Oleh :
Kelompok 6
Kelas : Manajemen A1
Dosen Pengampu :
Dra. A.A Sagung Kartika Dewi,MM
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan kuasa-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kepemimpinan Menjadi Pemimpin yang Efektif serta
Pemantauan dan Pengendalian”. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu
Dra. A.A. Sagung Kartika Dewi, M.M. selaku dosen Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah memberikan tugas ini yang
dimana dapat menambah wawasan serta meningkatkan hubungan kerja sama tim
yang baik diantara kami.
Penyusun,
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III PENUTUP ...........................................................................................24
Kesimpulan ........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2.4 Bagaimana pandangan kontingensi tentang kepemimpinan?
1.2.5 Bagaimana pandangan kontemporer tentang kepemimpinan?
1.2.6 Apa isu kepemimpinan pada abad 21?
1.2.7 Apa pengertian pengendalian?
1.2.8 Apa pentingnya pengendalian?
1.2.9 Apa saja jenis-jenis pengendalian?
1.2.10 Apa saja langkah-langkah dalam proses pengendalian?
1.2.11 Apa itu kualitas sistem pengendalian yang efektif?
1.2.12 Apa saja alat bantu pengendalian manajemen?
1.2.13 Apa saja teknik dan metode pengendalian?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan
4
kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun
emosional, bentuk fisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan,
antusiasme, berani dan sebagainya.
Pada awalnya penelitian-penelitian menganai sifat-sifat kepemimpinan
bermaksud untu :
1) Membandingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dengan
sifat-sifat yang menjadi pengikut (tidak menjadi pemimpin)
2) Mengidentifikasikan ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para
pemimpin efektif.
1) Kecerdasan
2) Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
3) Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
4) Sikap-Sikap Hubungan Manusiawi
7
Konsep dasar teori ini adalah bahwa strategi dan perilaku pemimpin
harus situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaan atau
ketidakdewasaan para pengikut.
Karisma merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktif antara pemimpin
dan para pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasa percaya diri, keyakinan yang
kuat, sikap tenang, kemampuan berbicara dan yang lebih penting adalah bahwa atribut-
atribut dan visi pemimpin tersebut relevan dengan kebutuhan para pengikut. Pemimpin
karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan
identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya. Para
pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan heroik yang luar biasa, ketika mengamati
perilaku pemimpinnya.
8
2. Kepemimpinan Transformasional
10
Fungsi Pengendalian atau controlling ini juga memastikan sumber-sumber daya organisasi
telah digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasinya.
Secara umum, pengendalian dapat diartikan sebagai proses untuk mengamati secara terus
menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun serta
mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan. Pengendalian juga berarti :
1) Memvalidasi kegiatan yang telah sesuai dengan rencana yang telah disiapkan,
instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
2) Proses memastikan bahwa semua yang dijalankan telah sesuai dengan apa yang
telah direncanakan.
3) Proses penentuan apa yang ingin dicapai, apa yang sedang dilakukan, menilai
pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Selain pengertian di atas, banyak ahli telah juga mengemukakan pendapatnya tentang apa
yang dimaksud dengan pengendalian (controlling), beberapa diantaranya adalah sebagai
berikut :
1) Sondang P. Siagian, berpendapat bahwa controlling adalah proses pengamatan dari
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan
yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
2) Hasbullah, berpendapat bahwa controlling adalah fungsi yang harus dilakukan oleh
manajer untuk memastikan bahwa anggota melakukan aktivitas yang akan
membawa organisasi ke arah tujuan yang ditetapkan.
3) Soegito, berpendapat bahwa controlling adalah suatu kegiatan yang meliputi
penentuan standar, supervisi dan mengukur pelaksanaan terhadap standar serta
memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai.
4) Robert J. Mocker, berpendapat bahwa controlling adalah suatu usaha sistematik
untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
11
5) George R. Terry, berpendapat bahwa controlling adalah mendeterminasi apa yang
telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu
menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
6) Glenn A. Welsch, Hilton, dan Gordon, berpendapat bahwa controlling adalah suatu
proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan
tercapainya tujuan organisasi.
