Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN MENEJEMEN

Disusun Oleh:
Kelompok 5

YUNI NURFAJRINISA NPM. 2226040025.P


HASQINAH FELYANTI NPM. 2226040043.P
BIRLI ASNA VELLIA NPM. 2226040053.P
SEPTI ANGRAINI NPM. 2226040186.P
MASITA APRIANI NPM. 2226040055.P
RIRIN GUSPITASARI NPM. 2226040016.P
ISMA TRIYANA NPM. 2226040020.P

Kelas : B.5 Kebidanan

Dosen Pengampu : Suhita Tri Oklaini, M.Tr.Keb

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI
SAKTI
BENGKULU
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah
tentang Tenaga kesehatan.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari semua pihak. Ribuan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang terkait dalam pembuatan Makalah ini.
Saya berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik lintas
program maupun lintas sektoral dan saya memohon kritik, saran dan masukan
demi kesempumaan Makalah ini.

Bengkulu, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan.............................................................................................3
B. Manajemen...................................................................................................8
C. Hubungan Kepemimpinan Dan Manajemen..............................................11
D. Konsep Profesional Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Pengembangan
Profesional Berdasarkan Teori Kepemimpinan Dan Manajemen..............12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan dalam kebidanan sangatlah penting, namun untuk
menjadi pemimpin yang sesuai dengan profesi kebidanannya tidaklah mudah,
tentunya ada beberapa hambatan yang harus di atasi dalam rangka
memperbaiki kinerja bidan tersebut, dalam hal ini bidan harus bisa
berkomitmen agar dapat mengutamakan wanita yang berpusat tentang
perawatan.
Bidan telah memfasilitasi suatu budaya kerja yang mendukung dan
proaktif di mana setiap individu didorong untuk secara teratur menilai dan
memperbarui pengetahuan mereka untuk kepentingan praktik mereka sendiri
dan untuk melindungi keselamatan perempuan dan bayi dalam perawatan
mereka. Selanjutnya, bidan melaksanakan kegiatan kepemimpinan dalam
praktek seharihari. Termasuk memprioritaskan kebutuhan perawatan, bidan
memiliki kemampuan untuk menjadi agen perubahan dan mengembangkan
kepemimpinan mereka. Tergantung bagaimana bidan itu bisa menerapkan
konsep kepemimpinannya.
Semua bidan dapat meningkatkan keterampilannya melalui beberapa
pelatihan, keterbatasan individulah yang menentukan hal ini bisa efektif atau
tidak. Dan untuk mengembangkannya harus di dorong oleh kemauan dan
kesempatan untuk melakukannya. Bidan dapat mengatasi hambatan dan
memastikan profesi mereka dilengkapi dengan para pemimpin yang efektif,
memerlukan upaya kolaborasi. Namun para pemimpin harus mengakui bahwa
dalam profesi yang didominasi perempuan, karir pilihan dan peluang
pembangunan harus memfasilitasi kualitas bawaan biologis perempuan dan
prioritas individu akan berbeda.
Objek dari antropologi adalah manusia dal am masyarakat dim ana
meliputi suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan
antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam

1
bermasyarakat, suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk
membangun masyarakat itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana teori
kepemimpinan dan manajemen dalam pelayanan kebidanan.?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini untuk mengetahui teori kepemimpinan dan
manajemen dalam pelayanan kebidanan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Nilai penting kepemimpinan (leadership) dalam organisasi sudah
disadari sejak permulaan sejarah. Kepemimpinan telah sejak lama
menarik perhatian para ilmuwan dan para praktisi, karena istilah
kepemimpinan itu sendiri disosialisasikan dengan orang-orang yang
dinamis dan kuat yang umumnya memimpin bala tentara, mengendalikan
perusahaan besar dan menentukan arah suatu organisasi baik perusahaan
maupun Negara (Winarni, 2019).
Pemahaman tentang esensi kepemimpinan semakin diperkaya oleh
pengalaman banyak orang yang dalam perjalanan kariernya menekuni dan
memperoleh kesempatan menduduki jabatan sebagai pemimpin, baik
tingkat rendah, menengah maupun pada posisi puncak. Penggabungan
pemahaman secara teoritik dan empiris akan memberikan keyakinan yang
semakin mendalam betapa pentingnya peranan kepemimpinan dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya.
Kepemimpinan sebagai sesuatu yang harus dipunyai adalah
pengertian kepemimpinan sebagai kemampuan, bakat, sifat-sifat, atau
kecakapan (skills). Kepemimpinan sebagai suatu yang harus dijalankan
adalah kepemimpinan sebagai kewajiban, fungsi, kegiatan-kegiatan, dan
tanggung jawab. Kepemimpinan sebagai suatu yang harus dipergunakan
adalah kepemimpinan sebagai teknik atau sarana.
Ada beberapa batasan tentang kepemimpinan, antara lain :
a. Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki
seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk
mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas-tugas
tertentu yang dipercayakan kepadanya (Ordway Tead).

3
b. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai
tujuan tertentu yang telah ditetapkan (Stogdill).
c. Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh
yang dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain
tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan (Georgy R. Terry).
d. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu (Paul Hersay, Ken
Blanchard).
Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan
akan muncul apabila ada seseorang yang karena sifat-sifat dan
perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk
berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang
diinginkannya.
2. Teori Kepemimpinan
Ada beberapa yang pernah dikemukakan, antara lain :
a. Teori orang besar atau teori bakat
Teori orang besar (the great men theory) atau teori bakat (Trait
theory) ini adalah teori klasik dari kepemimpinan. Di sini disebutkan
bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat-bakat tertentu yang
diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak
lahir.
b. Teori situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi
(situasional theory). Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan,
dimana seseorang sekalipun bukan keturunan pemimpin, ternyata
dapat pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan tersebut
menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah

4
karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia
memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.
c. Teori Ekologi
Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah
kepemimpinan banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan
sehari-hari sering ditemukan adanya seorang yang setelah berhasil
dibentuk menjadi pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan
yang baik. Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan teori
ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk
untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik
memang ada bakat-bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang
yang diperoleh dari alam.
3. Gaya Kepemimpinan
Telah disebutkan bahwa gaya kepemimpinan tersebut dipengaruhi
oleh sifat dan perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan
perilaku antara seorang dengan orang lainnya tidak persis sama, maka
gaya kepemimpinan (leadership style) yang diperlihatkanpun juga tidak
sama.
Berbagai gaya kepemimpinan tersebut jika disederhanakan dapat
dibedakan atas empat macam, yaitu:
a. Gaya Kepemimpinan Diktator
Pada gaya kepemimpinan diktator (dictatorial leadership style)
ini upaya mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutan
serta ancaman hukuman. Tidak ada hubungan dengan bawahan,
karena mereka dianggap hanya sebagai pelaksana dan pekerja saja.
b. Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada gaya kepemimpinan ini (autocratic leadership style) segala
keputusan berada di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari
bawahan tidak pernah dibenarkan. Pada dasarnya sifat yang dimiliki
sama dengan gaya kepemimpinan dictator tetapi dalam bobot yang
agak kurang.

