DOSEN PEMBIMBING
Dr. Yulastri Arif, M.Kep
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta petunjuk yang berlimpah sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah kepemimpinnn dalam keperawatan : Review Konsep
kepemimpinan dalam keperawatan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat tugas manajemen dasar keperawatan, Dalam penyusunan makalah ini
kelompok tidak lupa mengucupkan terima kasih kepada Dr, Yulastri Arif M.
Kep sebagai pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan konstribusi
dalam tugas ini.
Tiada gading yang tidak retak, demikian pula dengan penulisan makalah
ini, kita menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kelompok
akan sangat berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan, kritik
dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir harapan
kelompok semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga amal
kebaikan kita dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien secara professional (Gilies. 2005). Manajemen keperawatan pada
dasarnya diperlukan adanya manajer atau kepemimpinan yang merencanakan,
mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi
individu-keluarga dan masyarakat dan untuk mengelola perawat profesional
serta pekerja keperawatan non profesional. Untuk itu manajemen keperawatan
berfungsi dalam memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan
keperawatan yang holistik sehingga kebutuhan klien selama dirumah sakit
terpenuhi.
Pemimpin dalam keperawatan merupakan seseorang yang dapat
mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa
asuhan keperawatan. Melalui kepemimpinan yang efektif setiap perawat
hendaknya memberikan kontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam
organisasinya untuk pencapaian tujuan, agar perawat mempunyai
keterampilan kepemimpinan diperlukan pemahaman tentang teori, gaya dan
cara bagaimana seorang dapat berperan sebagai pemimpin yang efektif.
Dalam rangka memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan, diperlukan manajemen keperawatan yang efektif dan efisien.
Untuk mampu melaksanakannya dibutuhkan berbagai keterampilan, salah satu
diantaranya adalah keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan diperlukan
dalam setiap kegiatan keperawatan. Setiap perawat, staf, ketuan tim, kepala
ruangan, pengawas atau kepala bidang keperawatan perlu memiliki
keterampilan kepemimpinan sehingga efektif dalam mengelola pelaynan dan
asuhan keperawatan.
1
Berdasarkan latar belakang di atas, perlunya seorang pemimpin yang
dapat mempengaruhi, memahami dan mengaplikasikan keterampilan dalam
melaksanakan proses manajemen dan kepemimpinannya dan sebaliknya
digunakan sebagai salah satu standar penilaian keberhasilan dari pelaksanaan
tugas kepemimpinan, disamping itu baik atasan maupun bawahan perlu
memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada
akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang professional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah makalah ini
sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Apa itu konsep kepemimpinan?
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menguraikan konsep konsep kepemimpinan
b. Mahasiswa mampu menguraikan teori kepemimpinan dalam
keperawatan
c. Mahasiswa mampu menguraikan prinsip kepemimpinan dalam
pelayanan keperawatan
d. Mahasiswa mampu menguraikan peran dan fungsi kepemimpinan dalam
keperawatan
e. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana komunikasi yang efektif
dalam kepemimpinan
f. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana etika keperawatan yang
terkait dengan kepemimpinan
g. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana peran pemimpin dalam
pelaksanaan fungsi manajemen
h. Mahasiswa mampu menguraikan peran pemimpin terkini secara
nasional dan global
i. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana penggunaan balance
scorecard dalam evaluasi kepemimpinan
2
C. Manfaat Penulisan
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menuntun para pemimpin,
khususnya pemimpin Keperawatan dalam melaksanakan perannya.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Kepemimpinan
1. Definisi Kepemimpinan
Dalam kenyataan sehari-hari, peran pemimpin tidak pernah lepas
dari pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi, mulai dari
fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi, dari organisasi Planning
termasuk Budgeting, Organizing, Staffing, Actuating or Leadership,
Coordinating dan Controlling atau Evaluation. Akan tetapi, setiap
perjalanan operasional suatu organisasi akan menemui kendala atau
masalah akibat dinamika lingkungan internal dan eksternal organisasi.
