Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP KEPUASAN

PERAWAT RUANGAN

PROPOSAL

UNTUK MEMENUHI TUGAS RISET KEPERAWATAN

DOSEN:

HERMAN WAROUW, SKM, M.KEP

OLEH:
DELLA MADELINE ESTER AMODI
7114301117006

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MANADO

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................................
D. Manfaat..........................................................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................


A. Landasan Teori............................................................................................................

1. Kepemimpinan
2. Gaya Kepemimpinan
3. Tujuan Kepemimpinan
4. Fungsi Kepemimpinan
5. Definisi Kepuasan Kerja

B. Kerangka Konsep........................................................................................................
C. Hipotesis Penelitian.....................................................................................................

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................


a. Jenis Penelitian............................................................................................................
b. Waktu dan Lokasi Penelitian......................................................................................
c. Variabel Penelitian......................................................................................................
d. Definisi Operasional....................................................................................................
e. Populasi dan Sampel...................................................................................................
f. Instrumen Penelitian....................................................................................................
g. Pengolahan dan Analisa Data......................................................................................
h. Prosedur Kerja Penelitian............................................................................................
i. Etika Penelitian...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan unsur yang sangat penting dalam menentukan
dan mengatur agar pelayanan di rumah sakit berjalan dengan lancar. Menurut
George R. Terry dalam Thoha (2010) mengartikan bahwa kepemimpinan adalah
aktivitas untuk mempengaruhi orang orang supaya diarahkan mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan menurut Yamin (2010) kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi yang di lakukan oleh seorang dalam mengelola anggota
kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam keperawatan kepemimpinan
dibutuhkan untuk mengatur agar program dan pelayanan berjalan dengan lancar dan
mencapai tujuan. Menurut Latif (2008) didalam keperawatan kepemimpinan
merupakan penggunaan keterampilan seseorang pemimpin (perawat) dalam
mempengaruhi perawat-perawat lain yang berada dibawah pengawasannya untuk
pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan tugas pelayanan asuhan
keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Adapun untuk mempengaruhi
seseorang mempunyai ciri khas atau gaya tersendiri dalam mempengaruhi seseorang
untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Gaya kepemimpinan merupakan model atau seni untuk mempengaruhi
orang lain dengan cara memotivasi, mengajak dan mengarahkan untuk melakukan
sesuatu agar tercapainya suatu tujuan. Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku
dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sikap yang sering
di terapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja
bawahannya. Di rumah sakit memiliki beberapa ruang rawat atau bangsal dalam
melakukan proses asuhan keperawatan, diruang tersebut memliki pemimimpin yang
disebut kepala ruang. Hal ini dilakukan untuk mengatur jalannya proses
keperawatan yang ada diruang sehingga terarah dan jelas.
Kepala ruang merupakan tenaga perawat yang diberi tugas memimpin satu
ruang rawat, dan bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan, yang
berperan sebagai first line manager disebuah rumah sakit, yang diharapkan mampu
melaksankan fungsi manajemen keperawatan Sitorus, R & Panjaitan, (2011). Setiap
kepala ruang dalam memimpin tentu saja mempunyai ciri khas dalam memimpin
dengan model atau gaya kepemimpinan yang berbeda-beda tentu saja akan
mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja seseorang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas maka di rumuskan
masalah penelitian adakah: “Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Dengan
Kepuasan Kerja Perawat” ?

C. Tujuan
Tujuan disusun dalam dua hal:
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang dengan
Kepuasan Kerja perawat di Rumah Sakit
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gaya kepemimpinan kepala ruang di Rumah Sakit
b. Mengetahui kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan banyak manfaat kepada
berbagai pihak yaitu:
1. Manfaat teori
a. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang Hubungan
Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang dengan Kepuasan Kerja Perawat serta
menerapakan teori yang telah di peroleh.
b. Bagi institusi pendidikan
Sebagai salah satu media pembelajaran, sumber informasi, wacana,
kepustakaan terkait dengan Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang
dengan Kepuasan Kerja Perawat
2. Manfaat bagi praktisi
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap kepala
ruang di tempat pelayanan keperawatan untuk dapat mengembangkan dan
meningkatkan kepuasan kerja perawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI
1. Kepemimpinan

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai


kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya
dengan menggunakan kekuasaan.
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan
untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan
tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin
harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan
dapat melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian
kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara
pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk
mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata
lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus
dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan
melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang
saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi
suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan
memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karena apabila
tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin
dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.

