Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

DI SUSUN OLEH

KELAS 3A KELOMPOK 6

David Samsuri P05120321007 Richa Oktaria P05120321037


Isti Septriani P05120321022 Rio Begento Pratama P05120321038
Putri Amelia P05120321033 Stephani Widia Astuti P05120321043

DOSEN PENGAMPUH : Dr. Nur Elly,S.Kp.,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi Besar Muhammad
SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya yang bertakwa.. Atas berkat rahmat
serta inayah Allah jugalah penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN ". Adapun penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen keperawatan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan
apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Dengan lapang dada penulis menerima
saran dan kritiknya demi untuk menambah wawasan. Semoga karya ilmiah ini mendatangkan
manfaat bagi penulis khususnya dan bagi rekan-rekan semua pada umumnya. Amin

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Penyusun

Bengkulu,14 februari 2024


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti telah dipahami bahwa tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan


kesehatan pada Milenium III, termasuk asuhan keperawatan akan terus berubah
karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat terus-menerus mengalami
perubahan. Masalah keperawatan sebagai bagian masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat juga terus-menerus berubah, karena berbagai faktor-faktor yang
mendasarinya juga terus mengalami perubahan. Dengan berkembangnya masyarakat
dan berbagai bentuk pelayanan profesional serta kemungkinan adanya perubahan
kebijakan dalam bidang kesehatan yang juga mencakup keperawatan, maka mungkin
saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian pelayanan
kesehatan kepada masyarakat

Tanpa memperhatikan industri, ukuran atau lokasi, memasuki abad 21,


organisasi bisnis dihadapkan pada berbagai tantangan bisnis yang kritis dan secara
kolektif tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi membangun kemampuan
baru. Tantangan yang paling kompetitif adalah penyesuaian kepada perubahan yang
tiada henti-hentinya. Faktor-faktor lingkungan bisnis yang terus mengalami
perubahan, menjadikan masa depan bisnis semakin tidak pasti dan mengalami
turbulansi. Perubahan-perubahan yang terjadi menuntut organisasi untuk membangun
kemampuan baru. Organisasi harus selalu dalam kondisi transformasi yang tidak
pernah berakhir, bersifat fundamental, dan kontinyu.

Mendasarkan pada gambaran di atas, kepemimpinan yang efektif menjadi faktor


kritis yang sangat menentukan keberhasilan organisasi. Untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi, organisasi membutuhkan pemimpin dan
kepemimpinan yang cocok dengan karakteristik organisasi masa depan.
Pertanyaannya, kepemimpinan yang bagaimana yang harus dimiliki yang bisa
membawa organisasi mencapai tujuannya? Untuk menjawab hal itu, tulisan ini akan
mencoba mencari dan menelusuri jawaban, serta menyodorkan karakteristik
kepemimpinan yang efektif organisasi masa depan. Pembahasan berturut-turut
meliputi teori kepemimpinan, karakteristik kepemimpinan yang efektif, pendekatan
peningkatan keefektifan kepemimpinan, dan disertai model diagnosis perilaku
organisasi yang mendukung kepemimpinan yang efektif.

Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik


dibicarakan.Daya tarik ini didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti
penting keberadaan seorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan
bahwa kepemimpinan merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen
organisasi.Lebih dari itu, kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan
kelahiran, pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian organisasi.

Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari


pelayanan rumah sakit secara menyeluruh, yang sekaligus merupakan tolak ukur
keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit, bahkan sering menjadi faktor penentu
citra rumah sakit di mata masyarakat.Hal ini berkaitan dengan kepemimpinan perawat
dalam pelayanan keperawatan dan tuntutan profesi sebagai tuntutan global, bahwa
setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional,
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.

Peran dan fungsi perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun luar profesi
keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu
kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat
pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti. Melihat fungsinya
yang luas sebagaimana tersebut di atas, maka perawat profesional harus dipersiapkan
dengan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang
kepemimpinan.Pemimpin keperawatan dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan
keperawatan, pendidik, manajer, ahli, dan bidang riset keperawatan (Aziz Alimul,
2004).

Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia. Untuk


mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan, pasien
membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan
tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta pekerja
keperawatan non profesional. Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia
merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi
dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan
akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang
tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk
diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua
belah pihak.

Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan untuk melindungi


diri dari ancaman yang bersifat semu atau yang benar - benar ancaman terhadap tidak
terpenuhinya kebutuhan dalam situasi kerja. Atasan / pimpinan menciptakan kondisi
untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif dengan membentuk suasana yang
dapat diterima oleh bawahan, sehingga bawahan tidak merasa terancam dan
ketakutan.Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan
perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya
akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.

B. Tujuan
Untuk mendeskripsikan, memberikan gambaran, dan membandingkan antara
konsep, teori dan prinsip kepemimpinan dalam keperawatan yang dilahirkan menurut
beberapa ahli keperawatan

C. Manfaat
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan
bimbingan yang ditujukan kepada semua staf keperawatan untuk menciptakan
kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam
rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien
BAB II
TINJAUAN PUSTKA

Konsep,Teori dan Prinsip Kepemimpinan dalam Keperawatan

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan bagian dari sistem manajemen


keperawatan, dimana bagian dari sistem manajemen keperawatan meliputi pengumpulan
data, perencanaan, pengaturan, kepegawaian, kepemimpinan dan pengawasan. Konsep
kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan bimbingan yang
ditunjukkan kepada semua staf keperawatan. Untuk mencipatakan kepercayaan dan
ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan
pelayanan keperawatan yag efektif, efesien dan berkualitas. Sedangkan manajemen
keprawatan adalah proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuha keperawatan secara professional, sehingga keduanya dapat saling mendukung
( Imanuddin, 2009).
Fungsi kepemimpinan yang berkualitas dalam manajemen pada umumnya diartikan
hanya berfungsi pada kegiatan supervisi, tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut
sangatlah luas, apabila posisi sebagai ketua tim, kepala ruangan atau perawat pelaksana
dalam suatu ruang, maka diperlukan pemahaman tentang bagaimana mengelola dan
memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas
(Sriyanti, 2003)..

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai


tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga
diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan
mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama;
dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara dan
mengembangkan budaya organisasi (Shegdill dalam Stoner dan Freeman 1989: 459-
460).

Banyak definisi diberikan tentang kepemimpinan, antara lain: George R.Terry,


Leadership is the activit of influencing people to strive willingly for group objectives.
Stoner, kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiata-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.

Harold Koontz and Cyril O’Donnell, state that leadership is influencing people to
follow in the achivement of a common goal. Handbook of Leadership, memberikan
definisi kepemimpinan sebagai“suatu interaksi antar anggota suatau kelompok.

Kepemimpinan dapat terjadi di luar konteks organisasi dan didefinisikan sebagai


proses menggerakkan satu atau beberapa kelompok dalam beberapa arahan tanpa melalui
tekanan.

1. Gardner (1990, hlm.1) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “proses persuasif dan


peneladanan oleh individu (atau tim kepemimpinan) yang memengaruhi suatu
kelompok untuk mengikuti arahan pemimpin atau diberikan oleh pemimpin dan
bawahan”.
2. Robbins (1991, hlm. 104) sependapat dengan pernyataan “kepemimpinan adalah
proses pemberdayaan kepercayaan dan mengajarkan orang lain untuk menggunakan
seluruh kemampuannya dengan menyingkirkan kepercayaan yang membatasi
mereka”.
3. Bennis (2001) menyatakan bahwa pemimpin membuat suatu visi yang jelas dan
menarik orang lain untuk mengikutinya.
Karena tidak ada titik temu antara penelitian dan teoretikus tentang definisi pasti
kepemimpinan, ada baiknya untuk berfokus pada peran apa yang terkandung dalam
kepemimpinan.

Berikut ini sebagian daftar peran pemimpin:

Pengambilan keputusan Instruktur Mampu meramal

Komunikator Konselor Berpengaruh

Evaluator Pengajar Penyelesaian masalah


yang kreatif

Fasilitator Pemikir kritis Agens pengubah

Pengambilan risiko Buffer (penengah) Diplomat

Penasihat Advokat Model peran


Penambah semangat Berpandangan ke depan

B. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam suatu
kegiatan di organisasi. Didalam menajemen mencakup POAC (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, prasarana dalam mencapai tujuan
organisasi (Grant dan Massey,1999).