5
c. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pada gaya kepemimpinan demokratis (democratic leadership
style) ditemukan peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan
yang dilakukan secara musyawarah. Hubungan dengan bawahan
dibangun dengan baik. Segi positif dari gaya kepemimpinan ini
mendatangkan keuntungan antara lain: keputusan serta tindakan yang
lebih obyektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral
yang tinggi.
Sedangkan kelemahannya: keputusan serta tindakan kadang-
kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, serta keputusan yang
dibuat terkadang bukan suatu keputusan yang terbaik.
d. Gaya Kepemimpinan Santai
Pada gaya kepemimpinan santai (laissez - faire leadership style)
ini peranan pimpinan hampir tidak terlihat karena segala keputusan
diserahkan kepada bawahan, jadi setiap anggota organisasi dapat
melakukan kegiatan masing-masing sesuai dengan kehendak masing-
masing pula.
4. Kepemimpinan Dalam Pelayanan Kebidanan
Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam
organisasi & manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan
reproduksi dan kesehatan masyarakat di komunitas dalam praktik
kebidanan (Permenkes 149 pasal 8). Bidan sebagai seorang pemimpin
harus ;
a. Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi
kebijakan kesehatan.
b. Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik
kebidanan di masyarakat.
c. Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta
mengimplementasikan upaya perbaikan atau perubahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.

6
d. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan
perspektif luas dan kritis.
e. Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan
pembaharuan praktik kebidanan.
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan, hidup sehat dan mengambil bagian dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, turut membantu menghasilkan generasi bangsa
yang cerdas. Pelayanan yang demikian karena pelayanan kebidanan
ditujukan kepada perempuan sejak masa sebelum konsepsi, masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan balita. Tentu saja
pelayanan kebidanan yang berkualitas akan member hasil yang
berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan maupun provider dan pelayanan
yang bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas tersebut diperlukan
seorang pemimpin yang dapat meningkatkan terus mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan oleh organisasinya dan pelayanan yang
diberikan harus berorientasi pada mutu.
Dalam pelayana kebidanan banyak harapan yang difokuskan oleh
orang yang berbeda dan bekerja sama dalam pelayanan kebidanan dan
kepada bidan itu sendiri. Para pelanggan internal dan eksternal
menginginkan bidan dapat member pelayanan yang berkualitas. Selain
keterampilan dan pengetahuan diperlukan kematangan pribadi bidan
dalam member pelayanan karena bidan juga menjadi tokoh masyarakat
dan panutan bagi kaum wanita. Bidan harus menjalankan tugas dengan
tanggung jawab moral karena pelayanan yang diberikan menyangkut
kehidupan ibu dan anak, pencapaian kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga,
serta menurunkan angka kematian ibu dan anak. Untuk itu bidan perlu
memperhatikan poin – poin berikut ini untuk mengembangkan
kematangan dirinya :
a. Teliti
b. Bertanggu jawab

7
c. Jujur
d. Disiplin tinggi
e. Hubungan manusia yang efektif
f. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
g. Memahami standar profesi kebidanan
h. Mengerti asas dan tujuan penyelenggaraan praktek kebidanan
i. Bekerja berdasarkan ketentuan dan landasan hukum pelayanan
kebidanan

B. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin
dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi dan dari sumber
organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
dan suatu proses yang melibatkan hubungan interpersonal dan teknologi,
yang akan digunakan untuk mencapai seluruh atau setidaknya sebagian
tujuan organisasi dengan menggunakan tenaga manusia yang ada serta
sumber daya lain dan teknologi yang tersedia. Ilmu-ilmu manajemen dapat
dipelajari dalam pendidikan formal, sebagai suatu dasar penting.
Manajemen dapat dikatakan sebagai suatu urutan langkah yang
terpadu untuk mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang
bersifat sosial, ekonomis, dan teknis. Sosial berarti menunjukan peran
penting manusia dalam menggerakan seluruh sistem organisasi, ekonomi
berarti kegiatan dalam sistem organisasi yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hakiki manusia, sedangkan teknis berarti dalam kegiatan ini
digunakan alat dan cara tertentu secara sistematis.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan
logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.

