasi.
Analisis keseimbangan cairan
Selasa, 17 Oktober 2023
Intake Output Analisis
a. Infus: 63 cc a. Urine: 83 cc (B c. Intake: 105 cc
b. ASI: 42 cc AB +) d. Output: 115,8 c
b. IWL: 32, 8 c

Total: 105 cc Total: 115,8 cc Balance -10,8 cc/


8 jam

d. Pola aktivitas-latihan
By. Ny. D dimandikan oleh perawat di NICU setiap pagi pukul 09.
00 WIB. Pasien dimandikan dengan cara disibin dan menggunaka
n sabun khusus pada bayi. Pakaian yang digunakan By. Ny. L selal
u dijaga kebersihan dan dipastikan selalu kering dan akan diganti a
pabila basah atau kotor. Pasien masih dirawat dalam inkubator. Pa
sien tampak tenang, tidur, dan menangis masih lemah.
e. Pola istirahat-tidur
By. Ny. D tidak memiliki gangguan pada pola tidur. Pasien tidur si
ar sekitar 8-9 jam dan tidur malam sekitar 8 jam. Tidak terdapat pe
rubahan dalam pola tidur. By. Ny. L akan terbangun dan menangis
lirih bila merasakan lapar. Bayi tidur dalam posisi telentang dan ge
rakan tubuh tenang. Ibu tidak mengalami perubahan dalam pola tid
ur.

f. Pola persepsi-kognitif
By. Ny D memiliki mata, telinga, kulit, lidah, hidung masih berfun
gsi baik. Pasien merespon tergadap suara dan sentuhan. Pasien dal
am keadaan composmentis.
g. Pola persepsi diri-konsep diri
1) Gambaran diri
Keluarga mengatakan By. D tetap percaya bahwa ia akan sem
buh.
2) Harga diri
Keluarga mengatakan By. D selalu menghargai kondisinya wa
laupun saat ini sedang sakit.
3) Peran diri
Keluarga mengatakan peran By.. D sebagai anak terganggu.
4) Ideal diri
Keluarga mengatakan By. D ingin cepat sembuh supaya bisa c
epat pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga.
5) Identitas diri
Keluarga mengatakan By. D adalah anak kedua.
h. pola peran-hubungan
By. An. D merupakan anak pertama dari pasangan muda Tn. S dan
Ny. D dengan usia pernikahan 10 bulan. Ny. D mengatakan sudah
siap menjalani perannya sebagai seorang ibu. Suaminya selalu me
ndukung penuh terhadap kesehatan ibu dan bayi.
i. Pola seksualitas
By. An. D adalah bayi perempuan. Riwayat reproduksi orang tua: t
idak terdapat masalah dalam seksualitas orang tua.
j. Pola koping-toleransi terhadap stress
Ny. D mengatakan Ny. D dan suami saling mendukung untuk anak
nya. Ny. D juga mendapatkan dukungan penuh dari keluarga.

k. Pola nilai-keyakinan
Keluarga By. An. D adalah seorang muslim dan taat menjalankan i
badah. Keluarga memiliki keyakinan yang kuat akan kesembuhan
dan perkembangan anaknya.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: Cukup
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda vital
TD : 87/ 78 mmHg
N : 137 x/ menit
S : 36,7 oC.
d. TB / BB
Berat badan lahir : 3200 gram
Berat badan saat pengkajian : 3250 gram
Panjang badan : 49 cm
e. Pemeriksaan fisik head to toe
1) Kepala : bentuk kepala normal, tidak ada lesi, rambut berwarn
a hitam.
2) Mata : simetris, konjungtiva anemis, kedua sklera ikterik, pupi
l isokor.
3) Hidung : normal dan simetris, tidak terdapat secret, tidak ada l
esi, tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
4) Mulut dan gigi : mulut bersih, mukusa bibir kering.
5) Telinga : simetris, kebersihan cukup dan tidak ada serumen
6) Leher : tidak ada lesi dan tidak ada pembesaran vena jugularis

