Anda di halaman 1dari 22

Tugas kelompok

Dosen pembimbing: A. Adriana Amal, S.Kep., Ns.

MANAJEMEN KEPERAWATAN
Konsep Dasar Manajemen dalam Paradigma Keperawatan

Oleh:
KELOMPOK VI
Fitriani 023
Aulya Kartini Dg. Karra
Akmalia Muntasir
Megawati
Enita

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan
kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan,
kekuatan, serta kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya.
Tidak lupa penulis kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima
kasih yang tiada terhingga kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala
pengorbanan yang telah dilakukannya beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu
mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam,
serta lebih jauh dari batas pandangan mata.
Adapun tulisan ilmiah ini berisikan materi tentang Konsep Dasar
Manajemen dalam Paradigma Keperawatan yang bertujuan sebagai bahan
bacaan, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Dalam

makalah ini,

penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu,
mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembimbing dan
pembaca guna untuk kesempurnaan pada pembuatan makalah penulis selanjutnya.

Makassar,

Oktober 2014

Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Keperawatan
B. Prinsip Umum Manajemen Keperawatan
C. Lingkup Manajemen Keperawatan
D. Proses Manajemen Keperawatan
E. Peran Manajemen Keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan
rumah sakit. Hal initerjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24
jam kepada pasien yang membutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis
dan pelayanan kesehatan lainnyayang hanya membutuhkanwaktu yang relatif
singkat dalam memberikan pelayanankesehatan kepada kliennya. Dengan
demikian pelayanan keperawatan perlu ditingkatkan kualitasnya secara terusmenerus dan berkesinambungan sehingga pelayanan rumahsakit akan
meningkat

juga

seiring

dengan

peningkatan

kualitas

pelayanan

keperawatan.Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses,


peran dan fungsi darimanajemen pelayanan keperawatan, karena manajemen
keperawatan adalah suatu tugaskhusus yang harus dilaksanakan oleh manajer/
pengelola

keperawatan

yang

meliputiperencanaan,

pengorganisasian,

pengarahan serta mengawasi sumber-sumber yang ada,baik sumber daya


maupun sumber dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif dan efisien baik kepada klien, keluarga dan masyarakat.
Mengingat pentingnya peranan manajemen pelayanan keperawatan,
maka dalam makalah ini penulis akan menguraikan tentang pengertian,
prinsip-prinsip yang mendasari, proses, peran dan fungsi manajemen
pelayanan

keperawatan,

sehingga

dapat

menggambarkan

manajemen keperawatan seharusnya dilaksanakan.

bagaimana

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
F. Apa pengertian manajemen keperawatan ?
G. Apa saja prinsip umum manajemen keperawatan ?
H. Apa saja lingkup manajemen keperawatan ?
I. Bagaimana proses manajemen keperawatan ?
J. Apa peran manajemen keperawatan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui defenisi manajemen keperawatan
2. Untuk mengetahui prinsip umum manajemen keperawatan
3. Untuk mengetahui lingkup manajemen keperawatan
4. Untuk mengetahui proses manajemen keperawatan
5. Untuk mengetahui peran manajemen keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.
Kelly dan Heidental (2004) dalam Marquis dan Huston (2000),
menyatakan bahwa anajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu
proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian
Swanburg (2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah
kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan
yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat
manajer menjalankan profesi mereka. Manajemen keperawatan memahami dan
memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan.
Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit
yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu
manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala
unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang perawatan).
Keberhasilan

pelayanan

keperawatan

sangat

dipengaruhi

oleh

manajer

keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen keperawatan adalah

proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan


terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur,
mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya
manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien
(Gillies, 1994).
B. Prinsip Umum Manajemen Keperawatan
Prinsip-prinsip manajemen secara umum menurut Fayol terdiri dari:
1. Division of working (pembagian pekerjaan)
2. Authority and responsibility (kewenangan dan tanggungjawab)
3. Dicipline (disiplin)
4. Unity of command (kesaatuan komando)
5. Unity of direction (Kesatuan arah)
6. Subordination of individual to generate interent (kepentingan individu tunduk
padakepentingan umum)
7. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
8. Decentralization (desentralisasi)
9. Scala of hierarchy (jenjang hirarki)
10. Order (keterlibatan)
11. Stability of tunnure personal (stabilitas jabatan pegawai)
12. Equity (keadilan)
13. Inisiative (inisiatif)
14. Esprit de corps (Kesetiawakawanan korps).
Seperti juga prinsip-prinsip manajemen secara umum, prinsip-prinsip
yang mendasari manajemen keperawatan adalah:

