Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN

(Pengarahan)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

Manajemen Keperawatan

Dosen : Grace Benedikta Polii, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun Oleh:

1. Elimin Kogoya (18061112)


2. Novia Roboth (18061053)
3. Heidy Sumarto (19061023)
4. Maria Torondek (21161086)
5. Hill Runtu (19061081)
6. Jessica Timbuleng (19061034)
7. Vanessa Wungkana (18061060)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah kelompok kami yaitu
Manajemen Keperawatan tentang Fungsi Pengarahan, walaupun dalam pembuatan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna.

Tujuan kami membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan. Selain itu tujuan dibuatnya makalah ini agar kita semua bisa
mengetahui mengenai Konsep Dasar dan Tujuan Pengarahan, Kegiatan Manajer Keperawatan
dalam Fungsi Pengarahan, dan Indikator Pengarahan yang Baik.

Karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, kami menyadari masih banyak
kesalahan yang tanpa sengaja kami perbuat, baik dalam bentuk perkataan maupun tata bahasa
yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu kami kelompok mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah kelompok kami. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan di
bidang Keperawatan.

Manado, 18 Februari 2023

Penyusun

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................................................5
A. Konsep dasar dan tujuan pengarahan.........................................................................................5
B. Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengarahan.........................................................6
C. Indikator Pengarahan yang Baik................................................................................................8
D. Langkah Supervisi Ruang Rawat...............................................................................................9
E. Praktik pengarahan kepala ruangan sesuai standar akreditasi komunikasi efektif (S-BAR).....10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengarahan merupakan suatu keinginan untuk membuat orang lain mengikuti
keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara
efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk
didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang
bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta bahkan mengancam. Tujuannya
adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik (Nursalam, 2014)

Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi terpenting
dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan
ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin.

Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi masukan-masukan kepada


anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang
anggota juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian
dari yang lain, apabila perhatian tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja
mereka (Wijono, 2000)

Suatu pengarahan dapat diberikan pada suatu batasan, baik yang bersifat umum
maupun spesifik, tergantung pada frekuensi kerja dan motif usaha yang
dikembangkan. Pengarahan dapat diberikan sebagai suatu proses bimbingan,
pemberian petunjuk dan instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.

Organisasi yang tidak maksimal menerapkan fungsi pengarahan, dapat


mengakibatkan antara lain : karyawan kurang disiplin, karyawan dalambekerja tidak
sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan, atau bahkan
karyawan kurang bisa menghargai peran dan fungsi pimpinan.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dan tujuan pengarahan
2. Untuk mengetahui kegiatan manajer keperawatan pada fungsi pengarahan
3. Untuk mengetahui indikator pengarahan yang baik
4. Untuk mengetahui langkah supervisi ruang rawat
5. Untuk mengetahui praktik pengarahan kepala ruangan sesuai standar akreditasi

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar dan tujuan pengarahan

a. Pengertian Pengarahan
Directing atau pengarahan adalah fungsi untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan
jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang
perusahaan (Firmansyah & Mahardhika, 2018, hlm. 127). Banyak para ahli yang
berpendapat bahwa directing merupakan fungsi terpenting dalam manajemen.
Tanpa arahan yang tepat, potensi sumber daya manusia dapat terbuang dengan
sia-sia.
Sementara itu, menurut Sadikin (2020, hlm. 12) Directing atau disebut juga
commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran-saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada
bawahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas
dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah
ditetapkan.
Pengarahan (Directing) juga merupakan kegiatan yang mengarahkan semua
karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dan efisien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan
pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya
dengan baik.

b. Tujuan Pengarahan :
Fungsi pengarahan ialah fungsi yang berhubungan langsung dalam
merealisasikan tujuan. Orang yang memiliki wewenang dalam memberikan
perintah adalah pemimpin, pemimpin mengharapkan bahwa bawahanya harus
menghasilkan sesuatu yang di inginkan oleh atasan. Dalam memberikan arahan
atau directing, seorang manajer atau atasan pasti memiliki tujuan yang tersirat.
Beberapa tujuan directing atau pengarahan adalah sebagai berikut.