7) Ursy dan Hammer, berpendapat bahwa controlling adalah usaha sistematik
perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja
dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan
yang penting.
12
Mengimplementasikan sistem pengendalian agaknya merupakan cara yang tepat
untuk memeriksa pengendalian tugas-tugas pekerja yang telah didelegasikan dari
atasan masing-masing. Namun demikian, manajer harus dapat menjaga
keseimbangan antara pengendalian dengan kebebasan pribadi dan pekerja supaya
tidak mematikan kreativitas.
13
terhadap proses yang sedang dikendalikan, memantau operasi, dan terlibat dalam
mengambil tindakan perbaikan apabilat erjadi penyimpangan dari rencana yang
telah ditetapkan. Sebaliknya, sistem pengendalian pencegahan adalah kebajikan dan
prosedur yang sebenarnya merupakan bagian dari proses tersebut. Pengendalian
pencegahan merupakan pengendalian internorganisasi.
14
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang
pemasukan dan pengelauaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengendalian
anggarannya.
3) Pengendalian produksi (Production control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang
dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4) Pengendalian waktu (Time control)
Pengendalian ini ditujukan kepada pengguna waktu, artinya apakah waktu untuk
mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5) Pengendalian teknis (Technical control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yangberhubungan
degan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6) Pengendalian kebijaksanaan (Policy control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan-
kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan.
7) Pengendalian penjualan (Sales control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apalah produksi atau jasa yang
dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.
8) Pengendalian inventaris (Inventory control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris perusahaan masih
ada semuanya atau ada yang hilang.
9) Pengendalian pemeliharaan (Maintenance control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris perusahaan
dan kantor dipelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang rusak apa
kerusakannya, apa masih dapat diperbaiki atau tidak.
1. Information Quality
Faktor kunci dalam efektivitas sistem pengendalian adalah kualitas informasi yang
diterimanya. Sistem pengendalian yang baik mendapatkan informasi yang akurat dan
terbaru. Informasi ini diperoleh dari titik di mana operasi menghasilkannya, seperti angka
penjualan berdasarkan faktur dan pengiriman berdasarkan slip. Hal ini memberikan waktu
manajemen untuk mengevaluasi masalah dan mengambil tindakan korektif, sehingga
informasi tersebut harus terbaru.
2. Planning
Informasi sistem pengendalian yang masih mentah, tidak akan bermanfaat bagi manajemen
kecuali jika terdapat perbandingan dengan tolak ukur dan target yang ditetapkan. Karena
itu, perlu integrasi yang kuat antara sistem pengendalian dengan proses perencanaan.
Apabila rencana strategis memerlukan tingkat kualitas tertentu yang ditentukan oleh hasil
pengujian, sistem pengendalian harus mampu melacak hasil tes tersebut. Pada kondisi ini,
fokus sistem pengendalian harus sesuai dengan fokus rencana strategis.
3. Flexibility
Sistem pengendalian yang efektif sangat fleksibel. Hal ini berarti bahwa system harus
memiliki keseluruhan kemampuan akuisisi data dan pemrosesan data yang manajemen
dapat sesuaikan dengan perubahan kondisi. Apabila data yang dikumpulkan dari satu
sumber tidak lagi mencerminkan situasi aktual, maka manajemen harus dapat
mengidentifikasi sumber data lain yang lebih baik dan mengadaptasi sistem untuk dapat
menyesuaikannya. Dalam kasus seperti itu, sistem harus dapat menerima proses bisnis baru
yang memungkinkan pengendalian manajemen di area aktivitas baru.
4. Objectivity
16
Manajer harus dapat membuat keputusan dan bertindak berdasarkan hasil sistem
pengendalian. Mereka dapat melakukannya dengan kredibel dan membuat keputusannya
diterima oleh organisasi, karena keputusan diambil berdasarkan data yang objektif dan
evaluasi. Untuk mencapai objektivitas seperti itu, sistem pengendalian harus transparan dan
mengukur parameter yang relevan dengan bisnis. Sistem pengendalian paling efektif yaitu
saat hasilnya dapat mengindikasi jenis tindakan korektif yang diperlukan.