8
2. Manajemen Varney
Pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan dikenal dengan
manajemen Varney, yang menjelaskan bahwa proses manajemen
merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh bidan dan
perawat pada awal tahun 1970, proses ini memperkenalkan sebuah
metode pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan
yang logis dan menguntungkan, baik bagi klien maupun bagi tenaga
kesehatan.
Proses manajemen menurut Varney ada 7 langkah yang berurutan,
yang setiap langkahnya disempurnakan secara periodik, proses dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ketujuh
langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat di
aplikasikan dalam situasi apapun (Astuti dkk, 2018).
Langkah manajemen Varney:
a. Pengumpulan data dasar
b. Interpretasi data dasar
c. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
d. Meidentifikasi perlunya penanganan segera
e. Merencanakan asuhan secara menyeluruh (komprehensif) yang
ditentukan oleh langkah sebelumnya
f. Pelaksanaan rencana asuhan menyuruluh
g. Evaluasi keefektifan asuhan
3. Macam Manajemen
Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: pertama, manajemen
sebagai proses, kedua manajemen sebagai kolektivitas, ketiga manajemen
sebagai suatu seni (art) dan suatu ilmu. Hal-hal yang bersifat khusus yang
menjadi kajian keilmuan manajemen antara lain adalah: perencanaan,
organisasi, penyusunan, pengarahan, pengawasan, dan manajemen sumber
daya manusia.

9
Macam-macam manajemen:
a. Manajemen sebagai suatu proses
Definisi yang diberikan oleh para ahli berbeda-beda. Menurut
Haiman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu dengan
melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu
untuk mencapai tujuan utama bersama. Selanjutnya menurut GR.
Terry mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang
lain.
Dari dua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga
pokok penting dalam definisi tersebut yaitu, pertama adanya tujuan
yang ingin dicapai, kedua tujuan yang dicapai dengan
mempergunakan kegiatan orang lain, dan ketiga kegiatan orang lain
itu harus dibimbing dan diawasi.
b. Manajeman sebagai kolektivitas
Adalah orang-orang yang melakukan aktivitas manajeman. Jadi
setiap orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan
tertentu disebut manajeman. Dalam arti tunggal disebut manejer.
Manejer adalah pejabat yan bertanggung jawab atas terselenggaranya
aktivitasaktivtas manajemen agar tujuan unit pimpinannya tercapai
dengan menggunakan bantuan orang lain.
c. Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu
Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang
nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajeman
sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena, kejadian dan
keadaan. Jadi memberikan suatu penjelasan.
4. Unsur manajemen
a. SDM
b. Uang
c. Tata cara, prosedur
d. Alat-alat, mesin

10
e. Market (pasar, pelanggan, pembeli, pasien)
f. Material bahan dasar
g. Informasi
5. Prinsip Manajemen Dalam Pelayanan Kebidanan
Menurut Sursilah, 2019 dalam melaksanakan praktik kebidanan,
bidan harus memegang prinsip sebagai berikut:
a. Kepatuhan terhadap aturan dan hukum
b. Etika dan kode etik profesi
c. Profesionalisme dan keahlian
d. Orientasi pelayanan dan tanggung jawab sosial
e. Memperhatikan kesinambungan usaha
f. Sinergi dan kerjasama
g. Pengembangan bertahap
h. Memisahkan usaha/bisnis dengan pribadi
6. Kegiatan Manajemen Mutu
Pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi dimulai dengan standar
etika manajerial yang tinggi pula, manajemen mutu meliputi kegiatan:
a. Sistem untuk memberlakukan standar profesional, baik dari sudut
tingkah laku, organisasi serta penilaian kegiatan sehari-hari
b. Sistem pengamatan agar pelayanan selalu diberikan sesuai standar dan
deteksi bila terdapat penyimpangan
c. Sistem untuk senantiasa menunjang berlakunya standar profesional
Kegiatan manajemen meliputi: planning, organizing, staffing,
directing, dan controlling (pengawasan)

C. Hubungan Kepemimpinan Dan Manajemen


Pengertian kepemimpinan dan manajemen sering dipandang sebagai hal
yang sama, identic ataupun dipakai silih berganti meski sebenarnya terdapat
perbedaan diantara keduanya. Sebagai misalnya manejer suatu perusahaan
juga sering disebut sebagai pimpinan perusahaan, sebaiknya pimpinan suatu
Dinas atau lembaga pemerintahan juga sering disebut sebagai manejer.

