Anda di halaman 1dari 29

KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN


DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Dedi Putra 2221312003


2. Yuliarti 2221312024
3. Silvia Puspa Victoria 2221312020
4. Ayu Nabilla Azaara 2221312028
5. Rifahatul Mahmuda 2221312030
6. Asmar Nurhasan 2221312043
7. Tiara Kudri 2221312014
8. Angelia 2221312017
9. Endang Martini 2221312023

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Yulastri Arif, M.Kep

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta petunjuk yang berlimpah sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah kepemimpinnn dalam keperawatan : Review Konsep
kepemimpinan dalam keperawatan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat tugas manajemen dasar keperawatan, Dalam penyusunan makalah ini
kelompok tidak lupa mengucupkan terima kasih kepada Dr, Yulastri Arif M.
Kep sebagai pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan konstribusi
dalam tugas ini.

Tiada gading yang tidak retak, demikian pula dengan penulisan makalah
ini, kita menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kelompok
akan sangat berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan, kritik
dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir harapan
kelompok semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga amal
kebaikan kita dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.

Padang, Oktober 2022

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Kepemimpinan....................................................................... 3
1. Definisi Kepemimpinan ................................................................ 3
2. Syarat-syarat Pemimpin ................................................................. 3
3. Macam-macam Gaya Kepemimpinan............................................ 4
4. Teori-teori Dalam Kepemimpinan : ............................................... 5
5. Prinsip Kepemimpinan Dalam Pelayanan Keperawatan................ 7
6. Peran dan Fungsi Kepemimpinan Keperawatan ........................... 8
7. Hukum Komunikasi Efektif .......................................................... 9
8. Kriteria Keberhasilan Komunikasi Efektif...........................................10
9. Etik Dalam Kepemimpinan Keperawatan............................................10
10. Peran Pemimpin Keperawatan Terkini Secara Nasional dan
Global
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................24
B. Saran..........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien secara professional (Gilies. 2005). Manajemen keperawatan pada
dasarnya diperlukan adanya manajer atau kepemimpinan yang merencanakan,
mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi
individu-keluarga dan masyarakat dan untuk mengelola perawat profesional
serta pekerja keperawatan non profesional. Untuk itu manajemen keperawatan
berfungsi dalam memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan
keperawatan yang holistik sehingga kebutuhan klien selama dirumah sakit
terpenuhi.
Pemimpin dalam keperawatan merupakan seseorang yang dapat
mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa
asuhan keperawatan. Melalui kepemimpinan yang efektif setiap perawat
hendaknya memberikan kontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam
organisasinya untuk pencapaian tujuan, agar perawat mempunyai
keterampilan kepemimpinan diperlukan pemahaman tentang teori, gaya dan
cara bagaimana seorang dapat berperan sebagai pemimpin yang efektif.
Dalam rangka memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan, diperlukan manajemen keperawatan yang efektif dan efisien.
Untuk mampu melaksanakannya dibutuhkan berbagai keterampilan, salah satu
diantaranya adalah keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan diperlukan
dalam setiap kegiatan keperawatan. Setiap perawat, staf, ketuan tim, kepala
ruangan, pengawas atau kepala bidang keperawatan perlu memiliki
keterampilan kepemimpinan sehingga efektif dalam mengelola pelaynan dan
asuhan keperawatan.

1
Berdasarkan latar belakang di atas, perlunya seorang pemimpin yang
dapat mempengaruhi, memahami dan mengaplikasikan keterampilan dalam
melaksanakan proses manajemen dan kepemimpinannya dan sebaliknya
digunakan sebagai salah satu standar penilaian keberhasilan dari pelaksanaan
tugas kepemimpinan, disamping itu baik atasan maupun bawahan perlu
memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada
akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang professional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah makalah ini
sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Apa itu konsep kepemimpinan?
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menguraikan konsep konsep kepemimpinan
b. Mahasiswa mampu menguraikan teori kepemimpinan dalam
keperawatan
c. Mahasiswa mampu menguraikan prinsip kepemimpinan dalam
pelayanan keperawatan
d. Mahasiswa mampu menguraikan peran dan fungsi kepemimpinan dalam
keperawatan
e. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana komunikasi yang efektif
dalam kepemimpinan
f. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana etika keperawatan yang
terkait dengan kepemimpinan
g. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana peran pemimpin dalam
pelaksanaan fungsi manajemen
h. Mahasiswa mampu menguraikan peran pemimpin terkini secara
nasional dan global
i. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana penggunaan balance
scorecard dalam evaluasi kepemimpinan