7) Dada
a) Inspeksi
Bentuk dada normal, ekspansi dada nampak simetris, tidak
ada jejas, lesi ataupun luka pada dada, tidak ada retraksi da
da RR 44 x/menit
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi
Timbul suara sonor

d) Auskultasi
Tidak terdapat suara nafas tambahan
8) Punggung
Tidak ada kelainan pada tulang belakang dan tidak ada nyeri t
ekan pada bagian punggung.
9) Abdomen
a) Inspeksi
Bentuk perut simetris, warna kulit pada perut coklat, tidak
ada kemerahan dan kebiruan, tidak ada asietas dan tidak ad
a benjolan.
b) Auskultasi
Bising usus 12 kali per menit.
c) Perkusi
Suara timpany pada seluruh kuadran, namun terdengar redu
p pada daerah perut kanan atas (adanya hati), dan pada daer
ah perut kiri (adanya lambung)
d) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan.
10) Panggul
Tidak ada nyeri tekan pada area panggul, tidak nampak adany
a lesi, jejas maupun luka serta warna kulit pada daerah tersebu
t adalah kecoklatan.
11) Anus dan Rektum
Terdapat rectum dan anus. Tidak ada benjolan pada anus, tida
k ada perdarahan dari dalam atau luar anus.
12) Genetalia
Pasien berjenis kelamin laki-laki.

13) Ekstremitas
a) Atas
Tangan kanan dan tangan kiri tidak ada edema, akral hanga
t, warna kulit tidak pucat, CRT < 2 detik. Terpasang infus
D5 ½ NS di tangan kanan 9 ml/ jam.
b) Bawah
Kaki kiri tidak ada edema, ataupun luka..
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Keterangan:

0 : Tidak ada kontraksi otot sama sekali.


1 : Kontraksi otot minimal terasa / teraba pada otot bersang
kutan tanpa menimbulkan gerakan.
2 : Dengan bantuan/ dengan menyangga sendi dapat melak
ukan ROM secara penuh
3 : Dapat melakukan ROM secara penuh dengan melawan
gaya berat (gravitasi), tetapi tidak dapat melawan tahana
n.
4 : Dapat melakukan Range of Motion (ROM) secara penu
h dan dapat melawan tahanan ringan.
5 : Kekuatan otot normal yang mana seluruh gerakan dapat
dilakukan otot dengan tahanan maksimal dari proses yan
g dilakukan berulang-ulang tanpa menimbulkan lelah.

14) Integumen
Turgor kulit normal, kulit tampak kuning, CRT < 2 detik.
B. DATA FOKUS
Hari/ ta
Dx Data Fokus Problem Etiologi
nggal
1. Selasa, DS: Menyusui t Hambatan pada n
17-10- 2 Ibu pasien mengatakan bel idak efektif eo natus (pre mat
023 um bisa memberikan ASI s uritas)
ecara langsung
DO:
- By. Ny. D diberikan A
SI. Frekuensi dan juml
ah pemberian ASI adal
ah 42 cc/ 8 jam yang di
berikan langsung oleh
Ibu Deni
- Reflek menghisap pada
bayi masih kurang.
- Berat badan lahir adala
h 3200 gram dan berat
badan ketika dilakukan
pengkajian
- adalah 3240 gram.
2. Selasa, DS: Risiko infe Peningkatan papa
17-10- By Deni tampak tidur, ksi ran organisme pat
2023 tidak rewel ogen lingkungan
DO:
- By. Ny. D lahir usia 35
minggu
- By. Ny. D adalah BBL
R dengan Berat badan l
ahir : 3200 gram, Berat
badan saat pengkajian:
3240 gram
- By. Ny. D dirawat diru
ang NICU
3. Selasa, DS: Ikterik neo BBL, Usia cukup
17-10- 2 By Deni tampak tenang, natus umur, ibu riwayat
023 tidak menangis hipertensi kronis
DO:
- Kulit tampak kuning
- Sklera tampak kuning
- Int: Ikterik
Kr II/ III
Bilirubin total: 18,9
CM: 106
CK: 149,6

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ikterik neonatus berhubungan dengan BBLR, Usia kurang dari 7 hari (D.00
24)
2. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan hambatan pada neonatus (pre
maturitas) (D.0029)
3. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme patoge
n lingkungan (D.0142)