11
Kepemimpinan dan manajemen seringkali dirumuskan dalam posisi yang
sama, lebih luas satu terhdap lainnya. Miftah Toha menyatakan bahwa
manajemen dan kepemimpinan tersebut berbeda (Toha, 2019). Pada
hakikatnya kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibanding
dengan manajemen. Manajemen merupakan jenis pemikiran khusus dari
kepemimpinan di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Kunci
perbedaan diantara kedua konsep pemikiran ini terjadi setiap saat dan
dimanapun asalkan ada seseorang yang berusaha untuk mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Dengan demikian kepemimpinan bisa saja karena berusaha mencapai
tujuan seseorang atau tujuan kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi asalkan
seseorang menunjukkan kemampuan mempengaruhi perilaku orang-orang
lain ke arah tercapai suatu tujuan tertentu. Pandangan lain menyatakan bahwa
kepemimpinan merupakan pengembangan lebih lanjut dari fungsi-fungsi
manajemen sebagai sekelompok pengetahuan sendiri.
Manajemen merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pejabat
pimpinan (manajer) untuk mengarahkan, menggerakkan, dan mengerahkan
sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisian.
Rangkaian kegiatan tersebut menimbulkan fungsi-fungsi manajemen sebagai
berikut: planning, organizing, actuating & controlling. Fungsi actuating
itulah yang didalamnya mengandung leadership, yang kemudian merasuk
kedalam fungsi-fungsi lainnya, sehingga tujuan-tujuan oraganisasi dapat
dicapai.

D. Konsep Profesional Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Pengembangan


Profesional Berdasarkan Teori Kepemimpinan Dan Manajemen
Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dan diakui sebagai profesional
bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan praktiknya yang bekerja
sebagai mitra dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasihat dalam daur
siklus kehidupan wanita (Astuti dkk, 2019).

12
Bidan memiliki tanggung jawab profesional utama yang terkait dengan
menjadi profesi kesehatan yang diatur. Bidan sebagai profesional kesehatan,
harus memahami praktik kebidanan dengan sistem yang diatur. Bidan harus
menyadari bahwa bekerja berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
profesional untuk melaksanakan praktik kebidanan karena menjadi tanggung
jawab mereka. Bidan harus profesional dengan meningkatkan pemahaman
tentang tanggung jawab bidan sebagai tenaga kesehatan yang memiliki
regulasi (Damayanti dkk, 2019).
Bidan dalam mengatur profesionalitasnya terdapat pada Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019
tentang Kebidanan, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 320 Tahun 2020 tentang Standar Profesi Bidan.
Sebagai tenaga professional, bidan memikul tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat mempertahankan
tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya.
Tanggung jawab bidan menurut Sari, 2012 yaitu sebagai berikut:
a. Tanggung Jawab Terhadap Peraturan Perundang-Undangan
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan. Pengaturan tenaga
kesehatan ditetapkan di dalam undang-undang dan peraturan pemerintah.
Tugas dan kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan
kegiatan praktik bidan diatur didalam peraturan atau kepuasan menteri
kesehatan. Kegiatan praktik bidan dikontrak oleh peraturan tersebut.
Bidan harus dapat mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang
dilakukannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Tanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi
Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan
profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus selalu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan,
pendidikan berkelanjutan, seminar, serta pertemuan ilmiah lainnya.