2
C. Manfaat Penulisan
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menuntun para pemimpin,
khususnya pemimpin Keperawatan dalam melaksanakan perannya.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kepemimpinan
1. Definisi Kepemimpinan
Dalam kenyataan sehari-hari, peran pemimpin tidak pernah lepas
dari pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi, mulai dari
fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi, dari organisasi Planning
termasuk Budgeting, Organizing, Staffing, Actuating or Leadership,
Coordinating dan Controlling atau Evaluation. Akan tetapi, setiap
perjalanan operasional suatu organisasi akan menemui kendala atau
masalah akibat dinamika lingkungan internal dan eksternal organisasi.
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang sejak Iahir dalam mempengaruhi dan mengarahkan staf
melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Menurut
Arwani (2006) kepemimpinan adalah suatu seni dan proses untuk
mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka memiliki
motivasi untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Sedangkan
menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan untuk
memperbaiki kelompok dilakukan oleh seseorang yang memiliki
kemampuan untuk memahami perilaku orang lain tanpa menggunakan
kekuatan sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya
sebagai sosok yang layak memimpin mereka.

2. Syarat-syarat Pemimpin
Stoq Dill menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa
kelebihan yaitu:
a. Prestasi
b. Tanggung Jawab
c. Partisipasi
d. Status

4
e. Kapasitas
Menurut Earl Nightingűle dan Whit Schult mengemukakan bahwa
seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dan syarat yaitu:
a. Kemandirian
b. Besar rasa ingin tahu
c. Multi terampil
d. Memiliki Kepandaian beraneka
e. Antusias tinggi
f. Memiliki rasa humor
g. Selalu ingin mendapatkan yang sempurna
h. Mudah beradaptasi
i. Sabar dan ulet
j. Komunikatif atau pandai berbicara
k. Sehat jasmaninya
l. Sanggup dan berani mengambil resiko
m. Tajam firasatnya dan adil dalam mengambil pertimbangan
n. Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan
o. Memiliki motivasi tinggi

3. Macam-macam Gaya Kepemimpinan


Berikut macam-macam gaya kepemimpinan yaitu :
a. Menurut Tannenbuu dan Warrant H.Schmitdt
Gaya kepemimpinan berfokus pada atasan dan berfokus pada
bawahan.
b. Menurut Likert
1) Sistem otoriter-eksploitatif yaitu pemimpin ini sangat otoriter,
mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya.
Komunikasi yang dilakukan bersifat satu arah.
2) Sistem benevolent-otoritatif yaitu pemimpin mempercayai
bawahan sampai pada tingkat tertentu.
c. Menurut Robert House

5
1) Direktif yaitu pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang
dicapai oleh bawahannya.
2) Suportif yaitu pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada
bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahannya.
3) Partisipatif yaitu pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk
mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan
sebuah keputusan.
4) Berorientasi tujuan yaitu pemimpin menetapkan tujuan yang
menantang dan mengharapkan bawahan herusaha untuk mencapai
tujuan tersebut seoptimal mungkin.
d. Menurut Mersey dan Blanchard : Instruksi, Konsultasi, Partisipasi,
Delegasi
e. Menurut Lippits dan K. White : Otoriter, Demokratis, Liberal.

4. Teori-teori Dalam Kepemimpinan :


a. Teori Bakat (Trait Theory)
Teori ini pertama kali lahir di Yunani kuno dan Romawi yang
kemudian berkembang dan menyatakan bahwa pemimpin itu
dilahirkan bukan diciptakan, yang kemudian teori ini dikenal dengan
"Great Man Theory”.
Teori bakat menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin
(pemimpin dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka
mempunyai karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik
daripada orang Iain (MarquiS Huston, 20 IV). Pemimpin dilahirkan
dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar
lagi.
Analisis teori tentang kepemimpinan dimulai dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Jadi teori ini menyatakan bahwa
efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya.
Swanburg (2000) menyatakan ciri-ciri pemimpin menurut teori bakat