1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan, karena melalui


fungsi perencanaan pimpinan/ pengelola keperawatan dapat menurunkan
risikoterhadap pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang tidak
efektif dantidak efisien
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer/ pengelola keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuaidengan waktu dan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai
situasi

maupun

permasalahan

kegiatankeperawatan

memerlukan

yang

terjadi

pengambilan

dalam
keputusan

pengelolaan
yang

tepat

merupakan

fokus

diberbagai tingkatmanajerial.
4. Memenuhi

kebutuhan

asuhan

keperawatan

pasien

perhatianmanajer/ pengelola keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang


pasien lihat, pikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point utama
dari tujuankeperawatan
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuaidengan kebutuhan organisasi pelayanan untuk mencapai tujuan
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputiproses

pendelegasian,

supervisi,

koordinasi

dan

pengendalian

pelaksanaan rencana
7. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan
penampilan kinerja yang baik

8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi


yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan
pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan
perawat-perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi ataupun upaya
manajer keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi
dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan
penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan yang ditemukan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para administrator dan manajer
keperawatan

seyogianya

bekerja

bersama-sama

dalam

perencanaan

dan

pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan


yang telah ditetapkansebelumnya.
C. Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang
melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian
menjadi hak yangpaling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan
kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem
yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh
gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat di dalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manejer keperawatan
yang efektif seyogianya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat
pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:

1. Menetapkan penggunaan proses keperawatan


2. Melaksakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
3. Menerima ankotabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksakan oleh perawat
4. Menerima ankotabilitas untuk hasil-hasil keperawatan
5. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa diinisiasi oleh para manajer
keperawatanmelalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan
melibatkan perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan
terdiri dari:
1. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan
yang terdiri dari tiga tingkat manajerial yaitu:
a. Manajemen puncak
b. Manajemen menengah
c. Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil
dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang
tersebut agar pelaksanaannya berhasil, antara lain:
a. Kemampuan menerapkan pengetahuan
b. Ketrampilan kepemimpinan
c. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
d. Kemampuan melaksakan fungsi manajemen
2. Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan


yangmenggunakan

konsep-konsep

manajemen

didalamnya

seperti

perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.


Proses keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang menekankan
pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat yang dibutuhkan
pasien.
Menurut S. Suarli dan Yanyan Bahtiar (2002), manajemen pada proses
keperawatan mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam keperawatan,
yaitu :
a. Pengkajian
Pengkajian

yaitu

langkah

awal

dalam

proses

keperawatan

yang

mengharuskan perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu


pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan dimasa
datang.
b. Diagnosis
Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan professional dengan
menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat
berupa rumusan diagnosis keperawatan, yaitu respon biopsikososio spiritual
terhadap masalah kesehatan actual maupun potensial.
c. Perencanaan
Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat mampu memformulasikan
diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan memilih
sekumpulan tindakan alternative untuk menolong pasien mempertahankan
kesejahteraan yang optimal.

d. Implementasi
Implementasi merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan
semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien harus direncanakan untuk menunjang Tujuan pengobatan
medis, dan memenuhi Tujuan rencana keperawatan. Implementasi rencana
asuhan

keperawatan

berarti

perawat

mengarahkan,

menolong,

mengobservasi, dan mendidik semua personil keperawatan yang terlibat


dalam asuhan pasien tersebut.
e. Evaluasi
Evaluasi adalah pertimbangan sistematis dan standar dari Tujuan yang
dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang actual dan
tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan
hanya dapat dibuat jika Tujuan diidentifikasikan sebelumnya cukup realistis,
dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan keluarga.
Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus
menerus oleh perawat, melalui metode penugasan yang ditetapkan oleh para
menejer keperawatan sebelumnya. Para menejer keperawatan (terutama
menejer tingkat bawah) terlibat dalam proses menejerial yang melibatkan
berbagai fungsi manajemen, dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan. Hal ini dilakukan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang
memadai, dengan kode etik dan standar praktik keperawatan.
D. Proses Manajemen Keperawatan
Henry Fayol mengungkapkan ada lima fungsi manajemen yang
meliputi Planning,Organization, Command, Coordination, dan Control. Konsep

Fayol tersebut dimodifikasi oleh Luther Gullick (Marquis & Huston, 2000) dalam
bentuk tujuh aktivitas manajemenyang meliputi Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Coordinating, Reporting,dan Budgeting.
Marquis dan Huston merangkum konsep yang dikemukakan oleh
Fayol dan Gullick dengan mengungkapkan bahwa proses manajemen keperawatan
terdiri dari planning, organizing, staffing, directing, dan controlling yang
membentuk suatu siklus proses manajemen seperti yang tersaji dalam skema
dibawah ini:
Proses Manajemen Keperawatan