Manajemen didefinisikan sebagai proses dalam menyelesaikan pekaryaan melalui


orang lain, sedangkan manajemen keperawatn adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan kepeawatan secara professional.
(Gillies, 1986)

Filosofi manajemen yaitu Totall Quality Management (TQM) menurut Edwards


Deming (2002) memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Hak Otonomi dalam pemngambilan keputusan tentang tugas yang


diemban
2. Membuat keputusan dalam upaya meningkatkan kualitas dan
produktivitas kerja
3. Memonitoring secara berkesinambungan dengan pendekatan ilmiah
4. Adanya rencana Strategis
5. Memenuhi kebutuhan pasar /masyarakat.
Proses manajemen yang mendukung proses keperwatan (Gillies,1996:2)

Pengkajian Diagnosis Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

PROSES KEPERAWATAN

Pengumpulan
Perencanaan Pengelolaan Kepegawaian Kepemimpinan Pengawasan
data
Dalam mengelola manajemen diperlukan Manajemen Hubungan antar Manusia.

Berikut beberapa teori dasar terkait :

1. Elton mayo (1930) menekankan manajemen kepada pegawai, dengan tidak


mengabaikan lingkungan kerja.
2. Douglas Mc. Gregor (1960) menekankan pendapat Mayo (1930) tentang
manajemen perilaku pegawai terhadap kepuasan pegawai , teori ini dinamakan
teoi X dan Y. Dimana Teori X adalah pegawai dengan perilaku pasif dan
Teori Y adalah pegawai dengan perilaku aktif. Teori ini merupakan komponen
yang berkesinambungan dan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya
keputusan yang tepat dan akurat dari manajer dalam mengasumsikan / menilai
bawahannya.
3. Chris Argyris (1964) mendukug teori Mc. Gregor (1981) dan Mayo yang
menyatakan bahwa manajer yang terlalu dominan menyebabkan pegawai tidak
termotivasi dan cenderung pasif.
C. Teori Kepemimpinan
Pengembangan Teori Kepemimpinan
1. Teori Bakat ini adalah teori klasik dari kepemimpinan. Di sini disebutkan bahwa
seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat-bakat tertentu yang di perlukan
seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir. Kemampuan seorang
pemimpin di tentukan oleh bakat, intelegensi, stabilitas emosi dan kebugaran fisik.
Teori Bakat (Trait Theory) atau Great Man Theory: Menekankan bahwa setiap
orang adalah pemimpin (yang dibawa sejak lahir) dan mereka mempunyai
karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain (Marquis
dan Huston,1998).
Ciri-ciri :
a) Intelegensi
1) Pengetahuan
2) Keputusan
3) Kelancaran berbicara
b) Kepribadian
1) Adaptasi
2) Kreatif
3) Kooperatif
4) Siap / siaga
5) Rasa percaya dri
6) Integritas
7) Keseimbangan emosi dan mengontrol
8) Independen
9) Tenang
c) Perilaku
1) Kemampuan bekerja sama
2) Kemampuan interpersona;
3) Kemampuan diplomasi
4) Partisipasi sosial
5) Prestise

2. Teori Perilaku: teori ini menekankan apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana
seorang manajer menjalankan fungsinya . teori ini dinamakan Gaya Kepemimpinan
seorang manajer dalam suatu organisasi ( Vestal, 1994 ).
Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan berdaarkan perilaku pemimpin itu sendiri
( Gillis,1970 ).
Gaya kepemimpinan menurut beberapa ahli:
a) Gaya Kepemimpinan menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt
Bahwa kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan bawahan, yang
dipengaruhi oleh faktor manajer, karyawan, dn situasi.
b) Gaya Kepemimpinan menurut Likert :
Mengelompokkan menjadi empat sistem ;
1) Sistem Otoriter – Eksploitatif
2) Sistem Benevolent – Otoritatif
3) Sistem konsultatif
4) Sistem partisipatif
c) Gaya Kepemimpinan menurut Teori X dan Teori Y :
1) Gaya Kepemimpinan diktator
2) Gaya Kepemimpinan otokratis
3) Gaya Kepemimpinan santai
d) Gaya Kepemimpinan menurut Robert House :
1) Direktif
2) Suportif
3) Partisipatif
4) Berorientasi tujuan
e) Gaya Kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard :
1) Intruksi
2) Konsultasi
3) Partisipasi
4) Delegasi
f) Gaya Kepemimpinan menurut Lippits dan K. White:
1) Otoriter
2) Demokratis
3) Libera; / Laissez Faire
g) Gaya Kepemimpinan berdasarkan kekuasan dan wewenang ( Gillis,1996):
1) Direktif
2) Suportif
3) Partisipatif
4) Bebas bertindak
3. Teori Kontingensi dan situasional: menekankan bahwa manajer yang efektif adalah
manajer yang melaksanakan tugasnya dengan mengkombinasikan faktor bawaan,
perilaku dan situasi
4. Teori Kontemporer: menekankan pada empat kompoen penting dalam pengelolaan
yaitu, manajer/pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan, serta lingkungan yang
didukung oleh teori motivasi, interaksi, dan teori transformasi.
5. Teori Motivasi:
Perbandingan beberapa teori motivasi berdasarkan isinya :