6
adalah: inteligensi kepribadian dan kemampuam dalam suatu
organisasi.
Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki pemimpin ke
bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif. Menurut
Gillies (1970) gaya kepemimpinan dapat diidentifikasikan bedasarkan
perilaku pemimpin itu sendiri. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh
adanya pengalaman dan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang
digunakan, secara ilmiah.
Perilaku seorang pemimpin menurut teori ini memiliki
kecendrungan kearah dua hal yaitu: pertama, disebut konsiderasi yaitu
kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan
akrab dengan bawahan. Kedua, disebut struktur inisiasi yaitu
kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan bantuan kepada
bawahan.
b. Teori Kontingensi dan Situasional
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah
pemimpin yang melaksanakan tugas dengan mamadukan antara
faktor bawaan, perilaku dan situasi. Tannenbaum dan Schmid (1983)
menekankan bahwa paduan antara gaya kepemimpinan orotiter dan
demokratik diperlukan oleh pemimpin dimana unsure utama
pemimpin adalah tergantung dari situasi suatu oraganisasi.
c. Teori Kontemporer (Kepemimpinan dan Manajemen)
Teori ini menekankan pada empat komponen penting dalam
suatu pengelolaan yaitu : manajer, pemimpin, staf dan atasan.
Pekerjaan dan lingkungan ini menekankan dalam melaksanakan suatu
manajemen seorang pemimpin harus mengintegrasikan keempat unsur
tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Teori Ini perlu didukung
oleh teori motivasi, interaksi dan teori transformasi.
d. Teori Motivasi
Teori Teori ini meyakini bahwa motivasi membantu dalam
meningkatkan kinerja dan kualitas layanan kesehatan.

7
e. Teori Z
Teori ini dikemukakan oleh Ouchi (1981), dan teori ini
merupakan pengambangan dari teori Y dari McGregor dan mendukung
gaya kepemimpinan demokratis. Komponen teori Z meliputi
pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan staf sesuai
keahlian, menekankan pada keamanan kerja, promosi yang lambat, dan
pendekatan yang holistik terhadap staf.
f. Teori Interaktif
Schein (1970) menyatakan bahwa staf adalah manusia sebagai
suatu system terbuka. Teori ini berasumsi bahwa manusia memiliki
karakteristik yang sangat kompleks, mereka mempunyai motivasi yang
bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Motivasi seseorang tidak
dilahirkan begitu saja tetapi berkembang sesuai perubahan waktu dan
tujuan, tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula, penampilan
seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus
diselesaikannya.

5. Prinsip Kepemimpinan Dalam Pelayanan Keperawatan


Prinsip dipandang sebagai paradigma yang terdiri dari beberapa ide
utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh
belajar dan pengalaman. Mengajar materi kepada orang lain,
mengaplikasikan prinsip-prinsip, memonitoring hasil, merefleksikan
kepada hasil, menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi,
pemahaman baru dan kembali menjadi diri sendiri lagi. Mencapai
kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena akan ada banyak
tantangan dan kendala. Oleh sebab itu manajer dan administrator harus
bekerja bersama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

8
6. Peran dan Fungsi Kepemimpinan Keperawatan
a. Peran
Pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki peranan penting
dalam mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya. Tanpa
adanya orang yang mengatur dan mengarahkan suatu organisasi
niscaya organsasi tersebut dapat mencapai tujuannya sesuai dengan
visi dan misinya.
Pemimpin merupakan seorang yang positif dan penuh percaya
diri yang memiliki visi misi dan nilai etika yang tinggi, dengan
kemampuan menyampaikan gagasan dan mampu dalam rangka
mendorong dan berhubungan baik dengan orang lain.
Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak
hal. Kegiatan tersebut mencakup cara mengarahkan, menunjukkan
jalan, mensupervisi, mengawasi tindakan staf, mengkoordinasikan
kegiatan yang sedang atau akan dan mempersatukan usaha dari
berbagai individu yang memiliki karakteristik yang berbeda (Gillies
dalam Whitebead. K et all, 2010).
Menurut Brosten Hayman dan Naylor (1979) menyebutkan
bahwa kegiatan kepemimpinan paling sedikit rnencakup 4 hal yang
terkait dengan kegiatan manajerial, yaitu : perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian.
Dengan demikian kegiatan pemimpin dapat menggunakan fungsi
konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan
manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang
memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-
orang yang dipimpinnya.
b. Fungsi Partisipatif
Dalam menjalankan fungsi partisipatif, pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya baik dalam pengambilan
keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok
memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam

9
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai
dengan porsi masing-masing.
c. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi pemimpin memberikan
pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi
delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada
orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggung jawab.
d. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang
efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan
baik dan mengikuti aliran informasi bertujuan untuk mencegah salah
pengertian.
Jalaluddin (2008) menyebutkan bahwa komunikasi yang efektif
ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan,
mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan
pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan. sedangkan Huston (2009)
menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai.

7. Hukum Komunikasi Efektif


Ada ilmu hukum komunikasi yang efektif (The 5 Inevatable Laws Of
effective Communication) yaitu :
a. Respect : hukum pertama mengembangkan komunikasi yang efektif
adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan
yang kita sampaikan.
b. Empaty : adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu syarat
utama memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti oleh orang lain.

