Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

KEPERAWATAN ANAK

KOORDINATOR
Ns. WIDIA SARI, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4

AULIA RAHMADHANTI : 20200305025

ASEP IRWANDI : 20200305026

JESSICA OKOLOLY : 20200305027

MEIRIZA MEILYANI : 20200305033

ROYANI : 20200305029

WAYAN RINDANG STW : 20200305028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak
secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan
dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
Anak prasekolah dimana anak berusia rentang 3-5 tahun. Pada usia ini anak
mengalami perubahan yang signifikan untuk mempersiapkan gaya hidup yaitu
mengkombinasikan antara perkembangan biologi, psikososial, kognitif, spiritual dan
prestasi sosial (Nurmalaningsi, 2019). Usia yang disebut golden age, yang artinya
anak berada dimasa peka yaitu masa yang mudah dalam menerima stimulasi
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini (Nurlaeli & Agustina, 2015).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral dan bermain dengan terapi.
2. Tujuan Khusus
a. meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak
b. meningkatkan keterampilan anak
c. mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
d. memberi kesenangan dan kepuasan anak
C. Sasaran
Anak usia 3- 5 tahun (PreSchool)
BAB II

DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik sasaran
Anak usia prasekolah atau yang dikenal dengan masa kanak-kanak awal (early
childhood) berada dalam rentang usia antara 3-5 tahun. Disebut masa prasekolah
karena anak mulai mempersiapkan diri memasuki dunia sekolah memalui kelompok
bermain dan taman kanak-kanak (Nurmlaningsi, 2019).
Perkembangan anak usia prasekolah Perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skiil) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Perkembangan menyangkut proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh,
organ dan system organ yang berkembang sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Perkembangan ini termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Ramon, 2019).
Karakteristik anak usia prasekolah adalah sebagai berikut (Agustina dan Nurlaili,
2015) :
1. Usia.
Usia prasekolah merupakan saat yang tepat bagi anak untuk tumbuh mencapai
puncak kemampuan anak-anak. Usia 3-5 tahun merupakan masa usia
prasekolah. Usia prasekolah merupakan usia yang paling penting dalam tahap
perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya
dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Oleh
karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
2. Jenis Kelamin.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anak laki-laki memiliki
motivasi belajar yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan anak
perempuan.
Untuk karakter anak usia prasekolah menurut Yusriana (2012) adalah sebagai
berikut :
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Anak usia prasekolah sangat ingin tahu tentang dunia sekitarnya. Pada usia 3-5
tahun anak sering membongkar pasang segala sesuatu untuk memenuhi rasa
ingin tahunya. Anak juga mulai gemar bertanya meski dalam bahasa yang
masih sangat sederhana.
2. Merupakan pribadi yang unik.
Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan anak usia
prasekolah, setiap anak memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bakat, minat,
gaya belajar, dan sebagainya. Keunikan ini berasal dari faktor genetis dan juga
lingkungan.
3. Suka berfantasi dan berimajinasi.
Fantasi adalah kemampuan membentuk tanggapan baru dengan pertolongan
tanggapan yang sudah ada. Imajinasi adalah kemampuan anak untuk
menciptakan obyek atau kejadian tanpa didukung data yang nyata. Anak usia
prasekolah sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal jauh
melampaui kondisi nyata.
4. Masa paling potensial untuk belajar.
Masa itu sering juga disebut sebagai “golden age” atau usia emas. Karena pada
rentang usia itu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat di berbagai aspek.
5. Menunjukkan sikap egosentris.
Pada usia ini anak memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri.
Anak cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain. Hal itu terlhat dari
perilaku anak yang masih suka berebut mainan, menangis atau merengek
sampai keinginannya terpenuhi.
6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek.
Anak usia prasekolah memiliki rentang perhatian yang sangat pendek. Pehatian
anak akan mudah teralih pada hal lain terutama yang menarik perhatiannya.
7. Sebagai bagian dari makhluk sosial.
Anak usia prasekolah mulai suka bergaul dan bermain dengan teman
sebayanya. Ia mulai belajar berbagi, mau menunggu giliran, dan mengalah
terhadap temannya. Melalui interaksi sosial ini anak membentuk konsep
dirinya. Ia mulai belajar bagaimana caranya agar ia bisa diterima lingkungan
sekitarnya. Dalam hal ini anak mulai belajar untuk berperilaku sesuai tuntutan
dari lingkungan sosialnya karena ia mulai merasa membutuhkan orang lain
dalamkehidupannya.

