OLEH
KELOMPOK MANAJEMEN KEPERAWATAN
Penulis
(Peminatan Manajemen)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan......................................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah sistem informasi mencakup peninjauan kembali pada bagaimana
perangkat keras mengalami evolusi dan bagaimana penerapannya dari waktu ke waktu
dalam kurun waktu setengah abad sejak komputer digital ada untuk tujuan umum
pertama kali dipasang di sebuah organisasi bisnis, perangkat keras telah menggali
berkali-kali kecepatan dan kapasitas yang juga disertai dengan pengurangan ukuran
secara dramatis. (Hartono, B, 2013).
Sistem informasi manajemen berhubungan dengan informasi, tetapi informasi
adalah sebuah istilah dalam pemakaian secara umum. Informasi dapat mengenai data
mentah,data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya.
(Hartono, B, 2013).
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Suatu
sistem yang kurang mendapatkan informasi ini sangat penting di dalam suatu
organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh,
kerdil, dan akhirnya mati. Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi
informasi atau tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi
penerimanya.(Winarno, W, 2016).
Teori informasi lebih tepat disebut teori matematis, komunikasi yang juga
memberikan beberapa pandangan yang berguna bagi sistem informasi manajemen,
yang konsep usia menunjukan interval informasi. (Sutabri, T, 2015).
Bagaimana wujudnya suatu sistem informasi manajemen, apa saja yang
merupakan unsur-unsurnya, apa yang merupakan unsur-unsurnya, apa yang
merupakan struktur konseptual, apa yang merupakan struktur fisiknya. (Winarno, W,
2016).
Pada umumnya apabila orang membahas sistem informasi manajemen, yang
tergambar adalah suatu sistem yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data
yang akan dimanfaatkan oleh suatu organisasi. Secara harfiah, sekali lagi
diungkapkan, sistem informasi manajemen adalah sebuah bentuk sistem informasi
yang ditujukan untuk melayani para manajer. Sebenarnya Sistem informasi
1
manajemen tersebut terfokus pada alat bantu untuk mempercepat para manajer
memperoleh informasi. (Sutabri, T, 2015).
Banyak sumber menjelaskan pengertian sistem informasi manajemen, namun
pada umumnya arti dari sistem informasi manajemen menggambarkan bahwa
mengandung dua konotasi, yaitu benda atau entitas, dan proses metode. Menurut
Schrode dan Voich (1974) dalam bukunya yang berjudul Organization and
Management: Basic System Concept misalnya, menyatakan bahwa sistem adalah
“Whole Compounded of several parts” yang berarti suatu kesatuan yang tersusun dari
sejumlah elemen. (Sutabri, T, 2015).
Sistem informasi berbasis manajemen internet yang diterapkan pada pasien anak
tidak dapat dilepaskan dari pengembangan system komunikasi data dan jaringan
(network).Karena merupakan sistem yang terbuka, sistem informasi manajemen
berbasis manajemen semakin berkembang dan tumbuh menjadi besarnya perusahaan
juga berdampak cukup bermakna bagi sistem informasi manajemennya. Komunikasi
berbasis internet adalah proses pengembangan dari konsep jaringan, khususnya
jaringan bercakupan lokal yang dimiliki atau diselenggarakan oleh sebuah perusahaan
atau institusi.(Winarno, W, 2016).
B. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana Aplikasi Sistem Informasi Berbasis internet Yang
Terapkan Pada Manajemen Keperawatan Di Sebuah Istitusi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda dengan yang lain. Tetapi
dapat bekerja sama. Komponen sistem informasi sangat tergantung kepada proses
yang terjadi di masing-masing perusahaan, komponen yang paling utama adalah
teknologi yang digunakan untuk mengirim data dari satu tempat atau alat ke tempat
yang lain.
4
Sedangkan dalam buku internet Journalism karya Hall memperkuat
keberadaan media internet sebagai penguat sumber informasi, yaitu : “Abad sekitar
cetak, telah dibuat usang oleh media baru dan semakin tidak relevan dengan
kehidupan banyak pembaca. Ada beberapa saran bahkan surat kabar dan majalah
dapat benar-benar digantikan oleh penyampaian informasi berbasis internet sistem”.
Dengan penjelasan diatas banyak bermunculan media baru untuk pemenuhan
informasi bukan hanya surat kabar dan majalah namun melalui sebuh media internet
sebagai saluranya untuk menyampaikan pesan kepada komunikasi untuk mencapai
tujuan tertentu berbasis internet.