1
c. Audible : Makna dari audible antara lain adalah dapat didengarkan
atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus
mendengar.
d. Minat yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu obyektif (rangsang yang
kita terima) dan faktor subyektif (fàktor yang menyangkut diri si
penerima stimulus)
e. Pandangan berupa makna dari informasi yang disampaikan pada
sasaran, menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada
pendidikan, pekerjaan,pengalaman dan kerangka pikir seseorang.

8. Kriteria Keberhasilan Komunikasi Efektif


Untuk memperoleh keefektifan komunikasi, seseorang harus
memperhatikan beberapa kriteria komunikasi sebagai berikut:
a. Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan
menentukan tingkat hubungan dengan orang lain.
b. Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan
timbal balik.
c. Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan non verbal
yang bisa terjadi secara simultan.
d. Dalam berkomunikasi seseorang akan berespon terhadap informasi
yang di terima baik secara langsung maupun tidak langsung ,verbal
maupun non verbal.

9. Etik Dalam Kepemimpinan Keperawatan


a. Etika Pemimpin Sebagai low manager
Etika pemimpin sebagai low manager hal itu harus dicapai.
Hampir sama dengan pembatasan terakhir dimana perumusan
perencanaan merupakan penetapan jawaban kepada pertanyaan
tersebut. Didalam proses keperawatan perencanaan membantu perawat
dalam menentukan tindakan yang dapat bagi klien dan menjamin

1
bahwa klien akan pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan
sesuai dengan konsep dasar keperawatan.
b. Organizing
Pengorganisasian adalah satu langkah menetapkan dan
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas, wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka
mencapai tujuan, penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-
fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, dan menetapkan
kedudukan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.
Organisasi atau pengoraganisasian dapat pula dirumuskan
sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkon
orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung
jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas
yang berdaya guna dan berhasil, guna dałam mencapai tujuan yang
telah ditentukan terlebih dahulu.
c. Pengelolaan Staf (staffing)
Directing atau commanding adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-
perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas
masing-masing agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-
henar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Directing atau
commanding merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi
bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu
kegiatan. tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai
unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang
ditetapkan sebelumnya.
d. Leading
Leading meliputi lima macam kegiatan, yakni mengambil
keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara
manajer dan bawahan, memberi semangat, inspirasi, dan dorongan
kepada bawahan supaya mereka bertindak, memilih orang-orang yang

1
menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan
sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
e. Coordinating
Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi
dorongan oleh atasan kepada bawahan ditujukan agar bawahan
bertambah kegiatannya, atau nnereka lebih bersemangat melaksanakan
tugas-tugas sehingga mereka lebih berdaya guna dan berhasil dalam
pengawasan (Controling)
f. Controlling
Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu
yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepekati, intruksi yang
dikeluarkan serta prinsip-prinsip yang ditetapkan yang bertujuun untuk
menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan
tidak terulang lagi.
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian
adalah salah usatu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diartikan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai
tujuan yang sudah digariskan semula.
Dalam melaksanakan kegiatan controlling atasan mengadakan
pemeriksaan, mencocokan, serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta
tujuan yang ingin dicapai.
g. Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen
berupa penyampaian perkembangan dan hasil kegiatan atau pemberian
keterangan rnengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi, baik secara lisan
maupun tertulis.

1
10. Peran Pemimpin Keperawatan Terkini Secara Nasional dan Global
a. Peran Pemimpin Keperawatan Terkini Secara Nasional
Kepemimpinan seorang perawat di Indonesia sudah
menunjukkan bahwa ketika seorang pemimpin melakukan aktivitas
memimpinnya secara strategis maka dapat mempengaruhi motivasi
kerja karyawan. Seorang pemimpin harus memiliki karakteristik yaitu
pertama visioner, misioner dan strategi yakni memiliki, memahami
dan mengkomunikasikan visi dan misi, mampu merumuskan dan
merealisasikan strategis serta memiliki pengetahuan, terampil, dan
berwawasan luas, kedua berorientasi pada perubahan menunjukkan
bahwa pemimpin menyukai dan selalu terlibat dalam perubahan,
memiliki tujuan dan arah jelas, future-oriented dan suka menetapkan
prioritas, ketiga mampu membangun relasi yang kuat tergambar dari
selalu bertindak bijaksana, melibatkan bawahan dalam
mengembangkan ide, memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
membuat keputusan, keempat memiliki personal style dan personal
skills seperti proaktif, pengendalian emosi, bersemangat, peduli
terhadap bawahan, bekerja melampaui uang dan kekuasan serta berani
mengambil resiko.
Kepemimpinan dalam keperawatan mempunyai peran yang
sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan untuk
memberikan koordinasi kepada perawat-perawat pelaksana untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya agar tujuan yang direncanakan
dapat tercapai. Bennis & Nanus (2006) menjelaskan peran
kepemimpinan efektif yaitu sebagai agen perubahan, manajemen
sumber daya manusia, pengambil keputusan, membangun tim, dan
dalam pengembangan visi dan misi. Banyak penelitian dilakukan
terkait kepemimpinan dalam keperawatan untuk dapat
mengembangkan kepemimpinan yang efektif agar tujuan bersama
dapat tercapai baik di dalam dan diluar negeri.