Teori Penjelasan

1. Hierarki kebutuhan (Maslow) Fisiologi = gaji pokok

Aman = perencanaan yang


regular (gaji)
Kasih sayang = kerja sama
secara tim

Harga diri = pencapaian


posisi

Aktualisasi = tantangan alam


bekerja

2. Teori ERG (Clayton Alderfer) E = Existence (fisiologis)

R = Relatedness ( kasih
sayang)

G = Growth (tantangan dalam


bekerja)

3. Teori Dua Faktor (Frederich Herzberg) Motivators = kepuasan kerja

Hyiene = lingkungan yang


kondusif

4. Teori Belajar (Mc Clelleand) Affiliation = bersahabat

Power = memerintah orang


lain

Achievement = suka
tantangan, kompetisi dan
menyelesaikan masalah
secara detail

Perbandingan beberapa teori motivasi berdasarkan Prosesnya :

Teori Penjelasan

1. Teori keadilan (Adams) Berdasarkan nilai-nilai dan


kadilan terhadap karyawan

2. Teori Harapan (Georgopoulos Moheny, M = Job Outcomes x


Jones dan Vroom) Valences x Expectancy x
Intrumentality

3. Teori Penguatan (B.F.Skinner) Stimulus-Respons-


Konsekuensi

4. Teori Belajar (Mc Clelleand) Tujuan yang harus dicapai


suatu organisasi

1. Teori Z
Teori Z dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan pengembangan
teori Y dari Mc. Gregor (1460) dan mendukung gaya kepemimpinan demokratis.
Komponen teori Z meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan,
menempatkan pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan pekerjaan,
promosi yang lambat, dan pendekatan yang holistik terhadap staf.
2. Teori Interaktif
Teori ini dikemukakan oleh Schein (1970), menekankan bhawa staf atau
pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi
dengan sekitarnya dan berkembang secara dinamis.
Hollande (1978) menekankan bahwa antara peran pemimpin dan staf
dipengaruhi oleh peran lainnya. Pemimpin yang efektif memerlukan kemampuan
unutk menggunakan proses penyelesaian masalah, memepertahankan kelompok
secara efektif, mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, kejujuran dalam
memimpin, kompeten, kreatif, dan kemampuan mengembangkan indentifikasi
kelompok.

3. Teori Situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi (situasional theory).
Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan
keturunan pemimpin, ternyata dapat pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil
pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi pemimpin
tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia
memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.

4. Teori Ekologi
Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah
kepemimpinan banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan sehari-hari
sering ditemukan adanya seorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi
pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan
yang seperti ini melahirkan teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang
memang dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin
yang baik memang ada bakat-bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang
di peroleh dari alam.