2. Gaya Kepemimpinan
Seseorang yang mempunyai sebuah karakter dalam kepemimpinan
biasanya mempunyai suatu visi dan misi yang jelas dan kemudian akan
mengekspresikan visi dan misi mereka terhadap kelompok mereka berguna
sebagai mengubah visi misi menjadi visi dan misi kelompok.
Adapun jenis-jenis dalam gaya seorang kepemimpinan ialah:
a. Kepemimpinan strategis
Gaya kepemimpinan strategis merupakan antara tugas atau sebuah tujuan
yang ingin dicapai dan adanya sebuah peluang untuk berkembang dari
tugas yang telah ditetapkan. Manajer seperti ini akan berusaha
memberikan kompensasi dan memastikan kondisi kerja tetap kondusif
dan stabil untuk semua.
b. Kepemimpinan otoriter
Kepemimpinan otoriter merupakan suatu kebalikan dari kepemimpinan
demokratis. Pemimpin dengan gaya ini ialah seorang pemimpin yang
begitu absolut. Gaya dalam kepemimpinan nya tercermin dalam
bagaimana seorang pemimpin membuat sebuah keputusan tanpa
memikirkan adanya orang-orang yang dipengaruhi dengan pilihan yang
telah dibuat.
c. Kepemimpinan transformasional
Seorang pemimpin dengan gaya transformasi selalu berusaha untuk
bagaimana mengubah tim nya menjadi akan lebih baik. Perubahan ini
dapat berupa sebuah keterampilan tambahan dan kemampuan untuk
melakukan lebih banyak pekerjaan yang lebih cepat.

Pertama, tim yang dipandu menerima pesanan pertama dengan beban


kerja standar dan tenggat waktu yang panjang untuk pekerjaan itu. Jika
merasa bahwa tim dapat mulai mengerjakan target, seorang pemimpin
tersebut mulai menetapkan waktu yang lebih cepat.
d. Kepemimpinan Biokrasi

Satu kata untuk jenis kepemimpinan tersebut, yakni aturan. Dalam


menjalankan tugasnya dalam pengelolaan sekelompok orang, direktur ini
akan mengacu terhadap SOP dan ketentuan yang masih berlaku.

Jenis kepemimpinan ini tidak akan menyukai perubahan dan solusi


sebagai menyelesaikan suatu masalah. Pendekatan para pemimpin
birokrasi pada umumnya bersifat konservatif dan sangat berhati-hati
dalam pengambilan sebuah keputusan.

e. Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan yang demokratis merupakan seorang pemimpin yang


dapat memperhitungkan dalam masukan-masukan dari orang-orang yang
telah dipimpinnya sebelum membuat keputusan.

Mengekspresikan suatu pendapat yakni dengan cara bebas. Dengan


masukan, para pemimpin dapat mengidentifikasi sebuah masalah dari
sudut yang berbeda, dapat mengidentifikasi masalah dan dapat
menyelesaikan masalah yang real atau nyata.

3. Tujuan Kepemimpinan
a. Mencapai Tujuan

Kepemimpinan merupakan sebuah hal yang dibutuhkan dalam


perusahaan/kelompok supaya tujuan dapat tercapai. Tanpa adanya satu
pun pihak yang berjiwa pemimpin, tujuan sulit untuk dicapai karena
tidak ada sosok yang bisa dijadikan pegangan.
b. Memotivasi orang lain

Tujuan lain dari kepemimpinan adalah untuk memotivasi orang


lain agar bisa melakukan sebuah hal dengan baik dan memaksimalkan
kemampuan. Bila tidak ada sosok pemimpin, banyak orang yang akan
mengalami demotivasi karena mereka tidak terpacu akan sesuatu atau
tidak merasa memiliki kewajiban untuk melakukan hal tertentu.