1
b. Peran Pemimpin Keperawatan Terkini Secara Global
Keperawatan di utara telah mengintegrasikan beberapa konsep
kesehatan internasional dan global ke dalam kurikulum keperawatan.
Namun, fokusnya terutama pada mengintegrasikan topik klinis seperti
penyebaran penyakit menular global, kebutuhan intervensi
keperawatan berbasis bukti, memenuhi kebutuhan populasi rentan, dan
menangani masalah keragaman dan kepekaan budaya. Masalah
kesehatan global memerlukan analisis ekonomi politik kesehatan dan
pemahaman isu struktural yang mendasari masalah kesehatan dan
sosial. Kepada masyarakat global, keperawatan juga bisa berperan
baru. Misalnya, perawat di banyak wilayah lokasi memiliki
kemampuan untuk bermitra dengan profesional lain dalam inisiatif
transdisipliner untuk memperbaiki diri kesehatan dan untuk
meningkatkan hak asasi manusia dan upaya hubungan internasional.
Juga, sejarah panjang profesi pelayanan kepada masyarakat global
dapat tumbuh dan berkembang menjadi satu dimana perawat juga
mengambil peran kepemimpinan "untuk memeriksa kesehatan dalam
konteks tatanan global kekuatan politik dan ekonomi".
Keperawatan Brasil dan Amerika Latin memiliki pengalaman
solid dalam advokasi hak asasi manusia dan kebaikan pemahaman
tentang kesehatan dan tindakan global pro-sosial. Selain itu, perawat
dari negara-negara ini memiliki substansial keakraban dengan upaya
kesehatan internasional yang mengakui kebutuhan keadilan sosial.
Perawat di Brasil dan Amerika Latin dapat:
1) berperan sebagai panutan bagi perawat di A.S. dan seterusnya,
2) menjadi dorongan bagi perawat lain untuk menggabungkan
pengetahuan ini, dan
3) membantu perawat mengembangkan perannya pendukung, aktivis,
warga negara dan seniman internasional dan global (Breda, 2012).
Di Kanada peran pemimpin tidak hanya sebatas kepala
eksekutif di garis depan, middle, dan manager senior,tetapi juga

1
sebagai pengatur dalam praktek kepemimpinan yang professional,
kantor pemerintahan, dan pembuat kebijakan (Carter,N.,& et all,
2010).
Pada tahun 2010, Institute of Medicine (IOM 2010) menyusun
sifat kepemimpinan yang harus ada di dalam kepribadian seorang
perawat dalam The Future of Nursing: Leading Change, Advancing
Helath. Persyaratan Kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut:

Bidang Karakteristik

Bertanggung Menyampaikan kebutuhan dan kemajuan pasien, menegakkan


jawab aturan, mengatasi permasalahan kerja

Keuangan Mengelola anggaran dan aset, mengevaluasi analisa keuangan,


memahami dampak dari perubahan rencana keuangan, dan
merancang rencana keuangan jangka panjang; Mampu untuk
menjelaskan laporan keuangan; mampu untuk memahami dan
menjelaskan pasar dengan baik dan tanggap dalam situasi
keuangan tertentu.

Komunikasi Mempunyai kemampuan komunikasi tertulis dan verbal,


dan mendengarkan, mampu mengatasi krisis, mempunyai hubungan
manajemen intrapersonal yang baik dan menyadari tujuan komunikasi; mampu
konflik untuk bekerja sama; berkomunikasi secara efektif dan mempunyai
kemampuan untuk menjadi penengah dalam konflik, mampu untuk
berkomunikasi di luar batas-batas budaya dan mampu untuk
objektif di masa konflik.

Transformatif Bertujuan kepada hasil, berpikir secara analisis, berorientasi


masyarakat, berpikir dengan inovatif dalam menghadapi perspektif
global mengenai masalah kesehatan dan medis.

Manajemen Kemampuan untuk mengatasi amiguitas yang kompleks, jujur,


diri berintegritas, sadar akan diri sendiri, mampu mengatur suasana

1
hati, emosi, motivasi, empati dan kecerdasan interpersonal

Sistem Mempunyai visi dan misi yang jelas, berkapasitas untuk


Pemikiran memahami dan mempengaruhi kebijakan publik, berpikir strategis
dan pengambilan keputusan berdasarkan bukti dan logika.