D. Hubungan Kepemimpinan dan Kekuasaan


Kepemimpinan dan kekuasaan adalah dua hal yang berbeda tetapi tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan lainnya. Kepemimpinan dapat dijalankan hanya bila
pada diri pemimpin terdapat kekuasaan karena jabatan yang diembannya dan
penerimaan atau pengakuan bawahan atas perannya sebagai pemimpin ( Gilles, 1996 )
Kekuasaan seorang pemimpin dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Reward power atau kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan baik
berupa insentif material, memenuhi permintaan rotasi tugas atau kesempatan untuk
mengikuti program pengembangan staf. Pimpinan yang menggunakan kekuasaan
legitimasi dapat menggunakan penghargaan untuk memperoleh kerja sama dari
bawahan. Bawahan mungkin akan menanggapi petunjuk atau permintaan apabila
pimpinan dapat menyediakan penghargaan yang bernilai , misalnya: kenaikan gaji,
pemberian bonus, pemberian hari libur dan lain - lain.
2. Coecieve power atau kekuasaan untuk menerapkan perintah atau hukuman secara
paksa kepada bawahan berupa penurunan atau penundaan kenaikan pangkat,
skorsing maupun pemecatan. Bawahan akan tunduk karena ketakutan. Walaupun
kekuasaan paksaan mungkin digunakan untuk memperbaiki perilaku yang tidak
produktif dalam organisasi, namun seringkali menghasilkan akibat yang
sebaliknya.
3. Referent power merupakan kemampuan untuk menjadi panutan bawahan sehingga
dapat menimbulkan kebanggaan dan upaya bawahan untuk mengidentifikasikan
diri sesuai dengan pemimpinnya
4. Expert power merupakan kemampuan untuk menyakinkan, membimbing dan
mengarahkan bawahan berdasarkan keahlian yang dimiliki seorang pemimpin.
E. Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan keperawatan meliputi :

1. Perencanaan dan pengorganisasian


2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan
3. Pemberian bimbingan
4. Mendorong kerjasama dan partisipatif
5. Kegiatan koordinasi
6. Evaluasi hasil kerja

F. Pimpinan dan Kepemimpinan


Manajer atau kepemimpinan adalah orang yang bertugas melakukan proses atau
fungsi manajemen. Berdasarkan hierarki tugasnya pimpinan dikelompokkan sebagai
berikut :

1. Pimpinan tingkat pertama ( Lower Manager )


Adalah pimpinan yang langsung berhubungan dengan para pekerja yang
menjalankan mesin peralatan atau memberikan pelayanan langsung pada
konsumen. Pimpinan ini diutamakan memiliki proporsi peranan technical skill
yang terbesar dan konseptual skill yang terkecil.

2. Pimpinan tingkat menengah ( Middle Manager )


Adalah pimpinan yang berada satu tingkat di atas Lower Manager. Pimpinan ini
menjadi saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower Manager dan
Top Manager , yakni pimpinan puncak ( di atas Middle Manager ) sehingga
pimpinan ini diutamakan memiliki kemampuan mengadakan hubungan antara
keduanya. Konseptual skill adalah ketramp[ilan dalam penyusunan konsep -
konsep, identifikasi, dan penggambaran hal - hal yang abstrak. Sedangkan
techmnical skill adalah ketrampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik.
Hubungan antara manusia merupakan ketrampilan dalam melakukan komunikasi
dengan sesama manusia lain.

3. Pimpinan puncak ( Top Manager )


Pimpinan puncak adalah manajer yang menduduki kewenangan organisasi tertinggi
dan sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan administrasi. Pimpinan ini
memiliki proporsi peranan konseptual skill yang terbesar dan technical skill yang
terkecil.

G. Hubungan Antar Manusia Ada Dua Jenis :


1. Human Relations
Adalah hubungan antar manusia intern dalam organisasi guna membina lancarnya
tim kerja.

2. Public Relations
Adalah hubungan antar manusia ekstern keluar organisasi.

H. Tugas - Tugas Pimpinan :


1. Sebagai pengambil keputusan
2. Sebagai pemikul tanggung jawab
3. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir konseptual
4. Bekerja dengan atau melalui orang lain
5. Sebagai mediator, politikus, dan diplomat.

I. Peranan Pemimpin Terhadap Kelompok :


1. Sebagai penghubung interpersonal, yaitu merupakan simbul suatu kelompok
dalam melakukan tugas secara hukum dan sosial, mempunyai tanggung jawab
dan memotivasi, mengatur tenaga dan mengadakan pengembangan serta
merupakan penghubung jaringan kerja di luar kelompok.
2. Sebagai inovator atau pembaharu
3. Sebagai pemberi informasi, yaitu memonitor informasi yang ada di lingkungan
organisasi, menyebarluaskan informasi dari luar kepada bawahan dan
mewakilikelompok sebagai pembicara.
4. Menghimpun kekuatan
5. Merangsang perdebatan masyarakat
6. Membuat kedudukan perawat di media massa
7. Memilih suatu strategi utama yang paling efektif, bertindak di saat yang tepat
8. Mempertahankan kegiatan
9. Memelihara formaf desentralisasi organisasi
10. Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik
11. Mempelajari pengalaman
12. Jangan menyerah tanpa mencoba.