B. Prinsip Bermain
a. Alat permainan
kertas / buku bergambar
b. Pengetahuan cara bermain
1.siapkan kertas / buku bergambar
2. Beritahu kepada ana macam-macam gambar yang ada.
3. Kemudia suruh anak menebak gambar yang sudah diberikan
4. Bila anak susah menebak, beri kata kunci agar anak bisa menjawab.
5. Bila anak berhasil menebak, ulangi dengan gambar yang lain.
c. Ruang untuk bermain
Ruang tamu
d. Teman bermain
e. Waktu yang cukup
waktu yang diberikan 15 menit.
C. Karakteristik Permainan
a. Menebak gambar
BAB III

METODOLOGI BERMAIN

A. Deskripsi bermain
Menurut Diana (2010) Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi
perkembangan dan pertumbuhan anak. Bermain harus dilalkukan atas inisiatif anak
dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang,
sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses
belajar pada anak.
Menurut Mayke S. Tedjasaputra yang penting dan perlu ada didalam kegiatan
bermain adalah rasa senang yang ditandai oleh tertawa (dalam Nugroho, 2005).
Bermain merupakan aktivitas yang dapat merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak baik secara fisik maupun secara psikologis (Adriana, 2013).
Melalui bermain semua aspek perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak
menjadi lebih sehat dan cerdas.
Menurut Adriana (2013) terapi bermain merupakan suatu bentuk permainan
anak-anak dimana mereka dapat berhubungan dengan orang lain, saling mengenal,
sehingga dapat mengungkapkan perasaannya sesuai dengan kebutuhan mereka.
Bermain merupakan stimulasi yang tepat bagi anak. Bermain dapat
meningkatkan daya piker anak sehingga anak mendayagunakan aspek emosional,
sosial, serta fisiknya. Bermain juga dapat meningkatkan kemampuan fisik,
pengalaman dan pengetahuannya, serta berkembangnya keseimbangan mental anak.
(Andriana,2017).

B. Tujuan permainan
Tujuan dari terapi bermain menurut saputro 2017 adalah agar anak dapaat
melanjutkan fase tumbuh kembang secara optimal, mengembangkan kreativitas anak
sehingga anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Terapi bermain dapat
membantu anak menguasai kecemasan dan konflik dengan ketegangan mengendor
dalam permainan, anak dapat menghadapi masalah kehidupan, memungkinkan anak
menyalurkan kelebihan energy fisik dan melepaskan emosi yang bertahan.