Clinical Nursing Leader (CNL) merupakan salah satu item


yang akan menyiapkan perawat untuk menjadi seorang pemimpin dan
perawat professional dimana akan mempelajari terkait dengan
kolaborasi yang ada dalam team keperawatan sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang optimal. Program CNL
merupakan salah satu program yang digalakkan untuk meningkatkan
pofesional nurse dimana mereka bisa mempelajari dan menerapkan 9
peran seorang perawat dan dapat melakukan komunikasi yang baik
antar anggotanya (Motes, 2013).
Hasil dari penelitian Lishchinsky & Shapira (2012) didapatkan
4 manfaat utama yang mencerminkan komponen kepemimpinan
otentik diantaranya adalah self-awareness, transparansi relasional,
pengolahan informasi yang seimbang dan perspektif moral
diinternalisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode simulasi
tim mampu membentuk kepemimpinan otentik dikalangan perawat,
implikasi dalam manajemen keperawatan harus memasukan simulasi
tim untuk membantu menyelesaikan konflik, mengembangkan
kepemimpinan otentik dalam keperawatan, menurunkan anga
kesalahan, meningkatkan keselamatan pasien, pemberian pengobatan
yang optimal.
Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan
suatu kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar
tujuan keperawatan tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam
menerapkan keterampilan kepemimpinan. Peran perawat dalam
kepemimpinan meliputi peran kepemimpinan dalam perubahan, peran

1
pemimpin dalam manajemen sumber daya manusia, peran
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan, peran kepemimpinan
dalam membangun tim, peranan kepemimpinan dalam tim, the vision
role, peran pembangkit semangat, peran menyampaikan informasi.
Peran kepemimpinan dalam keperatan secara nasional dan global
hampir sama. Namun demikian, dalam proses pengaplikasiannya peran
kepemimpinan keperawatan secara global lebih berjalan dengan baik
dibandingkan secara nasional karena pembagian tugas perawat secara
global sudah jelas.

11. Penggunaan balance scorecard dalam evaluasi kepemimpinan


a. Pengertian Balance Score Chard
Balanced scorecard terdiri kata “Balanced” dan “Score” yang
artinya bahwa angka, harus mencerminkan keseimbangan antara
elemen penting dalam kinerja
1) Balanced scorecard adalah merupakan teknik pengukuran kinerja
operasional suatu organisasi yang berimbang satu sama lain dan
akan menjadi skor perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan merupakan suatu bentuk strategi manajemen yang
menjelaskan misi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan
operasional dan tolak ukur kinerja perusahaan tersebut. Penerapan
telah membawa banyak keberhasilan perusahaan dalam
menerjemahkan misi dan strategi organisasi
2) Balance scorecard dapat mengintegrasikan seluruh sistem
pengukuran kesrja yang bersifat operasional sehingga menjadi
balanced scorecard sistem strategi manajemen mulai dari
perencanaan sampai evaluasi
3) Balanced scorecard dapat digunakan sebagai instrumen pengontrol
strategi perusahaan dengan menggunakan empat perspektif yang
berbeda.

1
b. Perspektif Balance Score Chard
Balanced scorecard dapat digunakan sebagai instrumen
pengontrol strategi perusahaan dengan menggunakan empat perspektif
yang berbeda yaitu Finansial perspective, Customer perspective,
Internal Process perspective, Learning and growth perspective

1) Finansial Perspective (perspective keuangan)


Finansial perspektif berkaitan dengan pemasukan
danpengeluaran perusahaan. Perusahaan harus manpu mengelola
keuangan agar pemasukan dan pengualaran stabil.Misalnya
perusahaan harus bisa megola biaya operasional, biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan keuntungan dari aktifitasperusahaan.
Pemasukan dan pengeluaran tersebut harus diatur dengan agar
perusahaan dapat mengamati pertumbuhan keuangan perusahan.
Perspektif keuangan ini dapat diukur dengan menggunakan Rasio,
dimana jumlah laba yang diperoleh dibandingkan dengan laba
investasi.
ROI= Laba bersih x 100%
Laba investasi

Indikator perpesktif keuangan


 Kinerja operasi;
 Status keuangan;
 Nilai perusahaan
Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan pada masing-
masing tahap dalam siklus bisnis yang oleh Kaplan dan Norton
dibedakan menjadi tiga tahap:
a) Growth (Berkembang)
Berkembang merupakan tahap pertama dan tahap awal dari
siklus kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan
memiliki tingkat pertumbuhan yang sama sekali atau peling