5. Economics
Biaya sistem pengendalian harus dibandingkan dengan bisnis yang dikendalikan. Manfaat
yang diharapkan dan penghematan biaya yang dihasilkan dari implementasi dan
penggunaan sistem pengendalian harus sejalan dengan biaya pemasangan dan
pengoperasian sistem. Tujuan dari sistem ini adalah untuk mengurangi biaya tak terduga
dan mencapai tujuan kompetitif, disamping pertimbangan terhadap sistem pengendalian
yang terlalu mahal dan dapat meningkatkan biaya dan mengurangi daya saing.
17
peranan penting dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen perencanaan dan
pengendalian dengan efektif. MIS dapat didefinisikan sebagai suatu metoda formal
pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan
akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan keputusan dan
memungkinkan fungsi fungsi perencanaan, pengendalian dan operasional organisasi
dilaksanakan secara efektif. MIS adalah sistem pengadaan, pemrosesan, penyimpanan
dan penyebaran informasi yang direncanakan agar keputusan-keputusan manajemen
yang efektif dapat dibuat. Sistem menyediakan informasi waktu yang lalu, sekarang
dan yang akan datang serta kejadian-kejadian di dalam dan di luar organisasi.
MIS dirancang melalui beberapa tahap utama, yaitu :
Agar perancangan MIS berjalan efektif, manajemen perlu memperhatikan 5(lima) pedoman
berikut ini :
1) Mengikut sertakan pemakai (unsur) ke dalam tim perancang.
Melalui kegiatan pengamatan tersebut, staff pengawas tersebut akan tahu, apakah
proses yang diamati susuai prosedur atau tidak.
2) Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodic dengan
mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. Contohnya staff
pengawasan melakukan inspeksi terhadap barang yang diproduksi apakah sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Mulai dari ukuran, berat , dll. Dari inspeksi yang
dilakukan, perusahaan menjadi lebih tahu secara detail tentang barang yang
diproduksi.
3) Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi
yang dibutuhkan dengan cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan
relatif lebih cepat. Misalnya pegawai melaporkan kualitas barang yang dihasilkan
kepada atasannya secara lisan dan tertulis. Dari hasil laporan tersebut, atasannya
dapat memberikan perintah selanjutnya tentang bagaimana dan apa yang
semestinya dilakukan oleh pegawai tersebut.
4) Evaluasi pelaksanaan. Evaluasi merupakan suatu penilaian akhir dari suatu
kegiatan dan tindakan apa yang selanjutnya diambil. Misalnya dalam sebulan
perusahaan memperoleh keuntungan penjualan yang cukup banyak. Maka evaluasi
yang dilakukan adalah bagaimana cara mempertahankan hal tersebut serta cara
meningkatkannya.
5) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara
ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat
didiagnosis dan dipecahkan bersama. Misalnya seorang pegawai mengalami
masalah di bidang pemasaran. Agar solusinya terpecahkan, maka diskusi dengan
atasan atau manajer akan menjadi solusi yang baik.
2. Pengendalian Kuantitatif
3) Analisis break-even
20
seperti dalam peyiapan anggaran variabel. Analisa break-even menganalisa dan
menggabarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan pada volume
berapa (penjualan atau produksi) agar biaya total sama dengan penghasilan total
sehingga perusahaan tidak mengalami laba atau rugi. Contohnyaadalah perusahaan
ingin mengetahui bagaimana hubungan antara banyaknya penjualan dan
keuntungan yangdidapat.memlalui analisa breakeven,perusahandapat mengetahui
hubungan tersebut.
4) Analisis rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi
yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang
didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca
rugi-laba organisasi.
dikerjakan. Dari bagan manajer dapat melihat apakah suatu proyek sedang
dikerjakan, telah selesai, atau belum dikerjakan.