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang sejak Iahir dalam mempengaruhi dan mengarahkan staf
melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Menurut
Arwani (2006) kepemimpinan adalah suatu seni dan proses untuk
mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka memiliki
motivasi untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Sedangkan
menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan untuk
memperbaiki kelompok dilakukan oleh seseorang yang memiliki
kemampuan untuk memahami perilaku orang lain tanpa menggunakan
kekuatan sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya
sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
2. Syarat-syarat Pemimpin
Stoq Dill menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa
kelebihan yaitu:
a. Prestasi
b. Tanggung Jawab
c. Partisipasi
d. Status
4
e. Kapasitas
Menurut Earl Nightingűle dan Whit Schult mengemukakan bahwa
seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dan syarat yaitu:
a. Kemandirian
b. Besar rasa ingin tahu
c. Multi terampil
d. Memiliki Kepandaian beraneka
e. Antusias tinggi
f. Memiliki rasa humor
g. Selalu ingin mendapatkan yang sempurna
h. Mudah beradaptasi
i. Sabar dan ulet
j. Komunikatif atau pandai berbicara
k. Sehat jasmaninya
l. Sanggup dan berani mengambil resiko
m. Tajam firasatnya dan adil dalam mengambil pertimbangan
n. Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan
o. Memiliki motivasi tinggi
5
1) Direktif yaitu pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang
dicapai oleh bawahannya.
2) Suportif yaitu pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada
bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahannya.
3) Partisipatif yaitu pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk
mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan
sebuah keputusan.
4) Berorientasi tujuan yaitu pemimpin menetapkan tujuan yang
menantang dan mengharapkan bawahan herusaha untuk mencapai
tujuan tersebut seoptimal mungkin.
d. Menurut Mersey dan Blanchard : Instruksi, Konsultasi, Partisipasi,
Delegasi
e. Menurut Lippits dan K. White : Otoriter, Demokratis, Liberal.
6
adalah: inteligensi kepribadian dan kemampuam dalam suatu
organisasi.
Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki pemimpin ke
bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif. Menurut
Gillies (1970) gaya kepemimpinan dapat diidentifikasikan bedasarkan
perilaku pemimpin itu sendiri. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh
adanya pengalaman dan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang
digunakan, secara ilmiah.
Perilaku seorang pemimpin menurut teori ini memiliki
kecendrungan kearah dua hal yaitu: pertama, disebut konsiderasi yaitu
kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan
akrab dengan bawahan. Kedua, disebut struktur inisiasi yaitu
kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan bantuan kepada
bawahan.
b. Teori Kontingensi dan Situasional
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah
pemimpin yang melaksanakan tugas dengan mamadukan antara
faktor bawaan, perilaku dan situasi. Tannenbaum dan Schmid (1983)
menekankan bahwa paduan antara gaya kepemimpinan orotiter dan
demokratik diperlukan oleh pemimpin dimana unsure utama
pemimpin adalah tergantung dari situasi suatu oraganisasi.
c. Teori Kontemporer (Kepemimpinan dan Manajemen)
Teori ini menekankan pada empat komponen penting dalam
suatu pengelolaan yaitu : manajer, pemimpin, staf dan atasan.
Pekerjaan dan lingkungan ini menekankan dalam melaksanakan suatu
manajemen seorang pemimpin harus mengintegrasikan keempat unsur
tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Teori Ini perlu didukung
oleh teori motivasi, interaksi dan teori transformasi.
d. Teori Motivasi
Teori Teori ini meyakini bahwa motivasi membantu dalam
meningkatkan kinerja dan kualitas layanan kesehatan.
7
e. Teori Z
Teori ini dikemukakan oleh Ouchi (1981), dan teori ini
merupakan pengambangan dari teori Y dari McGregor dan mendukung
gaya kepemimpinan demokratis. Komponen teori Z meliputi
pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan staf sesuai
keahlian, menekankan pada keamanan kerja, promosi yang lambat, dan
pendekatan yang holistik terhadap staf.
f. Teori Interaktif
Schein (1970) menyatakan bahwa staf adalah manusia sebagai
suatu system terbuka. Teori ini berasumsi bahwa manusia memiliki
karakteristik yang sangat kompleks, mereka mempunyai motivasi yang
bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Motivasi seseorang tidak
dilahirkan begitu saja tetapi berkembang sesuai perubahan waktu dan
tujuan, tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula, penampilan
seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus
diselesaikannya.