13
c. Tanggung jawab terhadap penyimpanan catatan kebidanan
Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk
catatan tertulis. Catatan bidan mengenai pasien yang dilayaninya dapat
dipertanggungjawabkan bila terjadi gugatan. Catatan yang dilakukan
bidan dapat digunakan sebagai bahan lporan untuk disampaikan kepada
atasannya.
Di Indonesia belum ada ketentuan lamanya menyimpan catatan
bidan. Di Inggris bidan harus menyimpan catatan kegiatannya selama 25
tahun.
d. Tanggung jawab terhadap keluarga yang dilayani
Bidan memiliki kewajiban memberi asuhan kepada ibu dan anak
yang meminta pertolongan kepadanya. Ibu dan anak merupakan bagian
dari keluarga. Oleh karena itu, kegiatan bidan sangat erat kegiatannya
dengan keluarga. Tanggung jawab bidan tidak hanya pada kesehatan ibu
dan anak, tetapi juga menyangkut kesehatan keluarga. Bidan harus dapat
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan keluarga serta memberi
pelayanan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan keluarga. Pelayanan
terhadap kesehatan keluarga merupakan kondisi yang diperlukan ibu yang
membutuhkan keselamatan, kepuasan dan kebahagiaan selama masa
hamil atau melahirkan. Oleh karena itu, bidan harus mengerahkan segala
kemampuan pengetahuan, sikap dan perilakunya dalam memberi
pelayanan kesehatan keluarga yang membutuhkan.
e. Tanggung jawab terhadap profesi
Bidan harus menerima tangung jawab keprofesian yang dimilikinya.
Oleh karena itu, ia harus mematuhi dan berperan aktif dalam
melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan dan standar
keprofesian. Bidan harus ikut serta dalam kegiatan organisasi bidan dan
badan resmi kebidanan. Untuk mengembangkan kemampuan profesinya,
bidan harus mencari informasi tentang perkembangan kebidanan melalui
media kebidanan, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya. Semua bidan

14
harus menjadi anggota organisasi bidan. Bidan memiliki hak mengajukan
suara dan pendapat tentang profesinya.
f. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Bidan adalah anggota masyarakat yang bertanggung jawab. Oleh
karena itu, bidan turut bertanggung jawab dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat (misal: lingkungan yang tidak sehat, penyakit
menular, masalah gizi terutama menyangkut kesehatan ibu dan anak).
Baik secara mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain, bidan
berkewajiban memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. Bidan harus memelihara kepercayaan masyarakat.
Imbalan yang diterima dari masyarakat sesuai dengan kepercayaan yang
diberikan oleh masyarakat kepada bidan. Tanggung jawab terhadap
masyarakat merupakan cakupan dan bagian tanggung jawabnya kepada
Tuhan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan diakui sebagai tenaga kesehatan profesional yang bertanggung
jawab sebagai mitra dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasihat dalam
daur siklus kehidupan wanita. Bidan memiliki tanggung jawab profesional
utama yang terkait dengan menjadi profesi kesehatan yang diatur dan bekerja
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan praktik
kebidanan.
Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan
profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus selalu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, dan pendidikan
berkelanjutan. Selain itu, bidan harus ikut serta dalam kegiatan organisasi
bidan dan badan resmi kebidanan untuk mencari informasi tentang
perkembangan kebidanan melalui media kebidanan, seminar, dan pertemuan
ilmiah lainnya.

B. Saran
Seorang bidan sebaiknya terus berusaha untuk mengembangkan konsep
profesionalnya agar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin
baik. Pengembangan profesional bidan ada beberapa jalur yang masing-
masing mempunyai cara dan aturan-aturan yang berbeda. Seorang bidan akan
mendapatkan suatu pengakuan dari lembaga yang membinanya dalam
mengembangkan profesionalisme nya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Floyd, Robie Davis, 2018, Anthropological Perspectives on Global Issues in


Midwifery. Diambil dari http://www.midwifeiyt Qday.
com/artides/dobdissues.asp diakses tangga 120 September 2011, 2011,
Midwifery, diambil dnri http/7davis-

Foster, George M, 2016, Antropologi Kesehatan, Jakarta : UI- Press

Henderson, Cris and Sue Macdonald, 2016. Mayes Midwifery A Textbook For
Midwifery London : Bailliere Tindall

Koentjaraningrat, 2017. Pengantar Ilmu Antropologi,Jakarta : Rineke Cipta

17

Anda mungkin juga menyukai