1
tidak memiliki potensi untuk berkembang. Untuk menciptakan
potensi ini, kemungkinan seorang manajer harus terikat
komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru,
membangun dan mengembangkan fasilitas produksi,
menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem,
infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung
hubungan global, serta mengasuh dan mengembangkan
hubungan dengan pelanggan. Perusahaan dalam tahap
pertumbuhan mungkin secara aktual beroperasi dengan cash
flow negatif dan tingkat pengembalian atas modal yang rendah.
Investasi yang ditanam untuk kepentingan masa depan sangat
memungkinkan memakai biaya yang lebih besar dibandingkan
dengan jumlah dana yang mampu dihasilkan dari basis operasi
yang ada sekarang, dengan produk dan jasa dan konsumen
yang masih terbatas. Sasaran keuangan untuk growth stage
menekankan pada pertumbuhan penjualan di dalam pasar baru
dari konsumen baru dan atau dari produk dan jasa baru.
b) Sustain Stage (Bertahan).
Bertahan merupakan tahap kedua yaitu suatu tahap dimana
perusahaan masih melakukan investasi dan reinbestasi dengan
mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik, Dalam
tahap ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar
yang ada dan mengembankannya apabila mungkin. Investasi
yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan
kemacetan, mengembangkan kapasitas dan meningkatkan
perbaikan operasional secara konsisten. Pada tahap ini
perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategi-stratei jangka
panjang. Sasaran keuangan tahap ini lebih diarahkan pada
besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.

2
c) Harvest (Panen).
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap
dimana perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap
investasi mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi
lebih jauh kecuali hanya untuk memelihara dan perbaikan
fasilitas, tidak untuk melakukan eksppansi atau membangun
suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah
memaksimumkan arus kas yang masuk ke perusahaan. Sasaran
keuangan untuk harvest adalahcash flow maksimum yang
mampu dikembalikan dari investasi dimasa lalu.
2) Costumer Perspective (Perspective Pelanggan)
Pelanggan adalah siapa saja yang menggunakan keluaran
pekerjaan seseorang atau suatu item (Mulyadi dan Setyawan,
1999). Tujuan dari perspektif ini adalah bagaimana meningkatkan
nilai pelanggan (customer value) agar mampu mempertahankan
jumlah pelanggan yang dicapai tahun lalu dan menarik pelanggan
baru.Oleh karena itu organisasi harus memperhatikan kepuasan
pelanggan.Dalam penelitian ini, tolok ukur yang digunakan dalam
mengukur perspektif pelanggan adalah a) Kepuasan Pelanggan, b)
Jumlah Pelanggan Komplain, c) Layanan Purna Jual, 4) Retensi
Pelanggan. Pada perspektif pelanggan diukur dengan jawaban
kuisioner.
Indikator :
 Pangsa pasar;
 Retensi pelanggan;
 Pelanggan baru;
 Kepuasan pelanggan;
 Keuntungan pelanggan.
3) Internal Process perspective (perspektif internal)
Pada proses bisnis internal perlu diperhatikan proses apa saja
yang terbaik yang harus kita lakukan dalam jangka panjang

2
maupun jangka pendek unuk mencapai tujuan financial dan
kepuasan customer. Dalam proses bisnis internal juga perlu
identifikasi berbagai roses internal penting yang harus dikuasai
dengan baik oleh organisasi. Ukuran proses bisnis internal
berfokus pada progres yang akan berdampak besar pada kepuasan
pelanggan.

Indikator :
 Biaya
 Efisiensi
 Kecepatan
 Produktivitas
 Penggunaan teknologi komunikasi
 Mutu
4) Learning and growth perspective (perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan )
Aspek pertumbuhan dan pembelajaran yang oleh Kaplan dan
Norton (1996) dijadikan salah satu unsur dalam mengukur kinerja
suatu perusahaan dimaksudkan untuk mendorong agar perusahaan
dapat menjadi organisasi pembelajar (learning organization)
sehingga mampu tumbuh kembang sesuai dengan perkembangan
lingkungan bisnis yang bergerak cepat secara dinamis.
Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan yang
ambisius dalam ketiga perspektif lainnya dapat terwujud. Kategori-
kategori yang terdapat dalam perspektif ini teridiri atas
kemampuan karyawan; kemampuan sistem informasi; dan
motivasi, pemberdayaan, serta kesesuaian dengan standard kinerja.
Ukuran intinya adalah produktivitas karyawan, yang diukur dari:
jumlah output tiap karyawan, tingkat kepuasan karyawan, tinggi
rendahnya pengakuan terhadap prestasi karyawan, tingkat

2
keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan,
kemudahan akses karyawan terhadap informasi yang menunjang
pekerjaannya, dan tingkat retensi atau penolakan karyawan, yang
diukur dari jumlah perputaran (turn over) staf atau karyawan
potensial.