J. Issue Kepemimpinan
Ada atau tidak adanya kepercayaan menjadi isu kepemimpinan yang sangat penting
dalam organisasi dewasa ini.
Adapun lima dimensi kunci kepercayaan :
1. Integritas : merujuk pada kejujuran dan kebenaran
2. Kompetensi : mencakup pengetahuan dan keterampilan tehnis dan
interpersonal
3. Konsistensi : terkait dengan kehandalan dalam menangani situasi.
4. Loyalitas : keinginan melindungi orang lain (biasanya atasan)
5. Keterbukaan : kejujuran terhadap orang lain
Isu terkait kepemimpinan kontemporer:
1. Kepemimpinan Kharismatis : pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan
heroic/luar biasa ketika mereka mengamati perilaku pemimpin mereka.
2. Kepemimpinan transformasional : pemimpin yang menginpirasi pengikut untuk
melampaui kepentingan pribadi mereka dan mampu membawa dampak
mendalam dan luar biasa pada para pengikut.
3. Kepemimpinan Visioner : kemampuan menciptakan dan
mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel dan menarik mengenai masa depan
organisasi.
4. Gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam organisasi, seperti
kepemimpinan karismatik dan kepemimpinan transformasional. Kedua jenis
kepemimpinan ini pertama kali diungkapkan oleh burn pada tahun 1978 dalam
konteks politik, yang kemudian dikembangkan oleh bass:1985 serta berry dan
houston:1993 yang membawanya dalam konteks organisasional. Kepemimpinan
karismatik dan transformasional sering disebutkan secara berdampingan satu
dengan yang lainnya ini karena pada dasarnya keduanya memilki perspektif yang
sama dalam hal seorang pemimpin harus memberikan “sesuatu” agar anggota
bergerak menuju tujuan organisasi, yang membedakan keduanya adalah apa
“sesuatu” yang diberikan tersebut.
5. Pemimpin di Indonesia yang berkarisma salah satunya yakni soeharto. Karisma
memiliki komponen etika. Pemimpin yang etis menggunakan karisma mereka
untuk menguasai para pengikutnya yang bertujuan untuk melayani sesama.
Sedangkan pemimpin yang tidak etis menggunakan karisma mereka untuk
kepuasan diri mereka sendiri.
BAB III ANALISA KASUS

Perawat A merupakan kepala ruangan rawat inap bedah di salah satu RS swasta.
Sebagai seorang kepala ruang rawat inap perawat A mengadakan rapat rutin dengan
seluruh perawat. Dalam rapat rutin tersebut perawat A menggandakan kinerja
perawat yang tidak baik. Hal ini dipicu oleh adanya sikap kepala ruangan yang otoriter
(menurut sebagaian perawat), dan perawat yang malas berkerja

Jawab:

Menurut kelompok 6 gaya kepemimpinan ini cocok untuk kepemimpinan demokratik karena
di atas sudah di jelaskan bahwa kepala ruangan yang otoriter (menurut sebagai perawat), dan
perawat yang malas dalam bekerja.

Gaya kepemimpinan merupakan cara seseorang memanfaatkan kekuatan yang tersedia untuk
memimpin orang lain. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. (Sri.
Mugianti. 2016. "Manajemen Dan. Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan". Hal. 12).

Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan
organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu.

Gaya kepemimpinan demokratis dianggap gaya yang tempat digunakan dalam sebuah rumah
sakit karena dengan gaya ini manajemen dan pemimpin ruangan tidak hanya mendelegasikan
tugasnya saja kepada tenaga medis. Namun, ikut membantu membangun dan saling
membantu dalam meningkatkan kualitas kerja. masing-masing individu untuk mencapai
tujuan dan terus memperbaiki kinerja yang dianggap kurang agar mencapai tujuan organisasi
(Hasibuan, 2010).

Gaya kepemimpinan ini cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau
bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Dan
menggunakan kekuatan pribadi dan kekuatan jabatan untuk menarik gagasan dari anggota
dan memotivasi anggota kelompok untuk menentukan tujuan sendiri, mengembangkan
rencana dan mengontrol praktek mereka sendiri (Nursalam, 2009).