8
6. Peran dan Fungsi Kepemimpinan Keperawatan
a. Peran
Pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki peranan penting
dalam mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya. Tanpa
adanya orang yang mengatur dan mengarahkan suatu organisasi
niscaya organsasi tersebut dapat mencapai tujuannya sesuai dengan
visi dan misinya.
Pemimpin merupakan seorang yang positif dan penuh percaya
diri yang memiliki visi misi dan nilai etika yang tinggi, dengan
kemampuan menyampaikan gagasan dan mampu dalam rangka
mendorong dan berhubungan baik dengan orang lain.
Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak
hal. Kegiatan tersebut mencakup cara mengarahkan, menunjukkan
jalan, mensupervisi, mengawasi tindakan staf, mengkoordinasikan
kegiatan yang sedang atau akan dan mempersatukan usaha dari
berbagai individu yang memiliki karakteristik yang berbeda (Gillies
dalam Whitebead. K et all, 2010).
Menurut Brosten Hayman dan Naylor (1979) menyebutkan
bahwa kegiatan kepemimpinan paling sedikit rnencakup 4 hal yang
terkait dengan kegiatan manajerial, yaitu : perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian.
Dengan demikian kegiatan pemimpin dapat menggunakan fungsi
konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan
manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang
memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-
orang yang dipimpinnya.
b. Fungsi Partisipatif
Dalam menjalankan fungsi partisipatif, pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya baik dalam pengambilan
keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok
memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
9
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai
dengan porsi masing-masing.
c. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi pemimpin memberikan
pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi
delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada
orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggung jawab.
d. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang
efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan
baik dan mengikuti aliran informasi bertujuan untuk mencegah salah
pengertian.
Jalaluddin (2008) menyebutkan bahwa komunikasi yang efektif
ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan,
mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan
pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan. sedangkan Huston (2009)
menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai.
1
c. Audible : Makna dari audible antara lain adalah dapat didengarkan
atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus
mendengar.
d. Minat yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu obyektif (rangsang yang
kita terima) dan faktor subyektif (fàktor yang menyangkut diri si
penerima stimulus)
e. Pandangan berupa makna dari informasi yang disampaikan pada
sasaran, menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada
pendidikan, pekerjaan,pengalaman dan kerangka pikir seseorang.
1
bahwa klien akan pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan
sesuai dengan konsep dasar keperawatan.
b. Organizing
Pengorganisasian adalah satu langkah menetapkan dan
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas, wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka
mencapai tujuan, penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-
fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, dan menetapkan
kedudukan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.
Organisasi atau pengoraganisasian dapat pula dirumuskan
sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokkon
orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung
jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas
yang berdaya guna dan berhasil, guna dałam mencapai tujuan yang
telah ditentukan terlebih dahulu.
c. Pengelolaan Staf (staffing)
Directing atau commanding adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-
perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas
masing-masing agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-
henar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Directing atau
commanding merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi
bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu
kegiatan. tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai
unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang
ditetapkan sebelumnya.
d. Leading
Leading meliputi lima macam kegiatan, yakni mengambil
keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara
manajer dan bawahan, memberi semangat, inspirasi, dan dorongan
kepada bawahan supaya mereka bertindak, memilih orang-orang yang
1
menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan
sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
e. Coordinating
Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi
dorongan oleh atasan kepada bawahan ditujukan agar bawahan
bertambah kegiatannya, atau nnereka lebih bersemangat melaksanakan
tugas-tugas sehingga mereka lebih berdaya guna dan berhasil dalam
pengawasan (Controling)
f. Controlling
Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu
yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepekati, intruksi yang
dikeluarkan serta prinsip-prinsip yang ditetapkan yang bertujuun untuk
menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan
tidak terulang lagi.
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian
adalah salah usatu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diartikan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai
tujuan yang sudah digariskan semula.
Dalam melaksanakan kegiatan controlling atasan mengadakan
pemeriksaan, mencocokan, serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta
tujuan yang ingin dicapai.
g. Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen
berupa penyampaian perkembangan dan hasil kegiatan atau pemberian
keterangan rnengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi, baik secara lisan
maupun tertulis.