Penerapan sistem informasi berbasis internet sangat menarik untuk
diperhatikan bahwa teknologi dan arsitektur internet dapat pula diterapkan untuk
kepentingan internet suatu organisasi atau perusahaan. Kemudahan informasi dan
pertukaran pesan di antara para pengguna internet mengakibatkan makin banyak
orang menerapkannya di dalam organisasi atau perusahaan, apalagi dengan jaringan
internet yang tidak tergantung pada platform. (Siagan S, 2016).
5
D. Keunggulan Sistem informasi Berbasis Internet
Sistem informasi berbasis internet mempunyai keunggulan yang berdeda dengan
media lainya, seperti yang dikemukakan Lister dalam bukunya yang berjudul New
Media: A critical Introduction menjelaskan bahwa :
1. New pengalaman tekstual : jenis baru genre dan bentuk tekstual, hiburan,
kesenangan dan pola konsumsi media (game computer, simulasi, efek khusus
bioskop).
2. Cara-cara baru untuk mewakili dunia : media yang, dengan cara–cara yang tidak
selalu jelas didefinisikan, menawarkan kemungkinan representasional baru dan
pengalaman (lingkungan virtual immersive, layar berbasis multimedia interaktif).
3. Hubungan baru antara subjek (pengguna dan konsumen) dan teknologi media :
perubahan dalam pengunaan dan penerimaan gambar media komunikasi dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam arti yang diinvestasikan dalam teknologi media.
4. Pengalaman baru tentang hubungan antara perwujudan, identitas dan komunikasi
bergeser dalam pengaalaman pribadi dan sosial dari waktu, ruang dan tempat (di
kedua skala lokal dan global) yang berimplikasi pada cara dimana mengalami diri
dan tempat kita didunia.
5. Konsep baru hubungan tubuh biologis kepada media teknologi : tantangan untuk
berbeda yang diterima antara manusia dan buatan alam dan teknologi, tubuh dan
media sebagai proteksis teknologi, nyata juga virtual.
6. Pola-pola baru organisasi dan produksi : menyusun kembali dan integrasi yang
lebih luas dalam budaya media, industry, ekonomi, akses, kepemilikan, kontrol
dan regulasi.
Menurut Winarno, Wahyu (2016), ada beberapa keuungulan dari sistem informasi
berbasis internet, diantaranya adalah:
1. Antar pemakainya bisa saling berkirim surat secara elektronik. Sehingga tidak
hanya berfungsi seperti surat, tetapi juga dapat digunakan untuk bertukar
program.
2. Pemakaian internet dapat membuka homepage atau website, atau sering disebut
situs. Situs adalah tampilan di internet yang dibuat perusahaan, organisasi,
instansi, atau perorangan. Di dalam situs dapat ditampilkan berbagai informasi,
6
baik tulisan, gambar, maupun suara pemakaian atau pengunjung juga dapat
mengambil file.
3. Pemakaian internet dapat saling berkomunikasi secara langsung, baik dengan
tulisan, suara, ataupun gambar. Saat ini yang paling memungkinkan adalah
komunikasi menggunakan tulisan. Satu pemakai mengirim tulisan ke pemakai lain
yang langsung akan dibalas saat itu juga.
4. Pemakaian internet dapat melakukan transaksi jual beli atau lelang, pembayaran
yang praktis dilakukan dengan kartu kredit atau melalui transfer rekening.
5. Pemakai internet dapat mencari informasi yang diperlukan. Informasi dapat
peroleh melalui situs yang menyediakan layanan informasi maupun layanan
pencarian.
6. Pemakaian internet dapat mendengarkan radio, melihat siaran televisi, atau
melihat film yang diputar atas dasar pesanan. Sekarang ini banyak perusahaan
siaran radio dan televisi yang menyiarkan acara secara langsung melalui internet.
Penelitian mengenai sistem informasi berbasis internet dan sejenisnya sudah banyak
dikembangkan, beberapa diantaranya adalah perancangan aplikasi E-Commerce
systech computer Jambi (Astuti & Paryadi, 2013), perancangan aplikasi penjualan
sepatu lukis internet berbasis web menggunakan framework (Saputri dkk.,
2013),analisa dan perancangan sistem informasi dalam layanan penjualan berbasis
web pada mall puri indah (Jatmiko dkk., 2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kosasi, S(2014) Sistem informasi penjualan
berbasis web memiliki fitur navigasi yang memberikan kemudahan bagi pengunjung,
dalam hal ini baik konsumen ataupun pelanggan saat mengunjungi halaman situs web.
Memiliki kontribusi menyelesaikan persoalan untuk memberikan jaminan layanan
informasi yang lebih dekat kepada konsumen dan beralih ke proses digitisasi
penjualan. Menampilkan pesan-pesan tertentu dalam mengarahkan pengunjung, calon
pembeli dapat melakukan proses pemesanan barang secara internet e kapanpun dan
dimanapun serta mendapatkan informasi produk secara up to date.
Penelitian sebelumnya juga didukung oleh Utomo, Victor G & Adi Putra, T (2017)
7
Sistem Penilaian Kinerja Pegawai Berbasis Web memberikan kesempatan bagi
pegawai untuk menentukan kegiatannya sendiri, baik dalam sasaran maupun realisasi.
Atasan dapat melihat catatan kegiatan dari pegawai dan memberikan penilaian.Hal ini
sesuai dengan prinsip self- appraisal yang hendak dikembangkan di STMIK
PROVISI.Sistem yang dikembangkan juga memungkinkan pegawai untuk
menentukan kegiatannya sendiri sesuai dengan tugas dan kewajibannya.Atasan pun
menilai sesuai dengan kegiatan pegawai yang bervariasi dan tidak statis seperti
penilaian dengan menggunakan kuesioner.
Salah satu dampak posisitif dari penerapan sistem informasi beberasis internet adalah
makin lancarnya komunikasi dan koordinasi yang pada gilirannya mempermudah
keseluruhan upaya pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan.Penggunaan internet mempunyai daya tarik yang semakin kuat bagi
para penggunanya.(Siagan, S, 2016).
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa keunggulan dari media internet adalah
sebagai sarana komunikasi dengan pengalaman baru atau proses produksi yang
berbeda tentang hubungan komunikasi yang berbentuk virtual dengan berbasis
multimedia interaktif dengan perkembangan teknologi.
8
tindakan medis, laboratorium, radiology, dan sebagainya yang semuanya tercatat
secara elektronis pada database medical record.
Sistem yang mencatat semua aspek keuangan yang timbul dari kegiatan-
kegiatan yang terjadi pada modul Medical Information System, pencatatan hutang
piutang, invoice, pelunasan, inventory control (obat dan bahan-bahan medis), point-
of-sales, sampai dengan laporan-laporan keuangan seperti neraca, laba rugi, buku
besar, dan sebagainya. Victor G & Adi Putra, T (2017).
F. Keuntungan SIM-RS
a. Dapat memantau perkembangan Rumah Sakit secara akurat.
b. Dapat meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan kepada masyarakat secara
akurat.
c. Rumah Sakit tersebut dapat terpantau secara langsung oleh lembaga-lembaga
dari luar atau dalam Negeri secara akurat.
d. sehingga mempermudah akses bagi lembaga tersebut jika akan memberikan
informasi serta mempermudah akses jika ingin.
e. memberikan dana.
f. Dapat menyimpan data base Rumah Sakit mulai dari Pasien, Karyawan yang
terdiri dari Data Rumah Sakit.
g. administrasi,data Aset Rumah Sakit dan lain-lain.
h. Dapat mengangkat brand image Rumah Sakit tersebut secara tidak langsung
dengan memiliki fasilitas modern.
i. Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani
berkas rekam medis,Bagian Rekam Medis memang sub-bagian yang paling
direpotkan mulai dari coding,indexing,filling dan lain-lain.Sebagian Rumah
Sakit di Indonesia masih mengggunakan petugas Rekam Medis ataupun kurir
dalam mendistribusikan berkas-berkas ke masing-masingpelayanan.
j. Dapat mengurangi pemakaian kertas.Pemakaian kertas masih belum bisa
dihilangkan di Indonesia karena data medis sangat rentan dengan hukum dan
akan memporakporandakan perdagangan kertas di Indonesia. Dengan sistem
yang terkomputerisasi, pemakaian kertas yang bisa di pangkas.