1. Melatih daya ingat anak


2. Mengembangkan daya pikir anak
3. Melatih emosional anak
C. Keterampilan yang diperlukan
a. Mengetahui bentuk gambar
D. Jenis permainan
Jenis permainan yang anak dilakukan adalah tebak gambar
E. Alat bermain
kertas / buku bergambar
F. Proses bermain
a. Menyiapkan gambar-gambar yang full color dan menarik perhatian sehingga
anak mau untuk bereksplorasi menemukan dan mengungkapkan ide dan
mneggali pengetahuan
Cara bermain:
- Memberikan salah satu gambar kepada anak-anak
- Mengajak anak untuk menebak gambar yang sudah diberikan
- Meminta anak untuk menyebutkan gambar apa serta berikan pertanyaan
tambahan seperti ada warna apa saja
- Beri reinforcement positif.
G. Waktu pelaksanaan
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal.
Kegiatan dilaksanakan pada
Hari/ tanggal : Minggu, 17 Januari 2021
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : googlemeet dengan link
H. Hal-hal yang perlu diwaspadai
1. Membatasi waktu bermain
2. Permainan bervariasi / tidak menoton
3. Jadwal bermain disesuaikan
4. Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua.
5. Melibatkan perawat dan orang tua.
I. Antisipasi hambatan
1. Anak mudah lelah
2. Anak mudah bosan
3. Anak merasa takut dengan lingkungan
J. Pengorganisasian
1. Melakukan kontrak dengan anak
2. Mengumpulkan anak di satu ruangan
3. Menyiapkan alat yang diperlukan
4. Kegiatan dipimpin oleh leader di bantu dengan fasilitator dan observer
a. Leader : Meiriza Melyana
Tugas :
1) Membuka acara
2) Membaca peraturan bermain
3) Memimpin jalannya permainan
4) Memberi semangat kepada peserta
5) Menciptakan suasana menjadi meriah
6) Mengambil keputusan
7) Memberi reward

b. Co leader : Wayan Rindang & Jessisca Okololy


Tugas :
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain
dalam terapi bermain
c. Fasilitator : Royani
Tugas :
1) Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
2) Mendampingi anak selama bermain
3) Memberikan semangat dan motivasi
d. Observasi : Asep Irwandi & Aulia Rahmadhanti
1) Mengamati dan mengevaluasi permainan
2) Mengamati tingkah laku anak
3) Memberikan keritik dan saran
K. Sistem evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan yang
telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah (Meirisa, 2013).
Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh rencana tindakan yang
telah dilakukan tercapai. Dalam hal terapi bermain ini dapat dilakukan evaluasi terkait
struktur, proses, dan evaluasi hasil terapi bermain yang dilakukan.
1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan media dan tempat
b. Penyelenggaraan terapi bermain di rumah Royani
2. Evaluasi proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan
teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam bermain
d. Anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
3. Evaluasi hasil
a. Peserta memahami permainan yang telah diberikan
b. Anak dapat mengembangkan hubungan sosial, komunikasi dan belajar
untuk sabar dan saling menghargai
c. Anak dapat berinteraksi dengan anak-anak yang lain
d. Jumlah pesrta 3-5 orang anak

Nama peserta Terapi Bermain Tebak Gambar

No Nama Usia
1
2
3
LEMBAR EVALUASI
TERAPI TENTANG “PERMAINAN TEBAK GAMBAR”
PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Keterlaksanaan (Sesuai dengan hasil


No Struktur Penilaian yang ingin dicapai)
Ya Tidak
Leader
1 Membuka acara penyuluhan
2 Memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
3 Menyebutkan kontrak waktu
penyuluhan
4 Memotivasi peserta untuk bertanya
5 Memimpin jalannya terapi
6 Menutup acara penyuluhan
Co leader
7 Menjelaskan materi terapi bermain
anak melalui metode mendongeng
8 Memotivasi peserta untuk tetap aktif
dan memperhatikan proses terapi
bermain anak
9 Menjawab pertanyaan peserta
Fasilitator
10
Mengajak anak untuk bersosialisasi
dengan perawat dan keluarganya.
11
Membimbing anak bermain.
12
Memberi motivasi dan semangat
kepada anak dalam menyusun kertas
13
Memperhatikan respon anak saat
bermain.
14 Menjawab pertanyaan jika ada
peserta yang bertanya
Observer
15 Mencatat nama, dan jumlah peserta,
serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses terapi bermain anak
16 Mengamati perilaku verbal dan non
verbal peserta selama proses terapi
bermain anak
17
Mencatat proses kegiatan dari awal
hingga akhir permainan.
18 Mengevaluasi hasil penyuluhan
dengan rencana terapi bermain anak
19 Menyampaikan evaluasi langsung

Anda mungkin juga menyukai