1
10. Peran Pemimpin Keperawatan Terkini Secara Nasional dan Global
a. Peran Pemimpin Keperawatan Terkini Secara Nasional
Kepemimpinan seorang perawat di Indonesia sudah
menunjukkan bahwa ketika seorang pemimpin melakukan aktivitas
memimpinnya secara strategis maka dapat mempengaruhi motivasi
kerja karyawan. Seorang pemimpin harus memiliki karakteristik yaitu
pertama visioner, misioner dan strategi yakni memiliki, memahami
dan mengkomunikasikan visi dan misi, mampu merumuskan dan
merealisasikan strategis serta memiliki pengetahuan, terampil, dan
berwawasan luas, kedua berorientasi pada perubahan menunjukkan
bahwa pemimpin menyukai dan selalu terlibat dalam perubahan,
memiliki tujuan dan arah jelas, future-oriented dan suka menetapkan
prioritas, ketiga mampu membangun relasi yang kuat tergambar dari
selalu bertindak bijaksana, melibatkan bawahan dalam
mengembangkan ide, memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
membuat keputusan, keempat memiliki personal style dan personal
skills seperti proaktif, pengendalian emosi, bersemangat, peduli
terhadap bawahan, bekerja melampaui uang dan kekuasan serta berani
mengambil resiko.
Kepemimpinan dalam keperawatan mempunyai peran yang
sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan untuk
memberikan koordinasi kepada perawat-perawat pelaksana untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya agar tujuan yang direncanakan
dapat tercapai. Bennis & Nanus (2006) menjelaskan peran
kepemimpinan efektif yaitu sebagai agen perubahan, manajemen
sumber daya manusia, pengambil keputusan, membangun tim, dan
dalam pengembangan visi dan misi. Banyak penelitian dilakukan
terkait kepemimpinan dalam keperawatan untuk dapat
mengembangkan kepemimpinan yang efektif agar tujuan bersama
dapat tercapai baik di dalam dan diluar negeri.
1
b. Peran Pemimpin Keperawatan Terkini Secara Global
Keperawatan di utara telah mengintegrasikan beberapa konsep
kesehatan internasional dan global ke dalam kurikulum keperawatan.
Namun, fokusnya terutama pada mengintegrasikan topik klinis seperti
penyebaran penyakit menular global, kebutuhan intervensi
keperawatan berbasis bukti, memenuhi kebutuhan populasi rentan, dan
menangani masalah keragaman dan kepekaan budaya. Masalah
kesehatan global memerlukan analisis ekonomi politik kesehatan dan
pemahaman isu struktural yang mendasari masalah kesehatan dan
sosial. Kepada masyarakat global, keperawatan juga bisa berperan
baru. Misalnya, perawat di banyak wilayah lokasi memiliki
kemampuan untuk bermitra dengan profesional lain dalam inisiatif
transdisipliner untuk memperbaiki diri kesehatan dan untuk
meningkatkan hak asasi manusia dan upaya hubungan internasional.
Juga, sejarah panjang profesi pelayanan kepada masyarakat global
dapat tumbuh dan berkembang menjadi satu dimana perawat juga
mengambil peran kepemimpinan "untuk memeriksa kesehatan dalam
konteks tatanan global kekuatan politik dan ekonomi".
Keperawatan Brasil dan Amerika Latin memiliki pengalaman
solid dalam advokasi hak asasi manusia dan kebaikan pemahaman
tentang kesehatan dan tindakan global pro-sosial. Selain itu, perawat
dari negara-negara ini memiliki substansial keakraban dengan upaya
kesehatan internasional yang mengakui kebutuhan keadilan sosial.
Perawat di Brasil dan Amerika Latin dapat:
1) berperan sebagai panutan bagi perawat di A.S. dan seterusnya,
2) menjadi dorongan bagi perawat lain untuk menggabungkan
pengetahuan ini, dan
3) membantu perawat mengembangkan perannya pendukung, aktivis,
warga negara dan seniman internasional dan global (Breda, 2012).
Di Kanada peran pemimpin tidak hanya sebatas kepala
eksekutif di garis depan, middle, dan manager senior,tetapi juga
1
sebagai pengatur dalam praktek kepemimpinan yang professional,
kantor pemerintahan, dan pembuat kebijakan (Carter,N.,& et all,
2010).