9
10
BAB III
TELAAH JURNAL
A. JURNAL 1
Judul Artikel : Terapi perilaku kognitif berbasis internet untuk tekanan psikologis pada orang dewasa yang lebih tua tanpa gangguan
kognitif yang tinggal di panti jompo selama pandemi COVID-19: Studi kelayakan
Yuchen Ying,Yunxin Jisebuah,1, Fanqian Kongd,1, Qiqi Chenb,1, Yueer Lvb, Yanbin Housebuah, Lijie Zhu e,
Author Pingping Miaosebuah, Libo Yub, Laiyou Lib, Wei Kuangb, Lingli Jiangb, Xiaozhuo Zhub, Xiaozhuang Liub, Le Xuf,
Yuwei Mif, Zhongze Lousebuah,c,*, Liemin Ruansebuah,*
137 orang dewasa yang lebih tua,
P (Patient/Clinical I
untuk menguji efektivitas ICBT dalam pengobatan tekanan psikologis pada orang dewasa yang lebih tua tanpa
Problem)
gangguan kognitif yang tinggal di panti jompo di China selama pandemi COVID-19
ICBT yang dipandu dokter selama 5 minggu yang disampaikan melalui program mini WeChat. Program ini, yang
I (Intervention)
mengajarkan keterampilan CBT praktis dan terdiri dari 5 pelajaran dengan
C (Comparasion) Peserta diinstruksikan untuk membaca pelajaran dalam waktu lima minggu sesuai dengan jadwal pengobatan yang
sama. Penting bahwa pelajaran dirilis secara berurutan berdasarkan penyelesaian pelajaran sebelumnya dalam waktu
lima minggu. Tanpa menyelesaikan pelajaran sebelumnya, para peserta tidak dapat mengakses pelajaran selama
beberapa minggu ke depan. Kisah kasus yang sesuai dengan pelajaran didasarkan pada kasus nyata pasien Tiongkok
yang telah menjalani CBT dan pulih dari kecemasan dan depresi. Selain lima pelajaran,Stasiun Psikologi yang
Sehat(1) memfasilitasi komunikasi online dengan salah satu dokter yang menjawab pertanyaan peserta tentang
pengobatan, memberikan bantuan teknis atas permintaan, dan mendorong mereka untuk menggunakan program ini.
Semua dokter dilatih untuk menyediakan komunikasi online sebelum dimulainya penelitian, dan semua kontak klinis
11
dengan peserta dicatat sebagai total waktu psikolog klinis; (2) memberikan ringkasan dari setiap pelajaran, bersama
dengan pekerjaan rumah, untuk memastikan peserta menerapkan keterampilan yang diajarkan dalam pelajaran itu; (3)
mengatur pengingat WeChat otomatis untuk mendorong kepatuhan terhadap jadwal dan memperkuat kemajuan; dan
(4) dibuat tersedia sumber daya program mini WeChat tambahan tentang keterampilan yang tidak dijelaskan dalam
pelajaran, termasuk keterampilan komunikasi, pelatihan kognitif, dan kebersihan tidur. 2.4. Pengukuran 2.4.1. Ukuran
hasil utama 2.4.1.1. Kuesioner Kesehatan Pasien-9 Butir.Kami menggunakan PHQ-9 versi Cina untuk menilai gejala
depresi pada orang dewasa yang lebih tua. PHQ-9 adalah ukuran 9 item untuk menilai keberadaan dan tingkat
keparahan gejala depresi, yang didasarkan pada kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-4th
edition (DSM-IV) untuk gangguan depresi mayor (Kroenke dkk., 2001). Ini telah banyak digunakan di Cina, dan
penelitian telah menunjukkan keandalan dan validitas yang baik dari versi Cina (Wang dkk., 2014). Cronbach adalah
0,91 dalam penelitian ini. Selanjutnya, adanya gejala depresi didefinisikan sebagai skor total≥ 5 poin dalam PHQ-9,
menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan selama pandemi COVID-19 (Liu dkk., 2020;Ying dkk., 2020). 2.4.1.2.