4. Fungsi Kepemimpinan

a. Fungsi Instruktif

Fungsi ini menempatkan pemimpin sebagai pengambil keputusan dan


pemberi tugas terhadap para bawahannya. Sementara itu, para bawahan
bertugas untuk menjalankan segala instruksi yang diperintahkan oleh para
pemimpin.

b. Fungsi Konsultatif

Berbeda dengan fungsi instruktif, fungsi konsultatif sifatnya dua arah.


Bawahan dapat berkonsultasi pada pemimpin untuk mencari jalan terbaik
dalam mencapai tujuan bersama.

Pemimpin diharapkan cukup bijak dan punya pengetahuan terkait hal yang
sedang dikerjakan supaya bisa mengarahkan bawahannya dengan baik.

c. Fungsi Partisipasi

Dalam fungsi ini, pemimpin mampu mengaktifkan partisipasi para


pesertanya sehingga mereka juga turut berpartisipasi dan berinisiatif dalam
suatu proyek. Para bawahan tidak hanya sekadar menjalankan perintah saja.
d. Fungsi Delegasi

Dalam fungsi delegasi, pemimpin mampu untuk mendelegasikan suatu


wewenang kepada orang lain yang memang sesuai dengan tugas tersebut.

Bukan hanya mampu memerintah, ia juga harus mampu untuk mengetahui


tugas-tugas yang cocok didelegasikan kepada bawahannya.

e. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berarti pemimpin mampu untuk mengendalikan segala


aktivitas bawahannya agar efektif bertugas untuk mencapai tujuan dan tidak
keluar jalur.