21
b. Program Evaluation and Reviw Technique (PERT)
22
STUDI KASUS PENGENDALIAN PADA PERUSAHAAN AGRIBISNIS PT CETRAL
BAHARI
Tidak hanya internal control, namun juga sudah ada external control dalam menghadapi
bentrok tersebut. Setelah masalah pro-kontra para petambak yang mengakibatkan menurunnya
produksi ini mereda, perusahaan mengadakan Repressive control atau pengendalian yang
dilakukan setelah terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, agar masalah yang sama tidak terjadi
lagi di masa yang akan datang. Langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
yaitu menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari tindakan perbaikannya,
memberikan penilaian terhadap pelaksananya, dalam hal ini para petambak, dan memberi sanksi
hukuman kepada mereka. Setelah analisis dilakukan, diketahui bahwa penyebab menurunnya
produksi tersebut adalah karena adanya hasutan yang dilakukan oleh forsil kepada par petambak
sehingga petambak tidak berani menybar bibit. Hasil analisis ini kemudian ditindak lanjuti oleh
pihak manajemen dengan melakukan internal controlling dengan formal controlling yang
dilakukan oleh atasan kepada para petambak.
Petambak yang akhirnya mulai memproduksi kembali tetap menjadi objek pengendalian
manajemen perusahaan. Pihak manajemen tetap melakukan pengendalian berkala selama proses
produksi berjalan. Jenis-jenis pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
meningkatkan produksi udang yaitu:
1. Pengendalian karyawan, ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan
petambak. Pengendalian berkala selalu dilakukan oleh pihak manajemen kepada para petambak
dalam seluruh proses produksi. Sejak tebar benih hingga proses pemanenan.
2. Pengendalian produksi, ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang
dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
3. Pengendalian waktu, ditujukan kepada penggunaan waktu, waktu selalu direncakanan sejak
waktu penebaran benih hingga waktu pemanenan.
4. Pengendalian teknis, ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelaksanaan.
23
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan
tugasnya. Menjadi seorang pemimpin yang efektif secara alami hanya memerlukan seseorang
untuk berhenti berusaha menjadi orang lain dan memiliki beberapa karataktersitik khusus. Teori
kepemimpinan ada beberapa macam, yaitu pendekatan Perilaku kepemimpinan, pendekatan
kesifatan dan pendekatan situasional.
Menurut pandangan kontingensi, kepemimpinan tidak berkaitan dengan membuat pemimpin
beradaptasi dengan suatu situasi, melainkan tujuannya adalah untuk mencocokkan gaya pemimpin
dengan situasi yang sesuai. Pandangan kontemporer mengenai kepemimpinan adalah
kepemimpinan umumnya menampilkan pemimpin sebagai sosok yang menggunakan kata-kata,
gagasan dan kehadiran fisik mereka untuk ‘memerintah pasukan’. Kepemimpinan pada abad ke
21 juga mengalami beberapa isu contohnya seperti mengembangkan rasa kepercayaan.
Pengendalian dapat diartikan sebagai fungsi manajemen untuk memastikan bahwa
kegiatan dalam organisasi dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Pengendalian sangat
penting dalam organisasi. Karena, upaya memaksimalkan efesiensi dan produktivitas organisasi
akan tercapai, apabila dilakukan dengan tetap mengevaluasi dan mengawasi kinerja karwayawan.
Terdapat beberapa klasifikasi pengendalian yang dapat ditinjau dari sistem pelaksanaannya
maupun waktu pelaksanaanya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Sumarni, Murti dan John Suprihanto. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan).
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Stephen p. Robbins dan Mary Coulter. Manajemen, Edisi 10, Jilid 2, Erlangga.
Ajepri, Feska. Kepemimpinan Efektif Dalam Manajemen Berbasis Sekolah, Lampung Tengah
https://media.neliti.com/media/publications/57118-ID-kepemimpinan-efektif-dalam-
manajemen-ber.pdf (diakses tanggal 4 Mei 2021)
Kho, Budi. 2018. Pengertian Pengendalian (Controlling) dan Empat Langkah Pengendalian
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pengendalian-controlling-empat-langkah-
pengendalian/ (diakses tanggal 4 Mei 2021)
25