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSIS TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWA HASIL (SLKI) KEPERAWATAN (SIKI)
TAN
Menyusui tida Status Menyusui Perawatan Kanguru (I.14559)
k efektif berhu (L.03029) Observasi
bungan dengan Setelah dilakukan - Monitor faktor orang tua
hambatan pada tindakan keperawatan yang mempengaruhi
neo natus (pre 3x24 jam diharapkan keterlibatannya dalam
maturitas) (D.0 status menyusui perawatan
029) membaik dengan Terapiutik
kriteria hasil: - Sediakan lingkungan yang
- Perlekatan bayi tenang, nyaman, dan hangat
pada payudara ibu - Posisi kan bayi telungkup
meningkat dari tegak lurus di dada orang tua
skala 1 (menurun) - Miringkan kepala bayi ke
menjadi skala 5 salah satu sisi kanan atau kiri
(meningkat) dengan kepala sedikit
- Berat badan bayi tengadah
meningkat dari - Biarkan bayi telanjang hanya
skala 1 (menurun) menggunakan popok, kaus
menjadi skala 3 kaki, dan topi
(sedang) - Posisi kan bayi diamankan
dengan kain panjang atau
pengikat lainnya
Edukasi
- Anjurkan orang tua
menggunakan pakaian yang
nyaman dengan bagian
depan terbuka
- Edukasi orang tua terhadap
penggunaan selang OGT.
Ikterik neo nat Adaptasi Neo natus Fototerapi Neo natus (I.03091)
us berhubunga (L.10095)
n dengan BBL Setelah dilakukan Observasi
R, Usia kurang tindakan keperawatan
- Monitor ikterik pada sklera d
dari 7 hari (D.0 3x24 jam diharapkan
an kulit bayi
024) adaptasi neo natus
- Identifikasi kebutuhan cairan
membaik dengan
kriteria hasil: sesuai dengan usia gestasi da
n berat badan
- Berat badan
meningkat dari Terapeutik
skala 1 (menurun)
menjadi skala 4 - Siapkan lampu fototerapi da
(cukup meningkat) n inkubator atau kotak bayi
- Kulit kuning - Lepaskan pakaian bayi kecua
menurun dari skala li popok
1 (meningkat) - Berikan penutup mata (eye p
menjadi skala 4 rotector/biliband) pada bayi
(cukup menurun) - Ukur jarak antara lampu dan
- Sklera kuning permukaan kulit bayi (30 cm
menurun dari skala atau tergantung spesifikasi la
1 (meningkat) mpu foto terapi)
menjadi skala 4 - Biarkan tubuh bayi ter papar
(cukup menurun) sinar foto terapi secara berke
- Pre maturitas lanjutan
menurun dari skala
1 (meningkat) Edukasi
menjadi skala 4
(cukup menurun) - Anjurkan ibu menyusui seser
ing mungkin

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian darah


vena bili rubin direk dan indi
rek (bila perlu)

Risiko infeksi Kontrol risiko


berhubungan d (L.14128) Pencegahan Infeksi (I.14539)
engan peningk Setelah dilakukan
Observasi
atan paparan or tindakan keperawatan
ganisme patog 3x24 jam diharapkan - Monitor tanda dan gejala inf
en lingkungan Kontrol risiko eksi lokal dan sistemik
(D.0142) meningkat dengan
kriteria hasil:
- Kemampuan
Terapeutik
mengidentifikasi
faktor risiko - Batasi jumlah pengunjung
meningkat dari
- Cuci tangan sebelum dan ses
skala 1 (menurun)
udah kontak dengan pasien d
menjadi skala 4
an lingkungan pasien
(cukup meningkat)
- Kemampuan Edukasi
menghindari faktor
risiko meningkat - Ajarkan cara mencuci tangan
dari skala 1 dengan benar
(menurun) menjadi
skala 4 (cukup Kolaborasi
meningkat)
- Kolaborasi pemberian imuni
sasi, jika perlu