Planning

Planning

Proses

Organizing
ng

manajemen

Staffing

keperawatan

dap at

Directing

juga

dilihat

Controlling

dari

pendekatan sistem, yaitu sebagai sistem terbuka dimana masing-masing


komponen saling berhubungan danberinteraksi serta dipengaruhi oleh
lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima
elemen utama yaitu input, process, output,control dan mekanisme
umpan balik (feed back).
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi,
personil, peralatandan fasilitas.

Process

dalam

manajemen

keperawatan

adalah

kelompok

manajer daritingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawat


pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Output adalah

kualitasdari

asuhan

pelayanan

keperawatan,

pengembangan staf dan riset.


Control yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan
termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja
perawat, prosedur standar danakreditasi. Mekanisme umpan balik ( feed
back ) berupa laporan finansial, auditkeperawatan, survey kendali mu tu
dan penampilan kerja perawat.

1. Planning
Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur,
dan peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat
perkiraan proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta menentukan
jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan berencana.
2. Organizing
Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur organisasi,
menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan klien
danketenagaan, mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan
dari unit,bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan dan
memahami sertamenggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
3. Staffing
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah
rekruitmen,

wawancara,

mengorientasikan

staf,

menjadwalkan

dan

mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.


4. Directing
Meliputi

pemberian

motivasi,

supervisi,

mengatasi

adanya

konflik,

pendelegasian,cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi..


5. Controlling
Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan,
pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian
profesionalisme asuhan keperawatan.
E. Peran Manajemen Keperawatan
Peran dan fungsi manajemen keperawatan terdiri dari:

1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)


Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul
secara langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup
hubungan interpersonal dasar, yaitu:
a. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role)
Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin
harus melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu penting,
menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan siang pelanggan
atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal sering bersifat
rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan penting. Meskipun
demikian, kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi organisasi dan
tidak dapat diabaikan oleh seorang pemimpin.
b. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)
Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang
dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu
berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung.
Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara lain
menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya. Sedang yang berkaitan
secara tidak langsung antara lain seorang pemimpin harus memberi motivasi
dan mendorong anak buahnya. Pengaruh seorang pemimpin jelas terlihat
pada perannya dalam memimpin. Otoritas formal memberi seorang
pemimpin kekuasaan potensial yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang
menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa direalisasikan.

c. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)


Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin,
terutama aspek yang berkaitan dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja
pengakuan mengenai peran sebagi penghubung, di mana pemimpin menjalin
kontak di luar rantai komando vertikal, mulai muncul. Hal itu mengherankan,
mengingat

banyaktemuan

studi

mengenai

pekerjaan

manajerial

menunjukkan bahwa pemimpin menghabiskan waktunya bersama teman


sejawat dan orang lain dari luar unitnya sama banyak dengan waktu yang
dihabiskan dengan anak buahnya; sementara dengan atasannya justru kecil.
Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak tersebut biasanya dalam
rangka mencari informasi. Akibatnya, peran sebagai penghubung sering
secara

khusus

diperuntukkan

bagi

pengembangan

sitem

informasi

eksternalnya sendiri yang bersifat informal, privat, verbal, tetapi efektif.


2. Peran Informasional (Informational Role)
Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun
dengan jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat
syaraf bagi unit organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi
setidaknya tahu lebih banyak dari pada stafnya. Pemrosesan informasi
merupakan bagian utama (key part) dari tugas seorang pemimpin.
Tiga peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek informasional
tersebut:
a. Peran sebagai monitor (Monitor Role)
Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus
memonitor lingkungannya untuk memperoleh informasi, dia juga seringkali

harus menginterogasi kontak serta anak buahnya, dan kadangkala


menerima informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil jaringan kontak
personal yang sudah dikembangkannya. Perlu diingat, bahwa sebagian besar
informasi yang diperoleh pemimpin dalam perannya sebagai monitor datang
dalam bentuk verbal, kadang berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang masih
membutuhkan konfirmasi dan verifikasi lebih lanjut.
b. Peran sebagai disseminator (Disseminator role)
Sebagian

