Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Menurut Thiha (2013:p,49),Kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
lain seperti yang ia lihat. Sedangkan Rivai dan Sagala (2013:p,42) menyatakan Gaya
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi
bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh
seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung maupun tidak
langsung, tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya
gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah,
keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
memengaruhi kinerja bawahannya. Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, maka
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah salah satu cara yang dipergunakan oleh
seorang pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan dan mengendalikan perilaku orang
lain untuk mencapai suatu tujuan.
Sutikno (2014:p,35) menyatakan bahwa Kepemimpinan demokratis memiliki
orientasi kepada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
Terdapat koordinasi pekerjaan terhadap seluruh bawahan, dengan menekankan terhdap
tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik (Kartono 2013:p,86).
Kekuatan kepemimpinan ini terletak pada dimana kesatuannya yang menjadi kekuatan dalam
menjalankan organisasi tersebut. Kepemimpinan demokratis sangat menghargai potensi
setiap individu yang terlibat didalamnya mau mendengarkan nasihat dan sugesti terhadap
bawahan. Dan bersedia mengakui keahlian para special dengan bidangnya di masingmasing
aspek mampu memberikan manfaat kapasitas setiap anggota yang sangat efektif mungkin
pada saat- saat dan kondisi yang tepat. Dengan kata lain menurut (Kartono, 2013:p,86) bahwa
kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan group developer.
Sedangkan Kepemimpinan dalam keperawatan adalah proses mempengaruhi staff
untuk dapat meningkatkan kepercayaan dan kepatuhan sehingga timbul kesadaran dan
kemauan staff untuk dapat bekerja sesuai dengan tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan karyawan
dan berdampak pada kinerja karyawan pada suatu institusi. Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan bahwa kepemimpinan merupakan aspek terbesar yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan.
Dari seluruh jenjang perawat pengelola menurut Barret (1962) kepala ruang rawat
merupakan posisi kunci untuk menegakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis di
ruang rawat. Dengan demikian di harapkan,kepala ruang rawat inap sebagai pengelola
pelayanan keperawatan mampu melaksanakan pengelola pelayanan keperawatan di ruang
rawat.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepala ruang rawat inap belum dapat
melakukan fungsinya secara optimal sesuai dengan yang di harapkan sebagai pengelola
pelayanan keperawatan di ruang rawat,antara lain :
a). waktu terbanyak yang digunakan kepela ruang rawat adalah untuk keperluan pribadi
(Rahanto,1991)
b). Pemahaman konsep menejerial sebagian kepala ruang rawat inap di dua rumah sakit kelas
C di jawa timur berada pada kategori kurang. menurut (Sopacua,1991).
Kepuasan kerja perawat sebagai harapan dalam pekerjaan seseorang dan tempat yang
mempekerjakan perawat seperti rumah sakit sebagai kontribusi sesuai dengan pencapaian
tujuan pribadi seseorang yang membuat pekerjaan seorang perawat merasa dapat bertangung
jawab dan merasa puas dengan pekerjaan mereka, tidak hanya tergantung pada sifat
pekerjaan tetapi juga pada harapan dari pekerjaan mereka yang Tingkat kehadiran ini dapat
menyebabkan beban kerja perawat yang lain meningkat. Ketika beban kerja perawat
meningkat maka hasil kerja perawat tersebut menjadi tidak maksimal, sehingga dapat
mempengaruhi kinerja organisasi, dalam hal ini kinerja rumah sakit. Oleh karena itu,
pandangan dan juga perasaan perawat terhadap pekerjaannya harus tetap terjaga pada sisi
positif.
Kim young sin et al (2008) Dalam sytematis review menyebutkan bahwa untuk ada di
rumah sakit. Karena itu kepuasan kerja menjadi fungsi dari perbedaan yang dirasakan oleh
kinerja aktual. Dalam kepuasan kerja perawat juga sebagai keyakinan yang abadi, memandu
sikap, penilaian individu, dan perilaku (Ravari A et al, 2009).
Kepuasan kerja dapat mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjannya dari
segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya dalam pengukuran kepuasan kerja
tenaga perawat tidak hanya penting untuk mengetahui kinerja rumah sakit terutama dari
bidang ketenagaannya, tetapi juga untuk menentukan strategi manajemen dimasa mendatang.