5. Definisi Kepuasan Kerja


Kepuasan kerja adalah persepsi karyawan mengenai seberapa baik
pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting (kaswan, 2012).
Menurut Robbins (2003 dalam Wibowo) kepuasan kerja merupakan sikap
umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukan perbedaan anatara
jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini
seharusnya mereka terima (Wibowo, 2010).
a. Aspek Aspek Kepuasan Kerja
Menurut Jewell dan Siegall 1998 (dalam Prestawan 2010) beberapa aspek
dalam mengukur kepuasan kerja:
1) Aspek psikologis, berhubungan dengan kejiwaan karyawan meliputi
minat, ketentraman kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan.
2) Aspek fisik, berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan
kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu
kerja, pengaturan waktu istirahat, keadaan ruangan, suhu udara,
penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur.
3) Aspek sosial, berhubungan dengan intraksi sosial, baik antara sesama
karyawan dengan atasan maupun antar karyawan yang berbeda jenis
kerjanya serta hubungan dengan keluarga.
4) Aspek finansial, berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan
karyawan, yang meliputi sistem dan besar gaji, jaminan sosial,
tunjangan, fasilitas dan promosi. (jewell dan Siegall, 1998).
b. Teori tentang kepuasan kerja Sunyoto (2012) adalah:
1) Teori ketidakseuaian (Discrepancy Theory) dari Porter
Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih
yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Apabila
kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka akan
menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat dicrepancy yang positif.
Kepuasan kerja tergantung pada selisih anatara sesuatu yang dianggap
akan didapatkan dengan apa yang dicapai.
2) Teori keadilan (Equity Theory) dari Adam.
Teori ini dikembangkan oleh adam yang mengemukakan bahwa oarang
akan merasa puas atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidak
keadilan (equality) dalam suatu situasi, khusunya situasi kerja. Menurut
teori ini komponen utama dalam teori ini komponen utama dalam teori
keadilan adalah, input, hasil, keadilan dan ketidakadilan.
3) Teori dua faktor (TwoFactor Theory) dari Herzberg
Teori ini dikembangakan oleh Herzberg dan menurut teori ini kepuasan
kerja dan ketidakkepuasankerja itu merupakan hal yang berbeda.
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadapa pekerjaan itu bukan suatu
variabel yang berkelanjutan teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan
menjadi dua kelompok yaitu stafies atau motivator dan dissatifies.
4) Teori pemenuhan kebutuhan (Need Fulfillment Theory) dari Schafer.
Kepuasan kerja kayawan tergantung pada terpenuhi atau tidaknya
kebutuhan karyawan. Karyawan akan merasa puas apabila ia
mendapatkan sesuatuyang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan
karyawan yang terpenuhi maka akan semakin puas karyawan tersebut,
begitu sebaliknya.
5) Teori pandangan kelompok (Social Refrence Theory) dari Alderfer.
Teori ini mengatakan bahwa kepuasan karyawan itu tidak tergantung
pada pemenuhan kebutuhan saja, tetapi juga tergantung pada pandangan
dan pendapat kelompok, yang oleh para karyawan dianggap sebagai
kelompok acuan.kelompok acuan tersebut dijadikan tolak ukur untuk
menilai diri maupun lingkungannya.
6) Teori pengharapan (Expectancy Theory) dari Victor Vroom.
Menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu produk dari cara
seseorang menginginkan sesuatu dan penaksiran seseoarang tersebut
memungkinkan adanya aksi tertentu yang menuntutnya. Harapan
merupakan motivasi yangmeningkat
c. Faktor –faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
1) Gaji
Gaji adalah jumlah bayaran yang didapat seseoarang sebagai akibat dari
pelaksanaan kerja. Gaji dapat dirasakan seseorang dengan sangat
memuaskan atau sebaliknya tidak memuaskan (Badeni,2013) pemberian
gaji terhadap karyawan yang adil dan layak dapat meningkatkan
kepuasan kerja. Gaji yang layak menyebabkan terpuasnya segala
kebutuhan baik sandang, pangan dan papan maupun terhadap keluarga
atau oarng yang menjadi tanggungannya.
2) Kepuasan promosi
Kepuasan promosi adalah rasa karyawan terhadap kebijakan perusahaan
dan pelaksanaan kebijaka, termasuk promosi jabatan yang adil
berdasarkan kemampuan (Juliansyah, 2013). Sistem promosi yang adil