Pada tahun 2010, Institute of Medicine (IOM 2010) menyusun
sifat kepemimpinan yang harus ada di dalam kepribadian seorang
perawat dalam The Future of Nursing: Leading Change, Advancing
Helath. Persyaratan Kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut:
Bidang Karakteristik
1
hati, emosi, motivasi, empati dan kecerdasan interpersonal
1
pemimpin dalam manajemen sumber daya manusia, peran
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan, peran kepemimpinan
dalam membangun tim, peranan kepemimpinan dalam tim, the vision
role, peran pembangkit semangat, peran menyampaikan informasi.
Peran kepemimpinan dalam keperatan secara nasional dan global
hampir sama. Namun demikian, dalam proses pengaplikasiannya peran
kepemimpinan keperawatan secara global lebih berjalan dengan baik
dibandingkan secara nasional karena pembagian tugas perawat secara
global sudah jelas.
1
b. Perspektif Balance Score Chard
Balanced scorecard dapat digunakan sebagai instrumen
pengontrol strategi perusahaan dengan menggunakan empat perspektif
yang berbeda yaitu Finansial perspective, Customer perspective,
Internal Process perspective, Learning and growth perspective
1
tidak memiliki potensi untuk berkembang. Untuk menciptakan
potensi ini, kemungkinan seorang manajer harus terikat
komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru,
membangun dan mengembangkan fasilitas produksi,
menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem,
infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung
hubungan global, serta mengasuh dan mengembangkan
hubungan dengan pelanggan. Perusahaan dalam tahap
pertumbuhan mungkin secara aktual beroperasi dengan cash
flow negatif dan tingkat pengembalian atas modal yang rendah.
Investasi yang ditanam untuk kepentingan masa depan sangat
memungkinkan memakai biaya yang lebih besar dibandingkan
dengan jumlah dana yang mampu dihasilkan dari basis operasi
yang ada sekarang, dengan produk dan jasa dan konsumen
yang masih terbatas. Sasaran keuangan untuk growth stage
menekankan pada pertumbuhan penjualan di dalam pasar baru
dari konsumen baru dan atau dari produk dan jasa baru.
b) Sustain Stage (Bertahan).
Bertahan merupakan tahap kedua yaitu suatu tahap dimana
perusahaan masih melakukan investasi dan reinbestasi dengan
mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik, Dalam
tahap ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar
yang ada dan mengembankannya apabila mungkin. Investasi
yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan
kemacetan, mengembangkan kapasitas dan meningkatkan
perbaikan operasional secara konsisten. Pada tahap ini
perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategi-stratei jangka
panjang. Sasaran keuangan tahap ini lebih diarahkan pada
besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.
2
c) Harvest (Panen).
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap
dimana perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap
investasi mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi
lebih jauh kecuali hanya untuk memelihara dan perbaikan
fasilitas, tidak untuk melakukan eksppansi atau membangun
suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah
memaksimumkan arus kas yang masuk ke perusahaan. Sasaran
keuangan untuk harvest adalahcash flow maksimum yang
mampu dikembalikan dari investasi dimasa lalu.
2) Costumer Perspective (Perspective Pelanggan)
Pelanggan adalah siapa saja yang menggunakan keluaran
pekerjaan seseorang atau suatu item (Mulyadi dan Setyawan,
1999). Tujuan dari perspektif ini adalah bagaimana meningkatkan
nilai pelanggan (customer value) agar mampu mempertahankan
jumlah pelanggan yang dicapai tahun lalu dan menarik pelanggan
baru.Oleh karena itu organisasi harus memperhatikan kepuasan
pelanggan.Dalam penelitian ini, tolok ukur yang digunakan dalam
mengukur perspektif pelanggan adalah a) Kepuasan Pelanggan, b)
Jumlah Pelanggan Komplain, c) Layanan Purna Jual, 4) Retensi
Pelanggan. Pada perspektif pelanggan diukur dengan jawaban
kuisioner.
Indikator :
Pangsa pasar;
Retensi pelanggan;
Pelanggan baru;
Kepuasan pelanggan;
Keuntungan pelanggan.
3) Internal Process perspective (perspektif internal)
Pada proses bisnis internal perlu diperhatikan proses apa saja
yang terbaik yang harus kita lakukan dalam jangka panjang
2
maupun jangka pendek unuk mencapai tujuan financial dan
kepuasan customer. Dalam proses bisnis internal juga perlu
identifikasi berbagai roses internal penting yang harus dikuasai
dengan baik oleh organisasi. Ukuran proses bisnis internal
berfokus pada progres yang akan berdampak besar pada kepuasan
pelanggan.