Gangguan Kecemasan Umum 7-Item.Kami menggunakan GAD-7 versi Cina untuk menilai gejala kecemasan pada
orang dewasa yang lebih tua. GAD-7 adalah ukuran tujuh item untuk menilai keberadaan dan keparahan gejala
kecemasan umum dan didasarkan pada kriteria diagnostik
ICBT efektif dalam mengurangi tekanan psikologis pada orang dewasa yang lebih tua tanpa gangguan kognitif yang
O (Outcome) tinggal di panti jompo selama pandemi COVID-19. Sehingga dapat diterapkan dalam meningkatkan kesehatan mental
kelompok rentan ini selama masa pandemi
12
B. JURNAL 2
Judul Artikel : An internet-based intervention with brief nurse support to manage obesity in primary care (POWeR+): a pragmatic,
parallel-group, randomised controlled trial
Paul Little, Beth Stuart, FD Richard Hobbs, Jo Kelly, Emily R Smith, Katherine J Bradbury, Stephanie Hughes, Peter
Author WF Smith, Michael V Moore, Mike EJ Lean, Barrie M Margetts, Chris D Byrne, Simon Griffin, Mina Davoudianfar,
Julie Hooper, Guiqing Yao, Shihua Zhu, James Raftery, Lucy Yardley
Kami melakukan pragmatis, kelompok paralel, uji coba terkontrol secara acak ini di 56 praktik perawatan primer di
pusat dan Inggris selatan (sekitar Southampton dan Oxford). Hingga 100 pasien dari setiap praktik dipilih secara acak,
dengan menggunakan nomor yang dihasilkan komputer, dan diundang ke janji skrining. Pasien juga dapat dirujuk
secara oportunistik dari janji praktik rutin. Kami mendaftarkan individu berusia 18 tahun atau lebih dengan BMI 30
kg/m² atau lebih (atau 28 kg/m² dengan hipertensi, hiperkolesterolemia, atau diabetes) seperti yang diidentifikasi dari
catatan kesehatan elektronik rutin dokter umum (GP). Kami mengecualikan pasien dengan masalah kesehatan mental
P (Patient/Clinical I
yang parah (misalnya, psikosis; kesulitan menyelesaikan hasil), pasien yang terlalu sakit untuk mengambil bagian
Problem)
dalam penelitian seperti ini atau yang tidak dapat mengubah diet mereka (misalnya, individu dengan penyakit jantung,
paru-paru yang parah). , penyakit ginjal, usus, atau hati), pasien yang sedang hamil atau menyusui, pasien dengan
persepsi ketidakmampuan untuk berjalan 100 m (sulit melakukan aktivitas fisik), dan pasien dengan anggota rumah
tangga lain yang menggunakan atau tidak mengakses internet secara teratur. Penelitian ini disetujui oleh Komite
Layanan Etika Riset Nasional South Central—Southampton B (referensi 11/SC/0455). Semua peserta memberikan
persetujuan tertulis.
I (Intervention) Pasien diberi perincian tentang cara masuk dan mendaftar ke intervensi POWeR+, di mana individu disajikan dengan
kuesioner awal. Setelah menyelesaikan kuesioner, situs web secara otomatis menugaskan pasien (1:1:1), melalui
13
nomor acak yang dihasilkan komputer, ke salah satu dari tiga kelompok intervensi: saran diet berdasarkan bukti dan
tindak lanjut perawat 6 bulanan (kelompok kontrol); intervensi berbasis web dan dukungan perawat tatap muka
(kelompok POWeR+Tatap muka [POWeR+F]); atau intervensi berbasis web dan kontak dukungan jarak jauh dalam 6
bulan pertama (dipicu oleh penambahan berat badan (POWeR+Remote [grup POWeR+R]). penyelidik disamarkan
untuk alokasi kelompok pada titik pengacakan; penyembunyian peserta tidak mungkin dilakukan setelah pengacakan.
Pengukuran berat badan 12 bulan ditutup-tutupi bila memungkinkan.
Studi ini adalah salah satu dari sedikit untuk membandingkan intervensi manajemen berat badan sederhana
menggunakan staf perawatan primer untuk dukungan untuk mengelola obesitas. Penurunan berat badan yang penting
secara klinis (pengurangan 5%) dicapai oleh beberapa peserta dalam kelompok kontrol, dan penurunan berat badan
rata-rata secara kasar selama 12 bulan tidak secara signifikan lebih rendah pada kelompok intervensi berbasis web
C (Comparasion)
perilaku POWeR+. Namun, pada kelompok POWeR+, penurunan berat badan secara signifikan lebih banyak terjadi
selama 12 bulan, dan lebih banyak peserta mempertahankan penurunan berat badan yang penting secara klinis dan
merasa mampu untuk mengelola berat badan mereka. Hasil ini dicapai tanpa peningkatan biaya pelayanan kesehatan
meskipun dukungan jarak jauh perawat singkat.