dan jujur memacu karyawan untuk meningkatkan kinerja yang baik,
bekerja dengan sesuai apa yang diharapkan atasan dan karyawan
memiliki peluang yang sama untuk menempati jabatan yang lebih tinggi.
3) Kepuasan supervisi
Kepuasan supervisi adalah refleksi rasa karyawan tentang atasannya,
termasuk kopetensi atasan, kesopanan dan komnikator yang baik
(Badeni, 2013). Supervisi merupakan suatu pemberian sumber-sumber
penting kepada karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas agar sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. Dalam melakukan supervisi perlu
diperhatikan dan dilakukan secara baik karena dapat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan.
4) Kepuasan rekan kerja
Kepuasan rekan kerja merupakan rasa karyawan tentang rekan sesama
karyawan,termasuk kecerdasan,tanggung jawab,suka menolong,ramah
dan begitu pula sebaliknya,teman kerja yang bodoh, suka gosip dan tidak
menyenangkan, merupakan faktor yang berhubungan dengan sebagai
pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain. Baik yang sama
maupun yang berbeda jenis pekerjaannya (Juliansyah, 2013)
5) Kepuasan pekerjaan
Kepuasan pekerjaan itu sendiri merupakan refleksi rasa karyawan
tentang kondisi pekerjaan yang ditugaskan saat ini, termasuk apakah
pekerjaan itu menantang, menarik, respek, dan membutuhkan
keterampilan, dibandingkan dengan pekerjaan yang pengulangannya
tidak mengenakkan (Juliansyah, 2013).
Adapun menurut Asmuji, (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah:
a. Pemenuhan kebutuhan
Faktor ini menjelaskan bahwa kepuasan ditentukan oleh karakteristik
pekerjaan yang memungkinkan individu terpenuhi kebutuhannya.
Oleh karena itu, jika individu dalam bekerja tidak mendapatkan
kebutuhan yang cukup, individu akan merasa tidak puas.
Kenyataannya ini dapat membuat keluar dari pekerjaanya.
Sebaliknya, jika individu terpenuhi kebutuhannya,dia akan merasa
puas dengan pekerjaannya.
b. Ketidakcocokan
Kepuasan akan terjadi jika antara harapan dan kenyataan sesuai, atau
bahkan kenyataan melampaui harapan. Akan tetapi, jika harapan
lebih besar nilainya bila dibandingkan dengan kenyataan, individu
akan tidak puas. Bahkan, beberapa penelitian mengatakan bahwa
harapan yang terpenuhi secara signifikan berhubungan dengan
kepuasan kerja,
c. Pencapaian Nilai
Kepuasan berasal dari persepsi terhadap suatu pekerjaan yang
memungkinkan individu terpenuhinya nilai-nilaikerja yang penting.
Sebaliknya, jika individu dalam bekerja tidak mencapai nilai yang
diinginkan, akan membuat individu tidak puas. Nilai-nilai kerja dapat
terpenuhi dengan memberikan pengakuan maupun penghargaan atas
hasil, wewenang, dan tanggung jawab yang dilakukan pekerja.
d. Persamaan
Kepuasan dalam model persamaan ini terfokus pada keadilan yang
diterima oleh pekerja. Individu yang diperlakukan adil dalam
imbalan maupun promosi akan membuat individu puas. Beberapa
penelitian mendukung model ini yang menyatakan bahwa karyawan
merasakan keadilan terhadapa upah dan promosi secara signifikan
berkorelasi dengan kepuasan kerja.
e. Genetik
Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh sifat pribadi dan faktor
genetik. Hal ini dapat diamati saat ada individu yang merasakan
kepuasan pada situasi apapun dilingkungan kerja, sedangkan ada
orang lain yang merasa tidak puas. Ada penelitian yang menyatakan
bahwa ada hubungan keperibadian yang positif dan signifikan antara
sifat pribadi dan kepuasan kerja.
f. Kepemimpinan
Kepuasan kerja banyak dipengaruhi sikap pemimpin dalam
kepemimpinannya. Model kepemimpinan partisipatif memberikan
peluang kepada karyawan untuk ikut aktif dalam menyampaikan
pendapatnya dalam menentukan kebijakan-kebijakan organisasi
sehingga kepuasan kerja karyawan akan terpenuhi. Sedangkan model
kepemimpinan otoriter atau juga permisif akan mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan menjadi menurun atau tidak meraskan
kepuasan dalam kerjanya.
g. Metode Pengukuran Kepuasan Kerja
Sebagai suatu sikap yang dapat diukur maka diperlukan metode
pengukuran yang tepat. Metode yang umum digunakan mengukur
kepuasan kerja adalah survei kepuasan kerja, yaitu prosedur yang
diterapkan untuk menghimpun perasaan pegawai tentang pekerjaan
dan lingkungan mereka. Alat yang digunakan beruapa kuesioner
dengan variasi pertanyaan tertutup dan terbuka. Zainur (2010).