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No D TTD
Waktu Implementasi Respon
x
1,2,3 Selasa, Memonitor tand DS: -
17-10- 20 a-tanda vital DO:
23 Saturasi : 96 %
16.30 R : 45 x/menit Triyanta.
S : 36,8 C
TD: 87/ 78 mm Hg
N: 127 x/ menit
1 16.45 WI DS: bayi Ny D tidur
B Mengamati DO:
tanda tanda Hasil bilirubin total 27,7
icterus mg/dl, tubuh tampak ke Triyanta
kuning
1,2,3, 17.00 WI Monitor tanda- DS: Ny D mengatakan
B tanda infeksi anaknya jarang menangis
DO:
TD : 89 / 79 mm Hg Triyanta.
S : 36,7 C
Saturasi : 98 %
R : 56 x / menit
2 17.00 WI Memberikan AS DS: -
B I melalui OGT 1 DO:
4cc/ 2jam Sudah diberikan ASI mela Triyanta
lui NGT, muntah (-)
2 16.00 WI Melakukan pera DS:
B watan kangguru Ibu pasien bersedia melak
ukan perawatan kangguru
DO:
Perawatan kangguru dilak
ukan selama 3 jam Triyanta
2 16.00 WI Ibu pasien mem DS: -
B berikan ASI 14c DO:
c/ 2jam Sudah diberikan ASI Triyanta
langsung, muntah (-)
4 14.00 – DS: bayi Darmi tampak
18.00 Mencuci tangan tidur
sebelum dan ses DO:
udah kontak den Sebelum melakukan tinda
gan pasien dan l kan melakukan cuci tanga
ingkungan pasie n 5 langkah Triyanta
n

1,2,3 Rabu, 18- Memonitor tand DS: Bayi tampak tidur


10- 2023 a-tanda vital dan tenang
14.30 DO:
Saturasi : 98 % Triyanta.
S : 36,8 C
TD: 81 / 69 mm Hg
N: 141 x/menit
1,2,3, 15.00 WI Memandikan pa DS: Bayi menangis
B sien sebentar
DO :
Pasien sudah dimandikan, Triyanta
pasien tampak bersih dan
rapih
3 14.10 WI DS : bayi masih tidur
B Memonitor ikter DO : Pasien tampak kunin
ik pada sklera d g, kadar bilirubin mening
an kulit kat Triyanta
3 16.15 WI DS : bayi D tidak
B Melakukan foto menangis saat dilakukan
terapi pada pasi tindakan
en DO : Triyanta
Pasien dilakukan foto tera
pi selama 24 jam
2 16.30 WI Ibu memberikan DS : Ibu pasien
B ASI melalui 14 mengatakan bayinya
cc / 2jam tampak haus Triyanta.
DO :
Sudah diberikan ASI mela
lui langsung, muntah (-)
2 16.45 WI Ibu bayi membe DS : bayi tenang saat
B rikan ASI melal minum ASI
ui langsung 14 c DO : Triyanta
c / 2 jam Sudah diberikan ASI mela
lui langsung, muntah (-)
4 14.00 – DS: -
18.00 Mencuci tangan DO:
sebelum dan ses Sebelum melakukan tinda
udah kontak den kan melakukan cuci tanga
gan pasien dan l n 5 langkah Triyanta
ingkungan pasie
n

1,2,3 Kamis, Memonitor tand DS: bayi D tampak tenang


19-10-202 a-tanda vital DO:
3 S : 36,8 C
14.30 TD : 87 / 67 mmHg Triyanta.
N : 130 x / menit
R : 35 x / menit
Saturasi : 98 %
3 16.10 WI DS: Bayi D tampak
B Memonitor ikter tenang
ik pada sklera d DO:
an kulit bayi Kuning pada kulit berkura Triyanta
ng
3 17. 15 WI Melakukan foto DS: Bayi D tidak
B terapi pada pasi menangis
en DO:
Perawatan foto terapi suda Triyanta.
h 24 jam,
Foto terapi dihentikan
2 17.25 WI Ibu memberikan DS : Bayi tidak menangis
B ASI melalui DO :
langsung 14 cc / Sudah diberikan ASI mela
2jam lui langsung, muntah (-) Triyanta
2 16.30 WI Melakukan pera DS:
B watan kangguru Ibu pasien bersedia melak
ukan perawatan kangguru
DO:
Perawatan kangguru dilak
Triyanta
ukan selama 3 jam
2 17.10 WI Ibu bayi membe DS : Bayi tampak tenang
B rikan ASI melal DO :
ui langsung 14 c Sudah diberikan ASI mela
c / 2jam lui langsung, muntah (-) Triyanta
4 14.00 – Mencuci tangan DS: -
18.00 sebelum dan ses DO:
udah kontak den Sebelum melakukan tinda
gan pasien dan l kan melakukan cuci tanga Triyanta.
ingkungan pasie n 5 langkah
n

F. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/ Tgl/ No
Evaluasi TTD
Jam Dx
Selasa, 17 1 S:
Oktober Ibu pasien mengatakan belum bisa memberika
2023 n ASI secara langsung
O:
18.00 WI - By. Ny. D diberikan ASI. Frekuensi dan ju
B mlah pemberian ASI adalah 42 cc/ 8 jam y
ang diberikan melalui Orogastric Tube (O
GT). Triyanta.
- Reflek menghisap pada bayi masih kuran
g.
- Berat badan lahir adalah 3200 gram dan be
rat badan ketika dilakukan pengkajian adal
ah 3250 gram.
A:
Masalah Keperawatan menyusui tidak efektif
belum teratasi
- Perlekatan bayi pada payudara ibu
meningkat dari skala 1 (menurun) menjadi
skala 3 (sedang)
- Berat badan bayi meningkat dari skala 1
(menurun) menjadi skala 3 (sedang)
P: Lanjutkan intervensi
- Lanjutkan program KMC
- Berikan Asupan nutrisi melalui langsung
18.00 WI 4 S : Bayi D cukup tenang, tidak rewel
B O:
- By. Ny. D lahir usia 35 minggu
- By. Ny. D adalah BBL dengan Berat badan
lahir : 3200 gram, Berat badan saat pengka
jian: 3250 gram
- By. Ny. D dirawat diruang NICU
A: Masalah risiko infeksi teratasi sebagian Triyanta
- Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko
meningkat dari skala 1 (menurun) menjadi
skala 3 (sedang)
- Kemampuan menghindari faktor risiko
meningkat dari skala 1 (menurun) menjadi
skala 3 (sedang)
P: Lanjutkan intervensi
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak d
engan pasien dan lingkungan pasien
Rabu, 18 1 S : Bayi D tampak tenang dan tidak rewel
Otober 2 selama perawatan
023 O:
18.00 WI - Kulit tampak kuning
B - Sklera tampak kuning
- Int: Ikterik
Kr II/ III
Bilirubin total: 18,9
CM: 106
CK: 149,6 Triyanta
A: Masalah Keperawatan Ikterik neonatus bel
um teratasi
- Kulit kuning menurun dari skala 1
(meningkat) menjadi skala 3 (sedang)
- Sklera kuning menurun dari skala 1
(meningkat) menjadi skala 3 (sedang)
P: Lanjutkan intervensi
- Lanjutkan foto terapi sesuai program
18.00 WI 4 S:
B O:
- By. Ny. D lahir usia 35 minggu
- By. Ny. D adalah BBL dengan Berat badan
lahir : 3200 gram, Berat badan: 3250 gram
- By. Ny. D dirawat diruang NICU
A: Masalah risiko infeksi teratasi sebagian Triyanta
- Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko
meningkat dari skala 1 (menurun) menjadi
skala 3 (sedang)
- Kemampuan menghindari faktor risiko
meningkat dari skala 1 (menurun) menjadi
skala 3 (sedang)
P: Lanjutkan intervensi
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak d
engan pasien dan lingkungan pasien
Kamis, 19 1 S:
Oktober Ibu pasien mengatakan belum bisa memberika
2023 n ASI secara langsung
18..00 WI O:
B - By. Ny. D diberikan ASI. Frekuensi dan ju
mlah pemberian ASI adalah 60 cc/ 8 jam y
ang diberikan melalui langsung
- Reflek menghisap pada bayi masih kuran
g.
- Berat badan lahir adalah 2400 gram Triyanta
A: Masalah Keperawatan menyusui tidak efek
tif belum teratasi
- Perlekatan bayi pada payudara ibu
meningkat dari skala 1 (menurun) menjadi
skala 3 (sedang)
- Berat badan bayi meningkat dari skala 1
(menurun) menjadi skala 3 (sedang)
P: Lanjutkan intervensi
- Lanjutkan program KMC
- Berikan asupan ASI melalui langsung
18.00 WI 2 S: Bayi D tampak tenang, apabila di dekat Ibu
B
- Kulit tampak kuning berkurang
- Sklera tampak kuning berkurang
- Int: Ikterik
Kr II/ III
Bilirubin total: 18,9
CM: 106
CK: 149,6
A: Masalah Keperawatan Ikterik teratasi
- Kulit kuning menurun dari skala 1
(meningkat) menjadi skala 4 (cukup Triyanta
menurun)
- Sklera kuning menurun dari skala 1
(meningkat) menjadi skala 4 (cukup
menurun)
P: Intervensi dihentikan
18.00 WI 4 S:
B O:
- By. Ny. D lahir usia 43 minggu
- By. Ny. D adalah BBL dengan Berat badan
lahir : 3200 gram, Berat badan: 3250 gram
- By. Ny. D dirawat diruang NICU
A: Masalah risiko infeksi teratasi sebagian
- Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko Triyanta
meningkat dari skala 1 (menurun) menjadi
skala 3 (sedang)
- Kemampuan menghindari faktor risiko
meningkat dari skala 1 (menurun) menjadi
skala 3 (sedang)
P: Lanjutkan intervensi
- Batasi jumlah pengunjung
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak d
engan pasien dan lingkungan pasien
II. Pembahasan (berdasarkan tinjauan teori/ Evidence Based Practice)
Jurnal 1
Penulis Saeed Nazir, Aqsa Mubashar, Bilquis Naeem, Maira
Riaz, Lubna Aman, Nayla Salman
Tahun terbit 2019
Judul Role of Kangaroo Mother Care in Growth and
Breast Feeding Rates in Very Low Birth Weight (V
LBW) Neonates
Lembaga penerbit JKM (Journal of Midwifery Malahayati)
Volume PJMHS
Tanggal terbit Februari 2019
Alamat link https://pjmhsonline.com/index.php/pjmhs/article/vie
w/4469/4419
Reviewer Ken Swastika Amalia Suryo Prakusa

Analisa PICOT
No Kriteria Pembenaran dan Critical Thingking
1. P (Patient/ Clin  Organisasi Kesehatan Dunia telah merekomendas
ical/ Problem) ikan perawatan induk kanguru untuk setiap bayi d
engan berat kurang dari 2.000 gram yang stabil. P
erawatan Ibu Kanguru (KMC) telah didirikan sela
ma beberapa dekade terakhir karena kurangnya su
mber daya di negara-negara berkembang untuk m
erawat bayi dengan berat badan lahir rendah (BB
LR).
 Karena tingginya prevalensi kelahiran prematur d
i Bangladesh, hal ini mungkin berdampak pada pe
nurunan angka pemberian ASI eksklusif. Di Swed
ia dan Jerman, 3-17% neonatus PT mendapat ASI
eksklusif selama 5 -6 bulan setelah koreksi. Sulit
untuk beralih dari pemberian makanan melalui sel
ang ke menyusui sendiri
 KMC memiliki dasar bukti yang kuat, dan diakui
sebagai praktik bermanfaat yang membantu ibu m
engenal bayinya, meningkatkan pengalaman menj
adi ibu, dan meningkatkan frekuensi waktu meny
usui. Negara-negara berpendapatan tinggi dan ren
dah telah melaporkan bahwa bayi yang menerima
KMC kemungkinan besar akan diberi ASI setelah
keluar dari rumah sakit dibandingkan mereka yan
g menerima perawatan konvensional.
 Penelitian ini untuk menghitung laju pertumbuha
n bayi berat lahir rendah pada kelompok ibu kang
uru dan kelompok non-intervensi serta membandi
ngkan angka pemberian ASI pada kedua kelompo
k tersebut.
 Peneliti mengumpulkan rincian seluruh ibu dan
neonatus yang menjalani proses KMC yang
dikumpulkan dari data rumah sakit dan juga
mengumpulkan data dari durasi waktu yang sama
di departemen yang sama pada bayi lahir rendah
yang tidak memiliki KMC untuk tujuan
perbandingan.
 Data tersebut meliputi berat dan tinggi badan
2. I (Intervention) bayi saat lahir, satu bulan, dan tiga bulan. Jenis
kelamin bayi, data paritas (berapa saudara
kandung yang dimiliki bayi) dan pendidikan ibu
juga dicatat.
 Hari pelaksanaan KMC dan hari inisiasi
menyusui juga dicatat.
 Data 125 neonatus yang dilakukan KMC dan
kelompok kedua sebanyak 131 bayi yang diambil
sebagai kelompok pembanding.
 95 ibu dari 125 kelompok KMC telah mulai
menyusui dalam waktu kurang dari 2,5 hari
(76%) sementara 60 dari 131 (45%) dari
kelompok pembanding mulai menyusui dalam
C (Comparasio
3. waktu kurang dari 2,5 hari. Pertumbuhan rata-
n)
rata signifikan pada kedua kelompok dan tidak
ada perbedaan dalam satu bulan namun hasil
jangka panjang menunjukkan pertumbuhan yang
lebih baik pada kelompok KMC
 Kelompok KMC mempunyai hasil jangka panjan
g yang lebih baik dan tingkat pemberian ASI dini
yang lebih baik, kita dapat menyimpulkan bahwa
4. O (Outcome)
metode KMC mempunyai dampak positif terhada
p pemberian ASI dan pertumbuhan anak dalam ja
ngka panjang.
 Penelitian ini 2021 di Rumah sakit Indus, Karachi
5. T (Time)
.
Jurnal 2