Teori Perilaku Demokratik Pemimpin mengikut sertakan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan. Lebih menekankan pada hubungan interpersonal dan kerja kelompok. Pemimpin
menggunakan posisinya untuk mendapatkan pandangan dan pemikiran bawahan serta
memotivasi mereka untuk menentukan tujuan dan mengembangkan rencana. Hal ini
cenderung meningkatkan. produktivitas dan kepuasan kerja. (Sri. Mugianti, 2016.
"Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan".

-Pengumpulan data

1. Mengadakan rapat rutin dengan seluruh perawat

2. Mengagendakan kinerja perawat kurang baik

3. Kepala ruangan yang otoriter

4. Perawat yang malas dalam bekerja

-Analisis

Analisis yang saya dapat kemukakan sesuai dengan gaya yang tepat digunakan dalam sebuah
rumah sakit karena dengan gaya kepemimpinan yang sudah saya jelaskan di atas gaya
manajemen dan pemimpin ruangan tidak hanya mendelegasikan tugasnya saja kepada tenaga
medis. Namun, ikut membantu membangun dan saling membantu dalam meningkatkan
kualitas kerja masing-masing individu untuk mencapai tujuan dan terus memperbaiki kinerja
yang dianggap kurang agar mencapai tujuan organisasi. Sehingga tidak ada lagi perawat yang
merasa curiga pada kepala ruangan. Dan dapat memotivaasi kinerja perawat yang malas
dalam bekerja.

-Identifikasi Masalah

Permasalahan yang terjadi timbul dikarenakan kepala ruangan yang bersifat otoriter dan
menyebabkan perawat malas bekerja.

-Perencanaan

Perencanaan adalah awal untuk memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, dan siapa yang melakukannya. Fungsi perencanaan merupakan suatu
penjabaran dari tujuan yang ingin di capai, perencanaan sangat penting untuk melakukan
tindakan (Rosyidi, 2013).

Perencanaan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan yang terbaik untuk mencapai
tujuan organisasi. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu
dimasa yang akan datang. Perencaan manajemen akan memberikan cara pandang secara
menyeluruh terhdap semua pekerjaan yang akan dilaksanakan, siapa yang akan melakukan
dan kapan akan dilakukan. (Winarti et al, 2012).

Perencanaan yang harus dilakukan seorang pemimpin ruangan RS Swasta yaitu:

1. Perumusan visi

Visi merupakan dasar untuk membuat suatu perencanaan sehingga disusun secara singkat,
jelas, dan mendasar serta ada batasan waktu untuk pencapaian. Visi merupakan pernyataan
berisi tentang mengapa organisasi dibentuk.

2. Perumusan misi

Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional guna mencapai visi yang telah
ditetapkan.

3. Perumusan filosofi

Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut keyakinan dan praktik
keperawatan dalam suatu organisasi.

4. Perumusan tujuan

Tujuan mutlak harus ada dalam organisasi pelayanan keperawatan. Untuk merumuskan
tujuan yang baik harus memenuhi syarat antara lain:

a. Tujuan harus dapat menjelaskan arah

b. Tujuan harus memungkinkan untuk dicapai

c. Terukur artinya tujuan berisi ketentuan kwantitatif

d. Terdapat batasan waktu untuk pencapaian target

e. Pencapaian akhir setiap tujuan dapat diterima semua anggota organisasi


f. Kriteria dibuat untuk melihat seberapa besar tujuan tercapai

g. Setiap tujuan mendukung sasaran organisas

BAB III KESIMPULAN

A. Simpulan

Organisasi masa depan yang mampu bertahan adalah organisasi yang memiliki
kepemimpinan yang efektif. Pemimpin yang efektif memiliki 10 karakteristik: 1)
mengembangkan, melatih, dan mengayomi bawahan, 2) berkomunikasi secara efektif
dengan bawahan, 3) memberi informasi kepada bawahan mengenai apa yang
diharapkan perusahaan dari mereka, 4) menetapkan standar hasil kerja yang tinggi, 5)
mengenali bawahan beserta kemampuannya, 6) memberi peranan kepada para
bawahan dalam proses pengambilan keputusan, 7) selalu memberi informasi kepada
bawahan mengenai kondisi perusahaan, 8) waspada terhadap kondisi moral
perusahaan dan selalu berusaha untuk meningkatkannya, 9) bersedia melakukan
perubahan dalam melakukan sesuatu, dan 10) menghargai prestasi bawahan.

Oleh karena menjadi pemimpin yang efektif membutuhkan proses, maka


sebuah organisasi dapat menggunakan strategi berikut untuk meningkatkan
keefektifan, yaitu: leadership substitues, ledaership enhancers, dan leadership
neutralizers. Kepemimpinan yang efektif juga memerlukan model untuk mendiagnosa
perilaku organisasi. Model yang bisa digunakan adalah “A Congruence Model for
Diagnosing Organizational Behavior”. Dengan model tersebut segala permasalahan
perilaku organisasi dapat diketahui dan ditemukan strategi pemecahannya.

B. Saran

Alternatif strategi pemimpin organisasi perawat Indonesia dalam menghadapi asuhan


keperawatan di masa mendatang adalah “the nurse should do no harm to your self”
(Nightingale). Pernyataan ini berarti semua tindakan keperawatan harus dapat
memenuhi kebutuhan pasien tanpa adanya risiko negatif yang ditimbulkan. Strategi
yang harus ditempuh meliputi: (1) Peningkatan pendidikan bagi perawat practicioners,
(2) Pengembangan Ilmu Keperawatan, (3) Pelaksanaan riset yang berorientasi pada
masalah di klinik/komunitas, dan (4) Identifikasi peran manajer perawat profesional
di masa depan, dan (5) Menerapkan model dan metode asuhan keperawatan
profesional terbaru (MAKP).
DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar. 2005. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi kedua. Jakarta: PT. Bina Rupa
Aksara.

Christina S.I. (1990), Pengantar Manajemen Keperawatan; Akper Padjajaran Bandung


(tidak dipublikasikan).

Dee Ann Gillies. 2002. Nursing Management. Philadelphia: WB. Saunders Company.

Eleanor J. Sullivan dan Phillip J. Decker. 1995. Effective Management in Nursing.


California: Addison-Wesley Publishing Company.

Fiedler, F.E.1967. A Theory of Leadership Effectivenss, New York: McGraw-Hill.

Gillies, DA. (1996), Manajemen Keperawatan, Suatu Pendekatan Sistem; W.B. Saunders
Company, Philadephia.

H. Moh. Isa. 2001. Beberapa Bacaan tentang Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Latihan Pegawai Depkes RI.

James A.F. Stoner, Management, Secont Editions, Prentice-Hall International, Inc., 1982.

Lancoster, J. dan Lancoster, W. (1982), Change Agent as Leaders in Nursing; CV. Mosby
Company, St. Louis.

Prayitno, S. (1997), Dasar-dasar Administrasi Kesehatan Masyarakat; Airlangga University


Press, Surabaya.

Robert J. Thierauf, Robert C. Klekamp, Daniel W. Gedding, Management Principles and


Practices: A Contigency and Questionnare Approach, John Willey & Son, New York,
1997
Robbins, Stephen, et.al. 1994. Organizational Beharviour: Concepts, Controversies and
Applications, Prentice-Hall Australia and New Zealand.

Stephen J. Carrol & Henry L. Tosy, Organizational Behavior, John Willey & Son, New York,
1977

Stoner, James A.F dan R. Edward Freeman. 1989. Management, Prentice-Hall of India.

T. Hani Handoko. 1995. Manajemen. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.

Vroom V. dan Yetton, P. 1974. Leadership and Decision Making, Pittsburgh, PA: University
of Pittsbyrgh Press.

Howell, J.M. dan Avolio, B.J. 1993. Transformational Leadership,Transactional Leadership,


Locus of Control Support for Innovation, Journal of Applied Psychology 78, p. 891-
902.

Nursalam, 2011. Manajemen keperawatan (Aplokasi dalam Praktik Keperawatan


professional)

Teori Sifat atau Pembawaan

(Sumber: Diadaptasi dari Chapter Seventeen, Leadership, 2001,


The McGraw-Hill Company, Inc.)
Teori Gaya Keperilakuan
(Sumber: Diadaptasi dari Chapter Seventeen, Leadership, 2001,
The McGraw-Hill Company, Inc.)

Anda mungkin juga menyukai