Hasil kami menunjukkan bahwa penurunan berat badan yang penting secara klinis dimungkinkan dengan program
perilaku berbasis web yang berlangsung selama 6 bulan dikombinasikan dengan tindak lanjut jarak jauh singkat.
Pasien yang ditugaskan untuk intervensi berbasis web dan dukungan perawat tatap muka (POWeR+Tatap muka) atau
O (Outcome) dukungan perawat jarak jauh (POWeR+Remote) mencapai penurunan berat badan sekitar 1,5 kg lebih banyak
daripada mereka yang ditugaskan untuk kontrol kelompok (nasihat diet berdasarkan bukti dan tindak lanjut perawat 6
bulanan). Selanjutnya, 30% pasien dalam kelompok POWeR+ mempertahankan penurunan berat badan 5% selama 12
bulan, dengan lebih sedikit kegiatan penurunan berat badan lainnya dan tanpa peningkatan biaya layanan kesehatan.
14
C. JURNAL 3
Judul Artikel : Literasi kesehatan dan penggunaan internet di antara mahasiswa keperawatan sarjana di negara terbatas sumber daya
Author Kirubel Biruk Shiferawsebuah,*, Eden Abetu Meharib, Tewodros Eshetesebuah
P (Patient/Clinical I Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai penggunaan Internet dan keterampilan literasi eHealth di kalangan
Problem) mahasiswa keperawatan di Universitas Gondar, North West Ethiopia
Metode: Sebuah studi cross-sectional berbasis institusional. rancangan sampling acak bertingkat dengan teknik alokasi
proporsional dilakukan untuk memilih peserta studi Penelitian ini dilakukan dari 15 November hingga 28 Januari
2018. selama masa studi. Sampel untuk penelitian ini dihitung dengan menggunakan proporsi populasi tunggal
Instrumen dan analisa data menggunakan kuesioner terstruktur yang dikelola sendiri dirancang dan diuji sebelumnya
I (Intervention) setelah meninjau literatur yang relevan. Segmen pertama tentang informasi sosio-demografis peserta. Segmen kedua
terkait dengan penggunaan Internet, dan segmen ketiga berisi item untuk mengevaluasi keterampilan literasi eHealth
peserta. Setiap item di segmen ketiga dinilai pada skala Likert 1-5 (1 sangat tidak setuju dan 5 sangat setuju). Skala
Eheals digunakan sebagai alat ukur untuk keterampilan literasi eHealth. Setelah pengumpulan data dilakukan,
diperiksa, dibersihkan, dan dianalisis dengan menggunakan SPSS Versi 20.
Statistik deskriptif. Sebagian besar penelitian sebelumnya mengenai literasi eHealth telah dilakukan di negara maju,
C (Comparasion) dan perspektif mahasiswa keperawatan di lingkungan dengan sumber daya terbatas tidak didokumentasikan dengan
baik
O (Outcome) Dari total 236 peserta yang didekati, 229 peserta diikutsertakan dalam penelitian, karena lima siswa tidak dapat
mengikuti dan dua peserta lainnya memberikan tanggapan yang tidak lengkap. Dengan demikian, tingkat responsnya
adalah 97,3%. Usia rata-rata peserta adalah 20,66 tahun dan IPK kumulatif rata-rata adalah 3,07. Secara keseluruhan,
89,1% mahasiswa keperawatan melaporkan bahwa mereka memiliki akses ke Internet, di mana 60,7% peserta
15
menggunakannya setiap hari. Hanya 22,7% responden survei yang mengatakan bahwa mereka menggunakan Internet
untuk tujuan pendidikan, sementara sebagian besar pengguna (52,8%) menyatakan bahwa mereka menggunakan
Internet untuk media sosial dan chat room. Tingkat melek eHealth rata-rata adalah 25,23 dengan standar deviasi 7,29.
Hasil regresi linier menunjukkan bahwa 72,6% variasi literasi eHealth dijelaskan dengan R. Jenis kelamin, tahun
pendaftaran, dan tempat tinggal secara signifikan terkait dengan keterampilan literasi eHealth peserta (p<0,01).