5
1. Directing dapat memiliki tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai
kegiatan yang beranekaragam dan memberikan pengarahan terhadap kinerja
yang masih dianggap menyimpang dan dirasa kurang baik, serta
membimbing bawahan agar memiliki daya kreativitas demi menunjang
kinerja yang lebih baik.
2. Mengoordinir kegiatan bawahan, agar kegiatan masing-masing bawahan
yang beraneka macam itu terkoordinir kepada suatu arah, yaitu pada tujuan
organisasi atau perusahaan. Dapat dianalogikan bahwa pemberian perintah
dapat meluruskan kegiatan-kegiatan bawahan yang menyimpang dari rel
yang sudah dibuat oleh perusahaan.
3. Menjalin hubungan baik antara pimpinan sendiri dengan para bawahannya.
Memerintah bawahan adalah salah satu alat berkomunikasi antara pimpinan
dengan bawahan. Dengan memberikan pengarahan itu kepada bawahan,
pemimpin menyalurkan ide-idenya sedemikian rupa, sehingga bawahan
mengerti dengan baik ke mana kegiatan harus ditujukan.
4. Memberi pengarahan kepada bawahan juga memiliki tujuan untuk
memberikan pendidikan kepada bawahan itu sendiri. Oleh karenanya tugas
memberi perintah kepada bawahan harus berhubungan erat dengan maksud
menambah pengetahuan bawahan yang menerima perintah itu.
5. Memberi pengarahan bermaksud untuk merealisikan tujuan perusahaan.
Agar hal ini benar-benar terjadi, maka perintah itu harus berhubungan erat
dengan pengawasan. Jadi bila bawahan melaksanakan tugas menyimpang
dari rel tujuan perusahaan, maka pemimpin harus memerintahkan bawahan
tersebut untuk tidak berbuat demikian lagi (Firmansyah & Mahardhika,
2018, hlm. 129-130).

B. Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengarahan


Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi,
membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan
Huston, 2010).

Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan keperawatan


di ruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat untuk melaksanakan mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Kepala ruangan dalam melakukan kegiatan pengarahan
melalui saling memberi motivasi, membantu pemecahan masalah, melakukan

6
pendelegasian, menggunakan komunikasi efektif, melakukan kolaborasi dan
koordinasi.

o koordinasi
Kordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar
terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan
perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
o Motivasi
Motivasi adalah faktor yang orang untuk bertindak dengan cara
tertentu. Dengan demikian motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang
mendorong dilakukannya suatu tindakan dan memberikan kekuatan yang
mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun
mengurangi ketidakseimbangan.
Memberi motivasi kepada karyawan merupakan elemen penting dalam
manajemen keperawatan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji
yang cukup maka kinerja karyawan akan optimal.
Manajer memegang peranan penting dalam memotivasi staf untuk
mencapai tujuan organisasi. Untuk itu manajer harus mempertimbangkan
karakteristik stafnya dan berusaha memberi tugas sebagai usaha untuk
memotivasi staf. Kegiatan yang harus dilakukan manajer dalam memotivasi
staf yaitu :
 Mempunyai harapan yang jelas terhadap stafnya dan mengomunikasikan
harapan tersebut pada staf
 Harus adil dan konsisten terhadap semua staf
 Pengambilan keputusan harus tepat dan sesuai
 Mengembangkan konsep kerja tim
 Mengakomodasikan kebutuhan dan keinginan staf terhadap tujuan
organisasi
 Menunjukkan kepada staf bahwa manajer mengerti perbedaan dan
keunikan setiap staf
 Meminta tanggapan dan masukan kepada staf terhadap keputusan yang
akan dibuat organisasi
 Menciptakan situasi saling percaya
 Menjadi role model bagi staf

7
 Memberikan dukungan yang positif
o Komunikasi
Komunikasi Komunikasi menurut Tappen (1995) adalah suatu
pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan pemberian nasihat antara dua
orang atau lebih yang bekerja sama. Sehingga komunikasi merupakan proses
kompleks yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Menurut Potter dan Perry (1993) komunikasi terjadi pada tiga
tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik sedangkan menurut
jenisnya komunikasi dibedakan menjadi komunikasi verbal, non-verbal dan
komunikasi tertulis yang dapat dimanifestasikan secara terapeutik.
Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat diperlukan
untuk mencapai tujuan. Dengan menjalin komunikasi yang baik akan
menimbulkan suasana kerja yang kondusif dalam suatu lingkungan organisasi
yang akan menumbuhkan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan.

C. Indikator Pengarahan yang Baik


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengarahan (Arni, 2009) menyatakan
bahwa arus komunikasi melalui media pengarahan dipengaruhi oleh struktur hierarki
dalam organisasi. Namun arus komunikasi ini tidaklah berjalan lancar, tetapi
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sebagai berikut :

a. Keterbukaan kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan pegawai akan


menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan atau gangguan
dalam pesan. Umumnya para pimpinan tidak begitu memperhatikan arus
komunikasi kebawah. Pimpinan mau memberikan informasi kebawah bila mereka
merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu
pesan tidak relevan dengan tugas, pesan tersebut tetap dipegangnya. Misalnya
seorang pimpinan akan mengirimkan pesan untuk memotivasi pegawai guna
menyempurnakan hasil kerja, tetapi tidak mau mendiskusikan kebijaksanaan baru
dalam mengatasi masalah-masalah organisasi.
b. Kepercayaan pada pesan tulisan kebanyakan para pimpinan lebih percaya pesan
tulisan dan metode diskusi yang menggunakan alat-alat elektronik dari pada pesan
yang disampaikan secara lisan dan tatap muka. Hal ini menjadikan pimpinan lebih
banyak menyampaikan pesan secara tertulis berupa bulletin, manual yang mahal,