Hal ini menunjukan betapa pentingnya kepuasan kerja perawat untuk kemajuan rumah sakit
kedepannya.Kesimpulannya disini juga seorang menejerial kepala ruangan rawat inap harus
berpikir demokratis untuk memimpin anak-anaknya agar bekerja lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah
iniialah apakah ada Pengaruh Kepemimpinan Demokratis Kepala Ruang Rawat Inap
Terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Aro Pekalongan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Kepemimpinan Demokratis Kepala Ruang
Rawat Inap Terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Aro Pekalongan
BAB II
PEMBAHASAN
Kepuasan kerja perawat sangat di butuhkan bagi perawat agar meningkat kan
pelayanan kesehatan. kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau
positif, yang dihasilkan penilaian pekerjaan dari seseorang atau pengalaman kerja (Persefoni
et al, 2010).
Kepuasan kerja perawat sebagai harapan dalam pekerjaan seseorang dan tempat yang
mempekerjakan perawat seperti rumah sakit sebagai kontribusi sesuai dengan pencapaian
tujuan pribadi seseorang yang membuat pekerjaan seorang perawat merasa dapat bertangung
jawab dan merasa puas dengan pekerjaan mereka, tidak hanya tergantung pada sifat
pekerjaan tetapi juga pada harapan dari pekerjaan mereka yang Tingkat kehadiran ini dapat
menyebabkan beban kerja perawat yang lain meningkat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja perawat adalah seorang perawat yang
puas akan kerjanya dalam melakukan pekerjaanya di rumah sakit memberikan pelayanan
asuhan keperawatan di ruangan mengikuti arahan dari kepala ruangan rawat inap.
Beban kerja
Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan
(Keputusan Menteri Kesehatan no 81 tahun 2004).
Imbalan
Merupakan imbalan jasa yang diterima oleh karyawan sesuai dengan jenis,dan beban
pekerjaan yang dilaksanakan,menurut Luthans (dalam Husein, 1998).
Hasil penelitian Latief D. (2010) tentang kepuasan kerja perawat,dari hasil uji statistik
menunjukkan variabel insentif berhubungan dengan kepuasan kerja. Johan R
(2002),penelitian tentang kepuasan kerja di institusi pendidikan membuktikan,
kekuatan antara pemenuhan harapan penggajian dengan kepuasan kerja karyawan,
kekuatan hubungan antara tipe prilaku dengan kepuasan kerja karyawan. Andini. R,
(2006), berdasarkan hasil analisis disimpulkan kepuasan kerja berpengaruh positif
terhadap komitmen organisasi, kepuasan gaji berpengaruh negative terhadap turnover.
Martoyo, Susilo (2007) menyebutkan bahwa Kepuasan kerja harus dimiliki agar
muncul rasa bahagia dan nyaman ketika melaksanakan tugasnya dalam melayani pasien
gangguan kejiwaan yang membutuhkan kesabaran tinggi, sehingga perasaan suka cita dalam
merawat pasien-pasien tersebut dapat muncul dari dalam hati. kepuasan kerja adalah perasaan
positif tentang pekerjaan. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki
perasaan positif tentang pekerjaannya, sementara orang yang tidak puas memiliki perasaan
negative secara konsep kepuasan kerja memiliki hubungan dengan tingkat kinerja pekerja,
kepuasan kerja terjadi pada tingkatan di mana hasil pekerjaan diterima individu seperti yang
diharapkan.
BAB III
ANALISA JURNAL
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
gaya kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja adalah seorang pemimpin
yang berkaitan dengan kekuatan personal dan keikut sertaan para pengikut dalam proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kepuasan kerja perawat sebagai harapan
dalam pekerjaan seseorang dan tempat yang mempekerjakan perawat seperti rumah sakit
sebagai kontribusi sesuai dengan pencapaian tujuan pribadi seseorang yang membuat
pekerjaan seorang perawat merasa dapat bertangung jawab dan merasa puas dengan
pekerjaannya.
B. Saran
Diharapkan agar kepemimpinan yang demokratis kepala ruang rawat inap terhadap
kepuasan kerja perawat lebih professional disetiap ruangan dan rumah sakit terlebih
khususknya di rumah sakit RSU Aro Pekalongan.
DAFTAR PUSTAKA