16
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sistem informasi berbasis Manajemen (SIM) internet adalah metode pengolahan yang
mempunyai karakteristik tertentu, yaitu transaksi yang terjadi secara segera dan
langsung digunakan untuk memutahirkan file induk. Keunggulan metode informasi
berbasis internet adalah lebih efisien, data transaksi lebih mudah dikoreksi bila terjadi
kesalahan sebelum dilakukan proses pemutahiran file induk, dan program lebih
mudah dibuat. Sehingga keunggulan metode ini bisa menjadi acuan dalam media
penyimpanan magnetic disk sehingga data dapat dengan cepat dan mudah
ditampilkan.
Penerapan Sistem Informasi Manajemen yang diaplikasikan pada pasien anak tidak
lepas dari peranan teknologi dalam kesehatan terutama dalam memberikan mutu
pelayanan kessehatan.Seriring dengan perkembangan teknologi dan informasi sesakan
telah membuat standar baru yang harus dipenuhi.Hal tersebut membuat keperawatan
menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang
berbasis teknologi informasi.
B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa perguruan tinggi khusus nya keperawatan dapat
mempelajari mengenai sistem informasi manajemen dalam penerapanya pada pasien
anak sehingga dapat melakukan tindakan dan ilmu yang diterapkan sesusai dengan
teori yang telah dipelajari
17
DAFTAR PUSTAKA
Prosiding Seminar Nasional Informatika (SNIf) 2013 (pp. 348-352). Medan: STMIK Potensi
Utama Medan.Diakses tanggal 24 September 2019. Jam 17.00.
Hartono, Bambang (2013), Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta :
Rineka Cipta.
Jatmiko, N., Syahrial, H., & Minsni, H. (2010).Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi
Dalam Layanan Penjualan Berbasis Web Pada Mall Puri Indah.Seminar Aplikasi
Nasional Teknologi Informasi (SNATI)2010, (pp. B1-B6).Yogyakarta.Diakses tanggal 24
September 2019. Jam 17.40.
Kosasi, Sandi (2014) Pembuatan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Web Untuk
Memperluas Pangsa Pasar. 2014. Pontianak. Diakses tanggal 24 September 2019. Jam
17.40.
Mcleod, Raymond & Schell P, George (2018). Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10.
Jakarta : Salemba Empat.
Saputri, D. A., Falahah, & Tambunan, T. D. (2013). Aplikasi Penjualan Sepatu Lukisinternet
Berbasis Web Menggunakan Framework.Politeknik Telkom Bandung.
Siagian, Sondang (2016). Sistem Informasi Manjemen. Jakarta : Bumi Aksara.
Sutabri, Tata (2015). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi Offset.
Winarno, Wing W (2016). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta.
Meystre, S., Gouripeddi, R., Tieder, J., & Simmons, J. (n.d.).Enhancing Comparative
Effectiveness Research With Automated Pediatric Pneumonia Detection in a Multi-
Institutional Clinical Repository : A PHIS + Pilot Study Corresponding Author :19.
https://doi.org/10.2196/jmir.6887.
Butto, A., Rossano, J. W., Nandi, D., Ravishankar, C., Lin, K. Y., Connor, M. J. O., …
Shamszad, P. (2018). Elevated Troponin in the First 72 h of Hospitalization for Pediatric
Viral Myocarditis is Associated with ECMO : An Analysis of the PHIS + Database.
Pediatric Cardiology, 39(6), 1139–1143. https://doi.org/10.1007/s00246-018-1871-2.
Bolin, E. H., Tang, X., Lang, S. M., Daily, J. A., & Collins, R. T. (2018). Characteristics of
Non-postoperative Pediatric Pericardial Effusion : A Multicenter Retrospective Cohort
Study from the Pediatric Health Information System ( PHIS ). Pediatric Cardiology,
39(2), 347–353. https://doi.org/10.1007/s00246-017-1762-y.
Stephenabdg, R., Kronforstacd, K., Bohlingd, K., Vergheseadeg, G., & Schinasiadf, D. A.
(n.d.).Departments.XX(X), 1–5.
Chacour, M., & Shadmi, E. (2016).International Journal of Medical Informatics Health
information exchange and information gaps in referrals to a pediatric emergency
department.International Journal of Medical Informatics, 87, 68–74.
https://doi.org/10.1016/j.ijmedinf.2015.12.011 .
Lavery, A. M., Banwell, B. L., Liu, G., & Waldman, A. T. (2016). Hospital admission rates
for pediatric multiple sclerosis in the United States using the Pediatric Health Information
System ( PHIS ). Multiple Sclerosis and Related Disorders, 9, 5–10.
https://doi.org/10.1016/j.msard.2016.05.018.