8
buklet dan film sebagai pengganti kontak personal secara tatap muka antara
pimpinan dan bawahan.
c. Pesan yang berlebihan karena banyaknya pesan-pesan yang dikirim secara tertulis,
maka pegawai dibebani dengan memo-memo, bulletin, surat-surat pengumuman,
majalah, dan pernyataan kebijaksanaan sehingga banyak sekali pesan-pesan yang
harus dibaca oleh pegawai. Reaksi pegawai terhadap pesan tersebut biasanya
cenderung untuk tidak membacanya. Banyak karyawan hanya membaca pesan-
pesan tertentu yang dianggap penting bagi dirinya dan yang lain diberikan saja
tidak dibaca.
d. Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke
bawah. Pimpinan hendaknya memepertimbangkan saat yang tepat bagi
pengiriman pesan dan tampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan.
Pesan seharusnya dikirim kebawah pada saat saling menguntungkan kepada kedua
belah pihak yaitu pimpinan dan karyawan. Tetapi bila pesan yang dikirimkan
tersebut tidak pada saat dibutuhkan oleh karyawan maka mungkin akan
mempengaruhi kepada efektifitasnya.
e. Penyaringan pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan hendaklah semuanya
diterima mereka, tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan. Penyaringan
pesan ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor diantaranya perbedaan
persepsi diantara pegawai, jumlah mata rantai dalam jaringan komunikasi dan
perasaan kurang percaya kepada pimpinan.

D. Langkah Supervisi Ruang Rawat


1. Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument atau alat ukur yang
telah disiapkan
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi masalah
d. Pelaksanaan supervise dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data
sekunder.
1) Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada
2) Supervisor melakukan Tanya jawab dengan PP dan PA
3. Pasca supervisi 3F

9
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair).
b. Supervisi memberikan Feed Back dan Klarifikasi
c. Supervisi memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

E. Praktik pengarahan kepala ruangan sesuai standar akreditasi komunikasi


efektif (S-BAR)

1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM


2. Memberikan pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik
3. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
ASKEP pasien
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
7. Meningkatkan kolaborasi dengan angggota TIM lain
8. Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Fungi pengarahan dalam manajemen merupakan salah satu fungsi yang sangat
diperlukan karena fungsi ini memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada
anggota lainnya untuk memiliki rasa tanggungjawab terhadap tugasnya masing-
masing. Dalam fungsi pengarahan ini juga terkait dengan hal kepemimpinan dan
motivasi kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena adanya unsur yang saling
mendukung dimana dalam mengarahkan dapat dilakukan oleh seorang manajemen
atau seorang pemimpin yang dapat bertanggungjawab dan untuk menghasilkan
pengarahan yang maksimal seorang manajemen atau pemimpin harus mampu
memotivasi bawahannya untuk melaksanakan perencanaan yang telah ditetapkan dan
menghasilkan hasil yang optimal.

B. Saran
Sebagai manajer ataupun pemimpin organisasi yang baik, hendaknya dapat
mengimplementasikan fungsi pengarahan dengan optimal di dalam suatu manajemen
atau organisasi tersebut, sehingga tujuan organisasi yang hendak dicapai akan
terwujud.

11
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, Anang dan Mahardhika, Budi W. (2018). Pengantar manajemen. Yogyakarta:


Penerbit Deepublish.
Sadikin, A., Misra, I., Hudin, M.S. (2020). Pengantar manajemen dan bisnis. Yogyakarta:
K-Media.
Nursalam (2015). Manajemen keperawatan : aplikasi dalam praktik keperawatan
professional edisi 5.Jakarta : Salemba Medika
Putra , C.S (2017).Buku ajar manajemen keperawatan teori dan aplikasi praktik dilengkapi
dengan kuisioner pengkajian praktek manajemen keperawatan. Bogor : In Media
Simamora, R.H (2017). Buku ajar manajemen keperawatan. Jakarta : EGC
Dexter, Akbar. 2012. Fungsi Pengarahan dalam Management.
https://www.scribe.com/doc/96274382/Fungsi-Pengarahan-Dalam-Manajemen
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

12

Anda mungkin juga menyukai