Penulis Eny Astuti, Retty Nirmala, Citra Intan


Tahun terbit 2023
Judul Perawatan metode Kanguru (PMK) berpengaruh te
rhadap perubahan berat badan neonatus dengan bera
t badan lahir rendah (BBLR)
Lembaga penerbit Jurnal Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
William Booth
Volume Vol 12 No 1
Tanggal terbit Mei 2023
Alamat link https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Ke
b/article/view/484/538
Reviewer Ken Swastika Amalia Suryo Prakusa

Analisa PICOT
No Kriteria Pembenaran dan Critical Thingking
 Berdasarkan data WHO (2020), kematian neonat
us (0- 28 hari) di Indonesia yang disebabkan ol
eh BBLR sebanyak 7.150 atau 35,3 %.
 Menurut Riskesdas tahun 2018, dari 56,6%
balita yang memiliki catatan berat lahir, sebany
ak 6,2% lahir dengan kondisi BBLR.
 Kondisi neonatus BBLR disebabkan karena k
ondisi ibu saat hamil (kehamilan, remaja, maln
utrisi, dan komplikasi kehamilan), janin memilik
i kelainan atau kondisi bawaan, dan gangg
uan pada plasenta yang menghambat pertumb
P (Patient/ Clin uhan neonatus (intrauterine growth restriction)
1.
ical/ Problem)  Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada n
eonatus dengan BBLR yaitu Perawatan Met
ode kanguru. Pelaksanaan Perawatan Metode Ka
nguru (PMK) membantu mempertahankan suh
u tubuh tetap stabil sehingga neonatus dapat t
idur lelap dan refleks hisap neonatus lebih kuat
dan akan meningkatkan nutrisi neonatus yang
berdampak pada kenaikan berat badan
 Peneliti tertarik untuk menjadikan Perawatan Met
ode Kanguru (PMK) sebagai support untuk men
gatasi masalah nutrisi pada Berat Bayi Lahir Re
ndah (BBLR)
2. I (Intervention)  Penelitian kuantitatif dengan desain praeksperime
nt, teknik sampling yang digunakan Consecutive
Sampling dengan populasi 44 neonatus dan
30 sampel. Analisis data yang digunakan yaitu P
aired T-Test Instrument penelitian ini menggunak
an lembar observasi
 30 neonatus dengan rata-rata berat badan se
belum diberikan perawatan metode kangu
ru 2186,3 gram dengan standar deviasi 256,9. Be
C (Comparasio rat minimal neonatus 1580 gram dan berat ter
3.
n) tinggi 2480. Rata - rata berat badan setelah dib
erikan perawatan metode kanguru 3088,8 gram
dengan standar deviasi 302,5. Berat minimal n
eonates 2330 gram dan berat tertinggi 3600
 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpul
kan bahwa ada pengaruh Perawatan Metode Kan
4. O (Outcome) guru (PMK) terhadap perubahan berat badan
neonatus dengan Berat Badan Lahir Rendah(BB
LR).
 Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 di Rum
5. T (Time) ah sakit ibu dan anak kendang sari surabaya dan
RSIA.

III. DAFTAR PUSTAKA


Astuti, E., Nirmala, R., & Intan, C. (2023). PERUBAHAN BERAT BAD
AN NEONATUS DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( B
BLR ). Jurnal Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Bo
oth, vol 12 no. https://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Keb/a
rticle/view/484/538
Sharma, D., Farahbakhsh, N., Sharma, S., Sharma, P., & Sharma, A. (201
9). Role of kangaroo mother care in growth and breast feeding rates in
very low birth weight (VLBW) neonates: a systematic review. Journa
l of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine, 32(1), 129–142. https://do
i.org/10.1080/14767058.2017.1304535

Anda mungkin juga menyukai