B. KERANGKA KONSEP
Variabel Independen Variabel Dependen

KEPUASAN KERJA
PENGARUH KEPALA RUANGAN
PERAWAT DALAM KEPEMIMPINAN DAN
RUANGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT

Variabel Perancu

PERAWAT
RUANGAN

Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Hubungan antara variabel

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Ha: Ada pengaruh antara gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kepuasan kerja
perawat pelaksana
Ho: Tidak ada pengaruh antara gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kepuasan
kerja perawat pelaksana
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan


cross sectional artinya obyek diobservasi dengan menggunakan pengukuran variable
independen dan dependen yang dilakukan pada saat penelitian. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh kepatuhan masyarakat terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana
di Rumah Sakit

B. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal... di Rumah Sakit.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel independent
Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja perawat
ruangan
2. Variabel dependent
Variabel depedent (terikat) dalam penelitian ini adalah pengaruh kepala ruangan
dalam gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja perawat ruangan
D. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian pengaruh kepala ruangan dalam gaya


kepemimpinan dan kepuasan kerja perawat ruangan di Rumah Sakit.

No Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


operasional ukur
1 Independen : Sikap kerja dalam Koesioner 1. Sangat baik Nominal
Kepuasan menjalani tugas 2. Baik

kerja perawat yang sudah 3. Cukup


ruangan ditugaskan dari 4. Kurang
kepala ruangan
2 Dependen: Dapat memberikan Observasi 1. Sangat Ordinal
pengaruh contoh, teladan lapangan memuaskan
kepala yang baik, dan 2. Sangat tidak
ruangan memiliki sikap memuaskan

dalam gaya rendah hati serta


peduli kepada
kepemimpina
anggota-anggota
n dan
perawat yang lain
kepuasan
kerja perawat
ruangan

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah perawat ruangan di Rumah Sakit.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling yaitu
pengambilan sampel secara aksidental dengan mengambil responden kebetulan
ada atau bersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. (Notoadmodjo,
2012). Sampel pada penelitian ini diambil 20 responden di Rumah Sakit.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah kousioner yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan
penelitian. Koesioner ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang diinginkan
dalam sebuah penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi
langsung di lapangan. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data perawat
ruangan tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala ruangan

G. Pengolahan dan Analisa Data


1. Pengolahan data sebagai berikut :
a. Pengeditan data (editing)
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan dilakukan
penyuntingan terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan
kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.
b. Pengkodean Data (Coding)
Selanjutnya dilakukan pengkodean atau Coding, yakni mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan.
c. Memasukkan data (Entry Dataatau Processing)
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode dimasukan kedalam program atau software computer.
1) Pembersihan data (cleaning data)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,dan sebagainya,
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisa data
Dalam penelitian ini digunakan analisa data univariat dan analisa bivariat.
a. Analisa univariat
Analisa univariat adalah seluruh variabel yang akan di gunakan
dalam analisa di tampilkan dalam distribusi frekuensi, Analisa univariat
untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependent
dan independent dengan rumus :
f
P= ×100
n
KeteranganP : : Jumlah presentase yang dicari

f : Jumlah frekuensi untuk setiap kategori

n : Jumlah sampel

b. Analisis Bivariat
Analisa yang dilakukan terhadap dua variable yaitu variable
dependen dan variabel independen yang diduga berhubungan atau
berkolerasi (Notoatmojo, 2012). Analisa ini menggunakan rumus statistik
fisher (X2), dengan derajat kemaknaan (α) < 0,05, dan tingkat siginifikan >
95% serta aplikasi SPSS dan seperangkat komputer.

H. Prosedur Kerja Penelitian


Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang dilakukan antara lain :
1. Tahap persiapan.
a. Memilih masalah yang akan diteliti
b. Pengajuan judul
c. Survey ke lokasi penelitian
d. Pengumpulan referensi
e. Menyusun proposal
2. Tahap pelaksanaan
a. Survey awal dilakukan setelah mendapat izin dari Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Manado untuk melakukan survey awal di lokasi
penelitian (surat survey awal terlampir).
b. Melakukan penjajakan rencana penelitian pada pemerintah Kelurahan
Ranomuut Lingkungan V. Mengumpulkan data awal, seperti data
demografi dan berapa jumlah KK yang ada di Rumah Sakit. Peneliti
juga menjelaskan tujuan, manfaat dan teknis penelitian.
c. Mengajukan perizinan penelitian dan mendapat izin dari Rumah Sakit
sebagai tempat penelitian ini dilakukan.
d. Penentuan calon responden.
e. Pengajuan surat permohonan untuk bersedia menjadi responden dalam
penelitian berupa informed consent.
f. Menjelaskan tujuan penelitian yang dilakukan, untuk mengetahui
pengaruh kepatuhan masyarakat terhadap penularan covid-19.
g. Memeriksa kelengkapan dan kesinambungan data.
h. Data dimasukan ke master table dan data diolah melalui analisis statistic
dengan menggunakan software yaitu SPSS for windows.

I. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian,
mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika
penelitian harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Inform consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuannya agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan
mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia , maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonimity (tanpa nama)
Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan
cara tidak memberikan/mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.

DAFTAR PUSTAKA

Miftah, Thoha. 2013. Prilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Implikasinya. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
https://www.scribd.com/document/400130193/HUBUNGAN-GAYA-KEPEMIMPINAN-
KEPALA-RUANG-DENGAN-KEPUASAN-KERJA-PERAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-
docx, diakses pada tanggal 4 Desember 2020

https://www.academia.edu/4719834/MAKALAH_kepemimpinan, diakses pada tanggal 4


Desember 2020

https://guruakuntansi.co.id/gaya-kepemimpinan/, diakses pada tanggal 4 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai