*Email : riaramadaniwp19@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Meningkatnya prevalensi obesitas pada anak terus menjadi perhatian utama
kesehatan masyarakat secara global. Pada tahun 2015 sebanyak 107,7 juta anak mengalami
obesitas, dengan prevalensi keseluruhan sebesar 5%. Obesitas meningkat dua kali lipat di 73
negara sejak 1980. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh kualitas
tidur terhadap obesitas pada usia anak.
Metode : Tulisan ini merupakan literature review dari artikel penelitian yang dilakukan dengan
membuat ringkasan dan analisis dari artikel terkait. Metode pencarian menggunakan tiga
database elektronik, yaity Science Direct, Willey, dan Pubmed dengan kata kunci sleep quality,
sleep duration, obesity, children. Kriteria inklusi pada penulisan yaitu artikel berbahasa Inggris
gratis selama 5 tahun terakhir, artikel dengan penelitian kuantitatif, artikel berupa full text,
artikel terkait yang relevan dan artikel asli.
Hasil : Untuk menilai obesitas dilakukan dengan pengukuran antropometri yaitu menghitung
berat badan dan tinggi badan dengan rumus (BB/TB 2). Untuk penilaian kualitas tidur pada anak
dilakukan dengan penilaian kuesioner yang terdiri dari penilaian durasi, kualitas, efisiensi dan
waktu tidur pada anak.
Kesimpulan : Penilaian kualitas tidur pada anak yang terdiri dari penilaian durasi, kualitas,
efisiensi dan waktu tidur memiliki hubungan yang signifikan terhadap kelebihan berat badan atau
obesitas pada anak.
Kata kunci : Sleep Quality, Sleep Duration, Obesity, Children
PENDAHULUAN
Meningkatnya prevalensi obesitas pada anak terus menjadi perhatian utama kesehatan
masyarakat secara global (Mosha et al., 2021). Pada tahun 2015 sebanyak 107,7 juta anak
mengalami obesitas, dengan prevalensi keseluruhan sebesar 5%. Obesitas meningkat dua kali
lipat di 73 negara sejak 1980(Machado-Rodrigues et al., 2018). Telah diketahui dengan baik
bahwa tidur mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan, pertumbuhan dan perkembangan
anak-anak. Selain hubungan yang diakui secara luas antara perilaku kesehatan seperti
kualitas diet yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik pada obesitas pada masa anak - anak,
telah diusulkan bahwa tidur yang cukup juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan
energi dan status berat badan yang sehat. Ketika obesitas berlanjut hingga dewasa dapat
mengakibatkan beberapa penyakit serius, termasuk sindrom metabolik dan gejala
kardiovaskular, seperti peningkatan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, stroke dan penyakit
jantung koroner (Guo et al., 2021). Kurang tidur menciptakan defisit energi, yang
menyebabkan pengurangan energi untuk aktivitas fisik serta mengubah regulasi hormon
seperti leptin dan ghrelin, yang memengaruhi rasa kenyang dan metabolisme lemak
(Morrissey et al., 2022).
Kurang tidur telah menjadi hal yang umum di masyarakat modern, dan menjadi
perhatian utama para ahli kesehatan karena anak-anak mengalami kurang tidur dibandingkan
anak-anak dahulu (St-Onge, 2013). Faktor lingkungan yang menjelaskan terjadinya obesitas
yaitu pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan berkurangnya aktivitas fisik yang dilakukan anak (Wu et al., 2015). Beberapa
penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidur diperkirakan merupakan temuan baru mengenai
faktor yang dapat dimodifikasi yang berkontribusi terhadap kenaikan berat badan di usia muda
yaitu pada usia anak. Kurang tidur akan mengubah kadar hormon seperti leptin dan ghrelin,
yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan memfasilitasi obesitas (Guo et al.,
2021). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ataupun pengaruh kualitas tidur
terhadap obesitas pada usia anak.
METODE
Tulisan ini merupakan literature review dari artikel penelitian yang dilakukan dengan
membuat ringkasan dan analisis dari artikel terkait. Metode pencarian menggunakan tiga
database elektronik, yaity Science Direct, Willey, dan Pubmed dengan kata kunci sleep quality,
sleep duration, obesity, children. Temuan ini dipublikasikan menggunakan protokol PRISMA
(Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis), yang dipilih berdasarkan
kriteria inklusi. Pencarian artikel dilakukan pada bulan November dan Desember 2021. Strategi
yang digunakan untuk mencari artikel dari jurnal ini adalah dengan menggunakan PICO.
Gambar 1 merupakan gambar diagram PRISMA yang akan memberikan penjelasan secara detail.
Kriteria inklusi dalam penelusuran literature adalah : artikel berbahasa Inggris gratis selama 5
tahun terakhir (2018-2022), artikel dengan penelitian kuantitatif, artikel berupa full text, artikel
terkait yang relevan dan rtikel asli. Sedangkan kriteria eksklusi adalah artikel tidak memiliki
struktur yang lengkap, artikel berbentuk systematic/literature review dan artikel dengan
penelitian kulitatif.
Kata Kunci :
Sleep quality, sleep duration, obesity, children
Identifikasi
= 4)
Tidak ada pengukuran durasi
tidur
Tidak ada penilaian BMI
Tidak terdapat laporan
penilaian hubungan kualitas
tidur dan obesitas
Termasuk
Hasil penelitian pada Sembilan artikel didapatkan rata-rata usia anak yang menjadi
responden yaitu 6-17 tahun. Pada artikel dijelaskan untuk menilai obesitas dilakukan dengan
pengukuran antropometri yaitu menghitung berat badan dan tinggi badan dengan rumus
(BB/TB2). Untuk penilaian kualitas tidur pada anak dilakukan dengan penilaian kuesioner.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Liwang Gao menunjukkan terdapat hubungan
berbentuk U antara durasi tidur anak dan status obesitas. pada penelitian yang dilakukan
Morrissey menunjukkan bahwa anak yang memiliki satu masalah dimensi tidur saja tidak secara
signifikan meningkatkan risiko kelebihan berat badan atau obesitas. Namun, memiliki dua atau
empat atau lebih masalah dimensi tidur menyebabkan peningkatan risiko kelebihan berat
badan/obesitas. Hasil penelitian yang serupa ditemukan pada penelitian yang dilakukan Hanna
Skjåkødegård menunjukkan waktu tidur yang lebih lama berhubungan dengan perilaku
obesogenik pada anak-anak dan ini merupakan faktor resiko obesitas pada anak. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan Machado-Rodrigues menunjukkan durasi tidur yang lebih pendek
dan lebih lama dari yang direkomendasikan berhubungan positif dengan risiko obesitas pada
anak laki-laki yang artinya durasi tidur berhubungan dengan obesitas pada anak laki-laki.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Theodosia Adom menunjukkan beberapa korelasi
seperti menghadiri sekolah swasta, durasi tidur yang pendek, tingkat menonton televisi yang
tinggi, dan transportasi bermotor dikaitkan dengan kelebihan berat badan dan obesitas di
kalangan anak sekolah di perkotaan Ghana.
Penelitian yang dilakukan Muqing Cao menunjukkan untuk anak perempuan berusia 6-
10 tahun, tidur 7-9 jam meningkatkan risiko kelebihan berat badan dibandingkan dengan tidur
lebih dari 9 jam. Hasil penelitian serupa didapatkan oleh Ban Danial bahwa Z-Score BMI anak
meningkat sebesar 0,09 unit dengan durasi tidur yang lebih pendek setiap jam, menunjukkan
bahwa durasi tidur yang pendek dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas
pada anak-anak.Hasil penelitan serupa juga ditemukan oleh Huan Chen bahwa durasi tidur yang
singkat meningkatkan risiko kelebihan berat badan/obesitas pada anak-anak dan remaja di China,
Hubungan ini signifikan untuk anak perempuan dan anak usia 8-13 tahun. Pada penelitian yang
dilakukan Jing Fan menunjukkan semakin pendek durasi tidur, semakin tinggi risiko kelebihan
berat badan dan obesitas pada anak. Meningkatkan durasi tidur akan berdampak positif pada
penurunan tingkat kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak Cina.
Kriteria
sampel :
Kriteria
inklusi :
Kriteria
eksklusi :
Selama masa
tindak lanjut,
sebanyak
4215 anak
masih
kekurangan
informasi
(missing data
atau
unreached
selama survei
lanjutan)
PEMBAHASAN
Penelitian menunjukkan bahwa durasi tidur yang pendek (7–8 dan 6–7 jam per malam
untuk anak usia 6–13 tahun dan remaja usia 14–17 tahun) meningkatkan kemungkinan kelebihan
berat badan/obesitas pada anak dan remaja dibandingkan dengan durasi tidur yang
direkomendasikan. (9–11 jam dan 8–10 jam per malam untuk anak usia 6–13 tahun dan remaja
berusia 14–17 tahun). Tidur dapat memengaruhi kadar hormon, seperti penurunan leptin dan
peningkatan ghrelin. Perubahan kadar hormon dapat meningkatkan nafsu makan, sehingga
menyebabkan peningkatan berat badan dan kelebihan berat badan/obesitas.(Thomas et al., 2000)
Kedua, bukti epidemiologis menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan,
yang terkait dengan pengurangan partisipasi anak dan terjadi peningkatan waktu untuk tidak
bergerak atau tidak melakukan aktivitas (Novak & Levine, 2007).
Selain itu, kurang tidur dapat meningkatkan asupan makanan karena jam bangun
tambahan yang tersedia untuk makan (Franckle et al., 2015). Penurunan konsumsi energi dan
peningkatan asupan energi mendorong penambahan berat badan di kalangan anak-anak dan
remaja. Ketiga, mengurangi tidur dapat mengurangi tingkat metabolisme basal (Chen et al.,
2022). Dengan demikian, kelebihan kalori dapat dengan mudah diubah menjadi penumpukan
lemak dalam tubuh setelah makan, yang juga menambah berat badan bagi anak-anak dan remaja.
Kedua temuan tersebut menegaskan bahwa penyumbang utama status berat badan di antara
peserta dalam penelitian ini adalah durasi tidur yang singkat daripada kualitas tidur.
Kelelahan akibat kurang tidur adalah faktor tambahan yang menyebabkan peningkatan
perilaku sedentari, berkurangnya aktivitas fisik, dan berkurangnya pengeluaran energi.
Penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan pada anak-anak dan remaja menyebabkan
kebiasaan tidur yang buruk dan gangguan pada tidur normal, termasuk penurunan kualitas tidur
dan penghambatan sekresi melatonin (Guo et al., 2021).
Penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan obesitas
pada anak dan remaja. Anak yang mempunyai kualitas buruk lebih berisiko mengakibatkan
obesitas daripada anak yang mempunyai kualitas tidur baik. Anak yang mempunyai kualitas
tidur yang buruk akan mengakibatkan perasaan kelelahan pada saat bangun tidur. Kelelahan ini
dapat menyebabkan penurunan aktivitas fisik dan terjadi peningkatan menonton televisi serta
berkurangnya partisipasi dalam olah raga yang terorganisir (Bawazeer et al., 2009). Menonton
televisi dapat meningkatkan asupan energi, terutama ngemil makanan tinggi energi pada saat
menonton televisi. Hasil review menunjukkan bahwa sedentary lifestyle berupa menonton TV
dan screen based yang tinggi memiliki hubungan terbalik dengan asupan buah dan sayur serta
memiliki hubungan positif dengan asupan snack, konsumsi fast-food, dan makanan yang
digoreng dengan densitas energi tinggi sehingga berkontribusi terhadap terjadinya obesitas
(Pearson & Biddle, 2011). Penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang mempunyai kualitas
tidur yang buruk dapat menyebabkan perilaku sedentari yang tinggi, seperti menonton televisi,
bermain komputer, laptop, atau tablet.
KESIMPULAN
Penilaian kualitas tidur pada anak yang terdiri dari penilaian durasi, kualitas, efisiensi dan waktu
tidur memiliki hubungan yang signifikan terhadap kelebihan berat badan atau obesitas pada
anak. Adapun beberapa factor yang menyebabkan kualitas tidur yang kurang pada anak yaitu
mengerjakan pekerjaan rumah, menonton TV, dan bermain game di laptop atau tablet.
REFERENSI
Bawazeer, N. M., Al-daghri, N. M., Valsamakis, G., & Al-rubeaan, K. A. (2009). Sleep Duration
and Quality Associated With Obesity Among Arab Children. Obesity, 17(12), 2251–2253.
https://doi.org/10.1038/oby.2009.169
Cao, M., Zhu, Y., Li, X., Chen, Y., Ma, J., & Jing, J. (2018). Gender-dependent association
between sleep duration and overweight incidence in CHINESE school children: A national
follow-up study. BMC Public Health, 18(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12889-018-5470-
1
Chen, H., Wang, L. J., Xin, F., Liang, G., & Chen, Y. (2022). Associations between sleep
duration, sleep quality, and weight status in Chinese children and adolescents. BMC Public
Health, 22(1). https://doi.org/10.1186/s12889-022-13534-w
Danial, B., Faresjö, T., Fredriksson, M., & Ludvigsson, J. (2022). Childhood sleep and obesity
risk: A prospective cohort study of 10 000 Swedish children. Pediatric Obesity, March, 1–
8. https://doi.org/10.1111/ijpo.12983
Fan, J., Ding, C., Gong, W., Liu, A., Yuan, F., Zhang, Y., Feng, G., & Song, C. (2020).
Association of sleep duration and overweight/obesity among children in China.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(6).
https://doi.org/10.3390/ijerph17061962
Franckle, R. L., Falbe, J., Gortmaker, S., Ganter, C., Taveras, E. M., Land, T., & Davison, K. K.
(2015). Insufficient Sleep Among Elementary and Middle School Students is Linked With
Elevated Soda Consumption and Other Unhealthy Dietary Behaviors. Preventive Medicine,
74, 36–41. https://doi.org/10.1016/j.ypmed.2015.02.007
Gao, L., Wu, Y., Zhu, J., Wang, W., & Wang, Y. (2022). Associations of sleep duration with
childhood obesity: findings from a national cohort study in China. Global Health Journal,
6(3), 149–155. https://doi.org/10.1016/j.glohj.2022.07.006
Guo, Y., Miller, M. A., & Cappuccio, F. P. (2021). Short duration of sleep and incidence of
overweight or obesity in Chinese children and adolescents: A systematic review and meta-
analysis of prospective studies. Nutrition, Metabolism and Cardiovascular Diseases, 31(2),
363–371. https://doi.org/10.1016/j.numecd.2020.11.001
Machado-Rodrigues, A. M., Fernandes, R., Gama, A., Mourão, I., Nogueira, H., Rosado-
Marques, V., & Padez, C. (2018). The association of irregular sleep habits with the risk of
being overweight/obese in a sample of Portuguese children aged 6–9 years. American
Journal of Human Biology, 30(4), 1–7. https://doi.org/10.1002/ajhb.23126
Morrissey, B., Orellana, L., Allender, S., & Strugnell, C. (2022). The Sleep-Obesity Nexus:
Assessment of Multiple Sleep Dimensions and Weight Status Among Victorian Primary
School Children. Nature and Science of Sleep, 14(March), 581–591.
https://doi.org/10.2147/NSS.S352357
Mosha, M. V., Msuya, S. E., Kasagama, E., Ayieko, P., Todd, J., & Filteau, S. (2021).
Prevalence and correlates of overweight and obesity among primary school children in
Kilimanjaro, Tanzania. PLoS ONE, 16(4 April), 1–11.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0249595
Novak, C. M., & Levine, J. A. (2007). Central Neural and Endocrine Mechanisms of Non-
Exercise Activity Thermogenesis and Their Potential Impact on Obesity
Neuroendocrinology. 2(29), 923–940. https://doi.org/10.1111/j.1365-2826.2007.01606.x
Pearson, N., & Biddle, S. J. H. (2011). Sedentary Behavior and Dietary Intake in Children,
Adolescents, and Adults. American Journal of Preventive Medicin, 41(2), 178–188.
https://doi.org/10.1016/j.amepre.2011.05.002
Skjåkødegård, H. F., Danielsen, Y. S., Frisk, B., Hystad, S. W., Roelants, M., Pallesen, S.,
Conlon, R. P. K., Wilfley, D. E., & Juliusson, P. B. (2021). Beyond sleep duration: Sleep
timing as a risk factor for childhood obesity. Pediatric Obesity, 16(1), 1–11.
https://doi.org/10.1111/ijpo.12698
St-Onge, M. (2013). The Role of Sleep Duration in The Regulation of Energy Balance: Effects
on Energy Intakes and Expenditure. Journal of Clinical Sleep Medicine, 1(9), 73–80.
Thomas, M., Sing, H., Belenky, G., Holcomb, H., Mayberg, H., Dannals, R., Wagner, H.,
Thorne, D., Popp, K., & Redmond, D. (2000). Neural Basis of Alertness and Cognitive
Performance Impairments During Sleepiness. I. Efects of 24 H of Sleep Deprivation on
Waking Human Regional Brain Activity. https://doi.org/https://doi.org/10.1046/j.1365-
2869.2000.00225.x
Wu, J., Wu, H., Wang, J., Guo, L., Deng, X., & Lu, C. (2015). Associations Between Sleep
Duration and Overweight/Obesity: Results from 66,817 Chinese Adolescents. PMCID.
https://doi.org/10.1038/srep16686.