besar

informasi

yang

diperoleh

pemimpin

harus

dimanfaatkan bersama (sharing) dan didistribusikan kepada anak buah yang


membutuhkan. Di samping itu ketika anak buahnya tidak bisa saling kontak
dengan mudah, pemimpinlah yang kadang-kadang harus meneruskan
informasi dari anak buah yang satu kepada yang lainnya.
c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)
Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk
menyampaikan informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit
organisasinya.
3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role)
Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi
merupakan masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Sesuai otoritas
formalnya,

hanya

pemimpinlah

yang

dapat

menetapkan

komitmen

organisasinya ke arah yang baru; dan sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dia
yang memiliki informasi yang benar dan menyeluruh yang bisa dipakai untuk
memutuskan strategi organisasinya. Berkaitan dengan peran pemimpin sebagai
pengambil keputusan terdapat empat peran pemimpin, yaitu:

a. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)


Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu
memperbaiki kinerja unitnya dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
di mana organisasi tersebut eksis. Dalam perannya sebagai wirausaha,
seorang pemimpin harus selalu mencari ide-ide baru dan berupaya
menerapkan ide tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan organisasi
yang dipimpinnya.
b. Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler Role)
Peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin
untuk merespon tekanan-tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini
perubahan merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus bertindak
karena adanya tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa diabaikan.
Pemimpin seringkali harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
merespon gangguan yang menekan tersebut. Tidak ada organisasi yang
berfungsi begitu mulus, begitu terstandardisasi, yaitu telah memperhitungkan
sejak awal semua situasi lingkungan yang penuh ketidakpastian. Gangguan
timbul bukan saja karena pemimpin bodoh mengabaikan situasi hingga
situasi tersebut mencapai posisi kritis, tetapi juga karena pemimpin yang
baik tidak mungkin mengantisipasi semua konsekuensi dari setiap
tindakannya.
c.

Peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator Role)


Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab memutuskan siapa
akan menerima apa dalam unit organisasinya. Mungkin, sumberdaya
terpenting yang dialokasikan seorang pemimpin adalah waktunya. Perlu

diingat bahwa bagi seseorang yang memiliki akses ke pemimpin berarti dia
bersinggungan dengan pusat syaraf unit organisasi dan pengambil keputusan.
Pemimpin juga bertugas untuk mendesain struktur organisasi, pola hubungan
formal, pembagian kerja dan koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.
d. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)
Banyak studi mengenai kerja manajerial mengindikasikan bahwa
pemimpin menghabiskan cukup banyak waktunya dalam negosiasi.
Sebagaimana dikemukakan Leonard Sayles, negosiasi merupakan way of life
dari seorang pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan kewajiban
seorang pemimpin, mungkin rutin, tetapi tidak boleh dihindari. Negosiasi
merupakan bagian integral dari tugas pemimpin, karena hanya dia yang
memiliki otoritas untuk bisa memberikan komitmen sumberdaya organisasi,
dan hanya dia yang memiliki pusat syaraf informasi yang dibutuhkan dalam
melakukan negosiasi penting.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melaluiupaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan bantuanterhadap para pasien, dan tugas manajer
keperawatan

adalah

merencanakan,mengorganisir,

memimpin

serta

mengontrol keuangan, material, dan sumber daya manusiayang ada untuk


memberikan pelayanan keperawatan seefektif mungkin bagi setiapkelompok
pasien

dan

keluarga

mereka.

Dengan

mengetahui

proses,

peran,

fungsimanajemen pelayanan keperawatan dan prinsip-prinsip yang mendasari,


penerapanmanajemen

keperawatan

oleh

para

pengelola

pelayanan

keperawatan yang sesuai denganyang diharapkan akan dapat mengoptimalkan


mutu pelayanan keperawatan yang diterimaoleh masyarakat sebagai
komsumen.
B. Saran
Sebagai calon perawat hendaklah menerapkan atau mengaplikasikan
manajemen keperawatan dengan efektif dalam setiap melakukan proses
keperawatan, sehingga dalam memberikan pelayanan bisa dilakukan secara
optimal. Manajemen keperawatan dikatakan baik apabila dalam satu tim bisa
berpatisipasi secara aktif.

DAFTAR PUSTAKA
Kontoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.Yogyakarta: Nuha
Medika.
Gillies, D. A. 1994. Nursing management : A system approach
,Third edition.Philadelphia: WB. Saunders Company.
Marguis & Huston. 2000. Leadership role and management in nursing: theory
andapplication. Philadelphia: Lippincott.
S. Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan
Praktis. Jakarta: Erlangga Medical Series.
Swamburg. 2000. Management and leadership for nurse manager. Boston: Jones
andBarlett Publishers

Anda mungkin juga menyukai