Indikator :
Biaya
Efisiensi
Kecepatan
Produktivitas
Penggunaan teknologi komunikasi
Mutu
4) Learning and growth perspective (perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan )
Aspek pertumbuhan dan pembelajaran yang oleh Kaplan dan
Norton (1996) dijadikan salah satu unsur dalam mengukur kinerja
suatu perusahaan dimaksudkan untuk mendorong agar perusahaan
dapat menjadi organisasi pembelajar (learning organization)
sehingga mampu tumbuh kembang sesuai dengan perkembangan
lingkungan bisnis yang bergerak cepat secara dinamis.
Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan yang
ambisius dalam ketiga perspektif lainnya dapat terwujud. Kategori-
kategori yang terdapat dalam perspektif ini teridiri atas
kemampuan karyawan; kemampuan sistem informasi; dan
motivasi, pemberdayaan, serta kesesuaian dengan standard kinerja.
Ukuran intinya adalah produktivitas karyawan, yang diukur dari:
jumlah output tiap karyawan, tingkat kepuasan karyawan, tinggi
rendahnya pengakuan terhadap prestasi karyawan, tingkat
2
keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan,
kemudahan akses karyawan terhadap informasi yang menunjang
pekerjaannya, dan tingkat retensi atau penolakan karyawan, yang
diukur dari jumlah perputaran (turn over) staf atau karyawan
potensial.
Indikator :
Tingkat kemampuan
Motivasi kerja
Manajemen pengetahuan
Teknologi informasi
Tingkat kepuasan
c. Kegunaan Balanced Score Chard
Balanced scorecard digunakan untuk menejemahkan visi, misi
dan strategi perusahaan dengan menggunakan empat perspektif. Visi,
Misi dan Strategi digunakan untuk menentukan perencanaan kegiatan
perusahaan. Perencanaan digunakan untuk mematangkan tujuan yang
akan dicapai.
Pandey (2005) mengungkapkan alasan mengapa BSC digunakan
dalam organisasi BSC adalah alat komprehensif untuk memahami
pelanggan dan kebutuhannya, dan kesenjangan kinerja.
1) BSC menyiapkan logika untuk menciptakan modal intangible dan
inlektual dimana dengan pengukuran tradisional dalam sistem
kinerja sulit dilakukan.
2) BSC mampu mengartikulasi strategi pertumbuhanmenjadi
keandalan bisnis yang fokus kepada upaya-upaya non finansial.
3) BSC memampukan karyawan memahami strategi dan kaitan
sasaran ke dalam operasi perusahaan hari ke hari.
4) BSC memfasilitasi umpan balik riveau kinerja dari waktu ke
waktu.
2
Gambar 1. Balance Scorecard
2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemimpin dalam keperawatan merupakan seseorang yang dapat
mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa
asuhan keperawatan. Melalui kepemimpinan yang efektif setiap perawat
hendaknya memberikan kontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam
organisasinya untuk pencapaian tujuan, agar perawat mempunyai keterampilan
kepemimpinan diperlukan pemahaman tentang teori, gaya dan cara bagaimana
seorang dapat berperan sebagai pemimpin yang efektif.
B. Saran
1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin keperawatan dalam
melaksanakan perannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan
yang baik.
2. Dalam suatu manajemen pendidikan hendaknya para pernimpin memahami
keadaan atau kemampuan yang dimiliki Oleh para bawahannya, dan dalam
pembagian pemberian tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Perlunya seorang pernimpin yang dapat memahami dan mengaplikasikan
konsep etika dalam melaksanakan proses manajemen.
2
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Robert S., dan David P. Norton. Balanced Scorecard. Penerapan Strategi
Manajemen Aksi'Penerjemah. Peter R. Yosi Pasla. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2000.
Marquis And Huston. 2009. Leadership Rofes Nursing: Theory 6th Edition,
Lippincott William& Wilkins
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12708/mengenal-kepemimpinan-
dan-model-kepemimpinan diakses pada 24 Oktober 2022
https://www.studiilmu.com/blogs/details/pengertia-fungsi-kepemimpinan-dan-15-
fungsi-kepemimpinan diakses pada 24 Oktober 2022