Indikator :
 Tingkat kemampuan
 Motivasi kerja
 Manajemen pengetahuan
 Teknologi informasi
 Tingkat kepuasan
c. Kegunaan Balanced Score Chard
Balanced scorecard digunakan untuk menejemahkan visi, misi
dan strategi perusahaan dengan menggunakan empat perspektif. Visi,
Misi dan Strategi digunakan untuk menentukan perencanaan kegiatan
perusahaan. Perencanaan digunakan untuk mematangkan tujuan yang
akan dicapai.
Pandey (2005) mengungkapkan alasan mengapa BSC digunakan
dalam organisasi BSC adalah alat komprehensif untuk memahami
pelanggan dan kebutuhannya, dan kesenjangan kinerja.
1) BSC menyiapkan logika untuk menciptakan modal intangible dan
inlektual dimana dengan pengukuran tradisional dalam sistem
kinerja sulit dilakukan.
2) BSC mampu mengartikulasi strategi pertumbuhanmenjadi
keandalan bisnis yang fokus kepada upaya-upaya non finansial.
3) BSC memampukan karyawan memahami strategi dan kaitan
sasaran ke dalam operasi perusahaan hari ke hari.
4) BSC memfasilitasi umpan balik riveau kinerja dari waktu ke
waktu.

2
Gambar 1. Balance Scorecard

d. Penerapan Balance Scorecard


Pada penerapan balance scorecard dapat digunakan teknik
analisa data (10) :
1) Perspektif keuangan
 Rasio ekonomi
 Rasio efisiensi
 Rasio efektifitas
2) Perspektif pelanggan
 Tingkat profitabilitas pelanggan
 Kemampuan mempertahankan pelanggan
 Kemampuan meraih pelanggan baru
3) Perspektif internal
 Proses inovasi
 Proses operasional
4) Perspektif pertumbuhan
 Kepuasan karyawan
 Retensi karyawan
 Produktivitas karyawan

2
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemimpin dalam keperawatan merupakan seseorang yang dapat
mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa
asuhan keperawatan. Melalui kepemimpinan yang efektif setiap perawat
hendaknya memberikan kontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam
organisasinya untuk pencapaian tujuan, agar perawat mempunyai keterampilan
kepemimpinan diperlukan pemahaman tentang teori, gaya dan cara bagaimana
seorang dapat berperan sebagai pemimpin yang efektif.

B. Saran
1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin keperawatan dalam
melaksanakan perannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan
yang baik.
2. Dalam suatu manajemen pendidikan hendaknya para pernimpin memahami
keadaan atau kemampuan yang dimiliki Oleh para bawahannya, dan dalam
pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Perlunya seorang pernimpin yang dapat memahami dan mengaplikasikan
konsep etika dalam melaksanakan proses manajemen.

2
DAFTAR PUSTAKA

Breda, KL. (2012). WHAT IS NURSING’S ROLE IN INTERNATIONAL AND


GLOBAL HEALTH? Texto Contexto Enferm, Florianópolis

Carter,N.,& et all. (2010). The role of nursing leadership in integrating clinical


nurse specialists and nurse practitioners in health care delivery in Canada.
Nursing Leadership Vol 23 Special Issue. Desember 2010. Diperoleh dari
http://www.longwoods.com/content/22274

Kaplan, Robert S., dan David P. Norton. Balanced Scorecard. Penerapan Strategi
Manajemen Aksi'Penerjemah. Peter R. Yosi Pasla. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2000.

Lishchinsky & Shapira (2012), Simulations in nursing practice: toward authentic


leadershi. Bar-Ilan University, Ramat-Gan, Israel

Marquis And Huston. 2009. Leadership Rofes Nursing: Theory 6th Edition,
Lippincott William& Wilkins

Marquis, Bessie L. 2010- Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Teori


Jakarta EOC

Nursalam.2011.Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta Salemba Medika

Mulyadi RaFaneed Scorecard Manajemen Keperawatan Peliputan dan Kinerja


Keuangan Cetakan ke-l Jakarta; Salemba Empat, 2001.

Rosyidi, Khalid. 2013. Manjemen Kepeminrpinan Dalam Keperawatan. Jakarta;


CV Trans Info Media

Swatiburg Russel C. 2000, Pengertian kepemimpinan manajemen keperawatan.


Jakarta: EGC.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12708/mengenal-kepemimpinan-
dan-model-kepemimpinan diakses pada 24 Oktober 2022

https://www.studiilmu.com/blogs/details/pengertia-fungsi-kepemimpinan-dan-15-
fungsi-kepemimpinan diakses pada 24 Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai